Вы находитесь на странице: 1из 49

Pemeriksaan Motorik,

Sensorik, Vegetatif, Fungsi


Luhur Dan Refleks
Dokter Pembimbing :
dr. Susanto Sp. S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Universitas Muhammadiyah Jakarta
RSUD Kabupaten Cianjur
Karina Sandra Amilia
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Gaya berjalan dan
tingkah laku
Simetri tubuh dan
ektremitas
Kelumpuhan badan
dan anggota gerak,
Inspeksi
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Hemiplegik
Spastik/
Scissors gait
Steppage
Waddling
gait
Parkinsonian
gait
Tabetic gait
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Gerakan Volunter
Ekstremitas Atas
Abduksi bahu (m. deltoideus)
Fleksi siku (m. biseps)
Ekstensi siku (m. triseps)
Ekstensi-fleksi pergelangan
tangan
Kekuatan intrinsik otot-otot
tangan
Ekstremitas Bawah
Fleksi paha (iliopsoas)
Ekstensi lutut (kuadriseps)
Fleksi lutut (hamstring)
Dorsofleksi pergelangan kaki (m.
tibilais anterior)
Fleksi pergelangan kaki/ plantar
(m. gastrocnemius, soleus)
Eversi kaki (m. peroneus)
Inversi kaki (m. tibialis
posterior)
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Ekstremitas Atas
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Ekstremitas Bawah
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Ekstremitas Bawah
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Konsistensi otot yang
meningkat terdapat pada :
Spasme otot akibat iritasi radiks saraf
spinalis, misal : meningitis, HNP.
Kelumpuhan jenis UMN (spastisitas).
Gangguan UMN ekstrapiramidal
(rigiditas).
Kontraktur otot.
Konsistensi otot yang
menurun terdapat pada :
Kelumpuhan jenis LMN akibat
denervasi otot.
Kelumpuhan jenis LMN akibat lesi di
motor end plate.
Palpasi Otot
Pengukuran
besar otot.
Nyeri tekan. Kontraktur.
Konsistensi
(kekenyalan)
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Perkusi otot
Miotonik
Tempat yang diperkusi menjadi cekung untuk beberapa detik oleh karena kontraksi otot yang bersangkutan lebih
lama dari pada biasa.
Mioedema
Penimbunan sejenak tempat yang telah diperkusi (biasanya terdapat pada pasien mixksdema, pasien dengan gizi
buruk)
Normal
Otot yang diperkusi akan berkontraksi yang bersifat setempat dan berlangsung hanya 1 atau 2 detik saja.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Tonus otot
Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian ekstremitas tersebut kita gerak-
gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut . Pada orang normal terdapat tahanan yang wajar.
Flaksid :
tidak ada tahanan sama sekali (dijumpai pada kelumpuhan LMN).
Hipotoni :
tahanan berkurang.
Spastik :
tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan, ini dijumpai pada kelumpuhan UMN.
Rigid :
tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada Parkinson.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Kekuatan otot
Untuk memeriksa kekuatan otot ada dua cara:
Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas
atau badannya dan pemeriksa menahan gerakan ini.
Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau
badan pasien dan ia disuruh menahan.
0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh totaL
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan
pada persendiaan yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan
gaya berat (gravitasi)
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.
4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi
sedikit tahanan yang diberikan.
5 : Tidak ada kelumpuhan (normal)
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Kekuatan otot
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Gerakan involunter
Gerakan involunter ditimbulkan oleh gejala pelepasan (release phenomenon) yang
bersifat positif, yaitu dikeluarkan aktivitas oleh suatu nukleus tertentu dalam
susunan ekstrapiramidalis yang kehilangan kontrol akibat lesi pada nukleus
pengontrolnya.
Tremor saat
istirahat
disebut juga tremol striatal, disebabkan lesi pada corpus striatum (nukleus kaudatus, putamen,
globus pallidus dan lintasan lintasan penghubungnya) misalnya kerusakan substansia nigra pada
sindroma Parkinson.
Tremor saat
bergerak
(intensional)
disebut juga tremor serebelar, disebabkan gangguan mekanisme umpan balik oleh serebelum
