Вы находитесь на странице: 1из 15

Pemicu 2

Kehilangan Tulang Alveolar


Kelompok 6
Skenario
Apabila anda ingin melakukan penelitian pada
masyarakat di Kecamatan Medan Petisah
tentang kehilangan tulang alveolar yang
dihubungkan dengan derajat penyakit
periodontal. Sampel penelitian perempuan usia:
40 tahun-60 tahun dan tidak ada kelainan
sistemik serta tidak merokok.
Jenis rancangan penelitian yang
sesuai
Jenis penelitian yang sesuai pada kasus adalah
Cross Sectional.

Penelitian cross sectional adalah penelitian non
eksperimental dalam rangka mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek yang berupa penyakit atau status
kesehatan tertentu.


Dalam penelitian ini, yang menjadi tema pokok
kajian adalah mempelajari interaksi pengaruh
antara organisme, agen dan lingkungan. Maka,
secara metodologik penelitian ini memusatkan
perhatiaannya pada tiga hal yaitu :
Penyakit atau efek
Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut
Agen penyakit

Variabel-variabel penelitian (faktor
risiko dan efek)
Faktor
resiko
Derajat
penyakit
periodontal
Umur
Efek
Derajat
Kehilangan
tulang alveolar
Bagan/skema penelitian tersebut
(hubungan antar variabel)
Perempuan usia 40-60
tahun, tidak memliki
kelainan sistemik serta
tidak merokok
Faktor resiko (+):
Derajat penyakit
periodontal
derajat kehilangan
tulang
alveolar,derajat
poket periodontal
Faktor resiko (-) :
tidak terjadi
penyakit
periodontal
tidak terjadi
kehilangan tulang
alveolar
Rumus besar sampel yang sesuai
dengan rancangan penelitian ini
Rumus :
Atau :
n = Z P (1-P) N n = Z P (1-P) / d
d (N-1) + Z P (1-P)

Ket :
n : besar sampel
Z : Z score, ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan
d : presisi mutlak
P : Proporsi penelitian sebelumnya
N : jumlah populasi


Definisi operasional, termasuk cara pengukuran, hasil
ukur, dan skala pengukuran dari variabel yang diteliti
Variabel Definisi
Operasional
Cara
Pengukuran
Hasil Ukur Skala
Derajat
penyakit
periodontal
Peradangan
pada jaringan
periodonsium
Observasi dan
pemeriksaan
Penilaian (index Ramford):
0 = tidak ada peradangan
(normal/sehat)
1 = gingivitis ringan (tidak
melingkari leher gigi)
2 = gingivitis sedang
(melingkari leher gigi)
3 = gingivitis berat
(perdarahan + ulserasi
4 = pocket periodontal ( < 3
mm)
5 = pocket periodontal ( 3-6
mm)
6 = pocket periodontal ( > 6
mm)
Ordinal
Variabel Definisi
Operasional
Cara
Pengukuran
Hasil
Pengukuran
Skala
Umur Usia
responden
yang
terhitung
sejak lahir
hinga ulang
tahun
terakhir
dalam satuan
tahun
Kuesioner 40-60 tahun Numerik
Lanjutan...
Lanjutan...
Variabel Definisi
operasional
Cara
pengukuran
Hasil ukur Skala
Derajat
kehilangan
tulang
alveolar
Pengurangan
tinggi alveolar
dari batas
normal
(>3mm)
Radiografi Penilaian (index
Taguchi) :
0 = normal (tidak
ada kehilangan
tulang
alveolar/1-2
mm)
1 =kehilangan
tulang ringan
(2-4 mm)
2 = kehilangan
tulang sedang (
> 4-6 mm)
3 =kehilangan
tulang parah (
> 6 mm)

Ordinal
Uji statistik apa yang digunakan untuk melihat
hubungan antara kehilangan tulang alveolar dengan
derajat penyakit periodontal
Uji statistik yang digunakan adalah uji X
2.
Uji X
2
berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah
variabel (FR dan efek) dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya.
Ketentuan pemakaian uji statistik ini adalah :
Jumlah sampel harus cukup besar untuk menyakinkan kita bahwa
terdapat kesamaan antara distribusi teoritis dengan distribusi sampling
X
2

Pengamatan harus bersifat independen (unpaired). Hal ini berarti
bahwa jawaban suatu subjek tidak berpengaruh terhadap jawaban
subjek lain atau satu subjek hanya satu kali digunakan dalam analisis
Pengujian ini hanya dapat digunakan pada data deskrit (data frekuensi
atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokkan dalam
kategori
Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah
frekuensi yang diamati

Buat kuesioner penelitian ini
Kuesioner Penelitian
KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR DIHUBUNGKAN
DENGAN DERAJAT PENYAKIT PERIODONTAL PADA
MASYARAKAT DI KECAMATAN MEDAN PETISAH

Apa keunggulan dan kelemahan dari
rancangan tersebut
Keunggulan penelitian cross sectional :
Mudah dilakukan, hemat biaya, bila dibandingkan
dengan studi cohort
Hasil dapat diperoleh dengan cepat
Memberikan gambaran pola penyakit dan
kecenderungan terjadinya suatu penyakit menurut
karakteristik orang, tempat dan waktu
Memberikan informasi tentang potensi dari faktor
resiko, sehingga bisa dibuat hipotesis untuk dibuktikan
pada penelitian analitik
Memberikan informasi dasar untuk keperluan
administrasi kesehatan (perencanaan, monitoring dan
evaluasi program)
Dapat dipakai untuk mengetahui stadium dini atau
kasus subklinik dari suatu penyakit

Kerugian penelitian cross sectional :
Dibutuhkan subjek penelitian yang besar,
apalagi bila variabel yang dipelajari banyak
Tidak dapat menggambarkan perkembangan
penyakit secara lebih akurat
Faktor resiko kadang sulit diukur dengan akurat
Tidak valid untuk meramalkan suatu
kecenderungan (nilai prognostiknya lemah)
Tidak dapat dipakai untuk etiologi karena tidak
ada kontrol (pembanding)
Terdapat bias observasi dan bias respons
Kesimpulan korelasi FR dengan efek paling
lemah dibandingankan jenis penelitian yang lain

TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Вам также может понравиться