Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
YONECO HAREF
(0607113779)
FEUBY LADY MARIANA
(0607134881)
Pengertian
Surfaktan adalah senyawa organik yang
Produk surfaktan
Surfaktan merupakan zat aktif yang berperan sebagai
pengemulasi minyak dan air, memegang peranan
penting dalam proses penghilangan kotoran.
produk komersial, seperti bahan berupa detergen
dan pelembut pakaian, kosmetika yang meliputi
sabun, sampo, perawatan kulit, hingga pasta gigi.
Produk lain dari Surfaktan sebagai bahan pewarna
tekstil, pelumas, bahan baku farmasi untuk obat dan
pembuatan vaksin, serta aditif bagi bahan bakar
minyak.
TIPE-TIPE SURFAKTAN
Terdapat empat kategori surfaktan berdasarkan sifat-sifat ioniknya dalam
air,yaitu:
Pembuatan Surfaktan
Jenis jenis surfaktan yang banyak diproduksi:
1. Surfaktan alkohol lemak sulfat
2. Sulfonasi metil ester asam lemak
3. Surfaktan Dari Monoalkil Fosfat
4. Surfaktan Gliserol Monooleat
5. Surfaktan N-parafin
6. Surfaktan Alkil Benzen Linear (LAB)
7. Surfaktan Dengan Proses Pemanjangan Etilena
Ziegler
8. Surfaktan Alkohol Ziegler
Proses
Produksi alkohol lemak sulfat terdiri atas lima
tahap, yaitu:
1. Proses persiapan udara (Process Air
Preparation)
2. Sulfur Trioxide Generation
3. Sulfasi
4. Netaralisasi
5. Perawatan gas lemah (exhaust gas
treatment)
3. Sulfasi
Sulfasi dilakukan di reaktor film
multitude
untuk mengontrol keakurasian rasio mol
antara SO3 dengan umpan organik
dalam berbagai pipa.
Prosesnya:
Umpan di masukkan di bagian atas
dan mengalir ke bawah di samping
pipa.
Ketika reaksi berlangsung
eksotermis, air dingin pada aliran
kontrol dimasukkan ke dalam jaket
untuk menjaga temperatur pada 4550 C maksimum.
Yield reaksi sebesar 97% dapat
dicapai. Proses ini ditunjukkan pada
gambar reaktor multitube film.
4. Netralisasi
produk dari reaktor harus dinetralisasi segera, dengan hidrolisis untuk
menghindari pengaruh buruk bagi proses dan kualitas produk. Proses ini
akan lebih berhasil jika langkah ini dilakukan duakali terhadap unit
netralisasi. Dengan pencampuran multibladed maka dihasilkan
campuran yang homogen.
Proses
Proses pembuatan surfaktan metil ester terdiri dari 3
tahap:
Tahap pertama berupa proses saponifikasi CPO
dengan larutan NaOH dilanjutkan netralisasi dengan
menghasilkan asam lemak.
Tahap kedua berupa proses esterifikasi asam lemak
dengan metanol menghasilkan metil ester.
Tahap ketiga adalah sulfonasi metil ester dengan
asam sulfat menjadi metil ester sulfonat, yang
merupakan bahan kimia surfaktan
Cari proses pembuatan metil ester sulfonat
Proses
Fosfat ester direaksikan pada temperatur 80-120 C pada
tekanan atmosfir.
Temperatur juga bisa digunakan pada 30-80 C. Temperatur
yang rendah akan berakibat pada warna produk.
Fosforus pentoksida ditambahkan ke dalam alkohol dengan
rasio yang disesuaikan seperti larutan pentoksida dan reaksi
terjadi tanpa penggumpalan (lumping).
Penggumpalan dapat menyebabkan P2O5 tidak reaktif.
Reaksi antara alkohol dengan P2O5 berada pada fasa liquid
dan eksotermis serta tidak menggunakan katalis.
Penambahan sedikit asam hyphosporus atau garamnya akan
menghasilkan warna pucat, yaitu warna stabil pada produk.
Surfaktan ini memiliki keunggulan dalam menghilangkan sifat kekerasan air daripada
alkohol lemak sulfat. Produksi MES dari minyak kelapa sawit diharapkan dapat menekan
kecenderungan penggunaan bahan baku minyak bumi
Proses pembuatan surfaktan metil ester sulfonat anionik dari CPO dilakukan melalui tiga
tahap yaitu: saponifikasi CPO dengan larutan NaOH, proses esterifikasi yang dilanjutkan
netralisasi, dan sulfonasi metil ester. Reaktor yang digunakan berkapasitas 500 mL.
Sulfonasi metil ester asam lemak berbeda dari alkohol lemak dimana mekanisme reaksi
terdiri dari dua tahap yaitu: pertama, gas SO3 bereaksi cepat dengan sulfoanhydride,
kedua, (dengan waktu 40-90 menit), sulfoanhydride berubah menjadi agen sulfonasi yang
bereaksi dengan still-unreacted ester.
Langkah netralisasinya memiliki kesamaan dengan langkah netralisasi dalam produksi
alkohol lemak sulfat, namun karena adanya reaksi awal dan kondisi selama proses
sulfonasi, maka dihasilkan warna gelap pada produk yang dapat dihilangkan dengan
proses bleaching. Adanya proses postreaction treatment dengan H2O2 dan NaOCl
menghasilkan sebuah produk dengan warna yang baik.
Penggunaan konsentrasi NaOH yang berbeda-beda harus diperhatikan karena memiliki
kelemahan masing-masing. Konversi saponifikasi mencapai nilai yang tinggi pada
pemakaian larutan NaOH sekitar 0,7 N dan suhu reaksi 70 oC. Pada kondisi itu konversi
mencapai 80% dalam waktu 150 menit.
Kesimpulan
Berdasarkan berbagai macam proses produksi surfaktan yang telah