Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MONETER DAN
BANK SENTRAL
VINA RENATA
GABRIEL MARGARETA
YOVITA
MUHAMMAD YUNUS
HIZKIA APRILIANA
201380003
201380004
201380013
201380
201380
PENGERTIAN BANK
Menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Tujuan dan tugas Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia
diatur secara jelas dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Tujuan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa serta terhadap
mata uang negara lain. Kestabilan diukur pada perkembangan laju inflasi dan
perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Bank Indonesia didukung oleh
tiga pilar yang merupakan bidang tugas Bank Indonesia, yaitu:
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada operasi
pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit.
c. Memberikan kredit atau pembiayaan untuk jangka waktu 90 hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek bank.
d. Memberikan fasilitas pembiayaan darurat kepada bank yang mengalami kesulitan keuangan yang berdampak
sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis.
e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan.
f. Mengelola cadangan devisa.
3.
a.
b.
c.
d.
Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank
Menetapkan peraturan di bidang perbankan
Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung
Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak
terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum,
intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan
moneter
ekspansif
(Monetary
expansive policy)
Imbauan Moral
(Moral
Persuasion)
Fasilitas
Diskonto
(Discount Rate)
Kebijakan
Kredit Ketat
Rasio Cadangan
Wajib (Reserve
Requirement Ratio)
Tahun 2008, Bank Century mengalami kesulitan likuiditas karena beberapa nasabah besar Bank Century
menarik dananya seperti Budi Sampoerna akan menarik uangnya yang mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan
dana yang ada di bank tidak ada sehingga tidak mampu mengembalikan uang nasabah
Tanggal 30 Oktober dan 3 November sebanyak US$ 56 juta surat-surat berharga valuta asing jatuh tempo dan
gagal bayar
Tanggal 17 November, Antaboga Delta Sekuritas yang dimiliki Robert Tantular mulai tak sanggup membayar
kewajiban atas produk discreationary fund yang dijual Bank Century sejak akhir 2007.
Pada 20 November 2008, BI melalui Rapat Dewan Gubernur menetapkan Bank Century sebagai bank gagal
berdampak sistemik. Keputusan itu kemudian disampaikan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Kemudian KSSK mengadakan rapat pada 21 November 2008.
Rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai ketua KSSK, Raden Pardede selaku
Sekretaris KSSK, Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) Marsilam
Simanjuntak, dan Gubernur BI Boediono sebagai anggota KSSK.
Lalu ditindaklanjuti dengan rapat Komite Koordinasi yang dihadiri oleh Ketua KSSK, Gubernur BI, dan
Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Peserta rapat sepakat menyatakan Bank Century
sebagai bank gagal berdampak sistemik dan menerima aliran dana penanganan Bank Century melalui LPS.
Dari rapat tersebut diputuskan menyuntikkan dana ke Bank Century sebesar Rp 632 miliar untuk
menambah modal sehingga dapat menaikkan CAR menjadi 8%. Enam hari dari pengambilalihan LPS
mengucurkan dana Rp 2,776 triliun pada Bank Century untuk menambah CAR menjadi 10%. Karena
permasalahan tak kunjung selesai Bank Century mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga
atas penggelapan dana investasi senilai Rp 1,38 triliun yang mengalir ke Robert Tantular.
Tanggal 3 Februari 2009 Bank ini masih tetap diberikan kucuran dana sebesar Rp 1,55 triliun. Padahal bank
ini terbukti lumpuh.
Pada 5 Desember 2008 LPS menyuntikkan dana kembali sebesar Rp 2,2 triliun untuk memenuhi tingkat
kesehatan bank.
Akhir bulan Desember 2008 Bank Century mencatat kerugian sebesar Rp 7,8 triliun.
Pada Bulan Juni 2009 Bank Century mencairkan dana yang telah diselewengkan Robert sebesar Rp 180
miliar pada Budi Sampoerna. Tetapi, dibantah oleh Budi yang merasa tidak menerima sedikit pun uang dari
Bank Century. Atas pernyataan itu LPS mengucurkan dana lagi kepada Bank Century sebesar Rp 630
miliar untuk menutupi CAR. Sehingga, total dana yang dikucurkan kepada Bank Century sebesar Rp 6,762
triliun.