Вы находитесь на странице: 1из 31

PROSES PERIZINAN

PT. ASIATIC PERSADA

SERTA PENGUASAAN LAHAN SECARA


ILLEGAL OLEH PT JAMER TULEN DAN
PT. MAJU PERKASA SAWIT

DI :
DI :
DESA BUNGKU
DESA BUNGKU
KECAMATAN BAJUBANG
KECAMATAN BAJUBANG
KABUPATEN BATANGHARI
KABUPATEN BATANGHARI

I. PROSES PEMBERIAN HGU (HGU) DARI MENTERI DALAM


NEGERI DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN DARI MENTERI
KEHUTANAN UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT.
BANGUN DESA UTAMA DIDUGA SARAT DENGAN KKN :
1. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jambi
nomor : 188.4/599 Tahun 1985 tanggal 2 Desember 1985
tentang : Pencadangan Tanah Seluan 40.000 Ha bagi PT. Bangun
Desa Utama untuk Proyek Perkebunan Kelapa Sawit (Copy surat
terlampir).
2. Surat Keputusan Kepala Badan Inventarisasi Dan Tata Guna Hutan
Departemen Kehutanan RI nomor : 031/SK/?VII-4/1986 Tentang :
Pembentukan Team Survei Mikro Lapangan atas nama PT. Bangun
Desa Utama di Propinsi Daerah Tingkat I Jambi. (Copy surat
terlampir).
3. Salinan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor : SK.
46/HGU/DA/86 tanggal 01 September 1986 Penetapan Pemberian
Hak Guna Usaha (HGU) Atas Tanah Negara seluas 20.000 Ha yang
terletak di Kecamatan Muara Bulian dan Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Dati II Batang Hari Propinsi Dati I Jambi. (Copy
surat terlampir).
4. Sertifikat Hak Guna Usaha Nomor 1 tanggal 20 Mei 1987 (Copy
Terlampir).

A. PROSES PEMBERIAN HGU (HGU) DARI MENTERI DALAM NEGERI


DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN DARI MENTERI KEHUTANAN :
1.Pemberian HGU oleh Dirjen Agraria ( An. Mendagri RI) sesuai dengan SK nomor :
SK. 46/HGU/DA/86 tanggal 01 September 1986 dilakukan sebelum adanya :
Surat Kepala Badan Intag Dep. Kehutanan RI (An. Menteri Kehutanan) nomor :
393.4/VII-4/1987 tanggal 11 Juli 1987 kepada Direktur PT BDU perihal :
Pemberitahuan Persetujuan Pelepasan Areal Hutan seluas 27.150 Ha untuk
Perkebunan Kelapa Sawit dan Coklat a.n. PT. BDU di Prop. Dati I Jambi
Berita Acara Pembuatan Tata Batas Kawasan Hutan yang dilepas untuk areal
Perkebunan PT. BDU dilokasi S. Bahar S. Temidai Prop. Dati I Jambi tgl 18
Agustus 1989.
Keputusan Menteri Kehutanan RI nomor : 667//Kpts-II/1992 tanggal 3 Juli 1992
Tentang : Pelepasan Sebagian Kelompok Hutan S. Bahar S. Temidai yang
terletak di Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko Prop. Dati I Jambi seluas
27.675 Ha untuk Perkebunan Kelapa Sawit An. PT. Bangun Desa Utama.
2.Bahwa pemberian HGU oleh Dirjen Agraria ( An. Mendagri RI) sesuai dengan
Surat Keputusan nomor : SK. 46/HGU/DA/86 tanggal 01 September 1986
tersebut pada butir 1 (satu) diatas, perlu dipertanyakan Dasar Hukumnya
karena dilakukan sebelum adanya Surat-surat seperti pada butir a, b dan c
tersebut diatas.
3.Bahwa Keputusan Menteri Kehutanan RI nomor : 667//Kpts-II/1992 tanggal 3 Juli
1992 Tentang : Pelepasan Sebagian Kelompok Hutan S. Bahar S. Temidai yang
terletak di Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko Prop. Dati I Jambi seluas
27.675 Ha untuk Perkebunan Kelapa Sawit An. PT. Bangun Desa Utama adalah
Cacat Hukum karena lokasi S. Bahar S. Temidai berada di Kabupaten Dat II

