Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEFINISI
Menurut WHO, demensia adalah sindrom neurodegeneratif yang timbul karena
adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi
luhur multipel seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil
keputusan.
Gannguan
fungsi
kognitif
biasanya
disertai
dengan
perburukan
kontrol
EPIDEMIOLOGI
Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung
berkembang terutama pada orang tua.
5-8% usia >65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan meningkat 2x lipat
tiap lima tahun.
Usia >65 tahun prevalensi demensia sedang-berat 5%, sedangkan usia >85 tahun
prevalensinya 20-40%.
Demensia yang paling sering dijumpai adalah tipe alzheimer
ETIOLOGI
ALZHEIMER
Suatu penyakit penurunan fungsi kognitif, gangguan intelektual, daya ingat yang
semakin lama semakin memburuk (progresif) dan tidak dapat diubah (irreversible)
yang disertai oleh perubahan patologis di otak penderitanya dengan waktu
penyebaran sekitar 5 sampai 20 tahun yang diakhiri dengan kematian.
Etiologi: Tidak diketahui
ALZHEIMER
Gejala awal: berkurangnya fungsi memori yang berlangsung progresif dan lambat
selama beberapa tahun
Awitan sulit ditentukan (65 tahun onset lambat)
Gejala awal lainya dapat berupa kemampuan verbal menurun, kesulitan mengurus
keuangan, berbelanja, mengikuti perintah, menemukan kata atau mengemudi
Pemeriksaan fisik dan motorik umumnya masih baik, tidak ada gejala neurologik
kerusakan otak fokal
Imaging: atrofi korteks etorhinal & hipokampus
ALZHEIMER
Penurunan ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar atau menyimpan informasi
VASKULAR
Demensia vaskular ialah sindrom demensia yang disebabkan disfungsi otak akibat
penyakit serebrovaskular atau stroke.
Etiologi: stroke, penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis, dan HIV),
penggunaan alkohol kronis, pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri,
arsenic, dan aluminium), trauma kepala berulang pada petinju professional,
penggunaan obat-obatan jangka panjang, obat-obatan sedative, dan analgetik
VASKULAR
Gejala awal: biasanya timbul mendadak: apatis, jatuh, kelemahan fokal
Status mental: gangguan fs eksekusi & perlambatan fs kognitif & visuospasial, bisa
terdapat delusi & anxietas
Riwayat sroke dengan gangguan neurologis lainnya, terdapat defisit neurologik
Biasa terjadi pada pasien dengan hipertensi, atrial fibrilasi, penyakit vaskular
perifer dan diabetes
VASKULAR
Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang mengganggu kegiatan harian yang
timbul paling sedikit 6 bulan pasca stroke.
Gejala demensia:
Kemampuan intelektual menurun ->mengganggu pekerjaan dan lingkungan.
Defisit kognitif (memori, gangguan berpikir abstrak, menganalisis masalah, gangguan
pertimbangan, afasia, apraksia, kesulitan konstruksional, dan perubahan kepribadian)
Kesadaran masih baik
Awitan yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai gejala neurologis fokal
Pedoman diagnostik untuk demensia vaskuler awitan akut : Biasanya cepat sesudah
serangkaian stroke akibat thrombosis serebrovaskuler, embolisme, perdarahan, atau infark
Ditandai dengan adanya badan Lewy baik di subkorteks serebri, amygdala, korteks cinguli,
substansia nigra, batang otak maupun neokorteks.
Gambaran Klinis bervariasi, tetapi selalu terdapat gambaran 2 dari 3 gejala: fluktuasi kognisi,
halusinasi visual dan parkinsonisme
Gejala pendukung juga dapat ditemukan seperti jatuh, sinkope, sensitivitas terhadap
neuroleptik, delusi dan halusinasi
Gambaran klinis yang harus ditemukan yaitu penurunan menyeluruh fungsi kognitif yang
mengganggu fungsi sosial dan okupasional.
Gangguan memori pada demensia dengan badan Lewy lebih ringan jika dibandingkan dengan
demensia Alzheimer
DEMENSIA FRONTOTEMPORAL
Proses degeneratif yang terjadi pada bagian korteks anterior dimana terdapat
penurunan metabolisme otak di daerah lobus temporal anterior dan lobus frontal
sehingga atrofi pada lobus temporal dan atau frontal
Bagian yang terkena bisa unilateral atau bilateral
Secara klinis menunjukkan gambaran gangguan perilaku yang luas dengan awitan
pada usia 40-70 tahun (lebih muda dibanding onset usia demensia tipe Alzheimer)
DEMENSIA FRONTOTEMPORAL
Gejala awal: Perubahan kepribadian, disinhibisi, peningkatan berat badan, obsesi
terhadap makanan, poor judgement/insight
Dapat pula ditemukan apatia, hilangnya fungsi eksekutif, abnormalitas progresif
fungsi berbicara, keterbatasan kemampuan memori dan visuospasial
Defisit fungsi eksekutif frontal atau bahasa (berbicara atau menyebutkan kata)
Imaging: atrofi lobus frontal dan temporal
PEMERIKSAAN
AMT (Abreiated Mental Test)
MMSE (Mini Mental Status Examination)
Moca-Ina (Montreal Cognitive Assesment)
PENATALAKSANAAN
Terapi Suportif
Perawatan fisik dan dukungan keluarga
Melakukan aktivitas seperti olahraga dalam rangka mempertahankan status kesehatan
PENATALAKSANAAN
Terapi Simptomatik
Jika pasien demensia dengan depresi: berikan antidepresan: SSRI
Anxietas akut, gelisah, agresi, agitasi: berikan Haloperidol dosis rendah 3x0,5 mg
atau Risperidon 1x1 mg dan terapi dihentikan setelah 4-6 minggu
PENATALAKSANAAN
Demensia Alzheimer diberikan:
Kolinesterase inhibitor: Donepezil dimulai dengan dosis 5 mg/hari lalu dinaikkan
10 mg/hari setelah 1 bulan pemakaian
Dapat dikombinasikan dengan pemberian vitamin E
Dapat pula dikombinasikan dengan Memantin (N-metil-Daspartat) untuk demensia
sedang-berat, jika dikombinasikan dengan kolinesterase inhibitor didapatkan
perbaikan fungsi kognitif, berkurangnya penurunan status fungsional dan gejala
perubahan perilaku