Вы находитесь на странице: 1из 18

FITOMEDISIN

The analgesic effect of the ethanolic


extract of Matricaria aurea

FKK 4
Nama kelompok :
1. Nurfa Rahmayanti ( 19133948A)
2. Zahrina Fildzah Amajida (19133952A)
3. Indah Anaresti (19133952A)
4. Mufaricha Nurariroh (19133953A)
5. Imam Asrof
(19133954A)
6. Ani Wijayanti (19133955A)
7. Tina Nur Vitasari
(19133956A)
8. Hapsari Dyah A.P
(19133957A)
9. Kartika Nur Astana (19133959A)
10. Rizka Despianty
(19133960A)
11. Nadia Firdausi
(19133963A)
12. Purwanita Indah Kusuma
(19133966A)

PENDAHULUAN
Matricaria aurea L. (asteraceae) adalah adalah salah
satu tanaman obat yang paling banyak digunakan dan
didokumentasikan dengan baik sebagai tanaman obat,
di Yordania dan seluruh dunia. Matricaria aurea
digunakan dalam sejumlah produk komersial, termasuk
sabun, deterjen, parfum, lotion, salep, produk rambut,
permen, minuman beralkohol, dan teh herbal.
Matricaria aurea digunakan sebagai obat herbal untuk
segala penyakit ringan termasuk demam, flu, batuk,
nyeri perut, nyeri dada, nyeri abdomen,
sakit
tenggorokan, antispasmodik dan analgesik.
Komponen seperti bisabolenes dan asetilen telah
diisolasi dari M.aurea.

GAMBAR

Tujuan penelitian

Untuk mengevaluasi efek analgetik


dari ekstrak etanol Matricaria aurea
menggunakan beberapa model akut dan
kronis untuk nyeri pada mencit dan tikus
serta untuk menguji validitas scientifc
dasar menggunakan tanaman ini.

METODE
A.

Persiapan Bahan :
Semua bagian tumbuhan marticaria aurea yang
sudah berbunga dikumpulkan dari Jordan pada
Maret 2009

B. Hewan
Tikus jantan 180-300 gram dan mencit 25-30
gram yang tidak dipuasakan. Hewan ini di
tempatkan di ruangan dengan suhu 22-25 C,
hewan coba ditempatkan di tempat yang gelap
dan terang dengan interval 12 jam serta diberi
makan dan minum sesuai kebutuhan.

C. Penyiapan ekstrak etanol

Bagian tanaman yang


telah dikeringkan
sebanyak 500 gram
direndam dalam 1000
ml eter petroleum
selama 10 hari di
temperatur 60-80 C

Larutan yang telah siap


tadi didapatkan dari
massa kenyal yang
dilarutkan di larutan
garam fsiologis

Bagian tanaman telah


dipisahkan menggunkan
saringan kassa

Bahan tanaman tersebut


diekstraksi dengan
etanol 95% diulangi
(2x), 10 hari dikali 1L
dalam suhu kamar

Larutan telah siap

Etanol telah dievaporasi


dibawah tanaman untuk
mendapatkan 30 gram
masa kenyal

D. Prosedur Pengujian
1. Mouse writhing assay
Ekstrak (100300 mg/kg,oral)
atau asam
asetil salisilat
(100 mg/kg
subkutan)
diberikan
kepada tikus
pada waktu 30
dan 60 menit,
masingmasing , yang
sebelumnya
telah di injeksi
asam asetat
secara
intraperitoneal .

Larutan garam
fsiologis (10
ml/kg)
digunakan
sebagai kontrol

Angka geliat
dihitung selama
15 menit

2. Tail Flick Assay


Tikus dimasukkan ke
kandang khusus dan pada
bagian setengah ekor
dicelupkan ke dalam
beaker glass yang berisi
air dingin (0-1 C).

Pada saat tikus menarik


ekor dengan spontan
dianggap sebagai waktu
bereaksi.

Larutan garam fsiologis 10


ml/kg sebagai kontrol

Pengukuran mula-mula
diambil pada menit ke 30
dan 60 menit sebelum
dan sesudah pemberian
morfn 10 mg/kg subkutan
atau ekstrak ( 100-300 mg
/kg oral) masing-masing.

3. Tail Immersion test

Mencit dibagi
menjadi 5
kelompok.

