Вы находитесь на странице: 1из 293

METODE

SEISMIK

KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Syafrizal Syarif Hutabarat


12313010
M. Fariz Gumai
12313018
Kartyan Suryawirawan
12313036
Emirza Faisal Dahlan
12313030
Probo Mukti Nugroho
12313042
Nadia Amalia
12313056
Reyhan Fariz Taqwantara
12313062

APA ITU METODE SEISMIK?

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari


seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam
metode geofisika aktif, dimana pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sumber seismic
(palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium
(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum
elastisitas ke segala arah dan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya
perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak
tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai
fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah.

Metode seismik merupakan metode geofisika yang sangat populer dalam


eksplorasi hidrokarbon. Ketepatan dan resolusi tinggi dalam memodelkan struktur
litologi bawah permukaan menjadikan metode ini unggul dibandingkan dengan
metode lainnya. Dukungan teknologi yang canggih serta pesatnya penelitian dalam
metode ini menjadi faktor kunci kesuksesan metode ini.

Kelemah
an

Keunggul
an

Dapat mendeteksi
variasi baik lateral
maupun kedalaman
dalam parameter fisis
yang relevan, yaitu
kecepatan seismik
Dapat menghasilkan
citra kenampakan
struktur di bawah
permukan
Dapat dipergunakan
untuk membatasi
kenampakan stratigrafi
dan beberapa
kenampakan
pengendapan
Respon pada penjalaran
gelombang seismik
bergantung dari
densitas batuan dan
konstanta elastisitas
lainnya. Sehingga,
setiap perubahan
konstanta tersebut
(porositas,

Banyaknya data yang


dikumpulkan dalam
sebuah survei akan
sangat besar jika
diinginkan data yang
baik
Perolehan data sangat
mahal baik akuisisi dan
logistik dibandingkan
dengan metode
geofisika lainnya
Reduksi dan prosesing
membutuhkan banyak
waktu, membutuhkan
komputer mahal dan
ahli-ahli yang banyak
Peralatan yang
diperlukan dalam
akuisisi umumnya lebih
mahal dari metode
geofisika lainnya
Deteksi langsung
terhadap kontaminan,
misalnya pembuangan
limbah, tidak dapat

Sejarah
Teori Dasar
Jenis
Instrumentasi
Akusisi Data
Pengolahan
Data
Interpretasi

SEJARAH

ROBERT MALLET
Eksperimen seismik aktif
pertama kali dilakukan pada
tahun 1845 oleh Robert Mallet,
seorang geophysicist asal Dublin,
Irlandia yang oleh kebanyakan
orang dikenal sebagai bapak
seismologi instrumentasi. Mallet
mengukur waktu transmisi
gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan,
yang dibangkitkan oleh sebuah
ledakan. Mallet meletakkan
sebuah wadah kecil berisi
merkuri pada beberapa jarak dari
sumber ledakan dan mencatat
waktu yang diperlukan oleh
merkuri untuk be-riak.

ANDRIJA MOHOROVICIC
Pada tahun 1909,

Andrija Mohorovicic,
seorang seismologis asal
Kroasia,
menggunakan waktu jalar
dari sumber gempa bumi
untuk eksperimennya dan
menemukan keberadaan
bidang batas antara
mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut
sebagai Moho.

SEJARAH PENCATAT GEMPA

Zhang Heng
Pada zaman Dinasti Han Timur Tiongkok,
sering terjadi gempa bumi di ibukota
Luoyang dan daerah sekitarnya. Menurut
catatan buku sejarah, selama 50 tahun
dari tahun 89 hingga 140, pernah terjadi
30 kali gempa bumi di daerah tersebut.
Maka rakyat setempat sangat takut.
Kemudian seorang ilmuwan bernama
Zhang Heng melakukan penelitian
bidang gempa bumi tersebut. Akhirnya
pada tahun 132, Zhang Heng berhasil
membuat alat pertama yang dapat
meramalkan gempa bumi di Tiongkok
bahkan di seluruh dunia

Alat tersebut dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci


yang di tengahnya terdapat batangan tembaga dan di luarnya
terdapat 8 ekor naga yang di kepalanya tersambung pada 8
batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah timur,
selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat
daya.
Di dalam mulut setiap naga terdapat bola tembaga yang
kecil, di bawah kepala setiap naga mendekam seekor katak
tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar, yang
sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang
dilontarkan dari mulut naga.Seandainya terjadi gempa bumi,
maka batang tembaga Seismograf itu akan condong ke arah
asal gempa bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala
naga dan naga yang berada di arah itu akan membuka lebar
mulutnya, maka bola tembaga kecil itu akan keluar dari mulut
naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang justru
mendekam di bawahnya. Dengan demikian, akan diketahui di
mana terjadinya gempa bumi.

Zhang Heng Seismometer

Palmieri
Beberapa abad kemudian
pada tahun 1855, Luigi
Palmieri dari Italia
merancang sebuah
Seismometer merkuri.
Seismometer buatan
Palmieri ini memiliki
tabung berbentuk U diisi
dengan merkuri dan
disusun di sepanjang titiktitik kompas

Seismometer Palmieri

John Milne
Kemudian pada tahun
1880, John Milne seorang
ahli seismologi dan
geologi berkebangsaan
Inggris menemukan
seismograf modern
pertama. Alat ini
merupakan sebuah
seismograf pendulum
horizontal sederhana,
sebuah mesin yang
mencatat getaran yang
terjadi dengan gerakan
tiba-tiba di sepanjang

John Milne seismometer

Setelah Perang Dunia II, seismograf pendulum


horizontal itu dikembangkan lagi menjadi PressEwing seismograf. Alat ini dikembangkan di Amerika
Serikat dan digunakan untuk merekam periode
panjang gelombang. Seismograf ini kemudian
digunakan secara meluas di seluruh dunia hingga
saat ini.

TEORI DASAR

Gelombang Seismik
Tegangan
Regangan

TEORI
DASAR

Jenis Gelombang Seismik


Mekanisme Penjalaran Gelombang
Seismik
Sumber Gelombang Seismik
Tipe Gelombang Seismik

GELOMBANG SEISMIK
Gelombang
merupakan
fenomena
perambatan usikan atau gangguan sifat fisis
suatu medium yang merambat pada
medium di sekitarnya.
Sedangkan
gelombang
seismik
merupakan
gelombang
mekanis
yang
merambat dari satu tempat ke tempat lain
dengan
bumi
sebagai
mediumnya.
Perambatan gelombang ini bergantung pada
sifat elastisitas batuan.

GELOMBANG SEISMIK
Gelombang seismik dapat ditimbulkan
dengan dua metode yaitu metode aktif dan
metode pasif.
1. Metode aktif adalah metode penimbulan
gelombang seismik secara aktif atau
disengaja menggunakan gangguan yang
dibuat oleh manusia, biasanya digunakan
untuk eksplorasi.
2. Metode pasif adalah gangguan yang muncul
terjadi secara alamiah, contohnya gempa.

GELOMBANG SEISMIK
Jejak perambatan gelombang seismik di
dalam tanah dapat didefinisikan sehingga
dengan mengamati waktu perambatan
gelombang dari titik sumber ke beberapa
geophone yang berjarak tertentu dari
source, akan dapat diketahui kecepatan
gelombang pada setiap lapisan batuan di
bawah permukaan beserta ketebalan dan
kedalamannya.

GELOMBANG SEISMIK
Gelombang seismik termasuk dalam gelombang
elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi
bersifat elastik. Oleh karena itu sifat penjalaran
gelombang seismik bergantung pada elastisitas
batuan yang dilewatinya.
Teori lempeng tektonik telah menjelaskan
bagaimana pergerakan dari lempeng bumi.
Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan
terdeformasi atau berubah bentuk dan ukuran
karena
adanya
pergerakan
antar
lempeng.
Deformasi akibat bergerakan lempeng ini berupa
tegangan (stress) dan regangan (strain).

TEGANGAN (STRESS)
Tegangan (Stress) didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas. Tegangan merupakan perbandingan
dari besar gaya terhadap luas dimana gaya
tersebut dikenakan. Gaya yang dikenakan tegak
lurus terhadap benda maka tegangan tersebut
normal, jika gaya berarah tangensial terhadap luas
maka tegangan tersebut tegangan geser, dan jika
tidak tegak lurus maupun paralel maka gaya
tersebut dapat diuraikan kekomponen yang paralel
dan tegak lurus terhadap elemen luas. Persamaan
matematis dari tegangan adalah

REGANGAN (STRAIN)
Benda elastis yang mengalami stRess maka akan terdeformasi

atau mengalami perubahan bentuk maupun dimensi. Perubahan


tersebut disebut dengan regangan atau strain. Strain adalah
jumlah deformasi material persatuan luas. Hukum hooke
menyatakan bahwa stress akan sebanding dengan strain pada
batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi).

Strain () dan Stress () merupakan besaran tensor, sedangkan


adalah konstanta yang berupa matriks (tensor) yang menentukan
sifat dasar elastisitas dari batuan, parameter merupakan
parameter elastik bebas yang dapat mencirikan sifat elastisitas
batuan.

Gelombang
Badan/Body
Wave

Gelomba
ng P

Gelomba
ng S

Gelombang
Permukaan/Sur
face Wave

Gelomba
ng
Rayleigh

Gelomba
ng Love

GELOMBANG BADAN/BODY
WAVE
Gelombang badan adalah gelombang
yang menjalar dalam media elastik dan arah
perambatannya keseluruh bagian di dalam
bumi. Berdasarkan gerak partikel pada
media dan arah penjalarannya gelombang
dapat dibedakan menjadi gelombang P dan
gelombang S

GELOMBANG P
Gelombang

P
disebut
dengan
gelombang
kompresi/gelombang
longitudinal.
Gelombang
ini
memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan
dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat
melalui medium padat, cair dan gas. Persamaan dari
kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut

Keterangan : = konstanta Lame


= rigiditas
= densitas

GELOMBANG P

GELOMBANG P

Gelombang P merupakan gelombang kompresi yang bisa


menjalara pada medium padat maupun cair

GELOMBANG S
Gelombang
S
disebut
juga
gelombang
shear/gelombang
transversal.
Gelombang
ini
memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila
dibandingkan dengan gelombang P dan hanya
dapat merambat pada medium padat saja.
Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Persamaan dari kecepatan Gelombang S adalah
sebagai berikut

GELOMBANG S

Gelombang S, memiliki karakteristik bisa menjalar pada


medium padat namun tidak bisa menjalar pada medium fluid

GELOMBANG
PERMUKAAN/SURFACE WAVE
Gelombang permukaan merupakan salah satu
gelombang seismik selain gelombang badan.
Gelombang ini ada pada batas permukaan medium.
Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media
elastik,
gelombang
permukaan
merupakan
gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang
rendah dan amplitudo yang besar, yang menjalar
akibat adanya efek free surface dimana terdapat
perbedaan sifat elastik (Susilawati, 2008). Jenis dari
gelombang permukaan ada dua yaitu gelombang
Rayleigh
dan gelombang Love.

GELOMBANG RAYLEIGH
Gelombang Rayleigh merupakan gelombang
permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus
dengan permukaan dan arah penjalarannya.
Gelombang jenis ini adalah gelombang permukaan
yang terjadi akibat adanya interferensi antara
gelombang tekan dengan gelombang geser secara
konstruktif. Persamaan dari kecepatan gelombang
Rayleigh adalah sebagai berikut

GELOMBANG RAYLEIGH

GELOMBANG RAYLEIGH

GELOMBANG LOVE
Gelombang Love merupakan gelombang
permukaan yang menjalar dalam bentuk
gelombang transversal yang merupakan gelombang
S horizontal yang penjalarannya paralel dengan
permukaannya (Gadallah and Fisher, 2009).

GELOMBANG LOVE

GELOMBANG SEISMIK

MEKANISME PENJALARAN
GELOMBANG SEISMIK

HUKUM SNELLIUS
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan
dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan
batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan
terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan
kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan
merambat dibawah permukaan. Penjalaran gelombang
seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan
dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul
dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan
kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan
mengenai permukaan bidang batas antara dua medium
berbeda akan menimbulkan gelombang refraksi dan
refleksi (Hutabarat, 2009).

HUKUM SNELLIUS

HUKUM SNELLIUS
Sebagian energi gelombang akan dipantulkan
sebagai gelombang P dan gelombang S, dan
sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P
dan gelombang S (Hutabarat, 2009). Hukum
Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut

PRINSIP HUYGENS
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik
pada muka gelombang merupakan sumber bagi
gelombang baru. Posisi dari muka gelombang
dalam
dapat
seketika
ditemukan
dengan
membentuk garis singgung permukaan untuk
semua
wavelet
sekunder.
Prinsip
Huygens
mengungkapkan
sebuah
mekanisme
dimana
sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi
seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini,
2011).

PRINSIP HUYGENS

PRINSIP FERMAT
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain
melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya.
Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah
medium
yang
memiliki
variasi
kecepatan
gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan
cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady,
2011).

MEKANISME PENJALARAN
GELOMBANG SEISMIK
Dalam memahami perambatan gelombang seismik di dalam medium,
dilakukan beberapa asumsi dengan maksud agar penjabaran
matematisnya lebih mudah, dan pengertian fisisnya lebih sederhana
namun hasilnya masih mendekati dengan kondisi riilnya. Asumsi-asumsi
tersebut antara lain
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan
gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Makin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
Panjang gelombang seismik < ketebalan lapisan bumi. Hal ini
memungkinkan setiap lapisan yang memenuhi syarat tersebut akan
dapat terdeteksi.
Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar,
sehingga mematuhi hukum-hukum dasar lintasan sinar di atas.
Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan
kecepatan pada lapisan di bawahnya.
Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman

SUMBER GELOMBANG SEISMIK

SUMBER GELOMBANG SEISMIK


Sumber gelombang seismik pada mulanya
berasal dari gempabumi alam yang dapat berupa
gempa vulkanik maupun gempa tektonik, akan
tetapi dalam seismik eksplorasi sumber gelombang
yang digunakan adalah gelombang seismik buatan.
Ada beberapa macam sumber gelombang
seismik buatan seperti dinamit, benda jatuh, airgun,
watergun, vaporchoc, sparker, maupun vibroseis.
Sumber gelombang seismik buatan tersebut pada
hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan
lokal yang disebut sebagai gradien tegangan
(stress).

SUMBER GELOMBANG SEISMIK


Gradien tegangan mengakibatkan terganggunya
keseimbangan gaya-gaya di dalam medium,
sehingga terjadi pergeseran titik materi yang
menyebabkan deformasi yang menjalar dari suatu
titik ke titik lain. Deformasi ini dapat berupa
pemampatan dan perenggangan partikel-partikel
medium
yang
menyebabkan
osilasi
densitas/tekanan
maupun
pemutaran
(rotasi)
partikel-partikel medium.
Apabila medium bersifat elastis sempurna, maka
setelah mengalami deformasi sesaat tadi medium
kembali ke keadaan semula.

TIPE GELOMBANG SEISMIK

JENIS METODE SEISMIK

Seismik
Refraksi

Seismik
Refleksi

Microseism
ic

Perbanding
an

Definisi dan
Tujuan
SEISMIK
REFRAKSI

Metode
Survei

SEISMIK REFRAKSI
Metode
geofisika
aktif
yang
memanfaatkan
perambatan
gelombang
elastik dari suatu sumber buatan (ledakan,
pukulan, dsb) di permukaan. Gelombang
kemudian berpropagasi melalui medium
batuan di bawah permukaan dan sebagian
energinya dibiaskan kembali ke permukaan
dan direkam oleh pengamat.

SEISMIK REFRAKSI
Metode seismik refraksi bertujuan untuk :
Mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan
dangkal, misalnya patahan.
Menentukan kedalaman di bawah sumber pada
medium dua lapis atau lebih yang horizontal
maupun miring.
Menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan
gelombang yang merambat dalam batuan
tersebut.

Palmer

GRM

Plus Minus

Hagiwara

METODE HAGIWARA
Metode
seismik
refraksi
untuk
menentukan
kedalaman
dengan
menggunakan waktu tempuh dari sumber ke
receiver.
Jumlah
minimal
shot
yang
dilakukan untuk metode ini sebanyak dua
kali yaitu near shot dan far shot.

METODE HAGIWARA
Persamaan umum yang dipakai pada metode
Hagiwara:

2hp cosi
TAP TBP
TAP
v1
v1
hp
(TAP TBP TAB )
2 cosi

METODE HAGIWARA
Persamaan untuk menghitung v2:

(TAP TBP TAB )


T ' AP TAP
2
(TAP TBP TAB )
T 'BP TBP
2
d
1
(T ' AP )
dx
v2

METODE HAGIWARA
Persamaan untuk menghitung kedalaman do tiap
geofon:

v1
hP
(TAP T ' AP )
cosi
v1
hP
(TBP T ' BP )
cosi

METODE PLUS-MINUS
Metode ini biasanya digunakan pada lapisan bawah
yang berundulasi. Metode ini juga disebut dengan
Metode Hagedoorn

METODE PLUS-MINUS
Metode ini digunakan untuk lapisan
berundulasi. Persamaan yg diapakai:

yang

T TACDG TBFEG TACDEFB


T TACDG TBFEG TACDEFB
Persamaan dapat dinyatakan
raypath-nya sebagai berikut

T TDG TEG TDE 2(TDG

sesuai

dengan

TDE
ZG
Z tan
) 2(
G
)
2
v1 cos
v2

METODE PLUS-MINUS
Dengan menggunakan sin = v1/v2 dan sedikit
manipulasi aljabar, maka persamaan sebelumnya
menjadi:

T 2ZG

v v
v1v2
2
2

2
1

METODE PLUS-MINUS
Sehingga T+ dapat digunakan untuk menghitung
kedalaman pada tiap geofon(tegak lurus refektor)
seperti dinyatakan dalam persamaan:

ZG

T v1v2
2 v v
2
2

2
1

METODE PLUS-MINUS
Dengan memanfaatkan jalur raypath juga, makan
diperoleh bentuk yang lebih bermakna dari T-.

T 2(TAC TCD ) (TDG TEG ) TDE


x Za tan Zg tan
Zg tan
Za
2(

) 2(
)
v1 cos
v2
v2

METODE PLUS-MINUS
2Za
2x 2Za tan

v1 cos v2
v2
2Za

v22 v12 2x

v1v2
v2

METODE GRM
GRM atau Generalized Reciprocal Method
merupakan teknik yang dikembangkan dari
metode plus-minus.
Metode
GRM
dapat
menghitung
kedalaman dengan menggunakan sepasang
gelombang yang dipilih ketika meninggalkan
permukaan lapisan pada lokasi yang sama.

METODE GRM
GRM lebih banyak menggunakan receiver
dibandingkan metode plus-minus
Banyak estimasi kedalaman yang dibuat pada
tiap titik, menggunakan jarak antara X dan Y
yang berbeda.
Kita harus memilih jarak optimal XY

METODE GRM

METODE GRM
Fungsi analisis kecepatan refraktor:

(TAY TBX TAB )


tv
2
Dimana jarak AY dan BX dapat ditentukan dengan
XY dan AG:

AY AG XY / 2

BX AB AG XY / 2

Pada grafik tv diplot sebagai jarak x mempunyai


slope=1/Vm, dimana Vm merupakan kecepatan
seismik pada refraktor

METODE GRM
Fungsi waktu-kedalaman diberikan sebagai berikut:

tG {TAY TBX (TAB XY / Vm)} / 2


Pada fungsi waktu-kedalaman, diplot berurutan
sampai pada posisi G, berhubungan dengan
ketebalan
dari beberapa
layer, seperti:
2
2 1/2
n1

tG zjG
j1

(Vm Vj )
VmVf

Dimana zjG dan Vj adalah ketebalan tegak lurus


dibawah G dan kecepatan dari jth layer.

METODE GRM
Jarak optimum dari XY(XYops) berhubungan
dengan ketebalan lapisan zjG dan kecepatan
seismik Vj dan Vm dengan:
n1

XYops 2 zjG tan jn


j1

Dimana sin=Vj/Vn
Diberikan nilai dari Xyops, rata-rata kecepatan
(V) dari semua lapisan diatas refraktor(lapisan
n) diberikan sebagai berikut:

V ' [Vn2 XYops / (XYops 2tGVn )]1/2

METODE PALMER
Metode yang menggunakan dua buah receiver
diantara dua buah sumber. Misalnya sumber
pertama A dan sumber kedua D, receiver pertama B
dan receiver kedua C.

tAD tAB tCD

METODE PALMER
Wave front yang mencapai B dan C juga
perpotongan pada titik E pada refraktor.
Kita dapat menginterpretasi survei refraksi
reverse dengan memilih titik yang sesuai dari
kurva waktu kebalikan dan asli

METODE PALMER

METODE PALMER
Untuk menentukan titik pada refraktor, pilih waktu
misalnya tB3, seperti yang kita lihat pada kurva
waktu tempuh merupakan waktu datang pada
posisi B3
Kita hitung waktu korespomdem tC3 untuk
persebaran reverse, dimana pada kurva waktu
reverse menunjukkan waktu datang saat C3

METODE PALMER
Gunakan kecepatan apparent Vd dan Vu daidapat
dari kemiringan dari kurva waktu tempuh, untuk
mencari sudut dari B3 dan C3.
Pada posisi B3

V1
sini1d
Vd

V1
i1d arcsin
Vd

posisi CV31
Padasini
1u
Vu

V1
i1u arcsin
Vu

METODE PALMER
Untuk masalah yang lebih rumit dimana refraktor
bukan sumbu dari permukaan, titik waktu tempuh
tidak berbentuk garis lurus (undulasi).
Kita gunakan prosedur untuk menganalisis kurva
garis ini jadi kita dapat menenrukan lokasi titik
yang berundulasi.

METODE PALMER

METODE PALMER
Misal titik yang ingin dianalisis tB3
merupakan waktu datang pada posisi B3.

yang

Kita gambar garis singgung di kurva waktu


tempuh pada jarak tersebut

METODE PALMER
Kemiringan dari garis tersebut 1/VB3 memberikan
kita kecepatan apparent pada lokasi tersebut.

V1
siniB3
VB3

V1
iB3 arcsin
VB3

Dimana iB3 merupakan sudut dari gelombang


depan.

METODE PALMER
Dengan cara yang sama kita tentukan sudut pada
posisi C3 dari kemiringan garis singgung pada
kurva waktu tempuh di posisi C3,

V1
siniC3
VC3

V1
iC3 arcsin
VC3

Kita dapat menggunakan sudut-sudut diatas dan


mencari titik pada refraktor dari perpotongan
mereka

METODE PALMER
Dengan
mengulang
prosedur
ini
menggunakan nilai waktu tempuh lainnya,
kita dapat mencari perpotongan dari
beberapa pasang dari gelombang depan
untuk mendeskripsikan refraktor yang
berundulasi

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


Dalam
survey
seismik
refraksi
pada
umumnya dilakukan prosedur sebagai
Berikut :
1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai
kondisi
lapangan),
pada
umumnya
geophone dan sumber gelombang dipasang
dalam satu garis lurus (line seismic). Jarak
pisah antara geophone adalah jarak
horizontal dan ditentukan oleh kondisi
lapangan.

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


2.
Penempatan
sumber
gelombang
dilakukan untuk mendapatkan sumber
imformasi struktur bawah permukaan bumi
secara detail. Sumber gelombang yang
berada di tengah spread (satu rangkaian
geophone) diharapkan dapat mendeteksi
lapisan paling atas, dan sumber gelombang
yang berada di luar spread diharapkan
dapat mendeteksi lapisan paling bawah
yang dapat dicapai (lapisan bed rock).

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


3. Data yang diperoleh dari survey seismik
refraksi
adalah
waktu
tempuh
jalar
gelombang dari sumber ke tiap geophone
yang disebut travel time.

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


Hal yang perlu diperhatikan pada saat
pengukuran di lapangan adalah nois yang sifatnya
mengganggu. Ada beberapa hal penyebab nois
antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai
(parit), benda-benda lain yang bergerak dekat
dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor,
dan sebagainya). Untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, nois ini harus ditekan sekecil mungkin.

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


Ada dua macam nois yang dapat dibedakan,
yaitu :
1. Nois yang timbul sesaat kemudian lenyap
Nois ini diakibatkan oleh orang berjalan,
motor/mobil,
dan
sebagainya.
Untuk
menghindari nois semacam ini, pada saat
sumber gelombang (source) ditimbulkan,
diusahakan agar tidak ada sesuatu yang
bergerak disekitar geophone.

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


2. Nois yang timbul terus menerus
Nois ini biasanya ditimbulkan oleh angin, pohon
(bergoyang), aliran air sungai, dan sebagainya.
Untuk menghindari keadaan semacam ini sebaiknya
setiap kali mengadakan pengukuran seismik,
diadakan terlebih dahulu nois tes. Jika nois yang
timbul cukup kecil dibanding dengan sinyal yang
dihasilkan maka pengukuran dapat dilaksanakan.
Tetapi jika nois cukup besar dibanding sinyal,
pengukuran perlu ditunda beberapa saat sampai
nois menjadi kecil.

SURVEI SEISMIK REFRAKSI


Untuk menghindari nois, signal yang masuk dapat
ditumpuk (di-stack) beberapa kali, sehingga data yang
diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan demikian
karena dengan stacking, sinyal dijumlahkan sedang
nois ditiadakan (nois bersifat random dan acak).
Sebelum melakukan pengukuran ditentukan terlebih
dahulu garis lintasan pengukuran, lintasan pengukuran
diusahakan datar dan mewakili daerah seismik
penelitian atau dengan kata lain penempatan lintasan
penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis dan
kaitannya
dengan
usaha
untuk
mendapatkan
gambaran keadaan bawah permukaan yang memadai.

SEISMIK
REFLEKSI

Definisi dan
Tujuan
Metode
Parameter
Akuisisi

SEISMIK REFLEKSI
Metode geofisika aktif
yang
memanfaatkan
perambatan
gelombang
elastik dari suatu sumber
buatan (ledakan, pukulan,
dsb)
di
permukaan.
Gelombang
kemudian
berpropagasi
melalui
medium batuan di bawah
permukaan dan sebagian
energinya
dipantulkan
kembali ke permukaan dan
direkam oleh pengamat.

SEISMIK REFLEKSI
Tujuan utama dari suatu survei seismik refleksi
adalah memberikan informasi mengenai geologi
bawah permukaan.
Metode seismik refleksi ini dapat dikelompokkan
menjadi dua:
Seismik dangkal (shallow seismic reflection)
yang umumnya digunakan dalam eksplorasi
batu bara dan bahan tambang lainnya.
Seismik dalam yang umum digunakan untuk
eksplorasi daerah prospek hidrokarbon.

SEISMIK REFLEKSI
Waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal untuk sampai
ke detektor adalah :
Untuk satu lapisan :

2h
t
V1

Dimana V1 adalah kecepatan rambat gelombang


pada lapisan 1

SEISMIK REFLEKSI
2h1
t
1

Untuk dua lapisan :


V1
2h1 2(h 2 h1)
t2

V1
V2
dimana kecepatan rambat dan waktu dapat
diketahui, sehingga ketebalan masing-masing
lapisan dapat dihitung.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
1. Offset terjauh (far offset) dan offset terdekat (near offset)
a. Offset terjauh (Far offset)
Offset terjauh berhubungan dengan kedalaman target yang kita
inginkan, semakin dalam target yang kita inginkan semakin panjang
channel/ bentangan geophone yang dibutuhkan. Contoh: bentangan
geophone 330 channel aktif off end, 240 channel aktif, 120 channel
aktif. Bila jarak antara geophone 25 meter, jarak shot point 50
meter. Dapat diketahui bahwa panjang array geophone dengan 330
channel aktif adalah 330 x 25 meter = 8250 meter. Artinya
kedalaman target refleksi yang diinginkan adalah array geophone or
bentangan geophone/2 = 8250/2 =4125 meter.
b. Offset terdekat (Near offset)
Offset terdekat berhubungan dengan jarak terdangkal yang
dinginkan. Contoh jarak terdangkal yang diinginkan adalah 12.5
meter.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
2.Group interval
Group interval adalah Jarak antara satu
kelompok geophone terhadap kelompok geophonen
yang berikutnya.Satu group geophone memberikan
satu trace yang merupakan hasil stack atau
superposisi dari beberapa geophone yang ada
dalam kelompok tersebut.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
3.Ukuran dan kedalaman sumber (charge
size/depth)
Ukuran sumber merupakan ukuran energi yang
dilepaskan oleh sumber seismik. Ukuran dinamit
dinyatakan oleh massanya, sedangkan air gun atau
water gun dinyatakan oleh tekanannya.Ukuran
sumber yang terlalu kecil, tidak mampu mencapai
target yang dalam, sedangkan ukuran sumber yang
terlalu besar dapat merusak data dan sekaligus
meningkatkan
noise.Dalam
pelaksanaannya
diperlukan ukuran yang optimal melalui test charge.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
4.Kelipatan liputan (fold coverage)
Kelipatan liputan adalah jumlah atau seringnya
suatu titik di subsurface terekam oleh geophone di
permukaan.Semakin besar jumlah foldnya, kualitas
datanya semakin baik.Besarnya fold dapat dihitung
dengan rumus :

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
5.Laju pencuplikan (sampling rate)
Laju pencuplikan akan menentukan batas
frekuensi maksimum yang masih dapat direkam dan
direkonstruksi dengan benar sebagai data. Batas
frekuensi maksimum ini disebut frekuensi Nyquist.
Frekuensi yang lebih besar dari frekuensi Nyquist
akan direkam dan direkonstruksi menjadi sinyal
yang berfrekuensi lebih rendah, hal ini sering
disebut aliasing.Dalam survey seismik, biasanya
sinyal frekuensi tinggi direkam dengan laju
pencuplikan 2 ms atau 1 ms.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
6.Tapis potong rendah (low cut filter)
Merupakan tapis / filter yang dipasang pada
instrumen perekaman untuk memotong atau
menurunkan amplitudo frekuensi gelombang yang
rendah.Misalkan
untuk
memotong
frekuensi
gelombang yang kurang dari 5,3 Hz dengan laju
penurunan 18 dB/oct.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
7.Frekuensi geophone
Adalah watak geophone dalam merespon suatu
gelombang
seismik.Suatu
geophone
mampu
merekam gelombang seismik sampai batas
frekuensi rendah tertentu yang pada umumnya (7
28) Hz untuk refleksi dan 4,5 Hz refraksi, sedangkan
untuk frekuensi tinggi biasanya cukup besar (200
Hz).Responsibilitas geophone ini disebabkan oleh
adanya faktor peredaman (dumping) dari gerakan
massa terhadap coil di dalam geophone.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
8.Panjang rekaman (record length)
Panjang rekaman adalah lamanya merekam
gelombang
seismik
yang
ditentukan
oleh
kedalaman target. Apabila targetnya dalam, maka
diperlukan lama perekaman yang cukup agar
gelombang masuk kedalam setelah terpantul
kembali dapat direkam di permukaan.Minimal 1
detik dari target, namun pada umumnya 2 kali
kedalaman target (dalam waktu).

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
9.Rangkaian geophone (geophone array)
Rangkaian
geophone
adalah
sekumpulan
geophone yang disusun sedemikian rupa sehingga
noise yang berupa gelombang horisontal (ground
roll,
air
blast),
dapat
ditekan
sekecil
mungkin.Kemampuan menekan noise oleh susunan
geophone tersebut bergantung pada jarak antar
geophone,
panjang
gelombang
noise,
dan
konfigurasi susunannya.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
10.Larikan bentang geophone (geophone
spread)
Bentang
geophone
menentukan
informasi
kedalaman rambatan gelombang, nilai kelipatan
liputan, dan alternatif sistem penembakan pada
daerah-daerah sulit, seperti lintasan menyeberangi
sungai lebar.Bentuk konfigurasi bentangan yang
sering digunakan adalah OffEnd (End on)-spread,
Splits-pread, dan modifikasiny

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
11.Panjang dan arah lintasan
Panjang
lintasan
ditentukan
berdasarkan
pertimbangan luas sebaran atau panjang target di
subsurface terhadap panjang lintasan survey di
surface.Panjang lintasan survey di permukaan lebih
panjang daripada panjang target yang dikehendaki,

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
12.Arah lintasan
Ditentukan
berdasarkan
informasi
studi
pendahuluan
mengenai
target.Survey
akan
dilakukan pada arah memotong atau membujur
atau sembarang terhadap orientasi target.Pada
arah dip atau strike, up dip atau down dip dan
pertimbangan lainnya.

PARAMETER AKUSISI SEISMIK


REFLEKSI
13.Spasi antar lintasan
Penentuan spasi antar lintasan melibatkan
pertimbangan teknis dan ekonomis.Dari segi teknis
akan dilihat pada kepentingan survey, yaitu untuk
studi pendahuluan, pengembangan, atau data
pelengkap saja.Dari segi ekonomis menyangkut
besarnya dana yang tersedia. Semakin rapat akan
semakin mahal.

PERBANDINGAN SEISMIK
REFRAKSI DAN SEISMIK REFLEKSI
SEISMIK REFRAKSI

SEISMIK REFLEKSI

Pengamatan
refraksi
membutuhkan lokasi sumber dan
penerima yang kecil, sehingga
relatif murah dalam pengambilan
datanya
Prosesing refraksi relatif simpel
dilakukan kecuali proses filtering
untuk memperkuat sinyal first
berak yang dibaca
Karena pengambilan data dan
lokasi yang cukup kecil, maka
pengembangan
model
untuk
interpretasi tidak terlalu sulit
dilakukan seperti metode geofisika
lainnya

Karena lokasi sumber dan penerima


yang cukup lebar untuk memberikan
citra bawah permukaan yang lebih
baik, maka biaya akuisisi menjadi
lebih mahal
Prosesing
seismik
refleksi
memerluakn komputer yang lebih
mahal, dan sistem data base yang
jauh lebih handal
Karena
banyaknya
data
yang
direkam,
pengetahuan
terhadap
database harus kuat, diperlukan juga
beberapa asumsi tentang model
yang kompleks dan interpretasi
membutuhkan personal yang cukup
ahli

PERBANDINGAN SEISMIK
REFRAKSI DAN SEISMIK REFLEKSI
SEISMIK REFRAKSI

SEISMIK REFLEKSI

Dalam pengukuran yang regional ,


Seismik
refraksi
membutuhkan
offset yang lebih lebar
Seismik bias hanya bekerja jika
kecepatan gelombang meningkat
sebagai fungsi kedalaman
Seismik
bias
biasanya
diinterpretasikan
dalam
bentuk
lapisan-lapisan.
Masing-masing
lapisan memiliki dip dan topografi
Seismik bias hanya menggunakan
waktu tiba sebagai fungsi jarak
(offset)
Model yang dibuat didesain untuk
menghasilkan waktu jalar teramati

Pengukuran
seismik
pantul
menggunakan offset yang lebih
kecil
Seismik
pantul
dapat
bekerja
bagaimanapun
perubahan
kecepatan
sebagai
fungsi
kedalaman
Seismik pantul lebih mampu melihat
struktur yang lebih kompleks
Seismik
pantul
merekan
dan
menggunakan
semua
medan
gelombang yang terekam
Bawah permukaan dapat tergambar
secara langsung dari data terukur

MIKROSEISMIK
Mikroseismik adalah gelombang seismik mikro
yang diakibatkan adanya pergerakan di bawah
permukaan bumi dengan magnitudo rendah
hampir tidak terasa di permukaan dan sifat
kejadiannya lokal.
Perbedaan waktu tempuh gelombang P dan S
antara 0.2-2.6 detik karena sifat kejadiannya lokal
Durasinya sekitar 10 detik

MIKROSEISMIK
Dalam menentukan lokasi sumber mikroseismik
dapat dilakukan dengan menggunakan
perhitungan hiposenter dengan mengetahui
waktu tiba gelombang P dan S yang terekam di
permukaan
Pengaplikasian filter pada data mikroseismik
sangat diperlukan untuk mengurangi noise

MIKROSEISMIK
Hasil perekaman data mikroseismik menghasilkan
tiga komponen, yaitu:
arah verktikal (Z)
arah Utara-Selatan (NS)
arah Timur-Barat (EW)

MIKROSEISMIK
MicroSeismic, Inc memanfaat mikroseismik yang
disebut dengan Passive Emission Tomography
(PSET).
PSET berfungsi untuk mentranmisikan data ke
pusat rekaman dan processing, dimana aka
dianalisis sifat reservoir dan kondisi geologinya

MIKROSEISMIK
Ada tiga fungsi dari teknologi PSET yang mulai
dikembangkan, dinataranya:
Monitoring reservoir
Monitoring dan Mapping fracture
Mendeteksi adanya sesar

MIKROSEISMIK
Montoring reservoir: untuk memantau sumur
ketika sumur tersebut diinjeksi fluida, uap, atau
CO2 seperti teknik Enhanced Hydrocarbon
Recovery yang dilakukan pada sumur-sumur tua

MIKROSEISMIK
Monitoring dan mapping fracture: hal ini
digunakan untuk memantau geometri fracture,
pola aliran fluida, dan perkembangan fracture.

MIKROSEISMIK
Mendeteksi sesar: mikroseismik dapat melihat
diskontinuitas dan patahan akibat aliran fluida.
Informasi sesar juga diperlukan dalam kinerja
reservoir karena dapat mengubah arah migrasi
hidrokarbon

INSTRUMENTASI

Seismomet
er
Vibroseis
Geophone
Hydrophon
e
Seismic
Source
Controller
Alat
Akuisisi
Microseism
ic
Daftar
Harga

OYO McSeis-MT NEO

Seism
ometer

OYO Handy Seis PS-1


NEO
OYO McSEIS-SW
DAQlink 3
DAQlink 4

OYO McSeis-MT NEO

McSEIS-MT NEO adalah instrumen akuisisi data


untuk pengukuran array microtremor dan
monitroing vibrasi. Alat ini sudah all in one, yang
di dalamnya termasuk accelerometer high
performance dengan 1 atau 3 komponen, GPS
yang akurat, dan baterai. Bisa digunakan untuk
pengukuran microtremor untuk mendapat
frekuensi natural, sifat vibrasi tanah, dan sifat
vibrasi objek struktural

Survei array microtremor bisa dilakukan denag


menyusun array segitiga terdiri dari 4 atau 7 unit.
GPS di setiap instrumen memungkinkan
sinkronisasi semua bacaan dengan mudah.
Software SeisImager/MT NEO tersedia untuk
analisa kecepatan fasa untuk menghasilkan
Struktur 1D dari kecepatan gelombang S dalam
tanah. Fungsi kominkasi LAN wireless juga
tersedia (jarak maks 80m)

Fitur:
Struktur all in one memungkinkan pengukuran
tanpa kabel
Menu operasional ditampilkan pada layar LCD
Data mudah ditransfer dari SD memory card ke PC
Pengukuran waktu sinkron antar alat, koreksi jam
di alat, dan akuisisi informasi posisi bisa dilakukan
oleh gps
Program khusus SeisImager/MT NEO tersedia
unuk analisis data
Dengan modul komunikasi wireless, berbagai
setting alat dan konfirmasi data dimungkinkan
dengan komunikasi wireless

Fisik

Dimensi

Berat
Sistem

220mm (W) x 245 mm (D)


x 250 mm (H)

Suhu operasional

Kurang lebih 7,5 kg (Unit 5


kg + baterai 2,5 kg)
-20 c 55 c

Suhu penyimpanan

-30 c 60 c

Kelembapan

5 90 % (non-condensing)

Case

Konstruksi water proof (IP43)

Sumber tenaga

Baterai internal DC12V,


7.2Ah

Konsumsi
Sensortenaga
(Servo-Accelerometer)
6W (tanpa modul wireless)
11W (dengan modul
wireless)
Resolusi

1 uG

Sensitivitas

2 V/G

Range

+/- 4 G

Akuisisi data
Input channels

1 ch atau 3 ch (1 ch : vertikal, 3 ch :
vertikal & horizontal)

Sampling Time

2, 4, 10, 20, dan 50 ms (low pass filter, fc =


206 Hz)

Impedansi input

1 M

Frequency band

0.1 200 Hz

Dynamic range

120 dB

A/D converter

32bits (S/n ratio pada 127dB 500sps)

Recording mode

Manual, auto, timer

Format data

Format biner

Media recording

SD memory card (FAT16) 2GB


SDHC memory card (FAT32) 4 GB, 8GB, 16GB

OYO Handy Seis PS-1 NEO

PS-1 NEO merupakan instrumen digital seukuran


telapak tangan untuk pengukuran kecepatan
gelombang elastik. Gelombang yang diciptakan
dengan memukul tanah dengan palu dideteksi
oleh geofon, dan alat ini akan mengukur waktu
propagasi gelombang dari titik pukul ke receiver

Gelombang elastik dapat dihitung dengan mudah


oleh waktu propagasi dan jarak antara titik pukul
ke receiver

Fitur:
Kecepatan gelombang elastik dapat didapat
dengan mudah
Desain kecil mudah dibawa bawa
Dilengkapi digital display sederhana
Menggunakan 4 baterai ukuran AA

Spesifikasi
Time display

0-99.9 msec

Akurasi waktu

Krang dari +/- 0.1 %

Gain

74 dB (maks)

Karakteristik frekuensi

50 500 Hz

Tenaga

4 baterai AA

Ukuran

95 (W) x 162 (H) x 35 (D) mm

Berat

+/- 250 gram (tanpa baterai)

OYO McSEIS-SW

McSEIS-SW adalah instrumen survei seismik 24ch


dan didesain untuk survei gelombang permukaan
dan gelombang refraksi dengan akurasi tinggi.
Dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Dengan
analisis datanya, struktur 2D kecepatan
gelombang S bisa didapatkan. Lalu, N-Value dari
struktur bisa diperkirakan dengan Swedish
sounding test, standard penetration test, dan
sebagainya.

Programs khusus dari OYO memungkinkan


berbagai pekerjaan sepert pengukuran hingga
analisis data secara efektif di tempat. Laptop PC
dibutuhkan sebagai tambahan untuk unit kontrol.

Fitur:
Kecil, ringan, dan konsumsi daya rendah
Case splash proof
Software kontrol dapat diguakan pada laptop
Program khusus, SeisImager/SW & SeisImager/2D
tersedia untuk analisis data

Jumlah channel

24 ch

Impedansi input

20K, 0.02 uF

Gain

24dB atau 36 dB

Rentang frekuensi

1.75Hz 8 KHz

Resolusi A/D

24 bit

Sampling rate

0.0625, 0.0125, 0.25, 0.5, 1.0, dan 2.0 msec

Panjang data

1024, 2048, 4096, 8196, dan16384 kata

Pre-trigger

256 kata

Trigger delay

0 9.999 msec

Format data

SEG2

Tujuan penyimpanan
data

Tempat penyimpanan di PC kontrol

Transfer data

Ethernet (ECat5 atau diatasnya)

Tenaga

DC12V (baterai eksternal)

Konsumis daya

15 W atau diatasnya

Suhu operasional

-30 70 C

Chassis unit utama

Struktur splash proof

Dimensi

254 (W) x 305 (D) x 177 (H) mm

Berat

+/- 3.8 kg

Spesifikasi software kontrol


OS

Windows XP, Windows


7

Kebutuhan memori

512 MB

Kebutuhan ruang HDD

500 MB

Lain-lain

Terminal ethernet

DAQlink 3

DAQlink 3 merupakan generasi ketiga system


seimograf portable. Sistem ini bisa dikonfigurasi
menjadi sistem monitoring berdiri sendiri, sistem
refraksi, atau sistem seismik refleksi terdistribusi.

DAQlink 3 didesain untuk instalasi sementara atau


jangka panjang dan bisa dipantau terus menerus
atau periodik, di tempat atau jarak jauh.
Penggunaan jam eksternal via modul GPS, radio
VHF/UHF, atau kabel memungkinkan penggunaan
di berbaga lingkungan

Sistem MEGADAQ,
menyambungkan beberapa
DAQlink 3 menjadi satu sistem

Electrical
A/D

24 bit sigma delta


converter

Anti-Alias Filters

85% dari frekuensi Nyquist

Low Cut Filter

DC, 0.1 Hz, 2 Hz

Tipe Filter

Linear, fasa minimum

Sample Rates

1/48, 1/16, 1/8, , , 1, 2, 4,


8, 16 ms

PreAmp Gain

X2 (6 dB) & x32 (30 dB)


standard x1 (0 dB) & x16 (24
dB)

Max Input @ x2 (Standar)

3.58 Volt P-P x2 (Standard)


7.16 Volt P-P x1 (Opsional)

Bandwidth

DC sampai 15 kHz

Power

Kurang dari 0.4 watt per


channel

Impedansi input

100k Ohms

Sinkronisasi Jam

GPS

Performance
Akurasi Trigger

+/- 1 us pada semua


sample rate

Dynamic range

Lebih dari 118 dB @ 2


ms

% THD

0.0012 %

Crosstalk

Lebih baik dari -125 dB

Common Mode Rejection Lebih baik dari 100 dB


Noise floor

< 0.2 uV RMS @ 2ms

Fisik
Jumlah Channels

6, 12, 24

Temperatur

-40 C sampai 85 C

Kelembapan

0 100 %

Ukuran

330 x 230 x 60 mm

Berat

3.4 kg

Ukuran penyimpanan
data

16 GB (Internal)

Format data

32-bit float IEEE SEGY/SEG-D

DAQlink 4

DAQlink 4 adalah sistem seismograf generasi ke


4. Setiap node DAQlink4 dapat memiliki 24
channel. DAQlink 4 bisa disambungkan hingga
mencapai lebih dari 1000 channel. DAQlink 4
dikonfigurasikan sebagai sistem monitoring
seismik refraksi maupun refleksi.

