Вы находитесь на странице: 1из 10

Hipoglikemia

Bahan Sri wahyuni


070100076
Tutorial B6
Definisi
• Suatu sindroma klinik • KGD
dengan penyebab yang Neonatus  < 40 mg/dL
sangat luas, sebagai akibat diterapkan sesudah umur - 3
dari rendahnya kadar hari pertama, ketika scr normal
glukosa plasma yang glukosa drh telah mencapai titik
akhirnya akan menyebabkan terendahnya. Setelah 12 – 24
jam kmdn, glukosa akan naik
neuroglikopenia.
mencapai 50 mg/dL . Pada bayi
• Hipoglikemia timbul bila dan anak yang lebih tua, KGD <
kadar glukosa serum secara 40 mg/dL ( 10 – 15 % lbh tinggi
bermakna lebih rendah drpd utk serum/ plasma)
kisaran bayi normal sesuai menggambarkan hipoglikemia
usia pasca lahir. yang bermakna.
Etiologi
1. Kelainan yang menyebabkan penggunaan glukosa berlebihan
a. Hiperinsulinemia ( bayi dari ibu diabetes, hipoglikemia hiperinsulinisme
menetap pd bayi, tumor yang memproduksi insulin dan child abuse)
Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa yang berlebihan
terutama akibat rangsang ambilan glukosa oleh otot. Pada bayi,
Hiperinsulinemia dapat tjd krn kelainan gen yang menyebabkan aktivasi
reseptor sulfonilurea akibat sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini
diketahui sebagai hipoglikemia hiperinsulin endogen menetap yang
sebelumnya disebut nesidioblastosis.
Penggunaan insulin eksogen atau pemberian obat yang menyebabkan
hipoglikemia kadang dapat terjadi krn kecelakaan atau salah
penggunaan, sehingga hal ini pada anak harus dipertimbangkan.
b. Defek pada pelepasan glukosa (defek pada siklus kreb atau repiratory
chain). Kelainan ini sangat jarang dan mengganggu pembentukan ATP
dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat tinggi.
c. Defek pada produksi energi alternatif
(defisiensi enzim spt Carnitine acyl
transferase, defisiensi HMG Co A, defisiensi
rantai panjang dan sedang acyl coenzim A
dehydrogenase, defisiensi rantai pendek acyl
coenzim A dehydrogenase). Kelainan ini
menganggu penggunaan lemak sebagai
sumber energi sehingga tbh hanya bergantung
pada glukosa
d. Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik,
termasuk hipertiroidisme
2. Kelainan yang menyebabkan penurunan produksi glukosa
a. Simpanan glukosa tdk adekuat ( prematur, bayi SGA, malnutrisi, hipoglikemia ketotik)
Kelainan ini sering terjadi. Hipoglikemia ketotik biasanya tjd pada anak yang kurus, usia
diantara 18 bulan – 6 tahun, dan biasanya tjd akibat masukan makanan yang terganggu
oleh berbagai sebab.
b. Kelainan produksi glukosa hepar antara lain : def. glukosa 6 fosfatase( glikogen storage
disease 1)
, def debrancher ( glikogen storage disease 3), def. fosfatase hepar ( glikogen storage
disease 6), def. glikogen synthase, def. frutose 1,3 difosfatase, def. phospho enol
pyruvate, def. pyruvate carboxylase, galaktosemia, intoleransi fruktosa herediter,
penyakit marple urine syrup)kelainan menurunkan glukosa dgn berbagai cara spt
blokade pada pelepasan dan sintetase glukosa, atau menghambat glukoneogenesis.
Anak yang mengalami ini akan beradaptasi karena peny. bersifat kronik.
c. Kelainan hormon ( panhipopituitarisme, def. hormon pertumbuhan, defisiensi kortisol
dapat primer atau sekunder) hal ini karena hormon pertumbuhan dan kortisol
berperan penting dalam pembtkn energi alternatif dan merangsang produksi glukosa.
Mudah diobati tapi butuh diagnosa dini.
d. Toksin dan peny. Lain ( etanol, salisilat, propanolol, malaria). Etanol menghambat
glukoneogenesis melalui hepar. Intoksifikasi salisilat dpt menyebabkan hipo atau
hiperglikemia, hipo karena meningkatnya sekresi insulin dan hambatan pada
glukoneogenesis.
Gejala klinis
Tanda2 yang terkait dengan
Tanda2 terkait dgn aktivasi saraf glukopenia serebral
autonom dan pelepasan epinefrin
Nyeri kepala
Kecemasan Kerancuan mental
Berkeringat Ggn penglihatan ( ketajaman turun, diplopia)
Palpitasi ( takikardi) Perubahan kepribadian organik
Ketidakmampuan berkonsentrasi
Pucat Disartria
Gemetar Terbelalak
Lemah Kejang
Ataksia, inkoordinasi
Lapar
Mengantuk, lesu
Mual Koma
Muntah Stroke, hemiplegia, afasia
Angina ( dgn arteri koroner Parestesia
Vertigo
normal)
Amnesia
Postur deserebrasi atau dekortikasi
• Gejala hipoglikemia pada bayi tdk khas
meliputi sianosis, apnea, hipotermia,
hipotonia, nafsu makan jelek, lesu dan
kejang2.
• Pada anak bisa tjd masalah perilaku, tdk ada
perhatian, nafsu makan rakus, atau kejang-
kejang.
Diagnosa
Ada gejala2 akut Riwayat memberi kesan : gejala akut tdk ada