B.KEGIATAN PEMBANGUNAN KEBUN KELAPA SAWIT OLEH


PT. BANGUN DESA UTAMA (SEKARANG PT.ASIATIC PERSADA)
ADALAH KEGIATAN ILLEGAL :
1.Dengan adanya kegiatan pembukaan kawasan hutan Negara di lokasi S.
Bahar S. Temidai sejak tahun 1986 sampai 1992 di Kabupaten Dat II Batang
Hari oleh PT. Bangun Desa Utama (sekarang PT. Asiatic Persada) untuk
pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit adalah merupakan kegiatan Illegal
dan perlu diproses secara hukum, karena belum mendapat pelepasan
kawasan hutan dari Departemen Kehutan RI.
2.Terhadap para Pejabat pemberi kebijakan yang berakibat adanya kegiatan
pembukaan kawasan hutan hutan secara Illegal tersebut perlu diproses
secara Hukum. Jangan ada perlakuan Hukum yang Diskriminatif. Sementara
masyarakat kecil yang telah melakukan pekerjaan illegal demi
sesuap nasi harus berurusan dengan para penegak hukum dan
dijebloskan ke dalam Penjara.
3.Kegiatan pembangunan Perkebunan Sawit oleh PT. Bangun Desa Utama
sejak adanya Keputusan Menteri Kehutanan RI nomor : 667//Kpts-II/1992
tanggal 3 Juli 1992 sampai saat ini adalah cacat hukum, karena tertulis
Pelepasan Sebagian Kelompok Hutan S. Bahar S. Temidai terletak di
Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko bukan terletak di Kabupaten Dati II
Batang Hari Prop. Dati I Jambi dan sampai saat ini belum ada perbaikan
SK Menhut tersebut.

II. PEMBANGUNAN PERKEBUNAN SAWIT OLEH


PT. JAMER TULEN DAN PT. MAJU PERKASA
SAWIT
A. DASAR PEMBERIAN IZIN LOKASI KEPADA PT . JAMER TULEN
OLEH PEMDA :
1. SK Gubernur KDH Tingkat I Propinsi Jambi No : 188.4/599 Tahun 1985

tgl 2 Desember 1985 tentang : Pencadangan Tanah Seluas 40.000


Ha bagi PT. BDU untuk Proyek Perkebunan Kelapa Sawit.
2. No : SK. 46/HGU/DA/86 tgl 01 September 1986 Penetapan Pemberian

HGU Atas Tanah Negara seluas 20.000 Ha yang terletak di Kecamatan


Muara Bulian dan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Dati II
Batang Hari Propinsi Dati I Jambi. (Copy surat terlampir).
3. Surat Kepala Badan INTAG DEPHUT RI (An. Menteri Kehutanan) no :

393.4/VII-4/1987 tgl 11 Juli 1987 kepada Direktur PT BDU perihal :


Pemberitahuan Persetujuan Pelepasan Areal Hutan seluas 27.150
Ha untuk Perkebunan Kelapa Sawit dan Coklat An. PT. BDU di Prop.
Dati I Jambi (Copy surat terlampir).
4. Berita Acara Pembuatan Tata Batas Kawasan Hutan yang dilepas

untuk areal Perkebunan PT. BDU dilokasi S. Bahar S. Temidai Prop.


Dati I Jambi tanggal 18 Agustus 1989 (Copy surat terlampir).

5. Surat

Gubernur Kepala Daerah


Propinsi Dati I Jambi No :
593.41/10475/Bappeda tanggal 3 Desember 1991 kepada Direktur PT.
Maju Perkasa Sawit dan PT. Jamer Tulen Perihal : Rekomendasi/Izin
Prinsip Pencadangan lahan (Copy surat terlampir).

6. Kpts MENHUT RI nomor : 667//Kpts-II/1992 tanggal 3 Juli 1992

Tentang : Pelepasan Sebagian Kelompok Hutan S. Bahar S. Temidai


yang terletak di Kabupaten Dati II Sarolangun Bangko Prop. Dati I
Jambi seluas 27.675 Ha untuk Perkebunan Kelapa Sawit An. PT.
Bangun Desa Utama (Copy surat terlampir).
7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor : 18 Tahun 2004 Tentang

Perkebunan menyebutkan pada :


Pasal 17 (1) menyebutkan bahwa : Setiap pelaku usaha budidaya tanaman

perkebunan dengan luasan tanah tertentu dan/atau usaha industri


pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas pabrik tertentu wajib
memiliki Izin Usaha Perkebunan.
Pasal 46 (1) menyebutkan bahwa : Setiap orang yang dengan sengaja
melakukan usaha budidaya tanaman perkebunan dengan luasan tertentu
dan/atau usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas
tertentu tidak memiliki Izin Usaha Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 17 (1) diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak 2 (dua) Milyar.
8. Izin

persetujuan penanaman modalDalam Negri dari Badan


Penanaman Modal Daerah No : 37/15/PMDN/2002 tgl 15 Februari 2001

9. Surat Permohonan PT. Jamer Tulen No : 99/JT/D/JBI/2002 tanggal 8

Mei 2002 Perihal : Permohonan Izin Lokasi seluas 3871 Ha yang


terletak di Desa Bungku Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang
Hari untuk perkebunan Kelapa Sawit.
10. Berdasarkan butir 1 -9 tersebut di atas, pada Tanggal 20 Mai 2002

Bupati Batang Hari memberikan Izin Lokasi kepada PT. Jamer Tulen
seluas 3871 Ha yang terletak di Desa Bungku Kecamatan Muara
Bulian dengan Izin Lokasi Nomor : 01 Tahun 2002 yang berlaku
selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang selama 12 bulan atau
1 (satu) tahun berlaku sejak ditetapkannya keputusan ini (Copy Izin
Lokasi terlampir).
11. Sedangkan PT. Maju Perkas Sawit (PT. MPS) sama sekali tidak

memiliki izin baik izin lokasi maupun izin-izin lainnya.

III. PT. JAMER TULEN DAN PT. MAJU PERKASA


SAWIT TELAH MELAKUKAN KEGIATAN
SECARA ILLEGAL
1. Sejak diberikan Izin Lokasi oleh Pemda sampai Izin berakhir, PT.

Jamer Tulen tidak mempunyai Izin HGU tetapi


dilapangan sampai saat ini masih tetap berjalan.

operasional

2. Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Propinsi Jambi dengan

Pemerintah Kabupaten se Provinsi Jambi Tentang : Percepatan


Pembangunan Perkebunan di Provinsi Jambi pada tanggal 16 Mei
2006.
Menyebutkan
bahwa
Dalam
rangka
Percepatan
Pembangunan Perkebunan di Provinsi Jambi, PARA PIHAK Sepakat
untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan denganj
melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
Mencabut Izin Lokasi dan Usaha Perkebunan yang telah habis masa

berlakunya berdasarkan hasil inventarisasi dan evaluasi tim sesuai


dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Menginventarisir dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan Perkebunan
yang dinilai melanggar izin atau tidak mematuhi ketentuan-ketentuan
perizinan yang telah diberikan.
Dalam pemberian Izin Usaha Perkebunan yang akan datang akan
dilaksanakan secara lebih selektif. (Copy terlampir)

3. Surat Bupati Batang Hari No : 593.3/1952/Eko tanggal 27 April 2007

yang ditujukan kepada Direktur PT. Asiatic Persada dan PT. Jamer Tulen
Perihal : Penghentian Sementara Pembukaan Lahan dan Penanaman
pada areal PT. Jamer Tulen dan PT. Maju Perkasa Sawit .
4. Surat PT. Asiatic Persada ditujukan kepada Bupati Batang Hari Nomor :
028/050.20/BM/07 tanggal 04 Mei 2007 Perihal : Penjelasan surat
Nomor : 593.3/1952/Eko tanggal 07 april 2007. Pada butir 3
menyebutkan bahwa :
Areal tertanam seluas

1.495,96 Ha
Garapan Mayarakat seluas
792,00 Ha
Buffer Zone seluas
70,00 Ha
Konservasi
1.360,00Ha
Emplassemen & Nursery
12,00 Ha
Inclave (pemukiman warga) 141,04 Ha
Total
3.871,00 Ha

5. Surat Bupati Batang Hari Nomor : 593.3/1584/Eko tanggal 30 Mai

2008 yang
Jamer Tulen
Penanaman
Pengarapan

ditujukan kepada Direktur PT. Asiatic Persada dan PT.


