Вы находитесь на странице: 1из 17

DISPEPSIA

Olivia Febyola Moniharapon


Pembimbing : dr. Ishak Suryaputradinata, Sp.PD

DEFINISI

Dispepsia
Dispepsia

bukanlah suatu diagnosis

merupakan kumpulan keluhan/gejala


klinis (sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri
yang dirasakan di daerah abdomen bagian atas,
perasaan panas di dada (retrosternal), anoreksia,
mual, muntah, kembung, perut terasa penuh,
cepat kenyang, bersendawa

DISPEPSIA

Dispepsi
Organik

Dispepsia
Fungsional

A. Dispepsia Organik
Disebabkan o.k sudah ada kelainan pada suatu organ.
Biasanya ditemukan pada usia 40 thn keatas.

Dispepsia Tukak

Gastroesofageal Refluks Disease (GERD)

Ulkus Peptik

Penyakit Saluran Empedu

Karsinoma

Dispepsia pada sindrom malabsorbsi

Dispepsia akibat obat-obatan (cth: anti inflamasi non


steroid (OAINS), aspirin,

Beberapa antibiotic, digitalis, teofilin, dll)

Gangguan Metabolisme

Dispepsia akibat infeksi bakteri

B. Dispepsia Fungsional
Keluhan terjadi kronis, tanpa ditemukan adanya gangguan
struktural atau organik atau metabolik tetapi merupakan
kelainan fungsi dari saluran makanan.
Patofisiologi mekanisme yang mendasari Dispepsia Fungsional
adalah :

Pengosongan lambung yang tertunda

Gangguan akomodasi lambung untuk makan

Gangguan motilitas usus dan mioelektrik lambung

Hipersensitivitas terhadap distensi lambung

Perubahan kepekaan duodenum terhadap lipid atau asam

Disregulasi sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom

Faktor-faktor patogenesis Dispepsia Fungsional


Genetic
Infeksi dari Kuman Helicobacter pylori
atau organisme lain
Peradangan
Psikososial

Dyspepsia symptoms
ALARM Symptoms:

Anaemia (iron deficiency)

Loss of weight

Anorexia

Recent onset of progressive symptoms

Melaena / haematemesis

Swallowing difficulty

If dyspepsia and either >55yrs or ALARM Symptoms then


ENDOSCOPY

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk menyingkirkan adanya
kelainan organik
Pmx Laboratorium :
mengidentifikasi adanya faktor infeksi (leukositosis),
pakreatitis (amylase, lipase), keganasan saluran cerna
(CEA, CA 19-9, AFP).
Endoskopi (gold standar) sebagai diagnostik sekaligus
terapeutik
Radiologi
Serologi Helicobacter pylori
Urea breath test

DIAGNOSIS

Simptomp

tidak dapat membedakan antara


Dispepsia organik atau Dispepsia Fungsional

Endoskopi

sebagai Gold Standar kemudian


diikuti pemeriksaan penunjang lainnya

Kriteria

Diagnostik Dispepsia
berdasarkan Kriteria Rome III

Fungsional

KRITERIA ROMA III


Dispepsia Fungsional
Kriteria diagnosis*
Harus termasuk didalamnya satu atau lebih gejala
dibawah ini:
1. Rasa tidak nyaman setelah makan
2. Cepat merasa kenyang
3. Nyeri epigastrium
4. Rasa terbakar didaerah epigastrium

Dan tidak ada bukti penyakit struktural


(berdasarkan endoskopi) yang menyebabkan gejalagejala tesebut diatas.

Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan onset


gejala sekurang-kurangnya 6 bulan setelah
terdiagnosis

a. Sindroma distress postprandial

Kriteria diagnosis
Harus termasuk salah satu atau keduanya gejala dibawah ini
1. Rasa tidak nyaman setelah memakan makanan seharihari sekurang-kurangnya beberapa kali seminggu
2. Rasa cepat merasa kenyang setelah makan sehari-hari
sekurang-kurangnya beberapa kali seminggu
Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan onset gejala sekurangkurangnya 6 bulan setelah terdiagnosis

Kritria supportif
1. Terasa kembung pada perut atas atau mual setelah
makan atau sendawa yang berlebihan
2. Bersamaan dengan nyeri epigastrik

b. Sindroma Nyeri Epigastrik


Kriteria diagnosis
Harus termasuk didalamnya::
Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di
epigastrium derajat sedang
sekurang-kurangnya sekali seminggu.
1.Nyeri bersifat intermitten
2.Tidak menyebar ke regio abdomen lainnya
atau ke region dada
3.Tidak berkurang setelah defekasi atau
flatus
4.Tidak memenuhi kriteria gangguan
kandung empedu dan sfinter oddi
Kriteria terpenuhi selama 3 bulan dengan
onset gejala sekurang-kurangnya
6 bulan
setelah terdiagnosis

Kriteria supportif
1.Nyeri dapat terasa seperti terbakar
tetapi tanpa nyeri retrosternal
2.Nyeri biasanya dipicu atau
dihilangkan dengan makanan tetapi
timbul saat puasa
3.Kadang-kadang bersamaan dengan
sindroma post prandial.

ALOGARITMA

TERAPI

Antasida (kombinasi Aluminium hidroksida dan


magnesium hidroksida)

Antagonis reseptor H2 cth: simetidin, roksatidin,


ranitidin, dan famotidin

Proton Pump Inhibitor (PPI) cth: omeperazol,


lansoprazol, dan pantoprazole

Antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori cth:


amoxicillin, clarithromycin, metronidazole,
tetracycline

Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan


psikofarmakoterapi (obat anti- depresi dan cemas)
pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena
tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan
dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medscape.com/viewarticle/705665_4
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22327302
https://www.scribd.com/doc/60851149/Referat-Case-DispepsiaDr-Agoes
https://www.scribd.com/doc/83046739/Dispepsia-Berdasarkan-Kri
teria-Roma-II-Dan-III
https://www.google.com/search?q=alarm+sindrom+dispepsia&ie=ut
f-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firef
ox-a&channel=fflb

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться