Вы находитесь на странице: 1из 46

Sirosis hepatis dekompensata+

Anemia e.c Perdarahan Saluran


Makan Bagian Atas (PSMBA) e.c
Varises Esofagus

TRIA MEIRISSA

Pendahuluan
Sirosis hepatis: penyebab kematian ke-3 setelah

penyakit kardiovaskuler dan kanker.


Prevalensi laki-laki : wanita => 2-4:1
Umur rata-rata 30-59 tahun dengan puncaknya
sekitar 40-49 tahun.
Sekitar 50% pasien akan mengalami varises
esofagus

Definisi
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang

difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan


ikat disertai nodul. Dimulai dengan adanya proses
peradangan, nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi
nodul.

Etiologi
Virus hepatitis
Alkohol
Kelainan genetik (hemakromatosis dan penyakit

wilson)
Obat-obatan
Kriptogenik

Klasifikasi
Sherlock membagi sirosis hepatis berdasarkan

morfologi:
1. Mikronodular
2. Makronodular
3. Campuran
Secara fungsional terbagi atas:
1. Fase kompensata
2. Fase dekompensata

Kriteria Suharyono Soebandini:

1. Spider nevi
2. Eritema palmaris
3. Kolateral vena
4. Asites
5. Splenomegali
6. Invers albumin (kadar albumin menurun)
7. Hematemesis atau melena

Patofisiologi
Tahap akhir penyakit ini didefinisikan berdasarkan 3
karakteristik:
Bridging fibrous septa dalam bentuk pita halus atau
jaringan parut lebar yang menggantikan lobulus.
Nodul parenkim yang terbentuk oleh regenerasi
hepatosit, dengan ukuran bervariasi dari sangat kecil
(garis tengah <3mm, mikronodul) hingga besar
(garis tengah beberapa sentimeter, makronodul).
Kerusakan arsitektur hepar keseluruhan

Gejala klinis

Menurut konsensus Braveno IV:


Stadium 1: tidak ada varises, tidak ada asites,
Stadium 2: varises, tanpa ascites,
Stadium 3: ascites dengan atau tanpa varises dan
Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa ascites.
Stadium 1 dan 2: sirosis kompensata
Stadium 3 dan 4: sirosis dekompensata

Kegagalan fungsi hepar

Hipertensi portal

Ikterus

Varises esophagus

Spider naevi

Splenomegali

Ginekomastia

Pelebaran vena kolateral

Hipoalbumin dan malnutrisi kalori

Asites

protein
Bulu ketiak rontok

Hemoroid

Asites

Caput medusa

Eritema Palmaris
White nail

Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Enzim transminase
Albumin dan globulin
Elektrolit
Masa protrombin
Marker serologi petanda virus
Pemeriksaan cairan asites

Pemeriksaan Radiologis
Barium meal
Esofagogastroduodenoskopi
USG abdomen

Komplikasi
Edema dan asites
Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP)
Varises esofagus
Hepatic ensefalopati
Hepatorenal syndrome
Hepatocellular carcinoma

Penatalaksanaan
Istirahat yang cukup
Pengaturan diet makanan
Pengobatan berdasarkan komplikasi

Hepatitis C: - kombinasi interferon dan ribavirin


- interferon induksi
- interferon setiap hari
Asites: - istirahat
- diet rendah garam
- diuretik
Spontaneous bacterial peritonitis: Cephalosoporin Generasi III
(Cefotaxime) secara parenteral atau Quinolon secara oral

Hepatorenal syndrome: restriksi cairan, garam,

potasium dan protein


Perdarahan karena pecahnya varises esofagus:
Pasien diistirahatkan dan dipuasakan
Pemasangan IVFD : garam fisiologis, transfusi darah jika
perlu
Pemasangan NGT
Pemberian obat-obatan
Pemasangan balon tamponade dan ligasi

Ensefalopati hepatik:

menurunkan produksi dan absorpsi amonia:


1. diet rendah protein
2. antibiotik
3. lactulose

Prognosis

Child A : sirosis hati ringan, harapan hidup 15-20

tahun
Child B : sirosis hati sedang, harapan hidup 4-14
tahun
Child C : sirosis hati berat, harapan hidup 1-3 tahun

Status Pasien
Nama:Ny. SA
Jenis kelamin :Perempuan
Umur:56 tahun
Status marital :Menikah
Pendidikan terakhir :S-1
Agama

:Islam
Suku :Batak
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Alamat :Sei mencirim, Medan
Masuk RS :27 Maret 2014 (21.30)
Tanggal Periksa :28 Maret 2014 (08.30)

Anamnesa
Keluhan utama:

Muntah bercampur darah


Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan muntah bercampur
darah berwarna merah kecoklatan, berbau asam dan
berbuih. Keluhan ini dialami pasien sebelum masuk
rumah sakit sebanyak kurang lebih setengah gelas.
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini 3
tahun yang lalu, tapi sudah pernah diobati dan
dilakukan pengikatan.