1.Ambil sampel drh sblm dan 30 mnt ssdh 1. Anamnesis yg cermat mengenai hub. Gejala2
pemberian glukagon dgn waktu dan tipe masukan makanan,
2. Ambil urin sesegera mgkn. Periksa keton; jika tdk mengingat umur penderita. Kesampingkan
ada dan hipoglikemia dikonfirmasi, curiga kemungkinan konsumsi alkohol atu obat. Nilai
hiperinsulinemia atau def. karnitin; jika ada keton, kemungkinan injeksi insulin, membutuhkan
curiga ketotik, def. hormon, kelainan metabolisme garam, kecepatan pertumbuhan, patologi
glikogen bawaan, atau glukoneogenesis intrakranial
3.Mengukur glukosa pd sampel darah asli. Jika 2. Pemeriksaan yang cermat utk hepatomegali
hipoglikemia dikonfirmasi, terus dng pengukuran ( peny. Penyimpanan glikogen, defek pada
subtrat- hormon lihat tabel dibawah glukoneogenesis); pigmentasi ( kegagalan
4. Jika glikemia bertambah ssdh glukagon melebihi adrenal); perawakan dan status neurologis
40 mg/dLdiatas basal, curiga hiperinsulinemia ( peny. Pituitari)
5.Jika kadar insulin pd saat hipoglikemia lbh bsr dr 10 3. Masukkan rumah sakit utk uji provokatif :
μU/mL, curiga hiperinsulinemia endogen; jika lbh  Puasa 24 jam dgn observasi yang cermat; bila
besar 100 μU/mL, curiga hiperinsulinemia timbul gejala2 terus dng langkah 1- 4 spt ketika
buatan( injeksi dr luar). Masukkan rumahsakit untk ada gejala2 akut
tes provokatif  Fgs pituitari- adrenal dgn menggunakan uji
6. Jika kortisol < 10μg/dL dan atau hormon stimulasi arginin-insulin terindikasi
pertumbuhan < ng/mL, curiga insufisiensi adrenal 4. Biopsi hati utk penentuan histo dan enzim jika
dan/ atau penyakit pituitaria. Masukkan rumahsakit terindikasi
untk tes provokatif 5. Uji toleransi glukosa oral ( 1,75 g/Kgbb; maks 75
g) jika hiperglikemia reaktif dicurigai pd remaja.
Analisis sampel drh sblm dan 30 mnt
ssdh glukagon
substrat hormon
• Glukosa • Insulin
• Asam lemak bebas • Kortisol
• Keton • Hormon pertumbuhan
• Laktat • T4, TSH
• Asam urat
terapi
• Jika tdk kejang, bolus glukosa 10 % IV 200mg/kgbb(2 ml/kgbb), bila ada
kejang 4ml/kgbb injeksi bolus glukosa 10% terindikasi
• Pasaca terapi pertama, hrs beri infus glukosa 8mg/lg/mnt. Jika hipoglikemia
tjd lagi, kcpt infus hrs ditambah sampai menggunakan glukosa 15 – 20 %.
Jika infus glukosa 20 % IV tdk ckp utk melenyapkan gejala dan
mempertahankan kadar glukosa serum normal, hidrokortison
(2,5mg/kgbb/6jam) atau prednison (1 mg/kgbb/24 jam) hrs diberikan)
• Glukosa serum hrs diukur stp 2 jam stlh terapi dimulai sampai bbrp
pengukuran berada diatas 40 mg/dL. Selanjutnya, kadar hrs diperiksa stp 4
– 6 jam dan pengobatan scr bertahap dikurangi dan akhornya dihentikan
bila kadar glukosa serum telah berada pada kisaran normal dan bayi tdk
menampakkan gejala selama 24 – 48 jam. Pengobatan biasanya diperlukan
selama bbrp hari sampai satu minggu.
• Nesidioblastosis bila steroid dan glukosa tdk ada respon  diakzosid
atau somatostatin bedah

Вам также может понравиться