Perihal : Penghentian Sementara Pembukaan Lahan dan
pada areal PT. Jamer Tulen Perihal : Penghentian
Lahan (Copy surat terlampir).

6.

Bupati Batang Hari Nomor : 593.3/3128/Eko tgl 24 Nopember 2008 yang


ditujukan kepada Direktur PT. Asiatic Persada dan PT. Asiatic Persada Perihal :
Upaya penyelesaian lahan ex PT. Jamer Tulen dan PT. Maju Perkasa Sawit. Pada
butir 1 menyebutkan bahwa : Pemda tidak akan memperpanjang Izin
Lokasi PT. Jamer Tulen dan PT. Maju Perkasa Sawit. Pemda hanya
mengakui perolehan lahan sampai dengan Izin Lokasi Lokasi kedua
Perusahaan tersebut berakhir. Dan pada butir 2 menyebutkan bahwa :
Agar PT. Asiatic Perssada memberikan konvensasi kepada masyarakat
Suku Anak Dalam yang memiliki garapan pada lahan HGU PT. Asiatic
Persada sebelum adanya penerbitan HGU. Konvensasi tersebut berupa
lahan 1.000 Ha kebun sawit kemitraan yang calon penerimanya adalah
kelompok Suku Anak Dalam yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
(Copy surat terlampir).

7. Pada rapat masalah lahan antara PT. Asiatic Persada dan Suku Anak Dalam

(SAD) Desa Bungku dan Desa Pompa Air tanggal 29 Juni 2009 yang
dihadiri oleh :
Bupati Batang Hari

Kapolres Batang Hari

Direktur Perkebunan Ditjenbun


Sekda Kabupaten Batang Hari
Kepala Dinas Perkebunan Prov. Jamb
Kepala BPN Kabupaten Batang

Hari
Kajari Muara Bulian

Dalam kesimpulan rapat rapat tersebut pada butir 6 (enam) menyatakan


bahwa : Lahan yang telah ditanami dan dikuasai PT. Jamer Tulen dan
PT. Maju Perkasa Sawit sejak tahun 2002 hingga saat ini seluas

IV. PENYERAHAN LAHAN KEBUN INTI DARI PT. ASIATIC


PERSADA KEPADA KOPERASI SANAK MANDIRI
CACAT HUKUM
1. Surat Bupati Batang Hari Nomor : 525/0496/SDA tanggal 25 Februari

2009 yang ditujukan kepada Direktur PT. Asiatic Persada dan PT.
Asiatic Persada Perihal : Mohon realisasi Program Kebun Kemitraan
Seluas 1.000 Ha (Copy surat terlampir).
2. Surat PT. Asiatic Persada yang ditujukan kepada Bupati Batang Hari
Nomor : 040/050.10/AP-DIR/2009 tanggal 05 September 2009 Perihal :
Rencana Penyerahan Kebun Plasma Untuk Masyarakat SAD. Pada butir
1
menyebutkan bahwa : Perusahaan tetap memegang teguh
komitmen untuk menyediakan kebun kemitraan bagi warga
masyarakat SAD seluas
1.000 Ha. Dan pada butir 2
menyebutkan Bahwa untuk mewujudkan komitmen tersebut
perusahaan menetapkan bahwa blok kebun inti perusahaan
yang belum bersetatus HGU atas nama PT Jamer Tulen, akan
LOKASI LAHAN PERKEBUNAN
dialihkan dan/atau diserahkan
menjadi kebun plasma SAD
PERUSAHAAN
seluas
1.000 Ha dengan
lokasi kebun
sebagai
berikut : TOTAL
MENTILINGAN
DURIAN
DANGKAL
PT. JAMER TULEN

