Вы находитесь на странице: 1из 28

KEBUNTINGAN

Materi Ajar Kebidanan dan Kemajiran


Fak. Kedokteran Hewan Un Syiah
Oleh : Hamdan
Perkembangan Preimplantasi

 Pembelahan dan Pembentukan Blastosis


 Produk fertilisasi adalah embrio satu sel
dengan satu komplemen kromosom diploid.
 Beberapa hari kemudian, embrio mamalia
mengalami serangkaian pembelahan sel yang
akhirnya akan membentuk sel-sel berbentuk
bulat yang disebut sebagai blastosis.
Nasib Oosit
 Oosit yang tidak terfertilisasi mengisi
seluruh ruang di samping zona pellucida
 Ooosit yang terfertilisasi, embrio satu sel
biasanya agak menarik diri dari zona
pellucida yang mengelilinginya.
 Satu atau dua polar body sering terlihat dalam
ruang perivitelin, yakni suatu area diantara
embrio dan zona pellucida.
Perkembangan embrio
 Embrio satu sel mengalami suatu rangkaian divisi
pembelahan, melalui stadium 2-sel, 4-sel, 8-sel,
dan 16-sel.
 Pada awalnya, divisi pembelahan terjadi secara
sinkron. Dengan kata lain, kedua blastomer dalam
2-sel mengalami mitosis dan sitokinesis umumnya
secara simultan.
 Ketika embrio 16-32 sel, embrio menjadi terkumpul
bersama dalam suatu kelompok yang kompak dan
tetap dalam zona pellucida dan disebut Morula.
 Cairan mulai berkumpul di antara sel-sel,
dan terbentuk inner cavity (blastosis).
Ketika rongga itu meluas, embrio disebut
Blastosis.
 Selanjutnya terjadi akumulasi cairan
blastokoel, blastosis berkembang menjadi
expanded blastosis.
Blastosis

Inner cell mass tropoblast

Fetus Sistem membran


 Akhirnya, zona pellucida memanjang
membentuk suatu celah dan blastosis keluar
Hatching
 Hal ini mengakibatkan zona pellucida menjadi
kosong zona free atau hatched blastocyst
yang terdapat di dalam lumen uterus.
 Tergantung pada spesies, blastosis kemudian
mengalami emplantasi atau elongasi secara
cepat untuk mengisi lumen uterus.
HORMON KEBUNTINGAN
 Progesteron paling dibutuhkan
untuk memelihara kebuntingan pada seluruh
spesies hewan.

Corpus luteum dependent


(Sapi, babi dan kambing)

Placenta-dependent
(Kuda dan domba)
 Bunting

 Ovariektomi (Pertengahan kebuntingan)

 abortus

 Corpus luteum dependent


 Bunting

 Ovariektomi (Pertengahan kebuntingan)

 Tidak abortus

 Placenta dependent
 Pengambil alihan fungsi CL oleh placenta :
- Domba hari ke-45
- Sapi hari ke-200
Pengenalan Kebuntingan
 Pada hewan ruminansia
Ovarium

CL

Tidak Bunting
PGF2
Regresi CL
 .
Ovarium

CL

Bunting Fetus

PGF2alpha Interferon tau


CL (tetap)
 Interferon tau
- Pada domba dihasilkan pada hari ke
11-23, puncak 14-16
- Kambing pengenalan pertama pada hari
ke 15-17, puncak pada hari ke-17-18,
deteksi pertama pada hari ke-16
- Sapi dihasilkan pada hari ke 14-17
dengan puncak hari ke 17-18 post estrus
 Interferon tau dihasilkan oleh trophecderm
konseptus dan berfungsi memperpanjang
masa hidup CL melalui mekanisme tidak
langsung.
 Interferon melemahkan produksi
PGF2alpha pada sapi
 Interferon supresi transkripsi gen yang
menyandi reseptor estradiol dan oksitosin
(pada domba)
 Pada rodensia
 Stimulasi serviks saat kopulasi menyebabkan
aktivasi refleks neuroendokrin yang
menghasilkan pelepasan prolaktin, LH dan
FSH pada pagi hari estrus.
 Terdapat juga pelepasan biphasic prolaktin
dari pituitary yang kontinu selama 8-10 hari.
 Pelepasan prolaktin ini menyebabkan
perpanjangan fungsi CL selama 10-12 hari.
Betina memasuki masa pseudopregnansia jika
tidak ada embrio.
Implantasi
 Ovum
Fertilisasi
 Zigot
Uterus
 Blastosis
33 pasca kawin
 Implantasi
 Sementara blastosis berkembang, uterus
juga mengalami perkembangan untuk
mempersiapkan implantasi.
 Embrio dikatakan telah berimplantasi pada
saat ia telah menjadi tetap pada posisinya
dan menjalin kontak dengan induknya.
 Progesteron produk CL berfungsi :
 Menurunkan aktivitas muscular uterus
 Meningkatkan suplai darah ke uterus
 Menstimulasi proliferasi epithel uterus
 Meningkatkan sekresi susu uterus
 Pada hari ke-33 pascaperkawinan, membran
chorionic fetus membentuk ikatan dengan 2-4
kotiledon
 Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh progesteron..
 Bila terjadi kematian embrio pada stadium
ini, sapi akan mengalami berahi kembali
40-42 hari post perkawinan.
 Implantasi diperlukan karena sekresi dan
difusi material-material uterus tidak cukup
untuk memberi makan embrio.
 Lapisan terluar blastosis adalah tropoblas
yang mensekresikan enzim proteolitik
untuk membantu blastosis “menggali” ke
dalam endometrium
 Pada mammalia, proses implantasi harus
didahului oleh lepasnya zonapellucida agar
bebas melekat pada uterus.
 Pada tikus, hancurnya zona pellucida
ketika uterus disensitifasi oleh estrogen,
juga melalui aksi protease uterus atau
sebagai hasil perubahan pH. Beberapa
protease mungkin juga berasal dari
tropoblas embrio.
 Pada kelinci, perkembangan aktivitas
protease bergantung pada progesteron.
Tujuan Implantasi
 Membawa pembuluh darah embrio ke
dalam komunikasi fungsional dengan
suplai darah maternal, oleh karena itu
embrio menempati posisi yang berlawanan
terhadap epithel uterus.
Fungsi Plasenta
 Sebagai paru-paru untuk keluar masuk gas
pernapasan
 Sebagai usus untuk mengabsorbsi bahan
makanan
 Sebagai ginjal untuk membuang ampas
metabolisme fetus
 Menghasilkan zat untuk memelihara
pertumbuhan janin
Struktur dan klasifikasi plasenta
 Plasenta pada semua mamalia mempunyai struktur
dan fungsi yang umum, tetapi terdapat perbedaan
mencolok diantara spesies dalam struktur
makroskopik dan mikroskopik. Dua karakteristik
dijadikan dasar klasifikasi tipe-tipe palsenta :
 Bentuk makroskopik dan distribusi tempat kontak antara
membran fetus dan endometrium
 Jumlah lapisan-lapisan jaringan antara sistem vascular
maternal dan fetal.
Klasifikasi berdasarkan bentuk dan
tempat kontaknya
 Difusa : hampir semua dari keseluruhan permukaan
allantochorion dilibatkan dalam pembentukan
plasenta (Kuda dan babi).
 Kotiledonaria ; Multipel, area perlekatan yang
disebut kotiledon dibetuk melalui interaksi
allantochorion dengan endometrium. Bagian fetus
pada tipe ini disebut kotiledon, bagian tempat
kontak maternal disebut caruncula, dan kompleks
kotiledon-caruncula disebut plasentom. (Ruminansia)
 Zonaria : Plasenta membentuk komplit
atau inkomplit pita jaringan yang
mengelilingi fetus/endometrium. (Anjing,
kucing, gajah)
 Diskoid : Plasenta tunggal dibentuk dan
berbentuk diskoid. (Primata dan manusia).
TERIMA KASIH
 Kalau mau yang lengkapnya tolong dibaca
di buku text.

Вам также может понравиться