Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TATAP MUKA KE I
A. Pendahuluan
Lanjutan
lanjutan
lanjutan
B.. Ruang Lingkup Keuangan Negara
lanjutan
lanjutan
C. Pengertian Keuangan Daerah
PERKEMBANGAN REFORMASI
MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
lanjutan
lanjutan
D. Ruang Lingkup Keuangan Daerah
TATAP MUKA KE II
A.
.
Pendahuluan
Penerimaan negara dan Penerimaan Daerah memiliki arti yang sangat
penting bagi terselenggaranya Pemerintahan dan pembangunan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam arti luas penerimaan negara meliputi penerimaan pajak,
penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang
dimiliki dan dihasilkan oleh Pemerintah, pinjaman pemerintah,
mencetak uang dsb.
Pendapatan Negara/Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari
penerimaan negara/daerah dalam bentuk peningkatan aktiva atau
penurunan utang dari berbagai sumber dalam pereode tahun
anggaran yang bersangkutan.
Menurut Bastian dalam Suprapto (2002) Pendapatan Negara/Daerah
adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
pemerintah/daerah dalam suatu pereode
yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas dan bukan berasal dari pinjaman yang harus
dikembalikan.
lanjutan
B. Sumber penerimaan negara
lanjutan
Jenis penerimaan pajak pemerintah pusat adalah :
o pajak penghasilan (PPh)
o pajak pertambahan nilai (PPn)
o Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM)
o
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), kecuali PBB perkotaan
dan perdesaan yang mulai tahun 2014 menjadi pajak
daerah.
o pajak lainnya.
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan
sebagai badan hukum publik dalam rangka membelanjai rumah tangga daerah.
Menurut UU 28 Tahun 2009,
pajak daerah provinsi terdiri atas :
.
Pajak Kendaraan Bermotor,
.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ,
.
Pajak air permukaan dan
.
Pajak rokok .
Sementara itu pajak daerah kabupaten/kota terdiri dari :
.
pajak hotel
.
pajak restoran
.
Pajak hiburan
.
Pajak reklame
.
Pajak penerangan jalan
.
Pajak mineral bukan logam dan batuan,
.
Pajak air tanah,
.
Pajak sarang brung walet,
.
PBB perdsesaan dan perkotaan
.
Bea perolehan atas tanah dan bangunan
.
Pajak parkir.
lanjutan
lanjutan
.
lanjutan
lanjutan
Asas pengelolaan keuangan negara dan daerah pasca UUKN
yaitu :
asas
proporsionalitas
yakni
asas
yang
mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam pengelolaan
keuangan negara dan daerah.
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Pasal 4 PP 58/2005 menyatakan asas umum
pengelolaan keuangan daerah yaitu :
(1)
Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan
manfaat untuk masyarakat.
(2)
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam
suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan
dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
.. Pasal 4 PP 58/2005 tersebut selanjutnya dijelaskan
secara terinci dalam permendagri 13 tahun 2006.
TATAP MUKA IV
Hubungnan Keuangan antara Pusat dan Daerah
. KJ Davey menyatakan, bahwa hubungan keuangan pusat dan
daerah berkenaan ndengan pembagian tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu antara tingkattingkat pemerintahan dan pembagian sumber penerimaan untuk
menutup pengeluaran akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut.
.
Hubungan keuangan pusat dan daerah merupakan tindak lanjut
dari adanya pembagian kekuasaan/kewenangan antara pusat
dan daerah, yakni menyangkut hak dan kewajiban untuk
mengambil
keputusan
mengenai
anggaran
pemerintah
termasuk bagaimana memperoleh dan membelanjakannya.
. Hubungan tersebut mencerminkan tujuan politik yang mendasar
karena perannya sangat menentukan bobot kekuasaan yang
dijalankan pemda dalam keseluruhan sistem pemerintahan.
A.
lanjutan
B. Tujuan Hubungan Keuangan Pusat dengan Daerah
agar suatu upaya perpajakan (tax effort) dalam memungut pajak dan
retribusi oleh Pemda sesuai dengan pembagian yang adil atas beban
keseluruhan dari pengeluaran pemerintah dalam masyarakat.
lanjutan
C. Sistem Pendanaan Urusan Pemerintahan
lanjutan
D. Penguatan sistem Perpajakan Daerah
Penggantian
UU tersebut merupakan manifestasi dari
sistem penguatan pajak daerah, sebagai bagian dari upaya
memperkuan kemampuan fiskal daerah.
Melalui UU 34 tahun 2001 Daerah diberi kewenangan untuk
memungut 11 jenis pajak yaitu 4 jenis pajak provinsi dan 7
jenis pajak kabupaten/kota. Disamping itu daerah masih
diberi kebebasan untuk menetapkan jenis pajak dan retribusi
lain sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam UU
34 tahun 2001.
lanjutan
lanjutan
masih
terbatasnya
basis
pajak
daerah
kabupaten/kota , hal mana sebagai akibat
pengaturan kewenangan perpajakan dan retribusi
daerah
belum
sepenuhnya
mendukung
pelaksanaan otonomi daerah.
Dengan dikeluarkannya UU 28tahun 2009 sebagai
pengganti UU 34 Tahun 2001 telah terjadi perluasan
basis pajak dan retribusi daerah, dimana terdapat 5
jenis pajak provinsi dan 11 pajak kabupaten/kota.
Demikian pula retribusi daerah, telah terjadi
penambahan baisis retribusi daerah sebagaimana
telah dijelaskan pada tatap muka sebelumnya.
lanjutan
E. Kebijakan tranfer ke daerah.
lanjutan
Kebijakan alokasi transfer ke daerah diarahkan untuk mencapai
tujuan :
a.
Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi
kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta antar daerah.
b.
menyelaraskan kebutuhan pendanaan di daerah sesuai
dengan pembagian urusan pemerintahan
c.
meningkatkan kualitas layanan publik di daerah, sekaligus
untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah.
d.
meningkatkan kemampuan daerah dalam mendorong
kamajuan perekonomian daeran.
e.
mendukung kesinambungan fiskal nasional.
f.
meningkatkan efisiensi pemnafaatan sumberdaya nasional dan
g.
meningkatkan sinkronisasi antar perencanaan pembangunan
pusat dan daerah.
lanjutan
F. Dana darurat
lanjutan
G. Pinjaman Daerah
lanjutan
H. Hibah Daerah
Pemberian
hibah
kepada
daerah
dilakukan
setelah
mempertimbangkan (1) kapasitas fiskal daerah (2) daerah yang
ditentukan oleh pemberi hibah luar negeri, (3) daerah yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh fihak yang akan memberi hibah, (4)
daerah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
lanjutan
Dana dekonsntrasi dan tugas pembantuan
.
Penyerahan beberapa urusan pemerintahan kepada daerah telah
memberikan konsekuensi bahwa kementeraian?lembaga tidak lagi
membentuk instansi vertikal di daerah, sebab urusan tsb akan
dilaksanakan oleh SKPD sesuai bidang tugasnya, kecuali untuk
urusan yang bersifat mutlak menjadi kewenangan pemerintah
pusat.
.
Untuk menyelenggarakan urusan pemerintah pusat di daerah
kementeraian negara dapat menggunakan SKPD melalui dana
dekonsentrasi dan atau dana tugas pembantuan.
.
Pengalokasian dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan
tsb didahului dengan pelimpahan wewenang dan penugasan
kepada Kepala Daerah yang ditunjuk melalui mekanisme
perencanaan dan penganggaran dalam APBN dan APBD. Kepala
Daerah
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
dana
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan
kepafa
kementerian/lembaga yang memberikan limpahan wewenang dan
penugasan.
I.
TATAP MUKA KE V
A.
lanjutan
o
lanjutan
B. Tahap Penyusunan Rancangan APBN
Bulan Mei-Agustus DPR dan Pemerintah membahas pokokpokok kebijakan fiskal dan RKP untuk kemudian disusun
pagu sementara tahun anggaran yad.
lanjutan
Berdasarkan Pagu sementara dan program prioritas,
K/L membuat Rencana Kerja Anggaran RKA K/L, untuk
selanjutnya dibahas bersama dengan Menteri Keuangan
dan Ketua Bapenas.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, selanjutnya
semua RKA-K/L dihimpun untuk dijadikan lampiran atas
RUU APBN, untuk kemudian disampaikan kepada
presiden untuk dibacakan pada tgl 16 Agustus dalam
sidang paripurna DPR.
Catatan:
Dalam penyusunan APBN ada 3 pendekatan yang
digunakan yaitu unified budget, Pengeluaran jangka
menengah dan penganggaran berbasis kinerja.
lanjutan
lanjutan
C. Tahap Pelaksanaan Anggaran.
Berdasarkan UU APBN, Presiden menetapkan Perpres tentang
rincian APBN, sebagai pedoman pelaksanaan APBN.
Perpres berisi tentang hal-hal yang belum dirinci dalam UU APBN
seperti alokasi anggaran untuk Kantor Pusat/Daerah K/L,
pembayaran gaji, dana perimbangan dan alokasi subsidi.