225,00 Ha

454,00 Ha

679,00 Ha

PT.
MAJU
SAWIT

321,00 Ha

0,00 Ha

321,00 Ha

545,00 Ha

454,00 Ha

TOTAL

PERKASA

1.000 Ha

3. Perjanjian Kerjasama Antara PT. ASIATIC PERSADA dengan KOPERASI SANAK

MANDIRI Tentang : Kemitraan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit antara PT. Asiatic
Persada dengan Koperasi Sanak Mandiri tanggal 24 Juni 2010. Sebagai berikut :
Pada butir 1 (satu) Bahwa guna pelaksanaan Program kemitraan kebun kelapa sawit
yang akan dijadikan kebun plasma, PIHAK PERTAMA menyerahkan kebun kelapa sawi
seluas 1.000 Ha kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan bahwa penyerahan kebun
untuk menjadi milik PIHAK KEDUA dilaksanakan setelah beban investasi kebun kelapa
sawit dinyatakan lunas oleh PIHAK PERTAMA.
Pada butir 2 (dua) Bahwa kebun kelapa sawit yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA seluas 1.000 Ha didasarkan pada penyerahan lahan oleh PT. Jamer
Tulen kepada PT. Asiatic Persada berdasakan akta penyerahan oleh Notaris di Jakarta
Robert Purba, SH Nomor : 104 tanggal 19 Februari 2010 dan penyerahan oleh PT. MPS
kepada PT. Asiatic Persada berdasarkan akta penyerahan oleh Notaris di Jakarta Robert
Purba, SH nomor : 105 tanggal 19 Februari 2010, yang berlokasi di Desa Bungku Kec.
Bajubang Kab. Batang Hari dengan rincian sebagai berikut :

LOKASI LAHAN PERKEBUNAN


PERUSAHAAN
PT. JAMER TULEN
PT. MAJU PERKASA
SAWIT
TOTAL

TOTAL

MENTILINGAN

DURIAN DANGKAL

225,00 Ha
321,00 Ha

454,00 Ha
0,00 Ha

679,00 Ha
321,00 Ha

545,00 Ha

454,00 Ha

1.000 Ha

Pada butir 3 (tiga) bahwa kebun kelapa sawit yang diserahkan oleh PIHAK

PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah kebun kelapa sawit yang belum
berstatus HGU tetapi telah dibangun oleh PIHAK PERTAMA serta telah dilakukan
penilaian teknis terhadap bobot kualitas fisik kebun oleh tim teknis Kab. Batang
Hari yang meliputi aspek lokasi kebun, luas kebun, kualitas kebun dan umur
tanaman sesuai dengan keputusan Dirjen Perkebunan Dep. Pertanian RI.
Pada Pasal 9 (POTENSI BAHAN TAMBANG) menyebutkan : Apabila didalam

kebun kemitraan ditemukan bahan tambang maka konvensasi atas


pengelolaan hasil tambang tersebut harus dibagi secara kemitraan 50% : 50%
kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
4. Surat PT Asiatic Persada Nomor : 006/050.80/SSL/2014 Perihal Penyerahan

Lahan Tanaman Kelapa Sawit Untuk Kebun Sawit Plasma Warga SAD

Pada butir 1 (satu) bahwaPerusahaan menyetujui untuk menyerahkan lahan berikut


dengan tanaman kelapa sawit serta infrastruktur jalan milik PT. Jamer Tulen dan PT.
MPS yang terletak di Desa Bungku Kec. Bajubang Kab. Batanghari dengan total 2.000
Ha kepada Pemerintah Daerah Kab. Batanghari untuk dijadikan kebun Plasma bagi
Warga SAD Asli yang berada di dalam Wilayah Kebun PT. Asiatic Persada sesuai dengan
hasil Verifikasi oleh Lembaga Adat Bumi Serentak Bak Ragam Kab. Batanghari, dimana
total luas tersebut termasuk lahan tanaman seluas 1.000Ha yang sebelumnya telah
diserahkan oleh Perusahaan kepada SAD Asli.
Bahwa lahan tanaman kelapa sawit ini merupakan pemenuhan Komitmen PT Asiatic
Persada untuk menyediakan kebun kemitraan (kebun Plasma) bagi Warga SAD Asli
yang berada di wilayah kebun PT.Asiatic Persada dalam rangka penyelesaiaan tuntutan
warga SAD Asli atas areal hasil survey mikro tahun 1987 seluas 3.550 Ha dan areal
lainnya

5. Keputusan Bupati Batanghari No : 163 Th 2014 tentang : pembentukan Tiem

Verifikasi dan Identifikasi penetapan nama-nama Warga Suku Anak Dalam (SAD)

