Вы находитесь на странице: 1из 12

Hukum Lingkungan

Aria Herjon
Fakultas Hukum UMSB
• Hukum Lingkungan Internasional terdiri hukum Kebiasaan
Internasional dan hukum Konvensi Internasional.
• Hukum kebiasan Internasional.
– Sudah ada sebelum adanya deklrasi stockholm 1972.
– Dikenal adanya prinsip good neighborliness, yaitu melarang
penggunaan terotorial suatu negara bila menimbulkan gangguan
atau kerugian pada teritorial negara lain.
– Salah satu putusan arbitrase : bahwa negara setiiap saat memikul
suatu kewajiban untuk melindungi negara-negara lain dari
perbuatan-perbuatan yang merusak dari orang-orang yang berada
dalam terotorialnya.
– Negara tidak boleh mengizinkan pemakaian teritorialnya yang
menjurus pada timbulnya kerusakan pada negara lain dan
penduduk yang ada didalamnya..
• Hukum Konvensi Internasional,
• Perlindungan hukum lingkungan internasional dimulai dari hukum
lunak (deklarasi dan resolusi) baru diikuti dengan hukum keras
seperti konvensi dan protokol.
• HL Internasional terdiri hukum lunak dan hukum keras.
• Hukum lunak merupakan suatu bentuk hukum internasional yang
tidak secara langsung mengingkat negara, tetapi harus dipedomani
untuk membentuk hukum dimasa datang
• Sampai saai ini ada 4 (empat) delakrasi utama yang merupakan
hukum lunak (soft law) yaitu:
– Deklrasi Stockholm 1972
– Deklarsi Nairobi 1982
– Deklrasi rio 1992
– Word Summit on Sustainable Depelopment (WSSD) 2002
• Deklrasi Stockholm 1972
– Menghasil 26 prinsip
– 109 rekomendasi untuk rencana aksi
lingkungan yang teridri 3 bagian utama
• Penilaian masalah lingkungan
• Pengelolaan lingkungan
• Perangkat pendukung (Hukum, pendidikan,
informasi kelembagan, dan kelembagaan.
• Deklrasi Nairobi 1982
– Dibuat sebagai himbauan kepada masyarakat internasional untuk
secara konsekwen dan serius menerapkan prinsip stockhom
• Deklrasi Rio 1992.
– Lahir sebagai penegndali pertikaian antara negara maju dan negara
berkembang
• Word Summit on Sustainable Depelopment (WSSD) 2002
– GOOD Sustainable development
– Dengan sustainable hanya bisa dilakukan apabila pemerinathan
yang baik dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan
• Hukum Keras (hard law).
• Adalah satu bentuk hukum internasional
yang mempunyai kekuatan mengikat
terhadap negara peserta secara langsung
sesuai dengan asas pacta sunt survanda.
• Dapat berupa : Treaty, convention,
agreement, dll.
• Konvensi terkait dengan perlindungan laut:
– Konvensi Paris 1974 : mewajibkan negara-negara
peserta untuk secara individu atau bersama-sama
mencegah terjadinya pencemaran laut dari bahan-
baha pencemar yang bersumber dari darat.
– Konvensi London 1976: mewajibkan setiap
perusahaan yang melakukan pencemaran di lepas
pantai yang bersumber dari dari instansi maupun dari
kapal memikul tj finansial atau kerugian yang diderita
oleh korban atau negara korban.
• Konvensi Hukum laut 1982
– Setiap negara mempunyai hak kedaulatan untuk
mengambil sumber daya alam di dalam laut atau
didasar laut.
– Mewajibkan negara2 peserta untuk menggunakan
teknologi sadar lingkungan agar didalam melakukan
penggalian sda tersebut tidak terjadi kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
– Negara2 diwajibkan untuk bekerja sama dalam
membuat teknologi dan peraturan perlindungan laut.
• Konvensi Perlindungan Atmosfir.
– Konvensi Wina 1985.
– Preambul dari konvensi ini menunjukkan kesadaran
masyarakat Internasional atas ancaman yang sedang
timbul terhadap atmosfir
– Konvensi ini mertupkan hard law, ttpi memuat soft
regulation : artinya konvensi ini tidak memuat standar
yang harus dipenuhi dalam rangka mebatasi zat
perusak ozon. Dapat dijadikan fondasi untuk
melakukan kerjasama dalam melindungi lapisan ozon
yang terbukti telah menipis.
– Konvensi ttg perubahan iklim 1992
• Konvensi mengatur ttg pemakain gas rumah kaca (CO2, CH4,
HFCs, PFCs dab SF) yg merupakan penyebab terjadi globar
warning.
• Tujuannnya akhir konvensi ini adalah untuk menstabilkan
konsentrasi gas rumah kaca pada suatu level, yang mencegah
akibat rusak dari gas rumah kaca pada sistem iklim.
• Konvensi tentang Konservasi alam
– Cites 1973.
– Konvensi ini untuk melindungi keanekaragaman hayati
melalui pelarangan perdagangan spesies tertentu
tertentu secara internasional.
– Konvensi Kanekargaman hayati.
– Konvensi ini membuat beberapa kewajiban yang bersifat
umum. Artcle 5 : mewajibkan negara anggota untuk bekerja
sama dalam melakukan konservasi dan pemakaian yang
berkelanjjutan dari fauna dan flora, sehubungan dengan
kawasan yang berada di luar yurisdiksi nasional dan
masalah lain yang merupakan kepentingan bersama.
– Untuk itu negara-negara anggota harus mengembangkan
strategi, rencana dan program nasional untuk
melaksanakan konservasi dan pemakaian yang
berkelanjutan dari keanekaragaman hayati.
• Bahan beracun Berbahaya.
• Konvensi ini dibuat untuk mengatur
perdagangan dan perpindahan limbah B3
dari suatu negara anggota lainnya.
• Konversi ini memperbolehkan
perdagangan dan perpindahan

Вам также может понравиться