Вы находитесь на странице: 1из 21

BIOLOGI

POLA-POLA HEREDITAS

DISUSUN OLEH

M. LUTFI AZIZ (18)

XII IPA 1

PETA KONSEP

HUKUM PEWARISAN SIFAT

TAUTAN

PINDAH SILANG

GEN LETAL

GOLONGAN DARAH
MANUSIA

DAFTAR
ISI

POLA-POLA HEREDITAS

Gregor Johan Mendel,


beliau merupakan seseorang yang meletakkan prinsip dasar ilmu genetika.

Hukum Pewarisan Sifat


Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disimpulkan dari persilangan monohibrid. Hukum ini disebut
juga hukum segregasi.Hukum I Mendel mengatakan bahwa pada waktu pembentukan
gamet, terjadi segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid
menjadi haploid.

Hukum Mendel II
Hukum Mendel II Disimpulkan dari persilangan dihibrid. Hukum ini juga
dinamakan Hukum Penggabungan Bebas (the mendelian law of independent
assortment). Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet,
alel-alel berbeda yang telah bersegregasi bebas (misal alel A memisah dari a, serta alel
B memisah dari b) akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan dengan
kombinasi alel yang berbeda-beda

Test Cross, Back Cross, dan Persilangan Resiprok

Testcross merupakan persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya
dengan induk yang genotipnya homozigot resesif. Testcross dapat dilakukan dengan individu
yang bukan induknya, dengan syarat genotipnya diketahui homoziogot resesif. Testcross ini
antara lain digunakan untuk menguji heterozigotas suatu persilangan.
Backcross merupakan persilangan antara anakan F1 yang heterozigot dengan induknya yang
homozigot dominan.
Persilanganresiprokatau persilangan tukar kelamin adalah persilangan ulang dengan jenis
kelamin yang dipertukarkan. Misalnya pada perkawinan monohybrid tanaman jantannya
berbiji bulat, sedangkan tanaman betina berbiji keriput. Maka pada perkawinan resiproknya
adalah tanaman jantannya berbiji keriput dan tanaman betinanya berbiji bulat.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Hukum I dan II Mendel yang telah dipelajari sebelumnya pada persilangan monohybrid
heterozigot akan menghasilkan perbandingan fenotip 3:1, sedangkan persilangan
dihibrid heterozigot menghasilkan perbandingan fenotip 9:3:3:1.
Pada

kenyataannya,

kebanyakan

sifat

yang

diturunkan

dari

induk

kepada

keturunannya tidak dapat dianalisis dengan cara Mendel yang sederhana. Oleh
karenanya, pertistiwa ini disebut penyimpangansemuhukummendel.
1) EPISTASIS
Dua pasang gen dominan menutupi pasangan gen dominan lainnya.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 12 : 3 : 1
Contoh: gen A = hijau, gen B = kuning. Gen A bersifat epistasis terhadap gen B
Aabb = berwarna hijau
aaBb = berwarna kuning
aabb = tidak memiliki warna (putih)
AaBb = berwarna hijau (dominan A mengalahkan dominan B)

2) HIPOSTASIS
Dua pasang gen, dimana ada pasangan gen dominan dan pasangan gen yang menimbulkan
pigmen.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 4
Contoh: gen HH = hitam, gen II = memunculkan pigmen, gen hh = cokelat, gen ii = albino
HHIi = hitam
HHii = albino
hhii = albino
hhIi = cokelat

10

3) POLIMERI
Interaksi dua pasang gen yang saling mempengaruhi dan memberikan warna yang sama.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 15 : 1
Persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih:
P

gandum berkulit merah

M1M1M2M2

gandum berkulit putih


m1m1m2m2

F1

: M1m1M2m2 = merah muda

P2

M1m1M2m2

F2

9 M1- M2 -

: merah merah tua sekali

3 M1- m2m2

: merah muda merah tua

3 m1m1M2 -

: merah muda merah tua

1 m1m1m2m2

: putih

M1m1M2m2

11

4) KRIPTOMERI
Dua pasang gen dominan memunculkan sifat baru yang sebelumnya tersembunyi.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 4
Persilangan Linariamaroccana
A : ada anthosianin

: protoplasma basa

: protoplasma tidak basa

: tak ada anthosianin


P

merah
AAbb

F1

putih
aaBB

AaBb = ungu (A dan B berada bersama memunculkan warna ungu)

12

5) ATAVISME
Interaksi beberapa gen yang menimbulkan sifat baru dan gen tersebut sama kuat.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 3 : 3 : 1 dan biasanya dicontohkan pada
persilangan ayam yang menghasilkan jenis walnut/rose/pea/single.

Walnut/Sumpel: R_P_

Rose/Mawar: R_pp

Pea/Biji: rrP_

Single/Bilah/Tunggal: rrpp

13

6) KOMPLEMENTER
Dua pasang gen dominan yang saling melengkapi.
Memiliki perbandingan F2 heterozigot 9 : 7
Perkawinan antara dua orang bisu tuli
P

bisu tuli
DDee

F1 :

bisu tuli
ddEE

DdEe = normal ( D dan E berinteraksi memunculkan sifat normal)

Tautan

14

Tautan dapat terjadi pada kromosom tubuh maupun kromosom kelamin. Tautan pada kromosom
tubuh disebut tautan autosomal atau tautan non-kelamin. Sedangkan tautan kelamin disebut juga
tautan seks.
Misal: AaBbCcDDee, gen A dan B saling bertautan. berapa kemungkinan gamet yang dapat
dibentuk?
kemungkinan gamet yang dapat dibentuk = jumlah kemungkinan gamet/jumlah gen yang tertaut
= 23/2
=4

15

Tautan Autosomal
Tautan autosomal merupakan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat
bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Penelitian mengenai tautan
dilakukan secara intensif oleh Thomas Hunt Morgan. Beliau adalah orang pertama yang
menghubungkan suatu gen tertentu dengan kromosom khusus
Bukti gen tertaut dapat ditemukan pada Drosophila yang di testcross antara lalat buah yang
dibedakan dalam dua karakter, yaitu warna tubuh dan ukuran sayap.

Tautan Kelamin
Gen tertaut kelamin (sex linked genes) adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan
sifat yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan jenis kelamin. Kromosom kelamin
terdiri dari kromosom X dan kromosom Y. Perempuan memiliki susunan XX dan laki-laki XY.

Pindah Silang

16

Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-sama pada saat

pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis. Gen-gen yang tertaut tersebut dapat mengalami
pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan
gen-gen kromatid homolognya.

Gen Letal

17

Gen Letal merupakan gen yang menyebabkan kematian bila dalam keadaan homozigot. Letal
dominan disebabkan oleh gen homozigot dominan, sedangkan letal resesif disebabkan oleh gen
homozigot resesif

Golongan Darah Manusia

18

Golongan Darah Sistem ABO


Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan adanya dua macam antigen, yaitu antigen A dan
antigen B serta dua macam antibody, yaitu anti-A dan anti-B.
Antigen merupakan glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel darah merah
Antibodi merupakan molekul protein yang dihasilkan oleh sel-B (limfosit-B) untuk merespon
adanya antigen. Antibodi terdapat pada serum atau cairan darah.

19

Golongan Darah Sistem MN


Berbeda dengan penggolongan darah sistem ABO, penggolongan darah sistem MN berdasarkan
adanya perbedaan salah satu jenis antigen glikoprotein. Antigen glikoprotein ini terdapat pada
membran sel darah merah yang disebut glikoforin A.

20

Golongan Darah Sistem Rhesus


Sistem Rh membagi golongan darah manusia menjadi dua kelompok berdasarkan reaksi
penggumpalan antara antigen sel darah merah dengan annti serum Rh. Hasilnya berupa individu
dengan golongan Rh positif, dengan genotip RhRh atau Rhrh, memiliki antigen faktor rhesus di
dalam sel-sel darah merahnya.
Sebaliknya individu golongan Rh negatif, dengan genotip rhrh, tidak memiliki antigen faktor
rhesus di dalam sel-sel darah merahnya.

21

Вам также может понравиться