Pelaksanaan anggaran Pendapatan negara
lanjutan
Pelaksanaan anggaran belanja negara
lanjutan
D. Tahap Pengawasan Pelaksanaan APBN
Pengawasan anggaran dapat dikelompokkan berdasarkan :
Pengawasan
dilakukan
dengan
membandingkan
antara
pelaksanaan dengan rencana yang telah ditetapkan
lanjutan
E. Tahap Pertanggungjawaban Anggaran
lanjutan
F. Siklus Anggaran Daerah (APBD)
TATAP MUKA KE VI
Perencanaan, Penetapan, Evaluasi dan Pengesahan
APBN dan APBD
A. Perencanaan.
.
Perencanaan adalah serangkaian aktivitas untuk menentukan
apa yang akan dicapai dan cara-cara untuk mencapainya.
Hasil dari perencanaan adalah rencana.
.
UU 25/2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional menjadi (1) Rencana Pembangunan Jangka panjang
Nasional (RPJMN) (2) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan (3) Rencana Kerja
Pembangunan (tahunan)
.
RPJMN merupakan dokumen perencanaan yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari cita-cita bangsa yang tertuang
dalam UUD 1945 yang berisi visi, misi dan arah
pembangunan nasional 20-25 tahun.
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Anggaran negara (APBN) yang telah disusun selanjutnya
disampaikan kepada DPR (pemegang hak budget) untuk dibahas
dan memperoleh persetujuan.
B. Penetapan APBN
Dalam hal DPR tidak menyetujui terhadap RUU APBN yang diajukan
oleh presdien, pemerintah melakukan pengeluaran setinggitingginya sebesar APBN tahun sebelumnya.
lanjutan
lanjutan
C.
Penyusunan,
pembahasan,
penetapan
dan
pengesahan Rancangan APBD.
Mekanisme penyusunan, pembahasan penetapan dan
pengesahan RAPBD menjadi Perda tentang APBD pada
dasarnya tidak berbeda dengan dengan mekanisme APBN.
Yang membedakan antara keduanya hanyalah lingkupnya,
dimana APBN berlingkup nasional, sementara APBD
Provinsi berlingup regional dan APBD Kabupaten/Kota
berlingkup lokal. Disamping itu sebelum RAPBD
ditetapkan/disyahkan menjadi Perda APBD terlebih dahulu
dievaluasi oleh Pemerintah Pusat untuk APBD Provinsi dan
oleh Gubernur untuk APBD Kab/Kota.
Tahapan penyusunan Rancangan APBD (lihat hambar 6.1.
buku modul saudara.
lanjutan
target kinerja ,yakni ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dalam
wujud kuantitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dari
setiap program/kegiatan.
lanjutan
Selain itu penuangan tsb menyangkut alokasi dana perimbangan
untuk provinsi dan kabupaten/kota dan alokasi subsidi sesuai
dengan keperluan perusahaan/badan yang menerima.
Untuk
memberikan
informasi
mengenai
perkembangan
pelaksanaan APBN Pemerintah menyampaikan laporan realisasi
/serapan anggaran semester pertama kepada DPR akhir bulan juli
tahun anggaran ybs sebagai bahan evaluasi yang selanjutnya hasil
evaluasi dipergunakan untuk penyesuaian/perubahan anggaran
untuk semester berikutnya.
Penyesuaian/perubahan APBN dibahas bersama antara DPR dengan
Pemerintah sebelum ditetapkan UU tentang perubahan APBN.
Pembahasan berkenaan dengan
(1) perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan
asumsi yang digunakan dalam APBN sebelum perubahan.
lanjutan
(2)
(3)
(4)
lanjutan
A.1. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran
lanjutan
lanjutan
lanjutan
PA/KPA berhak untuk menguji, membebankan pada mata anggaran
yang telah disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan
atas beban APBN.
Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen
yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran
atas beban APBN bertanggungjawab atas kebenaran material dan
akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
Pembayaran atas tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh
BUN/Kuasa BUN.
Dalam pelaksanaan pembayaran
BUN/Kuasa BUN berkewajiban
untuk :
lanjutan
Pembayaran atas beban APBN tidak boleh dilakukan sebelum barang
dan /atau jasa diterima.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kepada PA/KPA dapat diberikan
uang persediaan (UP) yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
Bandahara
pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang
persediaan setelah meneliti :
lanjutan
Pengelolaan uang
Pengelolaan kas umum negara
dalam
operasionalisasinya
BUN
membuka
rekening
penerimaan dan rekening pengeluaran negara pada bank
umum dengan mempertimbangkan asas kesatuan kas dan asas
kesatuan perbendaharaan.
lanjutan
Rekening pengeluaran pada Bank Umum diisi dengan dana
yang bersumber dari Rekening Kas Umum Negara yang
jumlahnya disesuaikan dengan dengan rencana pengeluaran
untuk membiayai kegiatan pemerintah yang telah ditetapkan
dalam APBN.
Pemerintah memperoleh bunga dan atau jasa giro atas dana
yang disimpan pada bank sentral, dimana jenis bunga dan
atau jasa giro serta biaya berkenaan dengan pelayanan yang
diberikan
oleh
bank
sentral
ditetapkan
berdasarkan
kesepakatan antara Gubernur Bank Sentral dengan menteri
keuangan.
Pelaksanaan penerimaan negara oleh K/L
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA dapat membuka
rekening untuk keperluan pelaksanaan penerimaan di
lingkungan K/L setelah memperoleh persetujuan Menteri
Keuangan.
Pembukaa rekening dapat dilakukan oleh KPA atau pejabat
lain yang ditunjuk.
Menteri
/Pimpinan
Lembaga
mengangkat
bendahara
lanjutan
lanjutan
Pengelolaan Piutang dan Utang.
Pengelolaan Piutang
lanjutan
Pengelolaan Utang
Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi
kuasa atas nama MenKeu untuk mengadakan utang negara
atau menerima hibah yang berasal dari dalam/luar negeri
sesuai dengan ketentuan UU APBN.
Uang/hibah
tsb
dapat
diteruspinjamkan
kepada
Pemda/BUMN/D .
Biaya proses pengadaan utang/hibah tsb dibebankan pada
anggaran belanja negara.
lanjutan
lanjutan
Pengelolaan investasi
lanjutan
lanjutan
Penatausahaan APBN
Akuntansi Keuangan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Pembayaran
atas
beban
APBD
dapat
dilakukan
berdasarkan SPD atau DPA-SKPD atau dokuemn lain yang
dipersmakan dengan SPD.
Belanja Pegawai (gaji PNSD) dibebankan pada APBD.
Pemerintah
daerah
dapat
memberikan
tambahan
penghasilan kepada PNSD berdasarkan pertimbangan
obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan
daerah dan telah memperoleh persetujuan DPRD.
Dalam pelaksanaan pembayaran yang terkena pajak,
(PPh) dan pajak lainnya, bendahara pengeluaran sebagai
wajib pungut , wajib memungut dan menyetorkan seluruh
pungutannya ke rekening kas negara pada bank
pemerintah atau bank lain yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dalam jangka waktu yang ditentukan.
lanjutan
lanjutan
lanjutan
PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA
1.
2.
3.
4.
5.
4.
5.
6.
Perencanaan Audit
entitas organisasi melakukan proses akuntansi
atas semua transaksi yang terjadi dalam satu
tahun anggaran guna menyusun laporan keuangan.
Pemeriksa melakukan pengumpulan dan menguji
validitas dan reliabilitas bukti-bukti transaksi yang
dilaporkan dalam Laporan keuangan entitas.
Pemeriksa melnyusun hasil pemeriksaan (audit)
dan melaporkan kepada Seluruh Pemangku
Kepentingan,
guna
mengambil
keputusan
keuangan sesuai dengan kepentingannya di masa
yang akan datang.
PEMERIKSAAN
LINGKUP PEMERIKSAAN
1.PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLA KEUANGAN NEGARA
2.PEMERIKSAAN ATAS TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
1 & 2 meliputi unsur-unsur keuangan Negara yaitu :
A. HAK NEGARA UNTUK :
..
Memungut Pajak
..
Mengeluarkan Dan Mengedarkan Uang
..
Melaksanakan Pinjaman
B. KEWAJIBAN NEGARA UNTUK :
..
Memberikan pelayanan umum,
..
Membayar kepada pihak ketiga
C. PENERIMAAN NEGARA DAN DAERAH;
D. PENGELUARAN NEGARA DAN DAERAH;
E. EKAYAAN NEGARA YANG DIKELOLA SENDIRI DAN YANG DIPISAHKAN;
F. KEKAYAAN PIHAK LAIN YANG DIKUASAI OLEH PEMERINTAH;
G. KEKAYAAN PIHAK LAIN YANG DIPEROLEH DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS
YANG DIBERIKAN PEMERINTAH
PEMERIKSAAN KEUANGAN
Adalah pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah
yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dalam rangka memberikan pernyataan Opini
tentang tingkat kewajaran informasi yang disebutkan
dalam laporan keuangan.
Laporan Keuangan yang dimaksud adalah :
a. Laporan realisasi Anggaran;
b. Laporan operasional
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
e. Laporan Saldo Anggaran Lebih
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan atas Laporan Keuangan di atas
h. Lampiran yang terdiri dari Laporan Keuangan BUMN/BUMD,
i. Laporan Badan Layanan Umum
PEMERIKSAAN KINERJA