Prosedur

Kerja
1. Ekstraksi

Refluks
Ditimbang sampel korteks jambu mente
(Anacardium occidentale L.) 300 gram
Rangakai alat refluks
Masukkan ke dalam labu alas
bulat
+ cairan penyari metanol

+ batu didih
Dipanaskan hingga cairan penyari terkondensasi dan
turun kembali menuju labu alas bulat dan menyari
kembali sampel

Gambar Rangkaian alat Refluks

Ketetarangan :
(1)Penangas air

(4)

(4)

(2)Labu alas bulat

(3)

(3)Selang

(2)

(4)Kondensor bulat
(5)Statif dan klem

(1)

2. Partisi Cair - Padat

Timbang ekstrak metanol 2/3 dari ekstrak
yang diperoleh
Masukkan dalam lumpang
+ 10 ml etanol
Gerus, didiamkan 1
menit
6 Tabung sentrifuge
Sentrifuge selama 10 menit, kecepatan
2500 ppm
Terbentuk 2 fase

Terbentuk 2 fase
Fase cair
(Ekstrak larut
etanol)

wadah

Diuapkan di
atas penangas

*Dilakukan sentrifuge untuk sisa ekstrak

Endapan
(ekstrak tidak
larut etanol)

3. Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak etil asetat

Ekstrak Metanol

Ekstrak Etanol

+ kloroform metanol (1 : 1)
Totol sampel pada lempeng

eluen
Butanol-metanol
(3:1)

Elusi

eluen

Etil asetat-metanol
(1:5)

Etil asetat-metanol
(1:3)

Lampu UV 254 nm dan 366 nm

4. Identifikasi senyawa kimia

a. alkaloid
Lempeng +
Dragendorf
b. flavonoid
Lempeng + AlCl3
c. Fenol
Lempeng + FeCl3
d. Terpenoid
Lempeng + LB

e. Kumarin
Lempeng + KOH
f. Senyawa organik
Lempeng + H2SO4

Foto

UV 366 nm/254 nm

Foto

panaskan
Foto UV 366 nm

Foto

panaskan

(+) jingga latar

kuning
(+) berflouresensi
kuning/merah
(+) hitam/biru
(+) Flouresensi merah/ coklat
(triterpenoid)
(+) hijau kebiruan (steroid)

(+) merah
(+) kuning, coklat/
kehitaman

5. Uji antimikroba
Sampel (methanol, etil asetat, etanol)
masing-masing 10 gr
Dimasukkan pada botol coklat yang berbeda
(masing-masing 3 btotol)
+medium NA kedalam botol dan
divortex
Dimasukkan ekstrak tersebut kedalam cawan petri(cawan
petri dibagi 3 bagian
Ditambahkan DMSO pada masing-masing botol
sebanyak 200 l
Diamkan cawan petri dan +biakan bakteri pada
cawan petri yang berbeda

masing-masing

Diinkubasi cawan petri selama

1x24 jam
Diamati pertumbuhan bakteri pada masingmasing cawan petri

6. Uji toksisitas
a. Penyiapan larva udang
Rendam telur udang dalam air
Ambil bagian tenggelam
Masukkan dalam plastik berbentuk kerucut yang terikat pada
mulut toples
+ air laut bebas protozoa
lampu

Sinari dengan lampu belajar 1x48 jam

Pembuatan air bebas protozoa
plastik
Telur udang

Air bebas
protozoa
toples

Air laut bersih bebas cemaran

Saring dgn corong buchner yg dilapisi
dgn kertas wothman
Pompa vakum
Diperoleh air bebas protozoa

b. Penyeleksian larva
lamp
u
Telur udang

gelap

Ditutup dengan lakban

Larva
udang
yang siap
diujikan

c. Penyiapan
sampel
Ekstrak etil
asetat
30 mg

Ekstrak metanol
30 mg

Ekstrak etanol
30 mg

+ klroform-metanol 3
+ metanol 3 ml
+ etanol 96% 3
10.000 ppm
ml
ml
10.000 ppm

[1000]

[100]

Dipipet 500 l

Dipipet 50 l

[10]

Dipipet 5 l

+ air laut bebas protozoa

+ 10 larva udang + 1 tetes suspensi ragi
Didiamkan 1x24 jam

7. KCV
Pengemasan KCV

Isolasi sampel

Silika gel 20 gram

Ekstrak etanol 30 gram

Center glass

+ pelarut etanol 96% secukupnya

Mampatkan dan diratakan

permukaan silika

+ sds silika gel, gerus hingga

homogen
(bubur silika + ekstrak)

Sampel
Kertas saring

Masukkan dalam center glass

Ratakan dan mampatkan
Kertas saring
+ eluen I Heksan hingga habis
Tampung dalam mangkuk dan uapkan
Eluen beriktnya (heksan-etil asetat
(5:1; 1:1; 1:5;), etil-metanol (20:1,

Fraksi yang diperoleh

ditotolkan pada lempeng KLT
dan dielusi berdasarkan profil
KLT yang diperoleh
sebelumnya (ekstrak etanol
dengan eluen etil asetatmetanol (1:5), setelah dielusi
yang memerikan profil yang
sama distukan dalam 1 fraksi.

8. KLT Preparatif
a. Pembuatan lempeng
preparatif
Silika gel 20 gram

b. Penotolan sampel
Totolkan Fraksi yang diperoleh

+ aquadest 50 ml

Elusi dengan eluen etil asetat

metanol 1:3

Tuang suspensi silika yang

terbentuk

Lihat noda pada lampu UV 254

nm dan 366 nm

Lempeng kaca yg telah

dibebas lemakkan
Diamkan 1x24 jam
Aktifkan 1-2 jam dlm oven
110oC

Diberi tanda pita yang

terbentuk
Dikeruk (fraksi)

Hasil maserasi bertingkat

(7)

(8)

KLT dan
Identifikasi
(9)

KLTP

Rekristalisasi

Pembahasan

pengambilan sampel yang bertempat di

desa
Coppo Tompong, Kecamatan
Mandalle, Kabupaten Pangkep. Waktu
pengambilan sampel dilakukan antara
pukul 08.00 WITA dimana terjadi reaksi
fosintesis maksimum. Diambil korteks
jambu mente (Anacardium occidentale)
dengan GPS S 0403502, 059 E 1190 3
T 02, 562 pada tanaman yang sudah
cukup tua agar komponen aktifnya
sudah mencapai maksimum untuk

simplisia korteks jambu mente (Anacardium

occidentale) diekstraksi kembali dengan cairan
penyari metanol. Dilakukan proses yang sama seperti
pada saat dimaserasi dengan cairan penyari pertama
(etil asetat) hingga diperoleh ekstrak kental metanol.
Dari hasil percobaan ini diperoleh hasil ekstrak kental
etil asetat 2,349 gram, dan ekstrak metanol 42,8553
gram.
Prinsip dari partisi cair-padat yaitu penarikan
komponen kimia pada suatu sampel dengan
menggunakan satu pelarut yang pelarutannya
dilakukan secara terpisah dimana komponen kimia
akan terlarut dalam pelarut dengan cepat dengan
bantuan sentrifuge berdasarkan gaya sentrifugasi.
Adapun cara kerja dari partisi cair-padat adalah
ekstrak metanol ditimbang sebanyak 10 gram,
dimasukkan ke dalam lumpang. Ditambahkan etanol
20 mL lalu digerus selama 5 menit. Larutan etanol