terhadap aktivitas kortes piramidalis dan ekstrapiramidal hingga timbul kekacauan gerakan
volunter.
Korea
gerakan involunter pada ekstremitas, biasanya lengan atau tangan, eksplosif, cepat berganti
sifat dan arah gerakan secara tidak teratur, yang hanya terhenti pada waktu tidur. Korea
disebabkan oleh lesi di korpus striatum, substansia nigra, dan nukleus subtalamus.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Atetosis
gerakan involenter pada ektremitas, terutama lengan atau tangan yang agak lambat dan sering
seperti gerakan melilit, torsi ekstensi atau torsi fleksi pada sendi bahu, siku dan pergelangan tangan.
Gerakan ini dianggap sebagai manifestasi lesi di nukleus kaudatus.
Balismus
gerakan involunter otot proksimal ekstremitas dan paravertebra, hingga menyerupai gerakan
seorang yang melemparkan cakram.
Fasikulasi
kontrasi abnormal yang halus dan spontan pada sisa serabut otot yang masih sehat pada otot yang
mengalami kerusakan motor neuron. Kontraksi nampak sebagai kedutan-kedutan di bawah kulit.
Miokimia
fasikulasi benigna. Frekuensi kedutan tidak secepat fasikulasi dan berlangsung lebih lama dari
fasikulasi.
Mioklonu
s
gerakan involunter yang timbul tiba-tiba, cepat, berlangsung sejenak, aritmik, dan dapat timbul
sekali saja atau berkali-kali di tiap bagian otot skelet. Mioklonus dapat timbul setiap waktu, waktu
bergerak maupun waktu istirahat.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Prinsip umum :
Mencari defisit sensibilitas (daerah-daerah dengan sensibilitas yang
abnormal)
Mencari gejala-gejala lain di tempat gangguan sensibilitas tersebut
Keluhan-keluhan sensorik memiliki kualitas yang sama, baik
mengenai thalamus, spinal, radix spinalis atau saraf perifer. Jadi untuk
membedakannya harus dengan distribusi gejala/keluhan
Lesi saraf perifer sering disertai berkurang atau hilangnya keringat,
kulit kering, perubahan pada kuku dan hilangnya sebagian jaringan di
bawah kulit
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Modalitas:
Raba halus, kasar
Tajam, tumpul
Panas, dingin
Getar
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Sensibilitas diskriminatif
Pemeriksaan kemampuan mengenal
bentuk/ukuran.
Pemeriksaan kemampuan mengenal
berat sesuatu benda dsb.
Sensibilitas proprioseptif
Pemeriksaan sensibilitas posisi. Pemeriksaan sensibilitas getar
Sensibilitas eksteroseptif atau protopatis
Pemeriksaan sensibilitas
nyeri
Pemeriksaan sensibilitas
suhu
Pemeriksaan sensibilitas
raba halus
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Pemeriksaan raba halus
Alat
Kapas.
Cara
Permukaan kulit ditotol dengan ujung kapas pada sesuai dermatom kulit.
Dibandingkan kanan dan kiri.
Bila ada keluhan sensorik tertentu, lakukan pemeriksaan pemeriksaan lebih teliti di
daerah yang mengalami gangguan. Periksa mulai dari daerah yang mengalami gangguan
ke arah luar atau sebaliknya dan tentukan batasnya.
Catatan:
Daerah lateral kurang peka dari medial.
Ada daerah-daerah erotogenik : leher, sekitar payudara, genitalia.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Alat :
Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.
Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.
Cara pemeriksaan :
Botol ditempatkan bergantian di permukaan kulit seperti pada pemeriksaan
raba halus.
Botol botol tersebut harus kering betul.
Bagian tubuh yang tertutup pakaian lebih sensitif dari bagian tubuh yang
terbuka.
Pada orang tua sering dijumpai hipestesia yang fisiologik.
Pemeriksaan nyeri
Pemeriksaan suhu
Alat : jarum pentul steril.
Cara : jarum ditotol seperti pada pemeriksaan raba halus.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Alat : Garpu tala
Cara pemeriksaan : Garpu tala digetarkan dulu/diketuk pada meja atau benda
keras lalu letakkan diatas ujung ibu jari kaki pasien dan mintalah pasien
menjawab untuk merasakan ada getaran atau tidak dari garputala tersebut.
Pemeriksaan rasa gerak/posisi sendi
Pemeriksaan rasa getar
Alat : -
Cara pemeriksaan : Pegang ujung jari jempol kaki pasien dengan jari telunjuk
dan jempol jari tangan pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun
kesamping kanan dan kiri, kemudian pasien diminta untuk menjawab posisi ibu
jari jempol nya berada di atas atau di bawah atau di samping kanan/kiri.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan


Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan


Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan


Rasa eksteroseptif
Hilangnya rasa raba : ANESTESIA
Berkurangnya rasa raba : HIPESTESIA/ HIPOESTESIA
Berlebihnya rasa raba : HIPERTESIA
Hilangnya rasa nyeri : ANALGESIA
Berkurangnya rasa nyeri : HIPALGESIA/ HIPOALGESIA
Berlebihnya rasa nyeri : HIPERALGESIA
Hilangnya rasa suhu : TERMOANESTESIA
Berkurangnya rasa suhu : TERMOHIPESTESIA/ TERMOHIPOESTESIA
Berlebihnya rasa suhu : TERMOHIPERESTESIA
Rasa PROPIOSEPTIF = RASA RABA DALAM
Rasa gerak : KINESTESIA
Rasa sikap : STATESTESIA
Rasa getar : PALESTESIA
Rasa tekan : BARESTESIA
Nomenklatur untuk pemeriksaan sensorik
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Macam-macam kelainan miksi
Inkontinensia urine
Retensio urin
Automatic bladder
Atonic bladder
Yang terpenting adalah pemeriksaan miksi, yaitu
dengan cara: anamnesis dan pemeriksaan.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Fungsi Luhur
Fungsi
bahasa
Fungsi
memori
(ingatan)
Fungsi
orientasi
(pengenalan)
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Bahasa
Apakah ada afasia ?
Afasia motorik
A.m. kortikalis korteks serebri
dominan
A.m. subkorikalis subkorteks
hemisfer dominan
A.m. transkortikalis korteks
Broca dan Wernicke
Afasia sensorik
A.s. kortikalis area korteks
Wernicke
A.s subkortikalis subkorteks
Wernicke
Word Blindness
Gangguan bahasa lainnya
Apraksia
Agrafia
Alexia
Astereognosia
Abarognosia
Agramesthesia
Asomatognosia
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Pemeriksaan fungsi memori
Immediate memory (segera)
Short term memory/recent memory (jangka pendek)
Long term memory/remote memory (jangka panjang)
Dilakukan untuk audio memory (yang didengar) dan visual
memory (yang dilihat)