Selain keluhan diatas, pasien juga mengeluhkan

perutnya yang semakin membesar, terasa mules,


semakin tegang dan pedih sejak 2 tahun yang lalu.
Selain perut membesar, sejak 3 tahun yang lalu
pasien juga mengalami bengkak di kedua tungkai
kaki bawah. Keluhan kaki bengkak ini tidak disertai
rasa nyeri dan kemerahan. Riwayat trauma pada
kaki disangkal oleh pasien. Namun, bengkak di
kedua kaki ini telah hilang sejak beberapa bulan
terakhir ini.

Pasien mengeluhkan merasa mual yang hilang

timbul namun dirasakan sepanjang hari. Mual juga


kadang disertai dengan keluhan muntah berisi
makanan. Pasien masih bisa makan dan minum,
namun nafsu makannya menurun. Sebelumnya berat
badan pasien yaitu 85 kg, namun dalam 2 tahun
terakhir ini menyusut menjadi 65 kg.

Pasien sering merasa lemas yang terus menerus

dan tidak menghilang meskipun pasien


beristirahat. Pasien juga kadang-kadang
mengeluhkan sesak napas. Berjalan kurang lebih
50 meter membuat pasien mudah capek. Setiap
malam pasien mengeluhkan susah tidur.
Keluhan buang air kecil warna urinnya seperti
teh pekat dan buang air besar sering susah.
Pasien juga mengeluhkan buang air besar yang
berwarna hitam sejak 3 tahun yang lalu hingga
sekarang.

Pasien tidak pernah sakit demam lama dan sakit

kuning. Pasien tidak pernah melakukan transfusi


darah maupun menerima donor darah dari orang
lain. Pasien tidak pernah merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak mengkonsumsi
obat-obatan untuk penyakit paru maupun
kemoterapi. Biasanya hanya mengkonsumsi obat
untuk maag yaitu promag dan mylanta.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat hepatitis, darah tinggi,

jantung dan DM.


Pasien memiliki riwayat sakit maag.
Berdasarkan gastroskopi, pasien diketahui
menderita HHO (Hyatus Hernia Oesophagus)
ringan sejak 2 tahun yang lalu, telah dilakukan 3x
ligasi pada varises esophagus.

Riwayat penyakit keluarga

Di keluarga pasien, kakak kandungnya juga


menderita sirosis hepatis dan telah meninggal lima
tahun yang lalu.
Riwayat Pengobatan

Pasien hanya berobat sesuai dengan jadwal


dilakukannya ligasi pada varises esofagus. Jika obat
habis, pasien tidak pernah berobat ulang ke dokter.

Riwayat Habituasi

Pasien jarang berolahraga.


Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan
minum minuman alcohol.
Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat


maupun cuaca

Pemeriksaan fisik
Kesadaran :Compos mentis
Vital sign

Tekanan darah
:110/70 mmHg
Nadi
:68 x / menit
Suhu
:36,2 o C
Respirasi
:20 x / menit

Berat Badan

:65 kg
Tinggi Badan : 158 cm

Kepala
Bentuk : Tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+),
pupil
isokor, reflek cahaya (+/+)
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : pernapasan cuping hidung (-/-), tidak ada
kelainan
Mulut dan tenggorokan: bibir sianosis (-)
Leher
JVP : JVP 5+2 cmH2O
Struma : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks
Paru-paru
Inspeksi: bentuk dan gerak dada simetris kanan
dan
kiri, tidak tampak nafas tertinggal, tidak
ada retraksi intercostal, spider navi (-/-)
Palpasi: vocal fremitus normal simetris kanan=kiri
Perkusi: sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler kiri=
kanan,wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas jantung kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah: ICS IV linea midclavicularis
dextra
Batas jantung kiri atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : ICS V linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I - II, regular, murmur (-),
gallop
(-)

Abdomen
Inspeksi : distensi, caput medusa (-), venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : hepar, lien dan ginjal sulit dinilai, nyeri tekan
epigastrium (-), undulasi (+)
Perkusi : shifting dullness (+), pekak
Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem pretibial (-/-), oedem
dorsum pedis (-/-), eritema Palmaris (-/-), jari tabuh (-/-)

Pemeriksaan Laboratorium (28.03.14)


Hb

: 5,6 g/dl
Hematokrit : 19,1 %
Leukosit : 1.600/mm3
Diff count : Eosinofil : 2
Segmen: 50
Basofil : 0
Limposit : 40
Batang : 0
Monosit : 8
Trombosit : 130.000/mm3
GDS : 121 mg/dl

Bilirubin total : 2,30 mg/dl


Bilirubin direct
: 1,32 mg/dl
Ureum

: 20 mg/dl
Kreatinin
: 0,54 mg/dl
Total protein
: 7,1 gr%
Albumin
: 2,6 gr%
Globulin
: 4,5 gr%

Gastroskopi terakhir (07.10.13)


Expertise:

Esofagus distal: terlihat space antara eg junction and scope


Varises masih belum atropi jam 12, 13, 7
Lambung: cardia, fundus, corpus normal
Antrum: hiperemis, apthous ulcus
Duodenum: normal

Kesimpulan:

HHO ringan.
Varises belum atropi (jam 12, 13, 7)
Gastritis antrum dengan multiple apthous ulcer
Dilakukan biopsy 5x pada varises

Diagnosa banding
Sirosis hepatis
Hepatitis kronis
Hepatoceluller carcinoma
Tukak gaster
Sindrom nefrotik

Diagnosa kerja
Sirosis hepatis fase dekompensata
Anemia et causa Perdarahan Saluran Makan Bagian

Atas (PSMBA) et causa varises esofagus

Penatalaksanaan
Bed rest
Diet makan lunak, TKTP
Ivfd dextrose 5% 20tpm
Ranitidine 1 ampul / 12 jam
Antasida tab 3x1
Spironolactone 1x1
Furosemid 1x1
Omeprazole 2x1
Propanolol 10mg 2x1
Vip albumin 1x1
Asam traneksamat 3x1
Transfusi darah PRC 2 labu

Prognosa
Quo Ad Vitam

: ad malam
Quo Ad Functionam : ad malam

Diskusi
Teori

Kasus

Salah satu etiologi:


kriptogenik (NASH) yang
disebabkan oleh kegemukan.

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh,


BB: 85 kg dan TB: 158 cm, pasien
tergolong obese 1

Berdasarkan konsensus
Braveno IV diklasifikasikan
berdasarkan ada tidaknya
varises, ascites, dan
perdarahan varises

Pasien terdapat perdarahan dengan


atau tanpa varises -> stadium 4
(sirosis dekompensata)

Gejala varises esofagus:


muntah darah, tinja hitam,
kencing sedikit, pusing, syok

Pasien mengalami muntah darah


dan tinja hitam

Teori

Kasus

Gejala kegagalan fungsi


hepar: Ikterus, spider navi,
ginekomastia, hipoalbumin,
bulu ketiak rontok,asites,
eritema palmaris

Pada pasien ditemukan


ikterus, hipoalbumin dan
asites

Gejala hipertensi portal:


Pada pasien ditemukan
varises esofagus,
varises esofagus dan asites
splenomegali, pelebaran vena
kolateral, asites, hemoroid,
kaput medusa

Teori

Kasus

Berdasarkan pemeriksaan
lab: darah (anemia,
leukopenia, trombositopenia),
penurunan albumin,
peningkatan globulin,

Hasil lab pasien: Hb 5,6 gr/dl,


leukosit 1600/mm3,
trombosit 130.000/mm3,
albumin 2,6gr%, globulin 4,5
gr%

Salah satu pemeriksaan


penunjang: gastroskopi

Telah dilakukan gastroskopi


dengan kesimpulan: HHO
ringan, Varises belum atropi,
dilakukan biopsi 5x pada
varises

Teori

Kasus

Prognosis pasien ditentukan


dengan menggunakan
klasifikasi Child Pugh

Berdasarkan gejala dan hasil


lab, pasien tergolong
klasifikasi Child B yaitu
sirosis hati sedang dengan
harapan hidup 4-14 tahun

Terima kasih

Вам также может понравиться