Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(06700231)
(07700134)
(07700199)
LATAR BELAKANG
Sinusitis adalah radang pada
mukosa sinus paranasalis. Sinusitis
maksila paling sering ditemukan.
Hal ini disebabkan sinus maksila
merupakan
sinus
paranasalis
terbesar yang apabila mengalami
infeksi akan lebih jelas menimbulkan
gangguan.
TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana :
ANATOMI
FISIOLOGIS
DEFINISI
PATOFISIOLOGI
GEJALA DAN
TANDA
KOMPLIKASI
DAN
PROGNOSIS
ETIOLOGI DAN
FAKTOR
PREDISPOSISI
DIAGNOSIS
PENCEGAHAN
DIAGNOSIS
BANDING
PENATALAKSAN
AAN
KLASIFIKASI
ANATOMI SINUS
MAKSILARIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
FISIOLOGI SINUS
PARANASALIS
I.
II.
III.
IV.
DEFINISI SINUSITIS
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal
Sinusitis maksilaris adalah peradangan atau
inflamasi pada mukosa sinus maksilaris
Bila mengenai beberapa sinus disebut
multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua
sinus paranasal disebut pansinusitis.
KLASIFIKASI
Berdasarkan
konsensus
pada
Internasional
Conference of Sinus Disease, sinusitis maksilaris dibagi
menjadi 2 yaitu :
Sinusitis
maksilaris
akut
Sinusitis
maksilaris
kronis
Etiologi :
1.Virus (Rhinovirus, Virus influenza dll.)
2.Bakteri (Pneumococcus, Streptococcus pneumoniae dll.)
3.Jamur (Phaeohyphomycosis, Pseudallescheria dll.)
PATOFISIOLOGI
Polusi,
Zat kimia
DRAINASE
YANG TIDAK
MEMADAI
Sumbatan
Mekanis
HILANGNYA
SILIA
SINUSITIS
MAKSILARIS
INFEKSI
Alergi,
Defisiensi
Imun
PERUBAHAN
MUKOSA
Pengobatan
yang tidak
memadai
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan Radiologi
Dengan Posisi waters namun akhir-akhir ini CT scan merupakan
gold standard diagnosis sinusitis
Pemeriksaan Gigi
Pemeriksaan gigi rahang atas yang mengalami gangren pulpa,
abses pada apeks gigi
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari sinusitis maksilaris akut adalah :
Rhinitis alergi
Infeksi gigi geraham atas
Benda asing dalam rongga hidung
Dignosis banding dari sinusitis maksilaris kronik adalah :
Karsinoma sinus maksila
Ozaena
Benda asing dalam rongga hidung.
PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Istirahat
Antibiotika
Dekongestan lokal (tetes hidung) atau sistemik (oral)
Analgetika dan antipiretik
Antihistamin
Mukolitik
Tindakan operatif
Pembedahan radikal
Pembedahan tidak radikal
PENCEGAHAN
A. Pasien dengan rhinitis alergi harus segera diobati
karena edema mukosa dapat menyebabkan obstruksi
sinus.
B. Bila adenoid mengalami infeksi, meghilangkan itu
berarti eliminasi sarang infeksi dan dapat mengurangi
infeksi pada sinus.
C. Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
KOMPLIKASI
Komplikasi sinusitis telah menurun secara nyat
setelah ditemukannya antibiotik.
Lokal : Ostomielitis tulang maksila, Mukokel, Piokel.
Orbita : Edema palpebra, Selulitis orbital.
Intrakranial : Meningitis akut, Epidural, Subdural abses,
Abses otak
Sistemik
: Kelainan paru, Sepsis, Empyema.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari ketepatan serta cepatnya
penanganan yang diberikan. Semakin cepat maka
prognosis semakin baik. Pemberian antibiotik serta obatobat simptomatis bersama dengan penanganan faktor
penyebab dapat memberikan prognosis yang baik.
Bedah
Sinus
Endoskopi
Fungsional
akan
mengembalikan fungsi sinus dan gejala akan sembuh
secara komplit atau moderat sekitar 80-90% pada pasien
dengan sinusitis kronis rekuren atau sinusitis kronis yang
tidak responsif terhadap terapi medikamentosa
KESIMPULAN
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal
yang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksilaris.
Sinusitis maksilaris dapat terjadi akut, berulang atau kronis.
Sinusitis dapat disebabkan oleh rinitis akut, infeksi
faring, infeksi gigi rahang atas (dentogen), trauma, reaksi
atopik, lingkungan kotor, sepsis gigi dan variasi anatomi.
Pengobatan lokal dengan inhalasi, pungsi percobaan dan
pencucian.
Pengobatan konservatif dengan antibiotik selama 10
hari, dekongestan lokal dan sistemik, Jika gagal dapat
dilakukan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional. Komplikasi
berupa komplikasi lokal, orbital, intracranial dan sistemik.