Secara klinis pemeriksaan orientasi ada 3 yaitu: Personal,
tempat, waktu
Dilakukan jika penderita dalam keadaan sadar penuh dan tidak
mengalami gangguan mental, atau kemampuan intelegen.
Pemeriksaan fungsi orientasi
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)
MMSE merupakan bagian penting dari setiap pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan ini meliputi evaluasi kualitas dan kuantitas kesadaran,
perilaku, emosi, isi pikir, kemampuan intelektual dan sensorik. nilai
maksimum adalah 30. Nilai kurang dari 24 ditafsirkan sebagai
demensia
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Tabel Pemeriksaan MMSE
No T E S
Nilai
Max
Nilai
ORIENTASI
1
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa ?
5
2
Kita berada dimana ? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar)
5
REGISTRASI
3
Sebutkan 3 buah nama benda (Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh
mengulangi ketiga nama benda tadi
3
ATENSI DAN KALKULASI
4
Kurangi 100 dengan 7, dan setiap jawaban yang muncul dikurangi 7 sampai 5 kali
pengurangan. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Atau subyek disuruh mengeja
terbalik kata WAHYU. Total nilai berdasarkan jumlah jawaban benar sebelum salah. 5
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5
Subyek disuruh menyebut kembali 3 nama benda diatas
3
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
No T E S
Nilai
Max
Nilai
BAHASA
6
Subyek disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku)
2
7
Subyek disuruh mengulang kata-kata:namun, tanpa,bila
1
8
Subyek disuruh melakukan perintah : Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah
menjadi dua dan letakkan dilantai.
3
9
Subyek disuruh membaca dan melakukan perintah Pejamkan mata anda
1
10
Subyek disuruh menulis denga spontan
1
11 Subyek disuruh menggambar bentuk dibawah ini 1
TOTAL 30
Skor Nilai 24-30 = normal
Nilai 17-23 = gangguan kognitif probable
Nilai 0-16 = gangguan kognitif definit
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
PEMERIKSAAN REFLEKS
Hasil pemeriksaan refleks merupakan informasi penting yang sangat
menentukan. Penilaian refleks selalu berarti penilaian secara banding
antara sisi kiri dan sisi kanan. Respon terhadap suatu perangsangan tentu
tergantung pada intensitas. Oleh karena itu refleks kedua belah tubuh
yang dapat dibandingkan harus merupakan hasil perangsangan yang
berintensitas sama.

Refleks fisiologis yang dibangkitkan untuk pemeriksaan klinis meliputi
refleks superfisial dan refleks tendon dalam atau periosteum. Pada
penderita penyakit tertentu dapat ditemukan refleks patologis atau juga
refleks primitif. Dari penilaian terhadap refleks fisiologis dan patologis ini
kita dapat memperkirakan letak / jenis lesi.
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks dinding perut :
Stimulus : Goresan cepat di dinding perut
daerah epigastrik,
supraumbilikal, infra umbilikal
dari lateral ke medial.
Respons : kontraksi dinding perut ke arah
goresan.
Aferen :
n. intercostal T5 T7 (epigastrik)
n. intercostal T7T9 (supra umbilikal)
n. intercostal T9 T11 (umbilikal)
n. intercostal T11 L1 (infra-
umbilikal)
n. iliohipogastrikus
n. ilioinguinalis
Eferen: idem










Refleks kremaster :
Stimulus : goresan pada kulit paha
sebelah medial dari atas ke
bawah
Respons : elevasi testis ipsilateral
Aferen : n. ilioinguinal ( L 1-2 )
Eferen : n. genitofemoralis
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Refleks ulnaris :
Stimulus : ketukan pada periosteum prosesus stiloideus ulna, posisi lengan
setengah fleksi dan antara pronasi supinasi.
Respons : pronasi tangan akibat kontraksi m. pronator quadratus
Aferen : n. ulnaris ( C8-T1 )
Eferen : idem
Refleks brakioradialis :
Stimulus : ketukan pada periosteum ujung distal os radii, posisi lengan setengah
fleksi dan sedikit pronasi
Respons : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi m.
Brachioradialis
Aferen : n. radialis (C5-6 )
Eferen : idem
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Refleks triceps :
Stimulus : ketukan pada tendon otot triceps brachii, posisi lengan fleksi pada sendi
siku dan sedikit pronasi
Respons : ekstensi lengan bawah di sendi siku
Aferen : n. radialis ( C6-7-8 )
Eferen : idem
Refleks biseps :
Stimulus: ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps
brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.
Respons: fleksi lengan pada sendi siku
Aferen : n. musculokutaneus ( C5-6 )
Eferen : idem
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks patela (KPR)
Stimulus : ketukan pada tendon patella
Respons : ekstensi tungkai bawah
karena kontraksi m. quadriceps femoris.
Aferen : n. femoralis ( L 2-3-4 )
Eferen : idem
Refleks Achilles (APR)
Stimulus : ketukan pada tendon achilles
Respons : plantar fleksi kaki karena
kontraksi m. Gastrocnemius
Aferen : n. tibialis ( L5,S1-2 )
Eferen : idem

