Вы находитесь на странице: 1из 22

KEMISKINAN;

KONSEP, PENGUKURAN, INDIKATOR, IMPLIKASI PADA KESEHATAN,


KEBIJAKAN-KEBIJAKAN.
5 Group
Kemiskinan adalah
ketidakmampuan individu
dalam memenuhi
kebutuhan dasar minimal
untuk hidup layak.

Menurut BPS dan Depsos
(2002:3),
Menurut BPS dan
Depsos (2002:4)
Kemiskinan merupakan
sebuah kondisi yang berada di
bawah garis nilai standar
kebutuhan minimum, baik untuk
makanan dan non makanan, yang
disebut garis kemiskinan (poverty
line) atau batas kemiskinan
(poverty threshold).


Pengertian Kemiskinan



Menurut SMERU dalam
Suharto dkk (2004),


Kemiskinan pada
umumnya
didefinisikan dari segi
pendapatan dalam bentuk
uang ditambah dengan
keuntungan-keuntunan non-
material yang diterima oleh
seseorang. Secara luas
kemiskinan meliputi
kekurangan atau tidak
memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk,
kekurangan transportasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat

Friedman dalam Suharto,
dkk.,2004:6

Kemiskinan adalah ketidaksamaan
kesempatan untuk mengakumulasikan
basis kekuasaan sosial. Basis
kekuasaan sosial meliputi:
a) modal produktif atau asset (tanah,
perumahan, alat
produksi, kesehatan)
b) sumber keuangan (pekerjaan, kredit),
c) organisasi sosial dan politik yang
dapat digunakan
untuk mencapai kepentingan
bersama (koperasi,
partai politik, organisasi sosial),
d) jaringan sosial untuk memperoleh
pekerjaan, barang, dan jasa,
e) pengetahuan dan keterampilan, dan
f) informasi yang berguna untuk
kemajuan hidup

Menurut John
Friedman

Menurut Wolf Scott

Menurut Bank
Dunia

Kemiskinan adalah
ketidaksamaan
kesempatan untuk
mengakumulasikan
basis kekuasaan sosial,
meliputi modal yang
produktif, sumber
keuangan, organisasi
sosial dan politik
(Kemiskinan tidak hanya
berkaitan dengan aspek
sosial saja, tapi juga
aspek natural material).

Kemiskinan pada
umumnya didefinisikan
dari segi pendapatan
(Dalam jumlah uang)
ditambah dengan
keuntungan non-material
yang diterima seseorang,
cukup tidaknya memiliki
aset seperti tanah, rumah,
uang,emas dan lain-lain
dimana kemiskinan non-
material yang meliputi
kekebebasan hak untuk
memperoleh pekerjaan
yang layak.
Bahwa aspek
kemiskinan yaitu
pendapatan yang
rendah,
kekurangan gizi
atau keadaan
kesehatan yang
buruk serta
pendidikan yang
rendah.


BEBERAPA KONSEP KEMISKINAN

JENIS-JENIS KEMISKINAN

Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke
dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya
berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang,
kesehatan, papan, dan pendidikan.

Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis
kemiskinan tetapi masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya.
Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak
lain yang membantunya.
ARSYAD (1997:219) MEMBEDAKAN KEMISKINAN
MENJADI DUA :
kemiskinan yang timbul
akibat sumber daya yang
jumlahnya terbatas atau
karena tingkat perkembangan
teknologi yang rendah.
Kemiskinan
alamiah
kelembagaan yang ada
membuat masyarakat tidak
menguasai sarana ekonomi dan
fasilitas-fasilitas secara merata.
Kemiskinan
buatan/struktural
Laju Pertumbuhan Penduduk
Angkatan Kerja, pend. Yang kerja
Distribusi pendapatan &
Pemerataan Pembangunan
Tingkat pendidikan
rendah
Kurangnya perhatian pemerintah
Badan Pusat Statistik
Sangat miskin: kemampuan minimal untuk
memenuhi konsumsi setara atau kurang dari
1900 kalori per orang perhari danpengeluaran
Non Makanan atau senilai Rp120 000 per
bulan.
Miskin: kemampuan minimal untuk memenuhi
konsumsi antara 1900-2100 kalori perorang
dan pengeluaran non makanan atau senilai Rp
150 000 perorang bulan.
Mendekati Miskin: kemampuan minimal untuk
memenuhi konsumsi antara 2100-2300 kalori
perorang perhari dan pengeluaran Non
makanan atau senilai Rp 175 000 perorang
bulan.

