Вы находитесь на странице: 1из 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HIV


PENGGUNA NAPZA
OLEH :
NS. I KETUT LABIR SST, SKEP,
M.KES

ORANG DENGAN HIV


VIRUS HIV MUDAH MENULAR
MELALUI DARAH, CAIRAN TUBUH, DLL
AKAN MENJADI AIDS APABILA DAYA
TAHAN TUBUH SESEORANG
MENURUN (TIDAK DAPAT DIPREDIKSI)
BELUM ADA VAKSIN ---- HANYA ARV
YANG BERFUNGSI UNTUK MENCEGAH
PENINGKATAN JUMLAH VIRUS

NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika


dan obat/bahan berbahaya
istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan
singkatan dari Narkotika,
alkohol,Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau
napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi penggunanya.

Menurut UU RI No 22 / 1997,
Narkotika : zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan

Narkotika terdiri dari 3 golongan :


Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau
tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein

Menuut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika : zat


atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi,
shabu, LSD

Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Amphetamine, metilfenidat atau ritalin
Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Phenobarbital,
flunitrazepam
Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam,
Nitrazepam ( BK, DUM ), bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, seperti pil BK, pil
Koplo, Rohipnol, Dumolid, Mogadon

Zat Adiktif lainnya adalah : bahan /


zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika,
meliputi :
Minuman Alkohol
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan
solven (zat pelarut )
Tembakau
Kafein

Etiologi
1. Pemakaian yang berlebihan setelah
berhenti menggunakan narkoba
karena dipenjara, dirawat
detoksifikasi, rehabilitasi
2. Pemakaian napza dicampur dengan
jenis napza yang lain dan masih
banyak lagi.
3. penggunaan NARKOBA golongan
narkotik bersamaan dengan alkohol
dan obat tidur/anti depresan,
misalnya golongan barbiturat luminal,
valium, xanax, mogadon/BK,

Gejala klinis pada kegawatdaruratan


yang muncul :
Penurunan kesadaran
Frekuensi pernafasan < 12 kali/menit
Pupil miosis
Adanya riwayat pemakaian morfin/
heroin/ terdapat tanda bekas jarum
suntik (needle track sign)

Komplikasi
- Berdasarkan hasil penelitian yang
dialkukan beberapa lembaga
swadaya masyarakat, Pengguna
napza suntik memiliki resiko terbesar
untuk tertular HIV AIDS

Pemeriksaan Diagnostik
- VCT (visite conselling test ) untuk
mengetahui terkena HIV AIDS

- penghentian total
Detoksifikasi non medis : dengan caracara yang kurang manusiawi, seperti
disiram air dingin, dipasung dan lain
sebagainya.
2. Rehabilitasi atau pemulihan :
mencakup rehabilitasi secara fisik dan
mental/psikis serta rehabilitasi secara
sosial seperti memperbaiki hubungan
dengan keluarga, teman-teman dan
orang-orang lain di lingkungan sekitar

Penatalaksanaan
1.Detoksifikasi adalah proses
menghilangkan racun (zat narkotika atau
adiktif lain) dari tubuh dapat dilakukan
secara medis dan nonmedis.Secara medis
detoksifikasi ada 3:
- melakukan pengurangan dosis secara
bertahap dan mengurangi tingkat
ketergantungan
- menggunakan antagonis morfin :
senyawa yang dapat mempercepat
proses neuroregulasi (pengaturan kerja
saraf).

TANDA-TANDA KEMUNGKINAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN ZAT
ADIKTIF

1. Fisik
berat badan turun drastis
mata terlihat cekung dan merah, muka
pucat, dan bibir kehitam-hitaman
tangan penuh dengan bintik-bintik
merah, seperti bekas gigitan nyamuk
dan ada tanda bekas luka sayatan.
Goresan dan perubahan warna kulit di
tempatbekas suntikan
buang air besar dan kecil kurang lancar
sembelit atau sakit perut tanpa alasan
yang jelas

2. Emosi
sangat sensitif dan cepat bosan
bila ditegur atau dimarahi, dia
malah menunjukkan sikap
membangkang
emosinya naik turun dan tidak
ragu untuk memukul orang atau
berbicara kasar terhadap
anggota keluarga atau orang di
sekitarnya
nafsu makan tidak menentu

3. Perilaku

malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugastugas rutinnya

menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga

sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga,


pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam

suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat


pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di
rumah. Begitupun dengan barang-barang berhargamiliknya,
banyak yang hilang

selalu kehabisan uang

waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur,


kloset, gudang, ruang yanggelap, kamar mandi, atau
tempat-tempat sepi lainnya

takut akan air. Jika terkena akan terasa sakit karena itu
mereka jadi malas mandi

sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan,

biasanya terjadi pada saat gejala putus zat


sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tibatiba tampak manis bila ada maunya,seperti saat
membutuhkan uang untuk beli obat
sering berbohong dan ingkar janji dengan
berbagai macam alasan
mengalami jantung berdebar-debar
sering menguap
mengeluarkan air mata berlebihan
mengeluarkan keringat berlebihan
sering mengalami mimpi buruk
mengalami nyeri kepala
mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi

Ancaman medis akibat


penyalahgunaan narkoba
1. HIV, Hepatitis dan Beberapa Penyakit
Menular Lainnya
2. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
mulai dari detak jantung yang abnormal
sampai dengan serangan jantung.
3. Penyakit Gangguan Pernapasan.
sejumlah zat psikotropika juga dapat
mengakibatkan lambatnya pernapasan,
menghalangi udara segar memasuki paru-paru
yang lebih buruk dari gejala asma.

4.

Penyakit Nyeri Lambung.


Penggunaan kokain juga dapat mengakibatkan nyeri pada
lambung.

5.

Penyakit Kelumpuhan Otot.


Beberapa jenis narkoba juga dapat mengakibatkan
kejang otot yang hebat, bahkan bisa berlanjut pada
kelumpuhan otot.

6.

Penyakit Gagal Ginjal.


Beberapa jenis narkoba juga dapat memicu kerusakan
ginjal

7.

Penyakit Neurologis.
Penggunaan narkoba juga dapat mengakibatkan
perubahan fungsi otak, sehingga menimbulkan
permasalahan ingatan

8. Penyakit Kelainan Mental.


Penyalahgunaan narkoba mendorong terjadinya
paranoia, depresi, agresi, dan halusinasi

9. Penyakit Kelainan Hormon.


Semua perusakan ini meliputi kemandulan dan
penyusutan testikel pada pria

10. Penyakit Kanker.


Aktifitas merokok nikotin ini biasa dihubungkan
dengan penyakit kanker mulut, leher, lambung, dan
paru-paru

11. Penyakit Gangguan Kehamilan.


penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan
kelahiran prematur, keguguran, penurunan
berat bayi,
12. Permasalahan Kesehatan Lainnya.
perlu diketahui pula bahwa semua jenis
narkoba tersebut memiliki potensi merubah
fungsi tubuh secara keseluruhan.

Bagaimana jika Orang


dengan HIV menggunakan
NAPZA
Efek yang dialami lebih besar
dibandingkan orang sehat
(penurunan sistem imun pada
ODHA)

RISIKO MENULARKAN
SANGAT TINGGI BILA
PENGGUNAAN JARUM NON
DISPOSIBLE (NAPZA JENIS
INJEKSI)

ASUHAN KEPERAWATAN
ODHA PENGGUNA NAPZA

Pengkajian
. Fisik : Nyeri, gangguan pola tidur,
menurunnya selera makan, konstipasi,
diare, perilaku suka melanggar
norma,kebersihan diri, potensial komplikasi
, jantung, hati dsb.
. Emosional ; Persaan gelisah (takut kalau
diketahui), tidak percaya diri, curiga dan
tidak berdaya.
. Sosial ; Lingkungan sosial yang biasa akrab
dengan klien biasanya adalah teman
pengguna zat, anggota keluarga lain
pengguna zat lingkungan sekolah atau
kampus yang digunakan oleh para
pengedar

. Intelektual Pikiran ; selalu ingin


menggunakan zat adikitif, perasaan ragu
untuk berhenti, aktivitas sekolah atau
kuliah menurun sampai berhenti,
pekerjaan terhenti
. Spiritual ; tidak ada, nilai-nilai kebaikan
ditinggalkan karena perubahanperilaku
(tidak jujur, mencuri, mengancam dan
lain-lain)
. Keluarga ; ketakutan akan perilaku klien,
malu pada masyarakat, penghamburan
secara ekonomi oleh klien, komunikasi
dan pola asuh tidak efektif, dukungan
moril terhadap klien tidak terpenuhi