Klonus
Klonus lutut :
Stimulus : pegang dan dorong os
patela ke arah distal
Respons : kontraksi reflektorik m.
quadriceps femoris selama stimulus
berlangsung (klonus >2 kali, 2 =
pseudoklonus)
Klonus kaki :
Stimulus : dorsofleksikan kaki
secara maksimal, posisi tungkai
fleksi di sendi lutut.
Respons : kontraksi reflektorik otot
betis selama stimulus berlangsung.
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS










Klonus
Refleks Superfisial Refleks Tendon Dalam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PATOLOGIS
Refleks Patologis
Tanda Babinsky dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan (fanning) keempat
jari kaki yang lain.
Tanda Babinsky dapat dibangkitkan dengan beberapa cara :

Cara Chaddock
Stimulus : penggoresan
kulit dorsum pedis bagian
lateral, sekitar malleolus
lateralis dari posterior ke
anterior.
Respons : tanda Babinsky.
Cara Babinsky
Stimulus : penggoresan
telapak kaki bagian
lateral dari posterior ke
anterior.
Respons : tanda Babinsky.

Cara Oppenheim
Stimulus : pengurutan
margo anterior tibia dari
proksimal ke distal
Respons : tanda Babinsky.


Cara Gordon
Stimulus : penekanan betis secara keras
Respons : tanda Babinsky.

Cara Schaffer
Stimulus : memencet tendon Achilles secara
keras
Respons : seperti Babinsky
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PATOLOGIS
Refleks Patologis
Tanda Babinsky dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan (fanning) keempat
jari kaki yang lain.
Tanda Babinsky dapat dibangkitkan dengan beberapa cara :

Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PATOLOGIS
Tanda Rossolimo
Tanda Mendel -
Bechterew
Tanda Hoffman
Tanda Tromner
Stimulus : pengetukan pada
telapak kaki
Respons : fleksi jari-jari kaki pada
sendi interfalangealnya
Stimuluas : pengetukan dorsum
pedis pada daerah os kuboideum
Respons : seperti rossolimo
Stimulus : goresan pada kuku jari
tengah pasien
Respons : fleksi ibu jari, telunjuk
dan jari jari lainnya
Stimulus : colekan pada ujung jari
tengah pasien
Respons : seperti Hoffman
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PATOLOGIS
Tanda Hoffman-Tromner
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PRIMITIF
Sucking reflex
Stimulus : sentuhan pada bibir
Respons : gerakan bibir, lidah dan rahang bawah seolah-olah menyusu
Snout reflex
Stimulus : ketukan pada bibir atas
Respons : kontraksi otot-otot disekitar bibir / di bawah hidung (menyusu)
Grasp reflex
Stimulus : penekanan / penempatan jari si pemeriksa pada telapak tangan
pasien.
Respons : tangan pasien mengepal
Palmo mental reflex
Stimulus : goresan ujung pena terhadap kulit telapak tangan bagian tenar.
Respons : kontraksi otot mentalis dan orbicularis oris ipsilateral.

Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan
REFLEKS PRIMITIF
Refleks menghisap
Refleks menggenggam
Motorik Sensorik Vegetatif
Fungsi
Luhur
Refleks
Pemeriksaan

Вам также может понравиться