Variabel yang digunakan sebagai indikator kemiskinan
(BPS, 2001)
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang
dari 8m2 per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat
dari tanah/ bambu/ kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari
bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/
tembok tanpa plester
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/
bersama-sama dengan rumah tangga lain
5. Sumber Penerangan Rumah Tangga tidak
menggunakan listrik
6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata
air tidak terlindungi/ sungai /air hujan.
Variabel yang digunakan sebagai indikator
kemiskinan (BPS, 2001)
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari
adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah
8. Hanya mengkomsumsi daging/ susu/ ayam
satu kali dalam seminggu
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam
setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua
kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan
di Puskesmas/ poliklinik
Variabel yang digunakan sebagai indikator
kemiskinan (BPS, 2001)
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga
adalah: petani dengan luas lahan 0.5 ha, buruh
tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000
(enam ratus ribu rupiah) per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak
sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah
dijual dengan nilai Rp.500.000.-(lima ratus ribu
rupiah), seperti: Sepeda motor (kredit/ non
kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang
modal lainnya
Untuk penerima DBLT/SLT (2007)
Kriteria rumah tangga miskin
menurut Tim Koordinasi Pusat
Program Pemberian Subsidi
Langsung Tunai, Departemen
Komonikasi dan Informatika,
dikaitkan dengan kemiskinan makro
(garis kemiskinan) , yaitu:
Penghitungan kemiskinan
dilakukan dengan pendekatan
moneter atau pendekatan
pengeluaran konsumsi untuk
kebutuhan dasar
Konsep kemiskinan adalah
kebutuhan hidup minimal untuk
seseorang atau rumah tangga.
Kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan minimal:
pangan dan non pangan.
UNDP, Human Poverty Index (HPI) 1997
1. Persentase penduduk yang diperkirakan
meninggal sebelum umur 40 tahun
2. Persentase penduduk dewasa yang dapat
membaca dan menulis
3. Nilai komposit dari tiga variabel: pesentase
penduduk yang memiliki akses terhadap
fasilitas kesehatan, air bersih dan
persentase balita gizi kurang

Ukuran Kemiskinan
Kemiskinan Absolut
a. Kemiskinan
untuk memenuhi
bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan
untuk memenuhi
kebutuhan yang
lebih tinggi.
Kemiskinan Relatif
a. Jika 40 % jumlah
penduduk berpendapat
rendah menerima kurang dari
12% pendapatan nasionalnya
maka pembagian
pembangunan sangat
timpang.
b. Apabila 40 % lapisan
penduduk berpendapatan
rendah menikmati antara 12
17% pendapatan nasional
dianggap sedang.
c. Jika 40 % dari penduduk
berpendapatan menengah
menikmati lebih dari 17%
pendapatan nasional maka
dianggap rendah.
Banyak menimbulkan penyakit baru
Terjadi kelaparan
Tingkat Mortalitas dan Morbiditas semakin tinggi
Rendahnya status gizi masyarakat
Timbulnya penyakit akibat rendahnya status gizi, seperti:
1. Kurang energi Protein (KEP)
2. Anemia gizi besi (AGB)
3. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI)
4. Kurang vitamin A (KVA)


KEBIJAKAN PEMERINTAH *KEMISKINAN
Menaikan anggaran untuk program-program yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan
berbasis komunitas dan kegiatan padat karya
Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada
tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan
anggaran bagi penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
Tetap mempertahankan program lama seperti:
a) BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
b) RASKIN (Beras Miskin)
c) BLT (Bantuan Langsung Tunai)
d) Asuransi Miskin, dsb
KEBIJAKAN PEMERINTAH *KEMISKINAN
Akselerasi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga
khususnya harga beras (antara lain: menjaga harga beras
dipasaran tidak lebih dari Rp.5000,- per Kg)
Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada
masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan
Sinergi masyarakat dengan pemerintah dalam
penanggulangan kemiskinan
Mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal sesuai
karakteristik wilayah
Menerapkan pendekatan budaya lokal dalam proses
pembangunan
Prioritas kelompok masyarakat paling miskin dan rentan
pada desa-desa dan kampung-kampung paling miskin

KEBIJAKAN PEMERINTAH *KEMISKINAN
Open Menu: kelompok masyarakat dapat
menentukan sendiri kegiatan pembangunan
yang dipilih tetapi tidak tercantum dalam
negative list
Kompetitif: desa-desa dalam Kecamatan haus
berkompetisi untuk memperbaiki kualitas
kegiatan dan cost effectiveness
Program Keluarga Harapan (PKH), berupa
bantuan khusus untuk pendidikan dan
kesehatan
KEBIJAKAN PEMERINTAH *KEMISKINAN
Program pemerintah lain yang bertujuan
meningkatkan akses masyarakat miskin kepada
sumber permodalan usaha mikro dan kecil,
listrik pedesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro,
dll.
Program Pengembangan Bahan Bakar Nabati
(EBN). Program ini dimaksudkan untuk
mendorong kemandirian penyediaan energi
terbarukan dengan menumbuhkan Desa
Mandiri Energi.
Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan
korupsi dan reformasi birokrasi.
Percepatan pembangunan infrastruktur
KEBIJAKAN PEMERINTAH *KEMISKINAN
Pembangunan daerah perbatasan dan
wilayah terisolir
Revitalisai pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perdesaan
Peningkatan kemampuan pertahanan,
pemantapan keamanan dan ketertiban,
serta penyelesaian konflik
Peningkatan aksesbilitas dan kualitas
pendidikan dan kesehatan
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)

Вам также может понравиться