6. Keputusan Bupati Batanghari No : 180 Th 2014 tgl 11 Maret 2014 tentang :

Penetapan nama-nama serta peta lokasi Warga Suku Anak Dalam (SAD)
penerima lahan kompensasi seluas 2.000 Ha dari PT. Asiatic Persada di Desa
Bungku Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari.
7. Surat Perjanjian Kerjasama antara PT. Asiatic Persada dengan Koperasi Sanak

Mandiri yang diketahui oleh Bupati Batang Hari pada tanggal 24 Juni 2010
seluas 1.000 Ha dan Surat PT Asiatic Persada Nomor : 006/050.80/SSL/2014
Perihal Penyerahan Lahan Tanaman Kelapa Sawit Untuk Kebun Sawit Plasma
Warga SAD Cacat Hukum karena pemberian lahan tersebut bukan
berasal dari lahan PT. Asiatic Persada, melainkan dari lahan yang
dikuasai oleh PT. Jamer Tulen dan dari PT Maju Perkasa Sawit.

B. PERAMBAHAN KAWASAN HUTAN OLEH PT. ASIATIC PERSADA


1. Berdasarkan Surat Kepala Balai Inventarisasi Dan Perpetaan Hutan Provinsi Jambi

Nomor : 48/UPTD-BIPHUT/Dishut/2010 tanggal 16 April 2010 yang ditujukan


kepada Sretaris Daerah Kab. Batang Hari perihal : Hasil Pengecekan lapangan
Penanaman Kebun PT. Asiatic Persada pada butir 4 (empat) menyebutkan
berdasarkan hasil plotting pada peta pelepasan kawasan hutan untuk PT. BDU
lampiran Keputusan Keputusan Menteri Kehutanan RI nomor : 667//Kpts-II/1992
tanggal 3 Juli 1992, ternyata koordinat-koordinat tersebut berada diluar
areal pelepasan kawasan hutan untuk PT. BDU dan termasuk kedalam
kawasan hutan produksi terbatas (HPT) Sungai Lalan, kelompok Hutan
Senami Bahar Kab. Batang Hari.
2. Berdasarkan Surat Kepala Dinas Kehutanan Kab. Batang Hari No : 522/180PPKH/Dishut tanggal 19 April 2010 yang ditujukan kepad Bupati Batng Hari
Periahl Laporan Hasil Penelitian terhadap PT. Asiatic Persada. Sebagai berikut :
. Pada butir 2 (dua) menyebutkan : Beberapa koordinat lapangan yang diduga masuk
No
KOORDINAT
KETERANGAN
kedalam
kawasan hutan
diambil sebagai berikut :

1
2
3
4
5
6
7
8
9

02
02
02
02
02
02
02
02
02

02
02
02
02
02
02
02
02
02

28,9
32,0
31,3
31,2
30,9
31,9
31,8
31,7
31,0

LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS

dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan

103
103
103
103
103
103
103
103
103

16
16
17
17
17
17
17
17
18

55,2
58,7
02,9
09,02
09,6
20,4
27,3
38,6
17,7

PATOK BETON

Pada butir 3 (tiga) setelah diploting titik-titik koordinat tersebut kedalam

peta pelepasan kawasan hutan PT. Bangun Desa Utama (Sekarang PT.
Asiatic Persada) dan peta tata batas defenitif Kawasan Hutan Produksi
Tetap (HP) Sungai Air Mato, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Sungai Lalan
Kelompok Hutan Senami Bahar Kabupaten Batang Hari dengan hasil
sebagai berikut :
a) Titik titik koordinat tersebut diaatas berada diluar areal lokasi

pelepasan Kawasan Hutan PT. BDU Setelah diploting.


b) Titik titik tersebut berada didalam Kawasan Hutan Produksi
Terbatas (HPT) Sungai Lalan, kelompok Hutan Senami Bahar.
c) Karena titik koordinat tersebut berada dalam Kawasan Hutan
Produksi Terbatas seperti huruf (b), maka secara otomatis titiktitik koordinat tersebut tidak masuk dalam :
o HGU PT Asiatic Persada
o Izin Prinsip PT. MPS
o Izin Prinsip PT. Jamer Tulen
Kondisi lapangan terdapat tanaman Sawit yang diakui oleh pihak

PT. Asiatic Persada adalah tanaman tahun 2006


Luasan

belum dapat dihitung karena belum dilakukan pengukuran


lapangan hingga temu gelang.

3. Surat Kepala Dinas Kehutanan Prov. Jambi No : 045.E/3630/Dishut/2010

tanggal 23 Juni 2010 kepada PT. Asiatic Persada Perihal : Mohon


Bantuan Tenaga. Sebagai tindak lanjut :
Surat Sekretaris Daerah Kab. Batang Hari Nomor : 593/1130/sda. Tanggal 5

Mei 2010 Perihal Hasil Pengecekan Lapangan lahan PT. Asiatic Persada.
Surat Perintah Penyidikan nmor : 700.E/Spdik/05/PPNS/Dishut/2010 tanggal 8
Juni 2010.
4. Berdasarkan Surat Direktur Penyidikan Dan Perlindungan Hutan Dirjen

PHKA Dep. Kehutanan RI nomor : 5.81/IV/RHS/PPH-4/2010 tanggal 9 Juli


2010 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kehutanan Kab. Batang Hari
Perihal : Penyampaian Laporan Tindak Pidana Kehutanan dan
Perkebunan, pada butir 2 (dua) menyebutkan : Berkenaan
dengan hal tersebut diatas, untuk mengetahui kebenaran
laporan tersebut guna pengusutan lebih lanjut, agar saudara
segera melakukan pengumpulan bahan dan keterangan. Apabila
terdapat bukti permulaan yang cukup tentang terjadi tindak
pidana kehutanan agar diproses sesuai ketentuan yang berlaku
dan melaporkan hasilnya kepada kami pada kesempatan
pertama.
5. Sampai saat ini belum ada tindak lanjut proses hukum terhadap PT.

Asiatic Persada yang telah melakukan perambahan kawasan hutan.

V. KESIMPULAN
1. Dengan berakhirnya Izin Lokasi a.n PT. Jamer Tulen sejak tanggal 20 Mei
2005, maka semua kegiatan pembukaan lahan, penanaman maupun
pemanenan oleh PT. Jamer Tulen dan PT. MPS pada sisa lahan cadangan PT.
BDU seluas 7.675 Ha tersebut harus dihentikan karena tidak
mempunyai legalitas hukumnya.
2. Sisa pencadangan lahan PT. BDU seluas 7.675 Ha yang di kuasai oleh PT.
Jamer Tulen dan PT. Maju Perkasa Sawit, agar segera diambil alih oleh
Pemerintah Daerah Kab. Batanghari karena PT. Jamer Tulen dan PT.
Maju Perkasa Sawit tidak mempunyai legalitas perizinan perkebunannya.
3. Bentrok antara masyarakat dengan pihak PT. Jamer Tulen dan PT. MPS (anak
perusahaan PT. Asiatic Persada) masih terus terjadi, malah sampai saat ini
sudah puluhan orang lebih warga masyarakat kecil yang ditangkap oleh
petugas PT. Asiatic Persada yang dibantu oleh petugas Kepolisian karena
dianggap telah melakukan pencurian atau penadahan dan melakukan
perbuatan merusak atau menyerobot lahan yang dikuasai oleh PT. Jamer
Tulen dan PT. MPS diproses secara hukum dan dijebloskan kedalam Penjara.
Sementara pihak penyerobot lahan Negara Bebas yang
menganggap mempunyai legalitas Perizinan (PT. Asiatic Persada
Group) tidak sedikitpun tersentuh oleh para Penegak Hukum.
Dimana letaknya keadilan di Negara Hukum yang kita Cintai ini ??

