Вы находитесь на странице: 1из 20

Muqadimmah dan MKCH

Muhammadiyah
Clara Monica S 20110310033
Inamyart Maharani 20110310047
Ganang A. G. 20010310050
Fahrizal K. W. 20110310007
Bramastha Adi P. 20110310150
Binadi Vega P 20110310161

Pendahuluan
Muhammadiyah, sebagai gerakan keagamaan yang berwatak sosiokultural, dalam dinamika kesejarahannya selalu berusaha merespon
berbagai perkembangan kehidupan dengan senantiasa merujuk
pada ajaran Islam (al-ruj' il al-Qurn wa al-sunnah, menjadikan
al-Quran dan as-Sunnah sebagi sumber rujukan). Di satu sisi
sejarah selalu melahirkan berbagai persoalan, dan pada sisi yang
lain Islam menyediakan referensi normatif atas berbagai persoalan
tersebut. Orientasi pada dimensi ilahiah inilah yang membedakan
Muhammadiyah dari gerakan sosio-kultural lainnya, baik dalam
merumuskan masalah, menjelaskannya maupun dalam menyusun
kerangka operasional penyelesaiannya. Orientasi inilah yang
mengharuskan Muhammadiyah memproduksi pemikiran, meninjau
ulang dan merekonstruksi pemikiran keislamannnya.

Pokok-pokok pikiran Masalah Lima


1.
2.
3.
4.
5.

Mengenai masalah agama


Mengenai masalah dunia
Mengenai masalah ibadah
Mengenai masalah sabilullah
Dalam masalah givas

1. Mengenai masalah agama


1. Agama yakni Agama Islam yang dibawa oleh
Nabi Muhammad s.a.w. ialah apa yang diturunkan
Allah di dalam al-Quran dan yang terdapat dalam
as-Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah
dan larangan-larangan serta petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
2. Agama adalah apa yang disyari'atkan Allah
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia
dan akhirat.

2. Mengenai masalah dunia


Yang dimaksud "urusan dunia"
dalam sabda Rasulullah s.a.w.: "kamu
lebih mengerti urusan duniamu" ialah
segala perkara yang tidak menjadi
tugas diutusnya para Nabi (yaitu
perkara-perkara/
pekerjaanpekerjaan/urusan-urusan
yang
diserahkan
sepenuhnya
kepada
kebijaksanaan
manusia).

3. Mengenai masalah
ibadah
Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah dengan jalan menaati segala perintah-perintahNya, menjauhi larangan-larangan-Nya dan
mengamalkan segala yang diizinkan Allah.
Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus:
a. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah
b. Yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah
akan perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya
yang tertentu.

4. Mengenai masalah
sabilullah
Sabilullah ialah jalan yang
menyampaikan kepada keridhaan
Allah, berupa segala amalan yang
diizinkan oleh Allah untuk memuliakan
kalimat (agama)-Nya dan
melaksanakan hukum-hukum-Nya.

5. Dalam masalah givas


1. Setelah persoalan qiyas dibicarakan dalam waktu tiga kali sidang, dengan
mengadakan tiga kali pemandangan umum dan satu kali Tanya-jawab antara
kedua belak pihak
2. Setelah mengikuti dengan teliti akan jalannya pembicaraan dan alasan-alasan
yang dikemukakan oleh kedua belah pihak dan dengan menginsyafi bahwa tiaptiap keputusan yang diambil olehnya itu hanya sekadar mentarjihkan di antara
pendapat yang ada, tidak berati menyalahkan pendapat yang lain.
Memutuskan :
a. Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah al-Quran dan
al-Hadits
b. Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan sangat
dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tidak bersangkutan
dengan ibadah mahdhah padahal untuk alasan atasnya tiada terdapat nash sharih
dan tegas) di dalam al-Quran atau as-Sunnah shahihah maka dipergunakanlah
alasan dengan jalan ijtihad dan istinbath dari pada nash-nash yang ada melalui
persamaan 'illat ; sebagaimana telah dilakukan oleh ulama-ulama salaf dan
khalaf.Latar belakang

Latar Belakang
Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam
dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada
Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat
utama, adil, makmur yang diridhai
Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi
dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah


Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah,
yang kemudian disingkat menjadi MKCH, pada mulanya
merupakan putusan dari Sidang Tanwir Muhammadiyah,
tahun 1969, di Ponorogo, Jawa Timur dalam rangka
melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-37
tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian dirumuskan kembali
dan disempurnakan pada tahun 1970 dalam Sidang Tanwir
Muhammadiyah di Yogyakarta.
MKCH hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah, tahun 1969, di
Ponorogo, Jawa Timur terdiri dari 9 (sembilan) ayat, yang
kemudian di dirumuskan kembali dan disempurnakan pada
tahun 1970 dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah di
Yogyakarta menjadi 5 (lima) ayat.

