Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN KASUS
MEI 2013
Oleh:
Muhammad Khaerisman
C 111 07 159
Pembimbing:
dr. Ashari Makmur
Konsulen:
dr. A. Muhammad Takdir Musba, Sp. AN-KMN
Identitas Pasien
Nama
: Tn. Djamaluddin
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Alamat
: Sudiang Makassar
Tanggal MRS : 15-04-2013
RM
: 605416
Anamnesis
Keluhan Utama : Kesadaran menurun
Anamnesis terpimpin:
Dialami sejak 5 jam SMRS, akibat kecelakaan lalu
lintas. Riwayat pingsan (+), riwayat muntah (+),
riwayat keluar darah dari hidung dan telinga (-)
Mekanisme trauma :
Pasien mengendarai sepeda motor dengan
kecepatan tinggi, kemudian pasien jatuh sendiri
dan meloncat dari sepeda motornya hingga
terjatuh dan kepalanya membentur aspal. Riwayat
menggunakan helm (-).
Pemeriksaan fisik
Primary survey:
A : Patent
B : RR=28x/menit
C : TD=130/80 mmHg, N=96x/menit
D : GCS=5 (E1M3V1), pupil anisokor
4
mm/2 mm
E : T=36,5C
Secondary survey:
Regio frontal
I= edema (+), hematoma (+), luka lecet
uk 5x3 cm;
P= NT sdn
Regio parietal
I= edema (+), tampak luka lecet uk 6x4
cm
P= NT sdn
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (21/4/2013)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
WBC
30.24
4.00-10.00 [103/uL]
RBC
4.59
4.00-6.00 [106/uL]
Hb
13.5
12.00-16.00 [g/dL]
HCT
38.6
37.0-48.0 [%]
PLT
249
150-400 [103/uL]
Pemeriksaan Radiologi
X foto cervical AP (21/4/2013) : Tidak
ditemukan kelainan
X foto thorax AP (21/4/2013) : Tidak
ditemukan kelainan
CT Scan kepala : EDH temporobasal
frontal dextra dan fronto basal sinistra
DIAGNOSIS
TBI GCS 5 (E1M3V1)
Rencana
Penatalaksanaan
Bedah saraf : Krainiotomi
Anestesi : GETA
Penatalaksanaan awal
RESUME
Seorang laki-laki umur 15 tahun dengan
kesadaran menurun post kraniotomi masuk ICU
RSWS dengan keluhan utama kesadaran menurun
dengan GCS 5 (E1M3V1). Pasien sebelumnya
mengalami kecelakaan lalu lintas, pasien terjatuh
dan kepala membentur aspal. Dari pemeriksaan
fisik didapat : TD=130/80 mmHg, N=96x/menit,
RR=28x/menit, T=36,5C dengan GCS=5
(E1M3V1), pupil anisokor 4 mm/2 mm. Pasien
segera diintubasi untuk menjaga stabilitas jalan
napas dan dipasang neck collar.
A- airway
Pasien sadar
Ada nafas
HEAD TILT
X
NECK LIFT
CHIN LIFT
HEAD TILT
JAW THRUST
Oro-pharyngeal tube
Naso-pharyngeal tube
Suctioning,
menghisap dengan alat penghisap ditujukan
untuk benda benda cair,
antara lain muntahan, lendir, darah
DISKUSI
Cedera otak sangat rentan terhadap keadaan
hipoksia adanya korelasi antara defisit
neurologis awal dengan hipotensi dan hipoksia.
Penanganan pertama menilai airway.
Hipoksemia pembunuh utama gawat darurat,
paling cepat ok. sumbatan jalan napas
penilaian dan pengelolaan jalan napas cepat dan
tepat.
Pencegahan hipoksemia prioritas utama
jalan napas dipertahankan terbuka, ventilasi
adekuat, dan pemberian oksigen
Intubasi Endotrakeal
Intubasi endotrakeal adalah suatu tehnik
memasukkan suatu alat berupa pipa ke
dalam saluran pernafasan bagian atas.
Tujuan mempertahankan jalan nafas agar
tetap bebas, mengendalikan oksigenasi dan
ventilasi, mencegah aspirasi lambung pada
keadaan tidak sadar, tidak ada refleks batuk
ataupun kondisi lambung penuh, sarana gas
anestesi menuju langsung ke trakea,
membersihkan saluran trakeobronkial.
nyeri tenggorok,
suara serak,
paralisa pita suara,
edem laring,
laring granuloma
dan ulser,
glottis dan
subglotis granulasi
jaringan,
trachealstenosis,
tracheoesophagial
fistula.
Terimakasih
Time saving is live saving
http://dokumen.tips/download/link/ma
najemen-airway-pada-penderitadengan-trauma-brain-injury