4. Bahwa Surat Perjanjian Kerjasama antara PT. Asiatic Persada dengan


Koperasi Sanak Mandiri yang diketahui oleh Bupati Batang Hari pada
tanggal 24 Juni 2010 seluas 1.000 Ha agar dibatalkan, dan Surat PT
Asiatic Persada Nomor : 006/050.80/SSL/2014 Perihal Penyerahan
Lahan Tanaman Kelapa Sawit Untuk Kebun Sawit Plasma Warga SAD,
AGAR DITOLAK karena pemberian lahan tersebut bukan berasal dari
lahan PT. Asiatic Persada, melainkan dari lahan yang dikuasai oleh
PT. Jamer Tulen dan dari PT Maju Perkasa Sawit.
5. Bahwa PT. Asiatic Persada diduga telah melakukan Perambahan di Kawasan
Hutan Produksi Tetap (HP) Sungai Air Mato, Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Sungai Lalan Kelompok Hutan Senami Bahar Kabupaten Batang Hari, sampai
saat ini PROSES HUKUMNYA tidak Jelas..!! dengan demikian penegakan
hukum yang dilakukan terkesan tebang pilih, sementara masyarat kecil yang
tidak tahu hukum atau kurang memahami hukum karena hanya membawa
kayu bulat kecil (KBK) atau mengangkut
kayu bahan Cip dengan
menggunakan Truck (Maksimum 5 10 m) dan belum tentu kayu yang
diangkut/dibawanya berasal dari kawasan hutan, telah dilakukan
penangkapan dan diproses secara hukum serta langsung dijebloskan kedalam
penjara. Dengan banyaknya perlakuan hukum yang tidak adil tersebut,
akan berdampak timbulnya kegiatan-kegiatan anarkis terhadap
Pemerintah
yang dilakukan oleh masyarakat kecil yang kurang
memahami atau tidak tahu hukum serta ditunggangi oleh oknum-

6. Demi tegaknya keadilan di Negara yang kita cintai ini, jangan hanya
masyarakat kecil dan bodoh saja yang
diproses secara hukum dan
dimasukkan kedalam Penjara karena telah melakukan pencurian buah atau
brondolan
sawit secara kecil-kecilan demi sesuap nasi. Demi
terwujudnya suatu keadilan, maka kepada Pemilik PT. Jamer Tulen dan PT.
Maju Perkasa Sawit (PT. Asiatic Persada Group) yang juga telah melakukan
pelanggaran Hukum yaitu melanggar Undang-Undang Nomor : 18 Tahun 2004
Tentang Perkebunan dan telah melanggar Undang-Undang Nomor : 41 Tahun
1999 Tentang Kehutanan, agar diperlakukan yang sama yaitu diproses secara
hukum, dan mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
7. Dengan berakhirnya Izin Lokasi a.n PT. Jamer Tulen sejak tanggal 20 Mei 2005, maka
lahan sisa pencadangan Perkebunan PT. BDU seluas 7.675 Ha tersebut agar diambil
alih oleh Pemerintah Daerah dan dimanfaatkan untuk pembangunan
pertanian/perkebunan khususnya bagi masyarakat Kab. Batanghari, sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
8. Perjanjian Kerjasama antara PT. Asiatic Persada dengan Koperasi Sanak Mandiri yang
diketahui oleh Bupati Batang Hari pada tanggal 24 Juni 2010 seluas 1.000 Ha (berasal
pemberian dari PT. Jamer Tulen seluas 679 Ha dan dari PT MPS seluas 321 Ha)
adalah kebun kelapa sawit yang tumbuh dilahan negera bebas yang tidak
dibebani Hak, dengan kata lain bukan lagi mikik PT. Jamer Tulen apalagi PT.
MPS. Yang seharusnya kebun sawit yang diberikan untuk Kemitraan tersebut berasal
dari lahan HGU PT. Asiatic Persada. Dengan demikian pemberian kebun kelapa
sawit dari PT. Asiatic Persada untuk kemitraan dengan Koperasi Sanak
Mandiri tidak mempunyai dasar hukum dengan kata lain PT. Asiatic Persada
telah melakukan Penipuan terhadap Koperasi Sanak Mandiri

PETA MIKRO

PETA PELEPASAN HGU I

PETA PELEPASAN HGU II

PETA PELEPASAN AMDAL

PETA ISU KONFLIK PT. ASIATIC PERSADA

PETA ISU GARAPAN SUKU ANAK DALAM DAN


PETANI DI LAHAN HGU PT. ASIATIC PERSADA

PETA SITUASI AREAL PT. ASIATIC PERSADA


BERDASARKAN DATA BPN PROVINSI JAMBI

PETA LOKASI EX PT. JAMER TULEN YANG


DISERAHKAN KEPADA SUKU ANAK DALAM

PETA LOKASI EX PT. MAJU PERKASA SAWIT


YANG DISERAHKAN KE SUKU ANAK DALAM

454,00 Ha
153,00 Ha Masuk
kawasan hutan

PETA HASIL INVESTIGASI LAPANGAN DI DUGA PT.


ASIATIC PERSADA MEBUKA LAHAN DI LUAR IZIN HGU

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться