Вы находитесь на странице: 1из 45

Kejang Demam

OLEH :
RAHMI HAYATI
0807101010137

PEMBIMBING:
DR. SULAIMAN YUSUF. SP.A (K)

Kejang
Kejang adalah perubahan
aktivitas motorik abnormal
yang tanpa atau disertai
dengan perubahan perilaku
yang
sifatnya
sementara
yang
disebabkan
akibat
perubahan
aktivitas
kelistrikan di otak yang
berupa gerakan otot (tonik
atau klonik) yang tidak
terkendali yang merupakan
serangan berkala.

TIPE KEJANG
KEJANG PARSIAL

simpleks

kompleks
KEJANG KOMPLEKS

Kejang parsial
Kejang parsial

TONIK CLONIK
TONIC
MIOCLONIC
ATONIC
ABSENS

KEJANG PARSIAL
Kejang parsial adalah kejang yang
berhubungan dengan keterlibatan
satuhemisfer serebri. Kejang parsial
dapat berkembang menjadi kejang
umum pada30% anak yang mengalami
kejang. Pada umumnya kejang ini
ditemukan padaanak berusia 3 hingga 13
tahun

Kejang parsial simpleks


Kejang parsial simpleks adalah bentuk kejang parsial yang tanpa
disertaidengan perubahan status mental. Kejang ini sering
ditandai
denganperubahanaktivitasmotorikyangabnormal,seringterliha
tpolaaktivitasmotorik yang tetap pada wajah dan ekstremitas
atas saat episode kejangterjadi. Walaupun kejang parsial simpleks
sering ditandai dengan perubahanabnormal dari aktivitas motorik,
perubahan abnormal dari sensorik,autonom, dan psikis2.

Kejang parsial kompleks


Kejang parsial kompleks ditandai dengan perubahan abnormal
daripersepsidansensasi,dandisertaidenganperubahankesadar
an.Padasaatkejang, pandangan mata anak tampak linglung,
mulut anak seperti mengecapngecap, jatuhnya air liur keluar
dari mulut, dan seringkali disertai mual danmuntah

KEJANG UMUM
Kejang umum adalah kejang yang berhubungan dengan
keterlibata keduahemisfer serebri. Kejang umum disertai
dengan perubahan kesadaran

Kejang tonik klonik


Kejang tonik klonik (grand mal seizure)
Kejang tonik klonik adalah bentuk kejang umum yang paling
seringterjadi pada anak. Kebanyakan kejang ini memiliki onset
yang tibatiba,namun pada beberapa anak kejang ini didahului
oleh aura (motorik atausensorik). Pada awal fase tonik, anak
menjadi pucat, terdapat dilatasi
keduapupil,dankontraksiotototot yang disertai dengan
rigiditas otot yangprogresif.
Seringjugadisertaidenganinkontinensiaurinatauinkontinensi
atinja. Kemudian pada fase klonik, terjadi gerakan menghentak
secara ritmikdan gerakan fleksi yang disertai spasme pada
ekstremitas. Terjadi perubahankesadaran pada anak selama
episode kejang berlangsung dan bisa berlanjuthingga beberapa
saat setelah kejang berhent

Kejang tonik
Bentuk kejang ini sama seperti kejang tonik klonik pada fase tonik.
Anak tibatiba terdiam dengan seluruh tubuh menjadi kaku akibat
rigiditas ototyang progresif.

Kejang mioklonik
Kejang mioklonik ditandai dengan gerakan kepala seperti terjatuh
secara tibatiba dan disertai dengan fleksi lengan. Kejang tipe ini
dapat terjadi hingga ratusan kali per hari.

Kejang atonik
Kejang atonik ditandai dengan kehilangan tonus otot secara tibatiba.