Diagnosa
1.Koping individu tidak efektif sehubungan
dengan tidak mampu mengatasi keinginan
menggunakan napza
2.Kerusakan interaksi sosial (maladaptive)
3.Gangguan kesadaran somnolent
sehubungan dengan intoksikasi obat
sedatif hipnotik
4.Gangguan konsep diri ; harga diri yang
rendah sehubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalahanya
5. Risiko Penularan HIV

Intervensi
- Diagnosa 1; Koping individu tidak efektif
sehubungan dengan tidak mampu
mengatasi keinginan menggunakan
napza
- Tujuan ; Klien mampu untuk mengatasi
keinginan atau sugesti menggunakan
napza.
- KH ; - Pasien tidak gelisah
- Klien mampu mengatasi sugesti
keinginannya menggunakan napza

- Rencana Tindakan ;
1. Indentifikasi situasi yang menyebabakan
timbulnya sugesti
2. Identifikasi perilaku ketika sugesti
datang
3. Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari
sugesti ingin menggunakan zat dengan
menciptakan sugesti yang lebih positif
4. Diskusikan upaya keluarga membantu
klien mengurangi sugesti
5. Motivasi keluarga untuk membantu klien
mampu jujur bila sugestinya datang

Diagnosa 2 ; Kerusakan interaksi


sosial (maladaptive)
- Tujuan ; Klien mengambil keputusan
untuk bergaul dengan teman bukan
pengguna napza.
- KH ; - Rencana tindakan ;
1.Identifikasi pengaruh teman
terhadap sugesti

2.Bantu klien menilai faktor negatif bila


kontak dengan sesama pengguna napza.
3.Beri dukungan akan harapan kebaikan
bila bergaul lebih banyak dengan bukan
pengguna napza.
4.Bantu memutuskan hubungan dengan
pengguna napza.
5.Bantu klien menghindari pengguna
napza
6.Diskusikan untuk menghargai usaha
klien tidak berhubungan lagi dengan
pengguna napza.

Diagnosa 3 ; Gangguan kesadaran somnolent


sehubungan dengan intoksikasi obat sedatif
hipnotik
- Tujuan ; Klien mampu melakukan interaksi
dan memebrikan respon terhadap stimulus
secara optimal
- KH ; - Rencana Tindakan
1. Observasi tanda-tanda vital terutama
kesadaran, gejala kejang terutama 25 menit
pada jam 3 pertama, 30 menit pada 3 jam
kedua dan setiap 1 jam pada 24 jam
berikutnya

2.Bekerja sama denga dokter dalam


pemberian terapi medis perhatikan
dosis, reaksi pasien dan lama
pemberian
3.Memberikan rangsangan fisik secra
terus menerus misalnya menepuknepuk bahu, memanggil nama klien
4.Memberikan rasa nyaman dan aman
dengan pengaturan posisi
5.Observasi keseimbangan cairan
6. Menjaga keselamatan diri klien
selama kesadaran terganggu

Dx 5
Mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang
bahaya NAPZA dan penularan virus HIV
(melalui darah, cairan tubuh)
Melibatkan keluarga atau teman sebaya
dalam pengontrolan perilaku pasien
(penggunaan NAPZA)
Menganjurkan penggunaan jarum disposible
(jika pasien teraksa harus menggunakan
NAPZA --- pengobatan Metadhone)

Implementasi

Evaluasi
- Evaluasi kemamapuan klien dalam
mengatasi keinginan menggunakan
napza misalnya dalam pikiran klien
sudah tergambar masa depan yang
lebih baik (tanpa napza),keyakinan
tidak akan lagi menggunakan napza.
- Evaluasi apakah hubungan klein
dengan keluarga sudah terbina saling
percaya dan kesempatan untuk saling
mendukung melakukan komunikasai
yang lebih efektif untuk sama-sama
mengatasi keinginan menggunakan
napza lagi oleh klien.

Вам также может понравиться