Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Volume Kecil
Reta Julan M
(A 0111
009)
Rika
(A 0111 021)
Riki Nugraha (A 0111 023)
Hanik Rahmawati (A 0113
103)
Era Novitasari (A 0123 124)
Cont .
Menurut
Farmakope Indonesia
Edisi IV : injeksi dikemas dalam
wadah 100 mL atau kurang.
Umumnya hanya larutan obat
dalam air yang bisa diberikan
secara intravena. Suspensi tidak
bisa diberikan karena berbahaya
yang
dapat
menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh
darah kapiler.
Syarat Injeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
INJEKSI suspensi
Digunakan jika zat aktif tidak larut
dalam pembawa
Emulsi Steril
Zat
baku
Pembawa dan pelarut
tambahan
Bahan
Harus memiliki spesifikasi:
baku
Derajat
farmakope
Derajat tambahan: proinjectioneous dengan asumsi
bahan tersebut bersifat steril dan
atau dengan bioburden
seminimal mungkin
Bahan tambahan
Kadar
(%)
Antimikrobial
Benzyl alkohol
Benzalkonium chloride
1-2
0.01
Antioksidan
BHA
BHT
0.02
0.02
Buffer
Acetat
Citrate
1-2
1-5
Zat
tambahan
Laktose
Manitol
1-8
1-10
Chelating
agent
Ethylenediaminetetraacetic acid
dan garamnya
0.010.05
Surfactan
Sorbitan monooleat
0.050.25
Tonisitas
Dextrose
Sodium Chloride
4-5
0.5-0.9
stabilitas (mempertahankan
) kelarutan obat
Menjaga sterilitas larutan, bila
larutan injeksi merupakan dosis
ganda
Memudahkan pemberian obat secara
parenteral dengan cara mengurangi
rasa nyeri atau iritasi pada saat
penyuntikan
Cont .
7. Tonisitas
a. Isotonis : Jika suatu larutan konsentrasinya
sama besar dengan konsentrasi dalam sel
darah merah.
b. Isoosmotik : Jika suatu larutan memiliki
tekanan osmose sama dengan tekanan
osmose serum darah.
c. Hipotonis : Turunnya titik beku kecil, yaitu
tekanan osmosenya lebih rendah dari serum
darah.
d. Hipertonis : Turunnya titik beku besar, yaitu
tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum
darah.
Cont
8. pH
a.Isohidris : Kondisi suatu larutan zat
yang pH nya sesuai dengan pH
fisiologis tubuh sekitar 7,4
b.Euhidris : Usaha pendekatan pH
larutan suatu zat secara teknis
kearah pH fisiologis tubuh dilakukan
pada zat yang tidak stabil pada pH
fisiologis seperti garam alkaloid,
vitamin C.
Cont
9. Stabilitas
a.Untuk
Cont
d. Bila bahan obat tidak dapat disterilisasi
dengan panas, maka tersedia penyaring bebas
kuman.
e. Bila bahan obat rusak karena hidrolisis,
maka kita lebih baik meraciknya dalam ampul
kering.
f. Untuk menghindari kontaminasi bakteri
kedalam
preparat
injeksi,
memerlukan
penambahan bahan pengawet (antimicrobial
preservative).
Umumnya,
melakukan
penambahan bagi preparat injeksi takaran
ganda.
Cont
10. Volume obat suntik
Volume yang disiapkan untuk obat
suntik tergantung pada kelarutan zat
aktif, tetapi juga dipengaruhi oleh
cara pemberian
11. Wadah dan penutup
Wadah serta penutup yang
digunakan mempengaruhi metode
sterilisasi yang akan dilakukan
Syarat
Wadah
obat
Suntik
Tidak boleh
bereakasi
dengan
bahan obat
Harus
Wadah Dosis
tunggal
Wadah
Wadah dosis
ganda
Wadah
Prefieled
Syringe
Terbuat
Cont
2. Panas kering
Temperatur yang digunakan adalah 160 C
Mekanisme pembunuhan mikroorganisme
dengan panas kering adalah proses oksidasi.
Umumnya, kurva mikroba hidup setelah
sterilisasi terhadap waktu sterilisasi panas
kering tidak selalu mengikuti kinetika orde
pertama.
Tingkat pembunuhan mikroorganisme dan
penetrasinya tergantung pada energi yang
digunakan. Jika energi panasnya cukup, maka
panas kering dapat berpenetrasi dengan baik
dan membunuh semua mikroorganisme.
Cont
3. Filtrasi : Menyaring mikroba atau filtrasi.
Prinsip :
Filter
ayakan,
didasari
perbedaan
ukurannya dengan pori-pori. Ukuran poriporinya seragam sebesar 0,22 m dengan
ketebalan 80159 m. Filter ayakan tidak
dapat membebaskan pirogen dan virus
(0,02 m).
Filter adsorpsi, dalam hal ini filternya
terbuat dari selulosa, asbes, gelas sinter,
keramik. Filter ini dapat membebaskan
pirogen dan virus.
Evaluasi fisika
Penetapan pH
b. Bahan Partikulat dalam Injeksi
c. Penetapan Volume Injeksi Dalam
Wadah
d. Uji Keseragaman Bobot dan
Keseragaman Volume
a. Uji Kejernihan Larutan)
b. Uji Kebocoran
a.
Cont
2. Evaluasi biologi
a.Uji
Cont
3. Evaluasi kimia
a.Uji identifikasi
Spektrum serapan inframerah zat
yang didispersikan dalam kalium
bromida P, menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Manitol BPFI.
b. Penetapan kadar
Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi