Вы находитесь на странице: 1из 43

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

KLINIK UKDI MEDAN

Global Strategy untuk Diagnosis, Management dan


Pencegahan PPOK

Definisi PPOK 2014

PPOK, penyakit yang dapat dicegah dan diobati umumnya ditandai dengan
keterbatasan aliran udara yang persistent atau terus-menerus yang biasanya
progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronis pada

SYM/030/Okt12-Okt13/RD

saluran napas dan paru karena partikel/ atau gas berbahaya.

GOLD 2014

Patogenesis terjadinya PPOK


(GOLD, 2013)

Faktor Pejamu
Mekanisme
Melipatgandakan

Merokok
Gas Bahaya

Anti
Oksidan

Anti
Protease

Inflamasi
Paru
Oksidasi
Stress

Protease
Patologi
PPOK

Mekanisme
perbaikan

FIG. 1. Inflammatory mechanisms in COPD. Cigarette smoke (and other irritants) activate
macrophages in the respiratory tract that release neutrophil chemotactic factors, including IL-8 and
LTB4. These cells then release proteases that break down connective tissue in the lung parenchyma,
resulting in emphysema, and also stimulate mucus hypersecretion. These enzymes are normally
counteracted by protease inhibitors, including 1-antitrypsin, SLPI, and TIMP. Cytotoxic T cells (CD8)
may also be recruited and may be involved in alveolar wall destruction. Fibroblasts may be activated by
growth factors releases from macrophages and epithelial cells. CTG, connective tissue growth factor;
COB, chronic obstructive bronchiolitis.

Definisi

(lanjutan)

BRONCHITIS KRONIS
Bronkitis kronik adalah
keadaan
pengeluaran mukus
secara
berlebihan ke batang
bronchial
secara kronik atau
berulang
dengan disertai batuk,
yang
terjadi hampir setiap
hari selama
sekurangnya tiga bulan

PATOGENESIS BRONKITIS
KRONIS
ASAP ROKOK, POLUTAN
Hambatan
mucociliary
clearance
Iritasi bronchiole
Hiperplasia, hipertrofi
dan proliferasi kelenjar mukus
Hipersekresi mukus

OBSTRUKSI

Definisi
EMPHYSEMA
kelainan paruparu yang
ditandai dengan
pembesaran jalan
nafas
yang sifatnya
permanen
mulai dari
terminal
bronchial sampai
bagian distal (alveoli
:

(lanjutan)

Professor Peter J. Barnes, MD


National Heart and Lung Institute, London UK

FAKTOR RISIKO
PPOK merupakan hasil interaksi antara adanya faktor pajanan
dan pejamu

Faktor Pajanan (Exposures)


Kebiasaan merokok
Debu & bahan kimia dari lingkungan
kerja
Polusi udara dalam atau luar ruangan

Faktor Pejamu (Host)


Usia
Gen
Defisiensi 1 antitripsin
Peran gen lain belum teridentifikasi
Hiperesponsif bronkus

What happened with


smoking ?
Penelitian telah menunjukkan bahwa
merokok dalam jangka
panjang dapat menyebabkan aneka efek,
a.l. :
Mengganggu pergerakan rambut getar
epitel saluran nafas
(respiratory epithelial cilliary)
Menghambat fungsi alveolar macrophages,
Menyebabkan hypertrophy dan
hyperplasia kelenjar
penghasil mukus;

Juga menghambat antiproteases dan

Mekanisme yang Mendasari terjadinya


Hambatan Aliran Udara napas pada PPOK
Inflamasi pada saluran napas
Fibrosis pada saluran napas, luminal
plugs
Hipertropi dan Hiperplasia Kelenjar
mukus dan sel goblet

Parenkim : destruksi alveoli


Obstruksi relatif
Hilangnya ikatan alveolar
kolaps saluran napas kecil
Penurunan elastisitas recoil paru

Hipersekresi mukus

Hambatan Aliran Udara Napas


GOLD 2014

SYM/030/Okt12-Okt13/RD

Saluran napas kecil

Diagnosis PPOK
Faktor Risiko

Gejala

SPIROMETRI
VEP1 /KVP<70%
GOLD updated 2014

Serial tiap 6 bulan

Normal VEP-1 turun 25-30 ml/tahun

PPOK VEP-1 turun 50 - 80 ml/tahun

SYM/030/Okt12-Okt13/RD

Merokok
Paparan di Pekerjaan
Polusi Indoor/outdoor
Riwayat keluarga
Usia>40

Sesak napas
+/- bunyi
Batuk kronik
Berdahak

PEMERIKSAAN FISIS
Inspeksi :
Mulut setengah terkatup/mencucu.
Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal
sebanding).
Penggunaan otot bantu napas.
Hipertropi otot bantu napas.
Pelebaran sela iga.
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis di leher dan edema tungkai.
Penampilan pink puffer atau blue bloater.

Palpasi :
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga
melebar.
Perkusi :
Pada emfisema hipersonor dan batas
jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah.

Auskultasi :
Suara napas vesikuler normal, atau
melemah.
Terdapat wheezing pada waktu bernapas
biasa atau pada ekspirasi paksa.

RADIOLOGI BRONKITIS KRONIK

Umumnya normal

Corakan bronkoalveolar
bertambah

RADIOLOGI EMFISEMA

Stadium awal normal


Stadium lanjut
tanda-tanda hiperinflasi
~ radiolusen
~ diafragma mendatar
~ sela iga lebar
~ ruang retrosternal melebar
~ jantung pendulum
~ Bullae multipel

2014
www.goldcopd.org

Penatalaksanaan PPOK
PPOK StabilKompetensi UKDI : 3A
PPOK Eksaserbasi Kompetensi UKDI: 3B

Penilaian PPOK Stabil


Menilai

gejala
Menilai derajat keterbatasan aliran
udara dengan spirometri
Menilai risiko eksaserbasi
Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2014

Penilaian PPOK

Menilai gejala
Memakai
Assessment
Testdengan
(CAT),
Menilai
derajatCOPD
keterbatasan
aliran udara
spirometry atau skala sesak napas
Menilai
Medical
resiko eksaserbasi
Research Council (MRC)
Menilai ko-morbid
Catatan: Skor CAT lebih dipilih karena
memberikan penilaian yang lebih
menyeluruh akan dampak dari penyakit.

Source: GOLD guideline 2014

Penilaian PPOK

Menilai gejala
Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry
spirometri untuk menentukan
MenilaiPakai
resiko eksaserbasi
derajat
keparahan,
dibagi
jadi
4
kelompok
Menilai ko-morbid

pada 80%, 50%, 30 % dan < 30% dari nilai


prediksi

Source: GOLD guideline 2014

Penatalaksanaan PPOK: PPOK Stabil


Tujuan Penanganan

Mengatasi gejala
Meningkatkan kapasitas fisik
Meningkatkan status kesehatan
Mencegah dan obati eksaserbasi
Mencegah progresifitas penyakit
Menurunkan angka kematian

Mengurangi
gejala

Mengurangi
risiko

GOLD 2013

Obat / Alat Inhalasi Yang Ada Di Indonesia


GOL
Obat

MDI

DPI

Nabullizer

Isi obat

Nama dagang

SAMA

Ipratropium br.

Atrovent

LAMA

Tiotropium br.

Spiriva

LABA

Indacaterol

Onbrez

SABA

Salbutamol
Terbutalin
Fenoterol

Ventolin
Bricasma
Berotec

SABA + SAMA

Salbutamol + Ipratropium br.

Combivent

ICS

Fluticasone
Budesonide

Flixotide
Pulmicort
Obucort

ICS + LABA

Fluticasone + Salmeterole
Budesonide + Formeterole

Seretide
Symbicort

Teofilin

Penanganan PPOK Stabil


Non-Farmakologi
Pasien

Utama

Berhenti merokok (dapat


dengan menggunakan obat)

B-D

Berhenti merokok (dapat


dengan menggunakan obat)
Rehabilitasi Paru

Source: GOLD guideline 2011 Update

Rekomendasi

Tergantung pada
pedoman lokal

Aktifitas Fisik

Vaksinasi Influenza
Pneumokokus
vaksinasi

Aktifitas Fisik

Vaksinasi Influenza
Pneumokokus
vaksinasi

PPOK Eksaserbasi
Kejadian akut yang ditandai dengan
bertambah berat gejala dibanding biasanya
dan menyebabkan peningkatan penggunaan
obat

Tiga gejala utama eksaserbasi :


1. Sesak napas bertambah
2. Dahak berubah warna
3. Volume dahak bertambah

Gejala tambahan:
1. Demam
2. Batuk bertambah
3. Mengi bertambah
4. Infeksi Saluran Napas atas 5 hari terakhir
5. Denyut jantung meningkat 20% dari biasanya.

Tipe Eksaserbasi
(berat-ringan serangan) :

tipe I (Berat), Tiga gejala utama


tipe II (Sedang), Dua gejala utama
tipe III (Ringan), Satu gejala utama ditambah
satu gejala tambahan.

Penyebab PPOK eksaserbasi

Infeksi bakteri dan virus diasumsikan


sebagai penyebab dari 70-80% kejadian
eksaserbasi.

Penyebab primer: infeksi, inhalasi polusi


lingkungan, udara dingin, pengobatan yang
tidak teratur.

Penyebab sekunder : TB paru, pneumonia,


gagal jantung, pneumotoraks, emboli paru.

Perawatan rumah atau rumah sakit?


Kriteria Opname

Pernapasan meningkat > 25x/menit


HR >110/menit
PaO2 <60 mm Hg
Foto toraks abnormal
Penyakit penyerta berat
Perubahan status mental
Hidup sendiri

PERAWATAN RUMAH SAKIT


PPOK EKSASERBASI

Terapi Oksigen
1.

Oksigen awal diberikan 2-3ltr dengan nasal cath


(target Saturasi O2 > 88 - 92%)

2.

Cara dan dosis pemberian oksigen disesuaikan


dengan respon klinis pasien setelah terapi
bronkodilator (RR/Keluhan/sesak/Whezing/sat O2)

3. Peningkatan CO2 dan asidosis harus dimonitor


(AGDA harus dilakukan setiap 30-60 menit)

Pengobatan Bronkodilator
1.
2.
3.

Inhalasi+spacer atau nebul Beta-2 agonis kerja cepat


(SABA), tiap 20 menit sampai respon (+)
Jika dengan SABA respon terbatas kombinasikan dengan
antikolinergik (SAMA)
Infus Aminophyllin dapat dicoba pada kasus dengan
gejala yang tidak membaik. (efikasi? efek samping? dosis
terapi sempit? monitor ketat?)

Pengobatan kortikosteroid
1.

Oral atau IV
Oral : 40 mg Prednisolon/hari, 5 hari (GOLD 2014)
IV : 0,5mg/Kg Methyl prednisolon, setiap 4-6jam

2.

Alternatif: budesonide nebulisasi

3.

Kortikosteroid memperpendek waktu perawatan, dan


sejalan perbaikan hipoksemia dan VEP1
(EBM A)

(GOLD 2014)

Pengobatan Antibiotik
Kuman penyebab PPOK Eksaserbasi:
- Haemophilus Influenza
- Streptococcus Pneumonia
- Moraxella Catarhalis
- Atypical : Chlamidya spp, Mycoplasma spp
Pada PPOK berat dan sangat berat :
- Gram (-) : - Enterobacteriaceae spp - Pseudomonas spp

Perawatan Di Rumah
Eksaserbasi ringan
Pengobatan optimal : Antibiotik
Bronkodilator
Cortikosteroid
Edukasi: tehnik inhaler, pengobatan jangka
panjang,
cegah dan atasi eksaserbasi,
henti merokok
Evaluasi : Kontrol 4-6 mgg

Diagnosis Banding PPOK


Asma
Gagal Jantung Kongestif
Bronkiektasis
Bronkitis Kronik

Komplikasi PPOK

Gagal Napas
Infeksi Berulang
Kor Pulmonale
Pneumotorak
Bronkiektasis

PENUTUP
PPOK hambatan aliran udara napas yang
bersifat progresif
Terdapat peningkatan prevalensi PPOK
Merokok faktor utama penyebab PPOK
Berhenti merokok bermanfaat mencegah
dan menghentikan laju penyakit
GOLD 2014 panduan manajemen PPOK
Kompetensi dokter umum 3A & 3B

Вам также может понравиться