Kejang absens
Kejang absens dapat dibagi menjadi kejang absens simpel
(tipikal) atau disebut juga petitmal dan kejang absens kompleks
(atipikal). Kejang absens tipikal ditandai dengan berhentinya
aktivitas motorik anak secara tibatiba, kehilangan kesadaran
sementara secara singkat, yang disertai dengan tatapan kosong.
Sering tampak kedipan mata berulang saat episode kejang
terjadi.Episode kejang terjadi kurang dari 30 detik. Kejang ini
jarang dijumpai pada anak berusia kurang dari 5 tahun. Kejang
absens atipikal ditandai dengan gerakan seperti hentakan
berulang yang bisa ditemukan pada wajah dan ekstremitas, dan
disertai dengan perubahan kesadaran

Etiologi kejang
1.Intrakranial
Penyebab intrakranial dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu primer
dansekunder. Penyebab intrakranial primer disebut juga idiopatik.
Sedangkan sekunder dapat disebabkan karena neoplasma
intrakranial, kelainan kongenitalseperti hidrosefalus, infeksi
seperti meningitis dan ensefalitis, dan traumakepala.

2.Ekstrakranial
Penyebab ekstrakranial biasa disebabkan karena gangguan
metabolismeseperti hipoglikemia, hipokalsemia, hepatik
ensefalopati, uremia,hiperproteinemia, hiperlipidemia, hipotiroid,
dan hipoksia. Penyebabekstrakranial dapat juga disebabkan oleh
metastasiskeganasan ke otak

Penyebab kejang

Meningitis adalah suatu reksi peradangan yang


mengenai satu atau semua lapisan selaput yang
membungkus jaringan otak dan sumsum tulang
belakang.
Ensefalitis adalah peradangan jaringan otak yang
dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula
spinalis.

Meningitis merupakan peradangan selaput otak yang

disebabkan oleh bakteri patogen. Ditandai dengan peningkatan


jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal dan terbukti
adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal.

Manifestasi klinis
a. Anamnesis
Meningitis bakterialis pada anak seringkali didahului infeksi pada
saluran napas atas atau pencernaan seperti demam, batuk, pilek,
diare dan muntah. Demam, nyeri kepala dan meningismus dengan
atau tanpa penurunan kesadaran merupakan hal yang sangat
sugestif meningitis. Banyak gejala meningitis berkaitan dengan usia;
anak berusia kurang dari tiga tahun jarang mengeluh nyeri kepala.
b. Pemeriksaan fisik
Gangguan kesadaran dapat berupa penurunan kesadaran atau
iritabel
Dapat juga ditemukan ubun-ubun yang menonjol, kaku kuduk atau
tanda rangsang meningeal lain, kejang dan defisit neurologist fokal.
Tanda rangsang meningeal mungkin tidal ditemukan pada anak
kurang dari satu tahun.

Ensefalitis ialah infeksi jaringan otak oleh berbagai

macam mikroorganisme, misalnya bakteri, ptozoa, cacing,


spichaeta, atau virus. Penyebab yang tersering dan terpenting
adalah virus

Manifestasi klinis
Gejala khas berupa suhu naik mendadak, dapat sampai
hiperpireksi, nyeri kapala, muntah dan perubahan tingkah
laku
Kedaran menurun
Kejang umum dan/atau fokal atau hanya twitching saja.
Pada kejang fokal dicurigai penyebab virus herpes
simpleks
Gejala serebral lainnya dapat berupa ataksis, paresis,
paralisis, afasia dan sebagainya.
Gerakan involunter (bila terkena ganglia basalis)

Gangguan elektrolit
Diare dengan dehidrasi berat adalah pengeluaran
tinja yang mengandung sejumlah cairan dan elektrolit
yang dapat membahayakan tubuh,jika anak mengalami
demam maka kehilangan cairan tubuh akan meningkat
,yang disebut sebagai dehidrasi. Dehidrasi berat yaitu
anak tidak sadar,mata cekung,tidak dapat minum dan
cubitan pada kulit kembali lambat.

