Вы находитесь на странице: 1из 56

ENDOMETRIOSIS

Oleh :
FAUZAN HAMID
15360424
Pembimbing:
dr. H. Anwar Siregar, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU OBSTETRI


DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2016

LATAR BELAKANG

Angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan karena


belum ada studi epidemiologik, tapi dari data temuan di rumah
sakit, angkanya berkisar 13,6 - 69,5% pada kelompok
infertilitas.
Penyakit endometriosis umumnya muncul pada usia produktif.
Angka kejadian endometriosis mencapai 5-10% pada wanita
umumnya dan lebih 50% terjadi pada wanita perimenopause.
71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat
pada saat haid
38% yang muncul akibat keluhan infertil.
terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim).
10% endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang
mempunyai riwayat endometriosis dalam keluarganya.

DEFINISI ENDOMETRIOSIS
Endometriosis didefinisikan sebagai adanya jaringan
endometrium yang tumbuh diluar dari jaringan
uterus.
Endometriosis ini dapat ditemukan di antara serabut
otot miometrium (adenomiosis atau endometriosis
uteri) atau di berbagai lokasi di rongga panggul
Endometriosis dapat muncul, namun sangat jarang,
pada wanita postmenopause, dan biasanya terjadi
pada wanita usia reproduktif.

ANATOMI UTERUS

ANATOMI OVARIUM

Etiologi & PATOGENESIS


Teori Mestruasi Retrograde (Sampson)
Teori Metaplasia (Rober Meyer)
Teori Imunologik
Teori Penyebaran Limfatik dan Hematogen
(Halban)

PATOGENESIS

Teori Mestruasi Retrograde ( Sampson)

Paling banyak diterima secara


eksperimen maupun kinis oleh
banyak ahli.
Angka kejadian menstruasi
retrograde mencapai 70-90
persen wanita.
Refluks jaringan endometritik yang viabel
melalui tuba Fallopi saat menstruasi dan
mengadakan implantasi pada permukaan
peritoneum dan organ pelvik

PATOGENESIS

2. Teori Metaplasia Selomik ( Robert Meyer )


rangsangan
pada sel-sel
epitel berasal
dari selom
yang dapat
mempertahan
kan hidupnya
di daerah
pelvis
metaplasia
dari sel-sel
epitel
terbentuk
jaringan
endometrium.

Jaringan
peritoneum
parietalis
berpotensial
mengalami
transformasi
metaplasia
menjadi jaringan
histologi
yang
tidak
dapat
dibedakan
dari
endometrium
normal.

Teori ini
menjelaskan
kasus
endometrios
is tanpa
adanya
menstruasi,
seperti pada
wanita
premenarch
e dan
menopause.

PATOGENESIS

3. Teori Imunologik

PATOGENESIS

4. Teori Penyebaran Limfatik dan Hematogen ( Halban)

FAKTOR RESIKO ENDOMETRIOSIS


(Wood, 2008):
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya
pernah menderita endometriosis
Memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari 27
hari
Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi pada
usia relatif muda (< 11 thn)
Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau
lebih
Orgasme saat menstruasi

KLASIFIKASI ENDOMETRIOSIS
Endometriosis

Interna (adenomiosis

uteri)
Endometriosis Ovarium
Endometriosis Retroservikalis
Endometriosis tuba
Endometriosis Ekstragenital

LOKALISASI

GEJALA KLINIS

Dismenorea
Dispareunia
Diskezia atau nyeri pada saat defekasi
Endometriosis pada kandung kencing ( gangguan
miksi dan hematuria pada waktu haid)
Gangguan haid dan siklusnya
Ada korelasi yang nyata antara endometriosis
dan infertilitas. (30% - 40% wanita dengan
endometriosis mengalami infertilitas)

DIAGNOSIS ENDOMETRIOSIS
ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri (nyeri saat haid, nyeri
pelvis)
Nyeri pelvik kronis yang disertai infertilitas
Riwayat dalam keluarga sangat penting untuk
ditanyakan karena penyakitin bersifat diwariskan.

