Вы находитесь на странице: 1из 40

ANTIOKSIDAN

Pengertian
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat
menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada
radikal bebas,
sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam.
Senyawa yang dapat menunda,
memperlambat,
dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang
dapat menunda atau mencegah terbentuknya
reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi
lipid

Antioksidan

merupakan zat yang


dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam tubuh manusia terdapat radikal
bebas, sebagai sampingan dari proses
pembentukan energi.
Pada jumlah tertentu, radikal bebas
dibutuhkan agar dapat membantu sel
darah putih atau lekosit untuk
menghancurkan atau memakan kuman
yang masuk ke dalam tubuh.

Antioksidan

merupakan zat yang


mampu memperlambat atau
mencegah proses oksidasi.
Zat ini secara nyata mampu
memperlambat atau menghambat
oksidasi zat / unsur yang mudah
teroksidasi meskipun dalam
konsentrasi rendah.

Antioksidan

adalah senyawa dengan berat


molekul kecil
Senyawa antioksidan berfungsi untuk
menstabilkan radikal bebas dengan
melengkapi kekurangan elektron dari radikal
bebas
sehingga menghambat terjadinya reaksi
berantai
Dengan konsentrasi yang rendah
antioksidan dapat menghambat atau
menunda proses oksidasi .

Untuk

kehidupannya, manusia maupun


hewan tergantung pada oksigen.
Oksigen yang esensial berguna untuk
kehidupan,
bekerja melalui mekanisme reaksi
berurutan di dalam sel-sel tubuh,
mempunyai batasan fungsi
dan kemudian dapat memberikan efek
samping.

Reaksi

oksidasi yang lebih kompleks


akan menghasilkan radikal bebas,
Apabila tidak terdapat system
antioksidan, akan menghancurkan
elemen vital sel-sel tubuh.

Nampaknya

secara praktis, semua


penyakit yang menimpa manusia
melibatkan oksidasi pada tingkat
subseluler dari sel,
apakah sebagai penyebab atau
sebagai reaksi lanjutan.
Selanjutnya kerusakan jaringan akan
merupakan bagian atau keseluruhan
gejala patologi

Hidup

dapat menimbulkan
perubahan di dalam sel misalnya
karena konsumsi pangan yang tidak
seimbang,
konsumsi lemak hewani secara
berlebihan,
makanan diasap atau alkohol,
kurang mengkonsumsi sayuran,
karena kontaminasi pada lingkungan
(pekerja tambang, polisi lalu lintas,

Beberapa

macam penyakit
degeneratif di mana radikal bebas
(reaksi oksidasi) berperan sebagai
faktor penyebabnya antara lain :
penyakit ginjal,
diabetes,
kardiovaskuler
dan kanker

Radikal

bebas merupakan sekelompok


zat kimia yang sangat reaktif
memiliki satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan.
Radikal bebas merupakan produk normal
dari proses metabolisme
dapat terbentuk dari luar tubuh
Radikal bebas berperan penting pada
kerusakan jaringan dan proses patologi
dalam organisme hidup

Radikal

bebas dapat mengoksidasi

asam nukleat,
protein, lemak, bahkan DNA sel
menginisiasi timbulnya penyakit

degeneratif

Ada dua cara dalam


mendapatkan antioksidan
Eksogen),

yakni dari luar tubuh dengan cara


melalui makanan dan minuman yang
mengandung vitamin C, E dan betakaroten
maupun berbagai jenis sayuran dan buah-buahan

Endogen,

yakni antioksidan juga bisa di dapat


dari dalam tubuh, yakni dengan enzim
superoksida dismutase (SOD), glutation
peroksidase (GSH Px), perxidasi, dan katalase
yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.

Berdasarkan mekanisme kerjanya,


antioksidan dapat dikelompokkan

a.
.

Antioksidan primer
Antioksidan primer berperan untuk
mencegah pembentukan radikal
bebas baru dengan memutus reaksi
berantai dan mengubahnya menjadi
produk yang lebih stabil.

Contohnya: flavonoid, tokoferol

b. Antioksidan sekunder
Antioksidan bereaksi dengan komponen
atau enzim dengan menghambat enzim
pengoksidasi atau mereduksi oksigen tanpa
membentuk spesies radikal yang reaktif.
Antioksidan sekunder berfungsi menangkap
senyawa radikal serta mencegah terjadinya
reaksi berantai.
Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu

vitamin E, Vitamin C, dan -karoten.

c. Antioksidan tersier
Antioksidan jenis ini memperbaiki
kerusakan sel-sel dan jaringan yang
disebabkan radikal bebas.
Contoh enzim yang memperbaiki DNA

pada inti sel adalah metionin sulfoksidan


reduktase

Penggolongan Antioksidan
berdasarkan sumbernya
Ada

dua macam antioksidan


berdasarkan sumbernya,
antioksidan alami
antioksidan sintetik .

Antioksidan alami
Antioksidan alami biasanya lebih
diminati, karena tingkat keamanan
yang lebih baik dan manfaatnya
yang lebih luas dibidang makanan,
kesehatan dan kosmetik.
Antioksidan alami dapat ditemukan
pada sayuran, buah-buahan

Antioksidan

alami di dalam makanan


dapat berasal dari:
(a) senyawa antioksidan yang sudah ada

dari satu atau dua komponen makanan,


(b) senyawa antioksidan yang terbentuk
dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan,
(c) senyawa antioksidan yang diisolasi
dari sumber alami dan ditambahkan ke
makanan sebagai bahan tambahan

Senyawa

antioksidan alami tumbuhan


umumnya adalah :
senyawa fenolik
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid,

turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan


asam-asam organik polifungsional.
Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon,
kateksin, flavonol dan kalkon.
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam
kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lainlain.

Antioksidan

Sintetik
Antioksidan sintetik (antioksidan
yang diperoleh dari hasil sintesa
reaksi kimia).
Beberapa contoh antioksidan sintetik
yang diijinkan penggunaanya untuk
makanan dan penggunaannya telah
sering digunakan, yaitu butil hidroksi
anisol (BHA), butil hidroksi toluen
(BHT), propil galat, tetra-butil hidoksi

Metode pengujian
antioksidan
Pengujian

Antioksidan Metode DPPH(difenil pikril hidrazil)


Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas
antioksidan adalah metode DPPH. Metode DPPH didasarkan
pada kemampuan antioksidan untuk menghambat radikal
bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna
ungu DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk
mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Metode ini
menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk
mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini
dapat berupa tokoferol, BHT, dan vitamin C. Uji aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH menggunakan 1,1-difenil-2pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah
reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa
antioksidan , misalnya troloks, yang mengubahnya menjadi
1,1-difenil-2-pikrilhidrazin.

Senyawa antioksidan dalam bahan pangan

Lanjutan

Senyawa antioksidan dalam bahan


pangan

Sayuran,

buah-buahan, rempahrempah, herbal dan beberapa jenis


minuman (misalnya teh, saribuah,
anggur merah), merupakan bahan
pangan yang kaya akan antioksidan.
Dalam buah-buahan, anggur
misalnya, terkandung senyawa
polifenol seperti asam kaftarat, ester
asam kafeat dengan asam tartarat,
katekin flavon 3-ol dan antosianin.

Tomat,

kacang-kacangan, brokoli, bit,


jamur, jagung, kubis putih, bunga
kol, bayam, bawang putih, bawang
merah dan kedelai, adalah contoh
sayuran yang mengandung
antioksidan.
Kunyit, bangle, jahe, kencur, serai,
lengkuas, merupakan contoh
rempah-rempah dan herbal yang
mengandung antioksidan

Kedelai

terdapat tiga jenis


isoflavon, yaitu daidzein, glisitein
dan genistein.
Pada tempe, di samping ketiga jenis
isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan factor II (6,7,4trihidroksi isoflavon) yang
mempunyai sifat antioksidan paling
kuat dibandingkan dengan isoflavon
dalam kedelai.

Antioksidan

ini disintesis pada saat


terjadinya proses fermentasi kedelai
menjadi tempe oleh bakteri
Micrococcus luteus dan Coreyne
bacterium.

Penuaan

(aging) dapat dihambat


bila dalam makanan yang
dikonsumsi sehari-hari mengandung
antioksidan yang cukup.
Tempe merupakan sumber
antioksidan yang baik, konsumsinya
dalam jumlah cukup secara teratur
dapat mencegah terjadinya proses
penuaan dini.

Seduhan

teh dikenal masyarakat


sebagai minuman yang
menyegarkan dan telah lama
diyakini memiliki khasiat bagi
kesehatan tubuh terutama pada teh
hijau.
Teh hijau banyak mengandung
antioksidan polifenol, alkaloid dan
kafein.

Dimasyarakat

dikenal berbagai jenis


teh antara lain teh hijau dan teh
hitam.
Kedua jenis teh ini banyak
dikonsumsi masyarakat, selain
memiliki karakter sensori yang enak
dan menyegarkan,
teh mengandung senyawa yang
berperan sebagai antioksidan,
sehingga baik untuk kesehatan.

Antioksidan

teh berasal dari polifenol.


Sebanyak 93% senyawa polifenol
merupakan senyawa flavonoid.
Komponen ini mampu menghambat reaksi
oksidasi dan menangkap radikal bebas.
Hal ini disebabkan karena adanya gugus
hidroksil pada struktur kimianya.
Kapasitas antioksidan pada teh berasal
dari komponenpolifenol yang
dikandungnya.

Super

Oxide Dismutase (SOD)


merupakan antioksidan alami berupa
enzim,
yang berasal dari tubuh sendiri,
berefek sangat kuat
dan merupakan pertahanan tubuh
pertama dalam menghadapi
serangan radikal bebas.

SOD

berbeda dengan suplemen


antioksidan lainnya karena SOD
bekerja memperkuat sistem internal
untuk mengaktifkan dan
mengoptimalkan pertahanan tubuh
alami. Semakin tinggi kadar SOD di
dalam tubuh semakin optimal
pertahanan tubuh terhadap radikal
bebas di seluruh sel dan organ
tubuh.

SOD

merupakan enzim antioksidan alami


yang paling kuat dan memiliki beberapa
peranan yang penting:
Mengubah radikal bebas paling reaktif dan
paling berbahaya, yaitu superoksida menjadi
ion-ion yang tidak reaktif lagi
Memberikan sinyal kepada sel lain agar lebih
banyak menghasilkan SOD.
Mengaktifkan dan menggerakan seluruh
kekuatan sistem pertahanan antioksidan,
termasuk antioksidan sekunder.

Jika

diumpamakan SOD ini sebagai


pemadam kebakaran yang bertugas
24 jam di garis terdepan dan akan
segera beraksi memadamkan
serangan radikal bebas
Tetapi kadar SOD akan menurun
seiring bertambahnya usia.

Mekanan

yang mengandung
antioksidan:
Betakarotin: dapat ditemukan di banyak

makanan berwarna oranye, seprti ubi


merah, wortel, labu, aprikot, mangga dan
sayuran berdaun hijau seperti bayam dan
sawi.
Lutein: berlimpah ruah di sayuran berdaun
hijau seperti bayam, kangkungdan sawi.

Lycopene.:adalah antioksidan manjur

yang dapat ditemukan pada tomat,


semangka, jambu biji, pepaya, aprikot
dan jeruk.
Selenium: merupakan zat besi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi
salah satu sistem enzim antioksidan
tubuh. Beras dan gandum adalah
sumber utama selenium.

Vitamin A: banyak dikandung oleh hati, ubi,

wortel, susu, kuning telur dan keju muzarella.


Vitamin C: bisa ditemukan melimpah di
banyak buah dan sayuran seperti delima,
kiwi, strawberry, parika hijau, kol, bayam,
brokoli dan kangkung.
Vitamin E: terdapat pada almond, beberapa
jenis minyak seperti minyak wheatgerm,
minyak sunflower, minyak jagung dan minyak
kedelai, serta mangga, kacang dan brokoli.
Flavonoid: terdapat pada teh hijau

Вам также может понравиться