Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Koma supratentorial
Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua
hemisfer serebri, sedang batang otak tetap
normal. Ini disebabkan proses metabolik.
Koma metabolik
Koma disebabkan kegagalan difus dari
metabolisme sel saraf.
1) Ensefalopati metabolik primer.
Penyakit degenerasi serebri yang menyebabkan
terganggunya metabolisme sel saraf dan glia.
Misalnya penyakit Alzheimer.
2) Ensefalopati metabolik sekunder.
Koma terjadi bila penyakit ekstraserebral
melibatkan
metabolisme
otak,
yang
mengakibatkan kekurangan nutrisi, gangguan
keseimbangan elektrolit ataupun keracunan.
Koma metabolik :
Refleks pupil dan gerakan bola mata baik.
Pernafasan depressed atau Cheyne-Stokes.
Hemiasi :
Hemiparesis dan papil edema.
Bertahap hilangnya fungsi n.I1I atau ada ciri-ciri
sejak permulaan.
Umum :
Proteksi jalan nafas : adekuat oksigenasi dan
ventilasi
Hidrasi intravena : gunakan normal saline
pada pasien dengan edema serebri atau
peningkatan TIK
Nutrisi : lakukan pemberian asupan nutrisi via
enteral dengan nasoduodenal tube, hindari
penggunaan naso gastrik tube karena adanya
ancaman aspirasi dan refluks
Khusus
Pada herniasi
Pasang ventilator lakukan hiperventilasi dengan target
Utama :
cedera kepala traumatik
cerebrovascular accidents
Penyebab lainnya :
overdosis obat
tenggelam
Kriteria Harvard
Tidak bereaksi terhadap stimulus noksius yang
Kriteria Minnesota
Hilangnya respirasi spontan setelah masa 4 menit
pemeriksaan.
Hilangnya refleks otak yang ditandai dengan: pupil
dilatasi, hilangnya refleks batuk, refleks kornea dan
siliospinalis, hilangnya dolls eye movement,
hilangnya respon terhadap stimulus kalori dan
hilangnya refleks tonus leher.
Status penderita tidak berubah sekurang-kurangnya
dalam 12 jam, dan
Proses patologis yang berperan dan dianggap tidak
dapat diperbaiki
daerah
Apnea
Tes Konfirmasi
syarat :
Tidak boleh ada positif palsu, sehingga saat tes
mengkonfirmasi adanya kematian otak, maka tidak
boleh ada pasien yang sembuh atau memiliki
potensi untuk sembuh.
Tes harus dapat berdiri sendiri dalam menegakkan
apakah kematian otak benar-benar terjadi atau
tidak.
Tes tidak boleh dipengaruhi faktor yang dapat
menyesatkan seperti efek obat atau gangguan
metabolik.
Rekomendasi :
Trauma spinal servikal berat atau trauma fasial
berat
Kelainan pupil sebelumnya
Level
toksis
beberapa
obat
sedatif,
aminoglikosida,
antidepresan
trisiklik,
antikolinergik,
obat
antiepilepsi,
agen
kemoterapi, atau agen blokade neuromuskular
Sleep apnea atau penyakit paru berat yang
mengakibatkan retensi kronis CO2
observasi 48 jam
usia lebih dari 2 bulan sampai dengan 1 tahun,
periode interval observasi 24 jam
usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari
18 tahun, periode interval observasi 12 jam
usia 18 tahun ke atas, periode interval observasi
berkisar 6 jam