DIAGNOSIS ENDOMETRIOSIS
ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri (nyeri saat haid, nyeri
pelvis)
Nyeri pelvik kronis yang disertai infertilitas
Riwayat dalam keluarga sangat penting untuk
ditanyakan karena penyakitin bersifat diwariskan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan

Laboratorium
Pemeriksaan
Radiologi
Pemeriksaan
Laparoskopi
Pemeriksaan
Histopatologi

Tampak kelenjar dan stroma


endometrium pada colon.

Pemeriksaan Laparoskopi

Lesi kemerahan endometriosis pada


berbagai tempat

Lesi endometriosis pada peritoneum

Lesi endometriosis pada cavum douglasi dan sebelah kanan dari lig.sakrouterina

Penatalaksanaan Endometriosis
Penanganan medis

Pengobatan simptomatik pemberian obat


antinyeri
Kontrasepsi oral amenorea
Pemberian progestin mencegah hiperplasia
endometrium
Pemberian danazol menekan perkembangan
endometriosis

Penatalaksanaan Endometriosis
Terapi Pembedahan

Laparoskopi mengangkat kista-kista,


melepaskan adhesi, dan melenyapkan implantasi.
Terapi bedah konservatif pelepasan perlekatan,
merusak jaringan endometriotik, dan rekonstruksi
anatomis

Komplikasi Endometriosis

Infertilitas
Nyeri pelvis kronik
Adhesi
Ruptur kista
Adanya fibrosis dan jaringan parut obstruksi kolon
dan ureter (Lobo, 2007)
Ruptur endometrioma peritonitis

Prognosis Endometriosis

Gejala dan keinginan pasien untuk mendapatkan


anak turut menjadi penentu jenis terapi yang sesuai.
Setelah terapi definitif, endometriosis masih dapat
muncul kembali. Namun resikonya cukup rendah
(kira-kira 30%).
Setelah terapi konservatif, dilaporkan kadar
kekambuhan bervariasi namun umumnya lebih 10%
dalam 3 tahun dan lebih 35% dalam 5 tahun.
Terapi konservatif dapat mencegah histerektomi
pada kebanyakan kasus tahun.

LAPORAN KASUS GINEKOLOGI


STATUS ORANG SAKIT
Identitas istri

Nama

Jenis kelamin

Umur

Identitas suami
Nama suami : Tn. D

: Ny. J
: Perempuan

: 31 Tahun

Agama : Islam

Status

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: Wiraswasta

: Menikah

Pendidikan

: SLTA

Alamat : Perumahan Mandala, Jalan


Selam IV

No. RM : 25-34-74

Tanggal masuk

Pukul

: 02-08-2016

: 19.40 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki


Umur : 30 Tahun
Status
Agama

: Menikah
: Islam

Suku : Mandailing
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Alamat
: Perumahan Mandala, Jalan Selam
IV

ANAMNESIS
Ny. J, P2A0, 31 tahun, Jawa, Islam, Wiraswasta, SLTA,
i/d Tn. D, 30 tahun, Mandailing, Islam, SLTA,
Wiraswasta, Perumahan Mandala, Jalan Selam IV.
Pasien datang ke RSU Haji Medan pada tanggal 02
Agustus 2016, pukul 19.40 WIB, dengan:
KU : Perut sakit dan dirasakan sampai perut sebelah kanan
bawah.
Telaah : Pasien datang dengan keluhan perut sakit dan
dirasakan sampai perut sebelah kanan bawah dirasakan sejak 1
tahun yang lalu. Keluhan disertai nyeri punggung sewaktu haid.
Pada haid hari 1 dan 2 darah yang keluar berbentuk gumpalan.
Haid tidak teratur (-), nyeri saat haid (+) tidak berkurang dengan
pemberian obat. Nyeri saat bersenggama (-), riwayat
perdarahan di luar haid (-). BAK dan BAB (+) Normal.

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Riwayat penyakit Jantung : (-)
Riwayat penyakit Paru : (-)
Riwayat penyakit Genitalia : (-)
Riwayat Pembedahan : (-)
Riwayat hipertensi
: (-)
Riwayat Penyakit hati : (-)
Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
Riwayat Penyakit kelamin
: (-)
Riwayat Penyakit DM : (-)

Riwayat Pemakaian Obat


Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Alergi
: (-)

: (-)
: (-)

Gizi dan Kebiasaan


Nafsu makan
: Baik
Merokok / Suntil
: (-)
Alkohol
: (-)
Kebiasaan makan obat
: (-)
Obat-obat yang di masukan ke dalam vagina : (-)

Riwayat Haid
Menarche : 11 tahun
Siklus haid : Teratur, 28 hari
Haid terakhir : 18-07-2016
Lama haid : 3 hari dengan 2 kali ganti pembalut/hari
Dismenorhea : (+)
Metrorrhagia : (-)
Menorrhagia : (-)
Spotting : (-)
Darah beku
: (-)
Contact bleeding : (-)
Climacterium : (-)
Keputihan
Jumlah : (-)
Warna : (-)
Bau : (-)
Konsistensi: (-)
Gatal (Pruritus vulvae) : (-)

Riwayat

Perkawinan :
Umur kawin : Menikah 1 kali, Istri
: 19 tahunSuami : 18
tahun
Lama perkawinan : 12 tahun
Kemandulan : (-)
Frigiditas/Vaginismus : Tidak ditanyakan
Libido : Tidak ditanyakan
Frekwensi coitus : Tidak ditanyakan
Orgasmus : Tidak ditanyakan
Dispareunia : Tidak ditanyakan

Riwayat

Kontrasepsi : (+), Suntik


Riwayat Operasi
: (-)
RIWAYAT PERSALINAN :
1. Laki-laki, Aterm, PSP, Bidan, Klinik, 3500
gr, Sehat, 12 tahun.
2. Perempuan, Aterm, PSP, Bidan, Klinik,
3400 gr, Sehat, 11 tahun.

II. PEMERIKSAAN FISIK


A. STASUS PRESENT
Sens : Compos Mentis
Anemis : (-/-)
TD : 120/80 mmHg
Ikterik : (-/-)
HR
: 85 x/i
Dyspnoe
: (-)
RR
: 21 x/i
Sianosis : (-)
T
: 37,0 0C
Oedem : (-)
TB : 160 cm
BB : 52 kg

B. STATUS GENERALISATA

Mata : anemis -/-, ikterus -/-, cekung (-),


Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax
- Cor : Bunyi jantung normal, reguler, bunyi jantung
tambahan (-)
- Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara
tambahan (-)
- Kelenjar kelenjar supra / intra clavikula = tidak teraba

B. STATUS GENERALISATA

- Mamae
Membesar
: (-) Secret
: (-)
Hiperpigmentasi : (-) Tumor-tumor : (-)
Colostrums
: (-) Tegang : (-)
- Abdomen :
Membesar
: (-) Shitting Dullness : (-)
Simetris / Asimetris : Simetris Meteorismus : (-)
Soepel : (+) Asites: (-)
Defense Musculaire : (-)
Peristaltik Usus : (+) N
Hepar: DBN Tumor : (-)
Lien : DBN
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-/-)

C. Status Ginekologis

Genitalia eksterna: Dinding vagina simetris, tumor (-)


Inspekulo
: Tidak tampak darah di forniks
posterior, Portio licin, erosi (-), flour
albus (-)
VT
: Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil laboratorium tanggal 01-08-2016 pukul 12.54 wib

Hematologi
Darah rutin Nilai Nilai Rujukan
Satuan
Hemoglobin
11,2 12 16
g/dl
Hitung eritrosit 4,5 3,9 - 5,6
10*5/l
Hitung leukosit 6800 4,000- 11,000
/l
Hematokrit 35,5 36-47
%
Hitung trombosit 357.000
150,000-450,000

Index eritrosit
MCV 81,0 80 96
MCH 27,5 27 31
MCHC 32,3 30 34

fL
pg
%

/l

Hitung jenis leukosit


Eosinofil
2
13
Basofil
0
01
N.Stab
0
2 6
N. Seg
68
5375
Limfosit
26
2045
Monosit
4
48
Laju Endap Darah 17
0-20
Kimia Klinik
GLUKOSA DARAH

%
%
%
%
%
%
mm/jam

Glukosa Darah Sewaktu

Nilai Nilai Rujukan Satuan


91

< 140

mg/dL

USG TAS
Kandung

kemih terisi baik


VT AF uk 6,3 x 4,58 cm
Tampak gambaran hypoechoic
Uk 9 x 8 cm pada adnexa kiri dan
kanan
Cairan bebas (-)
Kesan : Endometriosis Bilateral.

V. DIAGNOSA SEMENTARA
Endometriosis

Bilateral
Rencana Operasi BSO a/i Endometriosis
Bilateral, tanggal 03/08/2016 Pukul: 08.00
WIB
Lapor Supervisor dr. Khaidir, Sp.OG

VI. PENATALAKSANAAN
IVFD

RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Gentamycin 80 mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

PERSIAPAN OPERASI
Tanggal 02-08-2016

SIO dan Informed Concent


Pasien di informasikan untuk puasa 6-8 jam sebelum
operasi
IVFD RL 20 gtt/i
Buat resep obat Ketorolac, Ondansentron, Ranitidine
untuk Premedikasi
Pemasangan kateter
Konsul anestesi
Awasi Vital Sign
Hasil lab awal telah terlampir
Hygiene pribadi
Berdoa

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 04 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens : Compos mentis


TD : 120/80 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 21 x/menit

A : Endometriosis Bilateral
P : Operasi terjadwal

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
P/V : (-)
BAK : (+)N
BAB : (+) N

LAPORAN OPERASI

Operator dr. Khaidir, Sp.OG


Tanggal 03-08-2016 pukul 08.00 WIB
Langkah-langkah operasi :
Pasien di baringkan dimeja operasi dengan kateter dan
infus terpasang dengan baik
Dibawah spinal anastesi, dilakukan tindakan aseptik
pada dinding abdomen, kemudian ditutup dengan doek
steril kecuali lapangan operasi.
Di lakukan insisi midline kutis, subkutis, facia di gunting
kekiri dan kekanan dan otot di robek secara tumpul,
peritonium di jepit dengan menggunakan pinset
anatomis.

Tampak kista endometriosis pada ovarium kanan


dan kiri, dengan ukuran besar : 5 x 3 x 1 dan kecil : 3
x 3 x 1. Diputuskan untuk melakukan tindakan BSO.
Tuba kanan diklem, gunting, ikat. Tuba kiri diklem,
gunting, ikat.
Evaluasi perdarahan, terkontrol.
Dinding abdomen ditutup dengan dijahit lapis demi
lapis.
Setelah selesai, dinding abdomen ditutup supratul,
duk steril, dan hypafix.
KU pasien post operasi baik.
Hasil jaringan kemudian di konsul untuk dilakukan
pemeriksaan Patologi anatomi.

Diagnosa
Bilateral.
Terapi:

: Post BSO a/i Endometrioma

IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Gentamycin 80 mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

Hasil pemeriksaan penunjang Patologi Anatomi


3 Agustus 2016
Makroskopis :
Diterima 2 buah jaringan dalam satu wadah, jaringan yang besar
ukuran : 5 x 3 x 1 cm, warna : putih kehitaman, jaringan yang
kecil ukuran : 3 x 3 x 1 cm.
Mikroskopis :
Sediaan jaringan dari ovarium yang besar dan kecil menunjukkan
gambaran yang sama terdiri dari gambaran struktur kelenjar
endometrium.
Stroma terdiri dari jaringan ikat.
Kesimpulan :
Suatu Endometriosis Ovarii Duplex

Instruksi Post Operasi


Awasi vital sign selama 2 jam di ruang recovery room.

FOLLOW UP di ruangan recovery room


1.) 15 menit
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

2.) 15 menit
TD : 120/70 mmHg
HR : 72 x/menit
RR : 16 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

3.) 15 menit
TD : 120/70 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 16 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

4.) 15 menit
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

5.) 30 menit
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

6.) 30 menit
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,0 oC
L/O : Tertutup verban,
kesan kering
P/V
: (-)

Setelah 2 jam di ruang recovery room keadaan pasien stabil


maka pasien dibawa ke ruangan.

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 04 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens :
Anemis : (-/-)
Compos mentis
Ikterik : (-/-)
TD : 120/80
mmHg
Dyspnoe : (-)
HR : 84 x/menit Sianosis : (-)
RR : 20 x/menit Oedem : (-)
T : 36,7 oC

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
L/O : Tertutup verban, kesan
kering
P/V : (-)
BAK : (+)N, terpasang
kateter, warna kuning jernih
BAB : (-) N, Flatus (+)
A : Post BSO a/i
Endometrioma Bilateral + H2

: IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Gentamycin 80 mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
R : AFF infus dan Terapi oral (05-08-2016)
Terapi Lanjut
Mobilisasi bertahap

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 05 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens :
Anemis : (-/-)
Compos mentis
Ikterik : (-/-)
TD : 100/70
mmHg
Dyspnoe : (-)

HR : 82 x/menit Sianosis : (-)

RR : 22 x/menit Oedem : (-)

T : 37,2 oC

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
L/O : Tertutup verban, kesan
kering
P/V : (-)
BAK : (+)N, terpasang
kateter, warna kuning jernih
BAB : (-) N, Flatus (+)
A : Post BSO a/i
Endometrioma Bilateral + H3

: Cefadroxil tab. 500 mg 21


Asam mefenamat tab. 500 mg 31
Vit B Comp tab 2x1
R : Besok AFF kateter
Terapi Lanjut
Mobilisasi bertahap

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 06 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens :
Anemis : (-/-)
Compos mentis
Ikterik : (-/-)
TD : 110/70
mmHg
Dyspnoe : (-)

HR : 72 x/menit Sianosis : (-)

RR : 28 x/menit Oedem : (-)

T : 36,0 oC

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
L/O : Tertutup verban, kesan
kering
P/V : (-)
BAK : (+)N, terpasang
kateter, warna kuning jernih
BAB : (-) N, Flatus (+)
A : Post BSO a/i
Endometrioma Bilateral + H4

: Cefadroxil tab. 500 mg 21


Asam mefenamat tab. 500 mg 31
Vit B Comp tab 2x1
R : Hari ini AFF kateter
Terapi Lanjut
Mobilisasi bertahap

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 07 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens :
Anemis : (-/-)
Compos mentis
Ikterik : (-/-)
TD : 110/80
mmHg
Dyspnoe : (-)

HR : 99 x/menit Sianosis : (-)

RR : 22 x/menit Oedem : (-)

T : 36,5 oC

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
L/O : Tertutup verban, kesan
kering
P/V : (-)
BAK : (+)N, warna kuning
jernih
BAB : (-) N, Flatus (+)
A : Post BSO a/i
Endometrioma Bilateral + H5

: Cefadroxil tab. 500 mg 21


Asam mefenamat tab. 500 mg 31
Vit B Comp tab 2x1
R : Terapi Lanjut
Mobilisasi bertahap

FOLLOW UP SETELAH OPERASI


Tanggal 08 agustus 2016, jam 06.00 WIB
S: Tidak ada keluhan
O : SP :

SL :

Sens :
Anemis : (-/-)
Compos mentis
Ikterik : (-/-)
TD : 110/70
mmHg
Dyspnoe : (-)

HR : 86 x/menit Sianosis : (-)

RR : 25 x/menit Oedem : (-)

T : 36,0 oC

Abdomen : Soepel (+),


peristaltik (+)
L/O : Tertutup verban, kesan
kering
P/V : (-)
BAK : (+)N, warna kuning
jernih
BAB : (+) N, Flatus (+)
A : Post BSO a/i
Endometrioma Bilateral + H6

: Cefadroxil tab. 500 mg 21


Asam mefenamat tab. 500 mg 31
Vit B Comp tab 2x1
R : PBJ (Pasien Berobat Jalan)

TERIMA KASIH
^_^

Вам также может понравиться