Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
introduction to
medical ethics
Learning objective
Students should be able to explain the
Bios hidup
how healthcare
professional, legislator,
life-scientists,
authorities ought to
behave in a particular
situation? this is a
bioethic
Medical Ethics
Medical ethics is the discipline of evaluating
the merits (kebaikan), risks, and social
concerns of activities in the field of medicine.
Medical Ethics
Medical ethics is the discipline of evaluating
the merits (kebaikan), risks, and social
concerns of activities in the field of medicine.
Many methods have been suggested to help
evaluate the ethics of a situation. These
methods tend to introduce principles that
should be thought about in the process of
making a decision.
http://www.wordiq.com/definition/Medical_ethics
Bioethics-ethics
Difference
Law sets only minimum standards of
conduct
Law explicitly grants physicians
discretion in clinical decision making
Law may provide no clear action guides
in some clinical ethical situations
Law and ethics may directly conflict
Actions permitted by law may be
ethically controversial
guidelines
promotion of ethical practice
prevention of ethical breaches
(pelanggaran)
recognition of ethical dilemmas
resolution of ethical conflicts
GENERAL PRINCIPLE
Autonomy : Clinicians are obligated to respect
patients as individuals and to honor their
preferences in medical care. The patient has the
right to refuse or choose their treatment (Voluntas
aegroti suprema lex)
Beneficence: Physicians have a responsibility to
act in the patients best interest (the physician
is a fiduciary/pengabdi ).
Patient autonomy may conflict with beneficence.
A practitioner should act in the best interest of the
patient (Salus aegroti suprema lex.)
GENERAL PRINCIPLE
Non-maleficence : Do no harm. If the
benefits of an intervention outweigh the
risk, however, a patient may make an
informed decision to consent and proceed.
(Primum non nocere)
Paternalism (pengayom): Physicians at
times make decisions for their patients, or
act to prevent a patient from carrying out
a decision, on the premise (dasar) that it is
for the patients benefit.
Cont
Justice : Concern the distribution of scarce (jarang)
health resources, and the decision of who gets what
treatment (fairness and equality).
Dignity (martabat): the patient (and the person
treating the patient) have the right to dignity.
Truthfulness (sesuai kenyataan) and honesty
(kejujuran): the concept of informed consent has
increased in importance since the historical events of
the Doctors Trial of Nuremberg trials and Tuskegee
Syphilis Study.
Medical Ethics
16
Ethical Dilemma:
17
Ethical Dilemma:
Situations necessitating a
choice between two equal
(usually undesirable)
alternatives.
PHYSICIANS PLEDGE
JANJI DOKTER
7. respect my colleagues as my
professional brothers and sisters;
8. not allow the considerations of race,
religion, nationality or social
standing to
intervene between my duty and my
patient;
9. maintain due respect for human life;
10. use my medical knowledge in
accordance with the laws of humanity;
11. comply with the provisions of the
Ethical Code;
12. and constantly strive to add to my
knowledge and skill;
THE PRINCIPLES IN
MEDICAL ETHICS
The Principle of Non-Maleficence
The Principle of Beneficence
The Principle of Autonomy
The Principle of Veracity/kejujuran
The Principle of Confidentiality(or Fidelity/kesetiaan)
The Principle of Social Responsibility and Justice
The Principle of
Veracity/kejujuran
Truth telling
Obligation to full and
honest disclosure
(memberikan keterangan)
research
Autonomy
hak azazi
Veracity
kejujuran
family
interest
dual
obligations
(kewajiban
rangkap)
Justice keadilan
payer's
interest
Confidentiality
kerahasiaan
Beneficence
kemanfaatan
Contoh kasus
Kasus 1
Adinda adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam dan berkarya di suatu rumah sakit
umum daerah yang menjadi rujukan dari berbagai daerah. Pada suatu hari dia menerima
rujukan seorang pasien pria dari sebuah kabupaten diluar propinsi tempat dia bekerja.
Diagnosis dari dokter setempat adalah tidak ditemukannya gejala spesifik dari pasien
tersebut. Adinda curiga akan hasil medis rujukan tersebut dan melakukan pemeriksaan
darah dan test HIV terhadap pasien. Pasien pada saat pemerikasaan menyetujui langkah
tersebut namun setelah pemerikasaan dilakukan datanglah keluarganya dan mereka
tidak bisa menerima tindakan medis yang dilakukan oleh Adinda. Keluarga serta merta
menuduh dan mengancam Adinda telah melakukan tindakan yang melecehkan harkat
dan martabat pasien yang memiliki latar belakang keluarga terhormat.
Diskusikan kasus tersebut!
Kasus 2
X adalah seorang sarjana lulusan s2 fakultas hukum sebuah universitas ternama di Jakarta.
Sejak 2 tahun lalu setelah kematian Ibu dan ayahnya, hidupnya semakin lama semakin tidak
karuan. Salah satunya adalah X memutuskan berhenti bekerja di sebuah perusahaan
akuntasi ternama di dunia khususnya di Jakarta. Sejak saat itu, kehidupannya tidak seperti
biasanya dan X memilih hidup terisolir seperti layaknya orang yang depresi. Tidak ada
kawan tidak ada teman dekat sehingga X memutuskan untuk mengakhiri hidupnya secara
hukum dengan mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi atas ketentuan dalam
KUHP yang melarang menghilangkan nyawa seseorang dengan cara melawan hukum
dengan membolehkan menghilangkan nyawa sesui dengan hukum. Walaupun kasus X
tersebut akhirnya tidak berlanjut, perdebatan etika atas penghilangan nyawa secara hukum
dalam konteks HAM telah masuk menjadi ranah perdebatan umum akhir-akhir ini.
Diskusikan kasus tersebut!
Kasus 3
Setelah berlakunya sistem BPJS, dokter-dokter memiliki keterbatasan dalam memberikan
preskripsi atas suatu tindakan medis mengunakan produk obat dari farmasi tertentu. Hal
tersebut berbeda dengan sebelumnya bahwa dokter memiliki keleluasaan untuuk
memberikan preskripsi sesuai dengan diagnosis dan analisanya sehingga ia memperoleh
penghargaan dari farmasi untuk mengikuti pendidikan dan latihan terkini ilmu kedokteran
dari akumulasi resep obat terhadap farmasi tersebut yang sangat penting untuku
meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Tak jarang, pendidikan tersebut dilakukan di
luar negeri selama beberapa kali dan dalam jangka waktu yang agak lama sehingga
memerlukan biaya yang besar. Mutualisme terjadi dalam kasus tersebut dan setelah
berlakunya BPJS, intesitas tersebut jauh berkurang dan berdampak pada menurunnya
partisipasi doketr dalam ajang-ajang peningkatan kemampuan mereka.
Diskusikan kasus tersebut!
Terima kasih