Вы находитесь на странице: 1из 42

TEKTONIK NUSA TENGGARA DAN BALI

JOHANES GEDO SEA


FITRIANI
JABAL ALTARIKH
MUH. IQBAL MAULANA
PROSES PEMBENTUKKAN TEKTONIK DI
INDONESIA
SETTING TEKTONIK BALI DAN NUSA
TENGGARA
SETTING TEKTONIK PULAU BALI
Pulau Bali merupakan bagian dari busur
kepulauan Sunda Kecil yang terbentuk
sebagai akibat proses subduksi lempeng
Indo-Australia kebawah lempeng Eurasia.
Proses subduksi ini tidak hanya menimbulkan
aktivitas tektonik tetapi juga aktivitas vulkanik
Gunung Agung yang pernah meletus tahun
1821, 1843 dan 1963.
Serupa dengan busur kepulauan lainnya,
busur Sunda Kecil ditandai oleh bidang pusat
gempa yang menukik yang dikenal sebagai
Zona Benioff-Wadati.

Silver et al. (1986) berdasarkan Expedisi
Bahari yang mereka lakukan,
memperkirakan bahwa ujung barat
patahan belakang busur berakhir di
Cekungan Bali.
Tetapi menurut McCaffrey & Nabelek
(1987), ujung barat tersebut berlanjut dan
menyatu dengan patahan yang terdapat di
Laut Jawa
Pengaruh tektonik utama untuk Pulau Bali
didominasi oleh adanya tumbukan antara
lempeng Indo-Australia dan Busur Sunda yang
membentang dari Selat Sunda di barat sampai
Pulau Romang di timur.
Tumbukan ini menyebabkan timbulnya pusat-
pusat gempabumi di zona subduksi Jawa yang
dimulai dari Selat Sunda di bagian barat dan
berakhir di Pulau Banda di bagian timur dan
pusat-pusat gempabumi pada patahan naik
belakang busur Flores
Patahan belakang busur Wetar dan Flores
pertama kali dilaporkan oleh Hamilton
(1979) berdasarkan beberapa profil
refleksi dari Lamont-Doherty.
Hamilton (1979) menemukan adanya
patahan di utara pulau Alor dan Pantar
disisi timur busur belakang zona subduksi
Jawa yang biasa dikenal sebagai sesar
naik belakang busur Wetar, Flores sampai
Sumbawa.
Sedangkan Silver et al. (1986) memperkirakan
bahwa patahan tersebut disisi barat berlanjut
sampai ke Cekungan Bali yang terletak di Utara
Pulau Bali. Patahan ini biasa dikenal sebagai
sesar sungkup belakang busur Flores (Flores
back arc thrust).
Sesar sungkup belakang busur Wetar dan
Flores terjadi sebagai reaksi terhadap tekanan
yang timbul pada busur kepulauan Nusa
Tenggara karena adanya tumbukan antara
busur tersebut dengan dorongan Lempeng Indo-
Australia
(Daryono, 2011)
Sketsa sesar naik belakang bususr daerah Bali (Bali back arc
thrust) (Daryono, 2011)
SETTING TEKTONIK NUSA TENGGARA
Sesuai dengan teori tektonik lempeng, Nusa
Tenggara dapat dibagi menjadi menjadi 4 struktur
tektonik :

Belakang Busur : Laut Flores.
Busur Dalam : Lombok, Rinca, Flores, Adonora,
Solor, Lomblen, Pantar, Alor, dan Wetar.
Busur Luar : Dana, Paijua, Sawu, Roti, Semau dan
Roti.
Depan Busur : Cekungan Lombok dan Cekungan
Sawu

Gambaran tektonik saat ini menunjukkan kerangka mega tektonik.
(Hamilton,1979; Parkinson,1991; dan Mathews,1992)
Secara geologi nusa tenggara berada pada
busur Sunda-Banda. Rangkaian pulau ini
dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda.
Pada teori lempeng tektonik, deretan
pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat
di zona subduksi indo-australia pada kerak
samudra.
Mempelajari pulau2 di Nusa Tenggara harus
dibedakan antara pulau2 oseanik dan pulau2
kontinental.
Pulau-pulau oseanik ini di Nusa Tenggara
membentuk baik busur dalam yang volkanik
maupun busur luar yang non-volkanik.

TEKTONIK NUSA TENGGARA BARAT
Berdasarkan tatanan geologi Indonesia,
Wilayah Nusa Tenggara Barat terletak
pada pertemuan dua lempeng besar
(Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng
Eurasia) yang berinteraksi dan saling
berbenturan satu dengan yang lain.
Batas kedua lempeng ini merupakan
daerah yang sangat labil ditandai dengan
munculnya tiga gunungapi aktif tipe A
(Rinjani, Tambora dan Sangeangapi).

Batuan tertua di NTB berumur Tersier dan
yang termuda berumur Kuarter.
Didominasi oleh Batuan Gunungapi serta
Aluvium.
Berdasarkan pembagian lokasi orogenesa di
Indonesia, NTB termasuk dalam lokasi
orogenesa Sunda
Orogenesa ini membentuk rangkaian
pegunungan lipatan dan sesar di Jawa dan
Nusa Tenggara dengan puncak-puncak
dengan ketinggian lebih dari 3000 m diatas
permukaan laut.

Orogenesa Sunda di Jawa dan
Nusatenggara sebagai akibat lanjut dari
normal subduction lempeng Samudera
Hindia dengan Daratan Sunda.
Terjadi pada kala Neogen dan
menghasilkan pensesaran belakang busur

Lombok dan Sumbawa merupakan bagian
paling timur Busur Sunda. Setelah Sumbawa,
pulau2 volkanik ke sebelah timurnya kita
sebut Busur Banda.
Lombok dan Sumbawa adalah busur
kepulauan sebelah dalam yang bersifat
volkanik (inner volcanic island arc).
Lombok dan Sumbawa pun karena posisinya
paling barat sebagai pulau2 volkanik di Nusa
Tenggara mereka paling tua umurnya sebab
dari Busur Sunda ke Busur Banda cenderung
material penyusunnya semakin muda
bergerak ke timur.

Di Lombok dan Sumbawa terdapat dua
massif volkanik, di sebelah selatan
berumur lebih tua (Miosen-Pliosen) yg
saat ini sudah tererosi menjadi pematang-
pematang sempit, dan di sebelah utara
yang lebih muda (Pleistosen-Holosen)
berupa gunung2 api aktif.
Ini mencerminkan perkembangan busur
volkanik bagian dalam seiring dengan
bergeraknya zone subduksi ke utara.

Maka, bisa disimpulkan bahwa Lombok
dan Sumbawa merupakan dua pulau
oseanik penyusun busur volkanik dalam di
sistem Busur Sunda paling timur yang
berasal dari subduksi antara kerak
oseanik Hindia dengan kerak oseanik
yang membatasi Sundaland di sebelah
tenggara

TEKTONIK NUSA TENGGARA TIMUR
Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari
Alor-Kambing-Wetar-Romang, termasuk
dalam orogenesa banda.
Orogenesa Banda yang terjadi di kawasan
laut Banda dipicu oleh tumbukan antara
busur kepulauan.
Tepatnya segmen selatan Busur Banda
Luar (Outer Banda Arc) dengan pinggiran
utara Benua Australia yang diikuti kegiatan
intrusi plutonik pada kala Neogen.

Orogenesa Banda mengakibatkan
terbentuknya rangkaian pegunungan
rendah atau pebukitan tidak bergunung
api.
Pasca orogenesa, berbagai tempat di
kawasan Banda terpotong oleh sesar
mendatar dengan arah timur laut-barat
daya.

Nusa Tenggara Timur berada pada zona
pertemuan lempeng yang proses
terjadinya bersifat konvergen.
Penyusupan lempeng ini menyebabkan
terbentuknya palung yang berada di
bagian selatan Kepulauan Nusa Tenggara.
Pergerakan kedua lempeng ini
menimbulkan terbentuknya sesar naik
belakang busur (back arc thrust) di bagian
utara NTT.
Back arc thrust membujur di Laut Flores
sejajar dengan busur Kepulauan Bali dan
Nusa Tenggara dalam bentuk segmen-
segmen.
Sesar segmen barat dikenal sebagai
Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang
membujur dari timur laut Bali sampai
dengan utara Flores.
Sesar segmentasi timur dikenal sebagai
Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yang
membujur dari utara Pulau Alor hingga
Pulau Romang.

Keberadaan Back Arc Thrust di Bagian Utara NTT
Sumba, pulau di sebelah selatan Flores, atau
termasuk pulau paling selatan di wilayah
Indonesia. Menurut Hamilton (1979), pulau ini
adalah sebuah mikrokontinen.
Sumba memisahkan dua cekungan
mukabusur/ forearc basin, yaitu Cekungan
Lombok sedalam 4000 meter dan Cekungan
Sawu sedalam 3000 meter.
Diperkirakan berasal dari Sulawesi Selatan,
dimana mekanisme reposisinya adalah
melalui escape tectonism yang terjadi di
beberapa tempat di tepi timur Sundaland
pada Paleogen.


Berdasarkan
suksesi stratigrafi,
jelas bahwa Sumba
mirip dengan
Sulawesi., diduga
bahwa Pulau
Sumba berada pada
tempat yang sama
dengan Sulawesi
Selatan sebelum
menyebar
(Simandjuntak,
1993)
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться