Вы находитесь на странице: 1из 11

Perbedaan

Metode Biaya
dengan Metode
Ekuitas

Metode Biaya
Metode biaya adalah metode pencatatan investasi
yang pada awal perolehan investasi, investor
mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost
accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat
sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang
diterima melebihi bagian investor atas laba investee
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat
sebagai pengurang investasi sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
13 tentang Akuntansi untuk Investasi(Properti
Investasi). Secara akuntansi, metode biaya harus
diterapkan oleh investor yang memiliki saham berhak
suara pada perusahaan lain (investee) baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dengan
kepemilikan kurang dari 20%

Metode Ekuitas
Metode ekuitas adalah metode pencatatan
investasi yang pada awal perolehan investor
mencatat investasi sebesar biayanya, dividen
maupun distribusi laba dicatat sebagai
pengurang akun investasi. Nilai tercatat
investasi akan berubah karena adanya laba/rugi
yang diperoleh investor pada perusahaan
asosiasisetelah tanggal perolehan. Untuk
investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam
PSAK No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi
dalam Perusahaan Asosiasi. Metode ekuitas harus
diterapkan oleh investor yang memiliki saham
berhak suara pada perusahaan investee baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan
kepemilikan 20% atau lebih.

Dengan kepemilikan 20% atau lebih, secara akuntansi


investor dianggap memiliki pengaruh yang signifikan
pada investee, oleh karena itu pengakuan penghasilan
berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat
digunakan sebagai ukuran yang memadai untuk
merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari
investasi dalam investee karena distribusi yang diterima
tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja
investee. Mengingat pengaruh yang signifikan terhadap
investee, investor memiliki tolok ukur atas kinerja
investee, yaitu imbalan investasi(return on
investment).Investor melaksanakan tanggung jawab ini
dengan memperluas lingkup laporan keuangan
konsolidasi sehingga mencakup bagiannya atas hasil
usaha investee dan dengan demikian menyediakan
analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga
rasio yang lebih relevan dapat dihitung. Dengan
demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan
pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh
investor dengan lebih informatif.

Penerapan Metode Biaya


PT. A (investor) membeli Rp. 150.000.000,- untuk
15.000 lembar saham (15%) saham berhak suara
PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan
(umumnya tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp.
50.000.000.- dan PT. B membagikan dividen
sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan 15% (kurang dari 20%),
maka secara akuntansi PT. A wajib menggunakan
metode biaya untuk mempertanggungjawabkan
investasinya, jurnal yang dibuat investor (PT.A)
adalah sebagai berikut :

Pada saat perolehan investasi


Investasi pada PT.BRp. 150.000.000
Kas/bankRp.
150.000.000

(jurnal untuk mencatat investasi 15% saham


PT.B)
b.Pada saat PT.B memperoleh laba
-tidak ada jurnal-

c.Pada saat PT. B membagikan dividen


Kas/BankRp.6.000.000
Penghasilan
DividenRp.6.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B, (15% X
Rp.40.000.000 = Rp. 6.000.000))
PT. A harus mengakui penghasilan dividen dari PT.B
sebesar Rp. 6.000.000,- dalam laporan laba rugi, Untuk
investasi dilaporkan dalam neraca dan disajikan sebagai aktiva
lancar atau aktiva tidak lancar tergantung dari jenis
investasinya, juga perlu diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan tentang investasi yang dilakukan pada PT.B.

Penerapan Metode
Ekuitas
PT. A (investor) membeli Rp. 300.000.000,- untuk
30.000 lembar saham (30%) saham berhak suara
PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan
(umumnya tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp.
50.000.000.- dan PT. B membagikan dividen
sebesar Rp. 40.000.000,-.
Dengan kepemilikan 30% (lebih dari 20%), maka
secara akuntansi PT. A wajib menggunakan
metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan
investasinya. Jurnal yang dibuat oleh investor
(PT.A) adalah sebagai berikut :

a.Pada saat perolehan investasi


Investasi pada PT.BRp.300.000.000
Kas/bank
Rp.300.000.000

(jurnal untuk mencatat investasi 30% saham PT.B)


b.Pada saat PT.B memperoleh laba
Investasi pada PT.BRp.15.000.000
Penghasilan Investasi dari
PT.BRp.15.000.000
(jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.B (30% X
Rp. 50.00.000 = Rp. 15.000.000))
c.Pada saat PT. B membagikan dividen
Kas/BankRp.12.000.00
0
Investasi pada
PT.BRp.12.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B (30%
X Rp.40.000.000))

PT. A harus mengakui penghasilan dari PT. B


sebesar Rp. 15.000.000,- dalam laporan laba rugi,
dalam neraca untuk investasi dengan metode
ekuitas harus disajikan sebagai aktiva jangka
panjang dan diungkapkan dalam pos terpisah
dalam neraca. Dan pengungkapan dalam catatan
atas laporan keuangan untuk daftar perusahaan
investasi.

Pengaruh Penerapan Metode Biaya


dan Metode Ekuitas dalam Perpajakan
1. Apabila WP investor menggunakan metode biaya (penyertaan pada
investee kurang dari 20%) maka WP Investor tidak perlu melakukan
koreksi fiskal, kemudian penghasilan dividen dipotong PPh pasal 23
oleh investee dan atas penghasilan dividen ini dilaporkan dalam SPT
Tahunan PPhinvestor sebagai obyek pajak penghasilan.
2.Apabila WP investor menggunakan metode ekuitas (penyertaan
pada investee 20% atau lebih) maka WP perlu melakukan koreksi fiskal
sebagai berikut :
a.Pada saat investor mencatat penghasilan dari investasi karena
mengakui bagian laba investee yang menjadi bagiannya, maka
dilakukan koreksi fiskal negatif atas penghasilan tersebut karena
penghasilan tersebut adalah bukan merupakan obyek pajak
penghasilan menurut UU PPh.
b.Pada saat investor menerima dividen dari investee, investor
mencatat penerimaan dividen tersebut sebagai penggurang akun
investasi (akun investasi dikredit, lihat ilustrasi metode ekuitas point
c.), Karena penghasilan tersebut belum diakui dalam pembukuan WP
maka dilakukan koreksi fiskal positif untuk mengakui adanya
penghasilan dividen dari investee.

3.Apabila WP investor menggunakan metode ekuitas


(penyertaan pada investee 25% atau lebih dan memenuhi
ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh) maka WP
memperlakukannya sebagai berikut :
a.Pada saat investor mencatat penghasilan dari investasi
karena mengakui bagian laba investee yang menjadi
bagiannya, maka dilakukan koreksi fiskal negatif atas
penghasilan tersebut.
b.Pada saat investor menerima dividen dari investee, maka
perusahaan investor melaporkan dividen tersebut dalam SPT
Tahunan PPh kedalam kelompok penghasilan yang bukan
obyek PPh.
4.Apabila WP investor menggunakan metode ekuitas
(penyertaan pada investee 25% atau lebih, namun tidak
memenuhi ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh) maka
perlakuan pajaknya adalah sebagaimana dijelaskan pada
penjelasan nomor 2 diatas.

Вам также может понравиться