Pembaharuan MKCH
Muhammadiyah
Pada tahun 1968, Muktamar Muhammadiyah ke-37 di
Yogyakarta dengan tema Tajdid menggagas pembaharuan
dalam 5 (lima) bidang, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Ideologi
Khittah Perjuangan
Gerak dan Amal Usaha
Organisasi
Sasaran

Tajdid dalam bidang ideologi akhirnya menjadi menjadi salah


satu keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta,
yang terkenal dengan istilah: Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah.

Tokoh-Tokoh MKCH Muhammadiyah


Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa konseptor MKCH, sampai
saat ini tidak pernah terjawab dengan pasti, tetapi beberapa
nama tokoh Muhammmadiyah tercatat sebagai penggagas
yang memiliki saham terbesar dalam perumusan MKCH
tersebut. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1. Buya KH. Malik Ahmad
2. Buya AR Sutan Mansur
3. Prof.Dr.H.M. Rasyidi
4. KHM. Djindar Tamimy
5. KH. Djarnawi Hadikusuma
6. KH. AR Fachruddin, di samping tokoh muda, pada waktu itu,
Drs. Mohammad Djazman al-Kindi.

Penyempurnaan Konsep
MKCH
Pada tahun 1970 Pimpinan Pusat
Muhammadiyah membentuk Tim Ideologi
yang dipimpin oleh KHM. Djindar Tamimy dan
Drs. Mohammad Djazman al-Kindi, yang
kemudian memberi saran, tanggapan,
penyempurnaan terhadap (konsep) MKCH hasil
Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo, Jawa
Timur. Dan hasilnya menjadi rumusan baku
MKCH yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok
rumusan dari 5 (lima) ayat, dari (semula) 9 ayat.

mp
Kelo 3
ok

Kelomp
ok 2

Kelompok 1

Kelompok I
Kelopok Pertama adalah kelompok Ideologi, yang mengandung
pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis (terdiri atas ayat 1
dan 2), yang berisi:
Ayat 1 : Muhammadiyah adalah adalah gerakan berasas Islam,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Ayat 2 : Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama
Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya, sejak Nabi Adam
a.s. sampai dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

Kelompok 2
Kelompok kedua adalah kelompok faham agama dalam
Muhammadiyah (terdiri atas ayat 3 dan 4), yang berisi:
Ayat 3 : Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam
berdasarkan: a) al-Quran; b) al-Hadits, dengan menggunakan
akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Ayat 4 : Muhaammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaranajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a) aqidah, yaitu
ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan; b) akhlaq,
yaitu ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap
mental ; c) ibadah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan
peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan Tuhan; d)
muamalah duniawiyah, yaitu ajaran ayng berhubungan
dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.

Kelompok 3
Kelompok ketiga adalah kelompok fungsi dan misi
Muhammadiyah (tersebut dalam ayat 5), yang berisi:
Ayat 5 : Muhammadiyah mengajak segala lapisan
bangsa Indonesia yang telah mendapat karunisa Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berfalsafah Pancasila untuk berusaha
bersama-sama menjadikan negara Republik Indonesia
tercinta ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafr (negara yang adil makmur dan diridhai Allah
SWT).

Pedoman Hidup Warga islam


Muhammadiyah
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
Memiliki beberapa sifat/kriteria sebagai berikut:
1) Mengandung hal-hal pokok/prinsip dan penting
dalam bentuk acuan nilai dan norma.
2) Bersifat pengkayaan dalam arti memberi
banyak khazanah untuk membentuk keluhuran
dan kemuliaan ruhani dan tindakan.
3) Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan
runrutan dan kepentingan kehidupan sehari-hari.

4) Memberikan arah bagi tindakan individu


maupun kolektif yang bersifat keteladanan.
5) Ideal, yakni dapat menjadi panduan
untuk kehidupan sehari-hari yang bersifat
pokok dan utama.
6) Rabbani, artinya mengandung ajaranajaran dan pesan-pesan yang bersifat
akhlaqi yang membuahkan kesalihan.
7) Taisir, yakni panduan yang mudah
dipahami dan diamalkan oleh setiap muslim
khususnya warga Muhammadiyah.

Thankyou

Вам также может понравиться