Hipoglikemia adalah penurunan kadar glukosa darah, gejala


biasanya muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL.
Gejala klinis sangat beragam yaitu mencakup gemetar atau
kejang, iritabilitas, letargi, pernapasan tidak teratur sampai
apnea, sianosis atau membiru, pucat, menolak untuk
mengisap ASI, menangis dengan suara melengking atau
melemah, hipotermia.
Peningkatan suhu
Akibat dari adanya infeksi diluar system saraf pusat , seperti :
infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media,
pneumonia,
gastroenteritis, dan
infeksi saluran kemih

Definisi Kejang Demam

Bangkitan

kejang yang terjadi


pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38oC) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium.
- Konsensus Kejang Demam, 2006 -

Tipe Kejang Demam

Kejang Demam Simplek


Kejang Demam Komplek

KejangKE
Kejang Demam
Sederhana

Kejang demam yang berlangsung singkat, <15


menit dan umumnya akan berhenti sendiri.
Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik
tanpa gerakan fokal, kejang tidak berulang
dalam waktu 24 jam.
Kejadian kejang demam sederhana yaitu 80%
di antara seluruh kejang demam.

Kejang Demam
Komplek
Kejang demam yang lebih lama dari 15
menit,
Fokal atau multipel (lebih daripada 1 kali
kejang per episode demam)

RESIKO
Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang
paling tinggi, terkadang kejang terjadi pada
demam yang tidak begitu tinggi.
Bila hal ini terjadi maka anak tersebut memiliki
resiko tinggi untuk berulangnya kejang.

Epidemiologi
The American of Pediatrics (AAP) usia
termuda bangkitan kejang demam 6
bulan.
Insiden
bangkitan
kejang
demam
tertinggi terjadi pada usia 18 bulan.
Biasanya setelah berumur 6 tahun
pasien tidak kejang demam lagi/ namun,
beberapa pasien masih dapat mengalami
kejang demam sampai umur lebih dari 56 tahun.

Manifestasi Klinis

Kriteria Diagnosis
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5
tahun. Kejang disertai demam pada bayi <> 5 tahun
mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang
kebetulan terjadi bersama demam. Anak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat
demam, tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang didahului oleh demam
Pasca kejang anak sadar kecuali kejang lebih dari 15
menit
Pemeriksaan punksi lumbal norma

Anamnesis
Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran,
lama kejang
Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam
24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang
Penyebab demam di luar infeksi susunan
saraf
Riwayat perkembangan, riwayat kejang
demam dan epilepsi dalam keluarga
Menyingkirkan penyebab kejang lain

Pemeriksaan Penunjang
EEG
Cairan serebrospinal
Pungsi lumbal

Diagnosis Kejang Demam


Terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun
Kejang berlangsung singkat, tidak melebihi
15 menit
Kejang umumnya berhenti sendiri
Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik tanpa gerakan fokal
Kejang tidak berulang dalam 24 jam
- Konsensus IDAI -

Penatalaksanaan
Pada tatalaksana kejang demam ada 3 hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
Pengobatan awal
Mencari dan mengobati penyebab
Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya
kejang demam

Penanganan Awal
1. Membuka pakaian yang ketat
2. Posisi pasien dimiringkan apabila muntah
untuk mencegah aspirasi.
3. Jalan napas harus bebas agar oksigenasi
terjamin.
4. Awasi keadaan vital

Antipiretik
Antipiretik diberikan ketika anak demam.
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali

Diazepam
Obat
yang
paling
cepat
untuk
menghentikan kejang adalah diazepam
yang diberikan secara intravena atau
intrarektal.
Kadar diazepam tertinggi dalam darah akan
tercapai dalam waktu 1-3 menit apabila
diazepam diberikan secara intravena dan
dalam waktu 5 menit apabila diberikan
secara intrarektal.

Diazepam
Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB,
diberikan perlahan-lahan dengan kecepatan
1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit
dengan dosis maksimal 20 mg.

Diazepam
Untuk
memudahkan orangtua di rumah
dapat diberikan diazepam rektal dengan
dosis:
5 mg pada anak dengan berat badan < 10 kg
10 mg untuk berat badan anak > 10 kg
Buccal midazolam (0.5 mg/kg; dosis maximal
10 mg) dikatakan lebih efektif daripada
diazepam per rektal pada anak.

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться