Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Robby Prawira Sulbahri, S. Ked
Putri Natalia Bahari Pratama, S.Ked
Preceptor:
Dr. RA. Neilan Amroisa, Sp.S, M.Kes
SMF NEUROLOGI
RSUD ABDUL MOELOEK
Januari 2010
Pendahuluan
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesa
Klasifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Gejala klinis
1.
2.
3.
4.
Kriteria diagnosa
National Institute of Neurological
and Communicative Disorder and
Stroke (NINCDS), yaitu:
I. Ciri-ciri yang perlu untuk
diagnosis:
- Terjadinya kelemahan yang
progresif
- Hiporefleksi
Menunjang diagnosa
Mengeksklusikan diagnosa
- Asimetris
- Disfungsi BAB dan BAK
- Leukosit LCS >50/mm3
- Gangguan sensoris berbatas
nyata
- Gangguan sensoris saja
- Terdiagnosa sebagai
polineuropati
lain
Pemerikasaan Penunjang
1. Elektrolit
Syndrom of inapproprite antidiuretic hormone (SIADH ) terjadi pada beberapa
pasien GBS
Serum dan osmolaritas urin merupakan indikasi jika SIADH dicurigai
2. Tes fungsi liver meningkat pada 1 dari 3 pasien
3. Tes kehamilan (kehamilan mungkin dapat menjadi pemicu)
4. Lumbal pungsi dan analisa cairan serebrospinal
Sebagian besar pasien tidak mengalami peningkatan kadar serebrospinal
(>400 mg/L) tanpa peningkatan jumlah sel Peningkatan protein dengan
tekanan normal dan tanpa leukosit dicurigai berhubungan dengan infeksi HIV
5. Antibody screen
Mungkinterdapat antibody terhadap saraf perifer dan saraf pusat
Pasien dengan Miller-Fisher varian mungkin memiliki antibody GQ1b
Pasien yang mempunyai antibody subtype GMI mungkin memiliki prognosis
yang buruk
6. Electrocardiogram
Banyak abnormalisasi yang berbeda dapat terlihat pada EGC termasuk
second-degree and atrioventricular (AV) block, abnormalisasi gelombang T,
depresi ST, pelebaran QRS dan berbagai macam kekacauan ritme
Diagnosa Banding
Terapi
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara
umum bersifat simtomatik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat
sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan
angka kecacatan (gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap
harus diberikan. Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya
penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas
(imunoterapi).
Penatalaksanaan
- Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan
faktor autoantibodi yang beredar. Pemakaian plasmaparesis pada SGB
memperlihatkan hasil yang baik, berupa perbaikan klinis yang lebih cepat,
penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang
lebih pendek. Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml
plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila
diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).
Penatalaksanaan medikamentosa
- Pengobatan imunosupresan:
1. Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena
lebih menguntungkan dibandingkan
plasmaparesis karena efek samping/komplikasi
lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg
BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari
sampai sembuh.
2. Kortikosteroid
3. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
- 6 merkaptopurin (6-MP)
- azathioprine
- cyclophosphamid
Penatalaksanaan Nonmedikamentosa
Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi :
Alih baring dan peregangan otot untuk
mencegah kekakuan juga
untuk mencegah terjadinya ulkus
dekubitus
ROM exercise ( latihan lingkup gerak
sendi ) secara pasif dan aktif
untuk alat gerak atas dan bawah
2. Terapi Okupasi :
3. Ortotik dan Prostetika
4. Psikososial
Prognosa
KESIMPULAN
Terima Kasih