Bagian 5 cm
terbawah dari ekor
dicelupkan ke
dalam beaker glass
yang berisi air
yang suhunya 55
0,5 C.

Pada saat tikus menarik


ekor dengan spontan
dianggap sebagai
waktu bereaksi, dengan
pemotongan waktu 10
detik untuk waktu
pencelupan ekor.

Morfn telah
diberikan secara
subkutan 30 menit

Waktu reaksi di
ukur satu jam
sebelum dan
sesudah
pemberian oral
dari ekstrak dan
larutan NaCl
fsiologis.

4. Haffners Tail Clip Method

Metal arthery clip di


aplikasikan ke ujung
masing-masing ekor
tikus untuk
menyebabkan rasa
sakit.

Dilakukan test
sensitivitas dan
hewan yang tidak
spontan mencabut
ekor akan
didiskualifkasi.

Larutan garam
fsiologis digunakan
sebagai kontrol.

tikus yang merespon


ditempatkan di
kelompok yang
berisi 5 tikus.

Klip ekor
diaplikasikan 60
menit setelah tikus
di beri ekstrak
secara oral atau 30
menit setelah diberi
morfn secara
subkutan.

5. Uji Formalin
Injeksi 20 mikro liter
formalin 1%
diberikan secara sc
ke telapak kaki
kanan bagian
belakang mencit .

Saat dia menjilat dan


menggigiti bekas
suntikan telapak
yang diinjeksikan
formalin dianggap
sebagai indikator
respon nyeri.

Respon diambil 5
menit setelah injeksi
formalin (fase 1) dan
15-30 menit setelah
injeksi formalin (fase
2).

Larutan garam
fsiologis
digunakan
sebagai kontrol.

Ekstrak dan asetosal


diberikan pada menit
ke 30 dan 60 masingmasing sebelum
injeksi formalin.

NB : semua metode dianalisa dengan


metode student t-test

HASIL DAN PEMBAHASAN

Didapatkan efek analgesik tertinggi pada ekstrak Matricaria


aurea dengan efek analgesik yang tinggi dari ekstrak Matricaria
aurea dengan dosis 300 mg/kg yaitu 27,5% akan tetapi masih
dibawah efek analgesik dihasilkan oleh asetosal (65,7%)

Pada 3 model pengujian ( tail flick, tail clip &


tail
immersion)
ekstrak Matricaria aurea
menunjukkan rendahnya aktivitas analgesik
dibandingkan dengan efek analgesik dari morfn

Efek analgesik kedua fase dari formalin,


dihasilkan efek yang lebih potent pada fase
kedua. Morfn juga memiliki efek analgesik pada
kedua fase, efeknya pada fase 1 tidak berbeda
secara signifkan dengan ekstrak Matricaria
aurea pada dosis 300 mg/kg.

Efek dari M.aurea dari substansi yang telah


diekstraksi selama preparasi ekstrak etanol,
seperti alkaloid, flavonoid, dan minyak essential.
Dari ekstrak etanol memiliki efek antinociceptive
(yang berasal dari komponen flavonoid, alkaloid
dan minyak essensial) contohnya :
1. Flavonoid apigenin dan krisin dari M.recutita
(dapat berefek sebagai sedatif)
2. 7-O-glukosida dari Verbascum salviifolium
3. Hesperidin dan Aloysia triphylla
4. Alkaloid laetispicine dari Piper laetispicum
5. 1-nitro-2-feniletana dari Aniba canelilla

Berdasarkan penelitian
sebelumnya, efek
antinociceptive (analgesik) dari
M.aurea kemungkinan memiliki
efek sedatif.

KESIMPULAN
1)

Dalam metode mouse writhing essay dihasilkan efek


analgesik secara perifer untuk segala jenis nyeri

2)

Dalam tiga model uji yaitu : tail flick,tail clip, tail


immersion test dihasilkam efek analgesik secara
sentral pada segala jenis nyeri akut.

3)

Dalam metode uji formalin memiliki efek analgesik


yang bagus pada fase 2 (15-30 menit)
Maka dapat disimpulkan bahwa efek analgesik dari
ekstrak M.aurea bekerja secara perifer dan sentral.
Penelitian ini memberikan hasil yang rasional atas
penggunaan tanaman ini untuk penyakit nyeri dan
inflamasi di masyarakat di pengobatan tradisional.

Вам также может понравиться