Software Vscope dan SrcSig dari perusahaan


Seismic Source bisa memberikan analisis detal
dan penyimpanan sinyal seismik. Seismograf ini
menggunakan Ethernet standar industri sehingga
memungkinkan pengaturan yang mudah untuk
operasi wireless.

Electrical
A/D

24 bit sigma delta


converter

Anti-Alias Filters

85% dari frekuensi Nyquist

Low Cut Filter

Dapat dipilih user, 0.001 Hz,


120 Hz

Tipe Filter

Linear atau fasa minimum

Sample Rates

125 sampai 64.000 sps

PreAmp Gain

x1 (0 dB) dan x16 (24 dB)

Max Input

6 Volt peak to peak (Dengan


gain x1)

Bandwidth

DC sampai 20 kHz

Penggunaan daya

0.13 watts per channel

Impedansi input

100k Ohms

Sinkronisasi Jam

GPS, VHF/UHF, atau melalui


kabel

Performance (pada 500sps)


Akurasi Trigger

1 ms

Dynamic range

> 124 dB

% THD

0.00008 %

Crosstalk

Lebih baik dari -125 dB

Common Mode Rejection Lebih baik dari 100 dB


Noise floor

< 0.2 uV RMS @ 2ms

Fisik
Jumlah Channels

1 sampai 24

Temperatur

-40 C sampai 85 C

Kelembapan

0 100 %

Ukuran

280 x 250 x 40 mm

Berat

2 kg

Ukuran penyimpanan
data

16 GB (Internal)

Format data

SEG-2 dan SEG-Y

Input Daya

9-27 Volt

Vibros
eis

Hemi 44
Vibrator
Hemi 50
Vibrator
Hemi 60
Vibrator
AHV-IV
Vibrator
EnviroVibe

Hemi 44 Vibrator

Digunakan untuk survei geofisika kualitas tinggi.


Dengan output 44.000 Pound, vibrator ini cocok
untuk survei target yang dalam. Solusi yang baik
untuk area yang memerlukan survei di jalan, atau
dimana dibutuhkan banyak perjalanan antar line

Fitur:
Pelton Vip Pro Electronics
Cocok untuk perjalanan di jalanan atau jarak jauh
antar line

Maximum peak force

194.031 Newton

Mass Piston Area

93.8 cm2

Mass weight

2.708 kilograms force

Mass stroke

7.62 cm

servovalve

757 l/m

Servovalve pilot filter

3 microns

Baseplate area

26.303 cm2

Baseplate assembly weight

2141 kilograms force

Lift system stroke

66 cm

Lift cylinder diameter

8,255 cm

Lift Synchronization

Chain

Vibrator pump flow

120 gpm @ 2100 rpm

Holddown weight

20.929 kilograms-force

Hemi 50 Vibrator

Hemi 50 vibrator yang dipasang dalam truk 6x6


merupakan alat produksi geofisika yang sudah
terbukti handal. Di desain untuk prospeksi
geofisika kualitas tinggi, vibrator 50.000 pounds
ini menawarkan output broad band dan signal to
noise ratio yang baik untuk survei dalam
Sistem ini adalah solusi yang bagus untuk area
yang membutuhkan survei pada atau dekat
jalanan, atau pada jarak jauh antar line

Fitur:
Pelton Vip Pro Electronics
Cocok untuk perjalanan di jalanan atau jarak jauh
antar line
Ground clearance yang tinggi

Maximum peak force

223.123 Newton

Mass Piston Area

107.9 cm2

Mass weight

2.640 kilograms force

Mass stroke

7.62 cm

servovalve

756 l/m

Servovalve pilot filter

3 microns

Baseplate area

27.290 cm2

Baseplate assembly weight

2037 kilograms force

Lift system stroke

66 cm

Lift cylinder diameter

8,26 cm

Lift Synchronization

Chain

Vibrator pump flow

120 gpm @ 2100 rpm

Vehicle dimensions ( L x W x H)

9,5m x 2,5m x 3,5m

Hemi 60 vibrator

Vibrator yang dipasang pada kendaraan 4x4 ini


merupakan sistem produksi seismik yang canggih
dan didesain untuk prospeksi geofisika kualitas
tinggi dan produksi tinggi. Output 60.000 pounds
menghasilkan output broad band dan signal to
noise ratio yang tinggi untuk survei terdalam
sekalipun

Fitur fitur lanjutnya diantaranya high fidelity


ouput, variable speed hydraulic motors, noise
limiting system, danfitur operator ergonomik.
Sistem traksi yang unik membuat hemi 60
memiliki kemampuan off road yang cukup baik

Fitur:
Pelton Vip Pro Electronics
Cocok untuk perjalanan di medan kasar
Ground clearance yang tinggi
Ouput 60.000 pounds untuk survei dalam
Sistem produksi kualitas tinggi dan produksi tinggi

Maximum peak force

274.099 Newton

Mass Piston Area

132.5 cm2

Mass weight

3742 kilograms force

Mass stroke

+/- 4.45 cm

Mass centering

Air springs

servovalve

Atlas 240H

Servovalve pilot filter

3 microns

Baseplate area

33.514 cm2

Baseplate assembly weight

2132 kilograms force

Lift system stroke

91,4 cm

Lift cylinder diameter

10,16 cm

Lift Synchronization

Split crossbeam

Holddown weight

28.123 kilograms-force

Vehicle dimensions ( L x W x H)

8,8m x 3m x 3,2m

AHV-IV Vibrator

Inova AHV-IV Commander PLS-364 mengasilkan


kekuatan vibrasi maksimal 62.000 pounds. Sistem
hidraulik yang direkayasa ulang menghasilkan
distorsi harmonik yang lebih kecil serta gaya yang
lebih hebat dengan bandwidth yang lebih lebar.

Didesain untuk penggunaan di medan paling


kasar, base plate segiempat yang telah diperkuat
menghasilkan ground coupling yang lebih baik
dan lebih tahan lama, sehingga vibrator ini cocok
untuk operasi di gurun pasir dan sand dune

Fitur :
Sercel VE 464 Source Electronics
Cocok untuk medan gurun
Output 62.000 pounds untuk survei dalam
Ground clearance tinggi
Navigasi berdasar source

Maximum peak force

275.000 Newton

Mass Piston Area

132.9 cm2

Mass weight

3.683 kilograms force

Mass stroke

9.83 cm

servovalve

Atlas 240H

Servovalve pilot filter

3,5 microns

Baseplate area

24.929 cm2

Baseplate assembly weight

1905 kilograms force

Lift system stroke

97 cm

Lift cylinder diameter

8,255 cm

Lift Synchronization

Split crossbeam

Holddown weight

27.216 kilograms-force

Vehicle dimensions ( L x W x H)

10m x 3,4m x 3,5m

EnviroVibe

EnviroVibe adalah vibrator benturan rendah yang


dioptimisasi untuk operasi di area yang terpencil
atau berpenduduk. Cocok untuk survei resolusi
tinggi dan dan menghasilkan output frekuensi
rendah yang baik.

Fiturnya antara lain fidelitas tinggi dan broad band


lebar, ground pressure yang dihasilkan rendah,
sound limiting systems dan fitur oprator
ergonomik. Cocok digunakan untuk area yang
lingkungannya sensitif seperti perkebunan atau
area yang membutuhkan restorasi setelah akuisisi

Fitur :
Sercel VE 464 Source Electronics
Vibrator benturan rendah dan serba guna, tidak
banyak membutuhkan line clearing
Cocok untuk survei dangkal frekuensi tinggi
Navigasi berdasar sorce

Maximum peak force

66.000 Newton

Mass Piston Area

32,2 cm2

Mass weight

794 kilograms force

Mass stroke

6,99 cm

servovalve

227 l/m

Servovalve pilot filter

3 microns

Baseplate area

11,675 cm2

Baseplate assembly weight

388 kilograms force

Lift system stroke

96,5 cm

Lift cylinder diameter

6,3 cm

Lift Synchronization

Mechanical crossbeam

Vibrator pump flow

189 l/m

Holddown weight

6.803 kilograms force

Vehicle dimensions ( L x W x H)

6m x 1,8m x 2,4m

Geopho
ne

SM-24

Geophone SM-24 didesain untuk menghasilkan


performa terbaik dalam eksplorasi seismik dengan
menggunakan teknologi sensor I/O yang sudah
terbukti. Geophone ini menwarkan distorsi rendah
dan spesifikasi yang baik sehingga menghasilkan
ata survey 2D dan 3D yang jernih. Bandwidth
yang diperlebar memungkinkan potensi terbaik
dari sistem 2 ms/24-bit untuk terealisasikan

Frekuensi
Frekuensi natural (Fn) 10 Hz
Toleransi

+/- 2.5 %

Sudut miring maksimal


untuk Fn

10o

Frekuensi tiruan tipikal

>240 Hz

Distorsi
Distorsi dengan
kecepatan p.p. coil to
case 0.7 in/s

< 0.1 %

Frekuensi pengukuran
distorsi

12 Hz

Sudut miring maksimal


untuk spesifikasi
terdistorsi

10o

Distorsi tipikal

0.03%

Damping
Damping sirkuit
terbuka tipikal

0.25

Resistansi damping
terkalibrasi

1339

Damping terkalibrasi

0.6

Toleransi lilitan
kalibrasi
Resistansi

+5%, -0%

Standar

375

Toleransi

+/- 2.5%

Sensitivitas
Sensitivitas

28.8 V/m/s

Toleransi

+/- 2.5 %

RtBcFn

6000 Hz

Massa bergerak

11 g

Penyimpangan lilitan
maksimal

2 mm

Karakteristik fisik
Diameter

25.4 mm

Tinggi

32 mm

Berat

74 g

Suhu operasi

-40 C sampai 100 C

GS-20DX

Geophone GS-20DX kompatibel dengan semua


instrumentasi recording standar industri. GS-20DX
sudah sangat terbukti di lapangan menghasilkan
data kualitas tinggi dan kehandalan yang baik di
daratan, rawa, dan zona transisi dalam akuisisi
data seismik.

Fitur
Distorsi rendah < 20 %
+/- 5% toleransi
Ideal untuk survei seismik 2D atau 3D di daratan
atau rawa

Orientasi optimal

Vertikal

Range operasional

Vertikal sampai 20o

Frekuensi natural

10 Hz

Clean band pass

> 250 Hz

Resistansi DC

395

Sensitivitas voltasi
intrinsik

0.28 V/cm/s

Damping sirkuit terbuka

0.3

Massa bergerak

11 gram

Distorsi Harmonik
Dengan kecepatan coil to case
1.48 cm/sec P-P @ 10 Hz
1.78 cm/sec P-P @ 12 Hz

< 0.25%
< 0.20%

Simpangan lilitan P-P

0.081 cm

Konstanta Damping

550

Suhu operasi dan


penyimpanan

-45 sampai 100 C

Dimensi
Berat

87.3 g

Diameter

2.54 cm

Tinggi (tanpa terminal)

3.3 cm

Panjang terminal

41 cm

Hydroph
one

Preseis 2518 dan 2520

Hidrophone preseis 2518 dan 2520 didesain untuk


akuisisi kabel bawah laut, survei zona transisi, dan
borehole
Teknologi pada hidrophone preseis menghasilkan
kedalaman yang lebih baik dan sensitivitas yang
tidak berubah rubah
Model 2520 menggunakan output transformer
ganda yang berarti model ini adalah sensor pasif
Model 2518 berisi circuit amplifier yang
terintegrasi menghasilkan linearitas yang baik
dan distorsi yang rendah

Karakte 2518
r fisik

2520

Panjang

208.7 mm dengan penutup


pelindung

208.7 mm dengan
penutup pelindung

Diameter 61.7 mm

61.7 mm

Berat

380 g

426 g

Volume

221.7 mL

221.7 mL

Kedalaman

2518

2520

Operasi maksimal

200 m

200 m

Keamanan maksimal

275 m

275 m

Temperatur

2518

2520

Operasional

0C sampai 50C

0C sampai 50C

Penyimpanan

-10C sampai 55C

-10C sampai 55C

Impedansi

444

1730 pada 100 Hz

Resistansi DC

Tidak terspesifikasi

350 5% pada
20C

Sensitivitas

-206.8 +1.5/-2.5 dB
re 1 V/Pa (4.58
V/bar)

-206.8 +1.5/-2.5 dB
re 1 V/Pa (4.58
V/bar)

Perubahan terhadap
frekuensi

Kurang dari 3.0 dB


pada 10 Hz sampai
1000 Hz

Kurang dari 3.0 dB


pada 10 Hz sampai
1,000 Hz

Perubahan terhadap
kedalaman

Kurang dari 1dB pada Kurang dari 1dB pada


0.3m sampai 200m
0.3m sampai 200m

Perubahan terhadap
Temperatur

Kurang dari 1.5 dB


pada 0C sampai
50C

Kurang dari 1.5 dB


pada 0C sampai
50C

Frekuensi natural

10 Hz 10%

10 Hz 15% pada
output 5 mv rms

Distorsi

Kurang dari 0.03% at Tidak terspesifikasi


0.5 millibar rms

AQ 2000

Hidrofon AQ 2000 didesain untuk penggunaan


umum, array seismik, dan untuk kabel dasar laut

Sensitivitas (dBv re 1 uPa @


20 C)

-201

Sensitivitas (V/Bar @ 20 C)

8.9

Kapasitansi (nF @ 20 C)

4.5

Respon frekuensi (+/- 1.5 dB)

1 Hz sampai 10 kHz

Kedalaman (meter)

2000

Panjang (cm)

4.6

Diameter (cm)

1.65

Berat (g)

14

AQ 4

Hidrofon AQ 4 didesain untuk penggunaan umum,


array seismik, dan untuk kabel dasar laut

Sensitivitas (dBv re 1 uPa @


20 C)

-201

Sensitivitas (V/Bar @ 20 C)

8.9

Kapasitansi (nF @ 20 C)

2.4

Respon frekuensi (+/- 1.5 dB)

1 Hz sampai 15 kHz

Kedalaman (meter)

3300

Panjang (cm)

3.3

Diameter (cm)

1.3

Berat (g)

Seismic
Source
Controller

LongShot

LongShot merupakan kontroller sumber seismik


offshore. LongShot didesain untuk keperluan
sumber seismik kecil dan medium

Spesifikasi umum
Jumlah gun

1 32 gun

Tipe gun

Bolt, Sleeve, G dan G.I.

Tipe sensor

Shuttle, Accelerometer,
Hydrophone, PCB

Resolusi timing

0.1 msecs

Akurasi sinkronisasi radio

50 usecs (1 usec dalam mode


GPS)

PIN I/O

Software kontrol

DOS 5.0 dan diatasnya

Processor

486-100 and Motorola 68332

Sensor IN

Military Circular Style

Trigger IN

Closure,TTL Low or Opto-isolated


TTL High-going

Hydrophone (1 -5 chans) IN

Diferensial

Tekanan manifold (1 chan) IN

4 - 20ma

Kedalaman gun (1 9 chans) IN

Freq Coded (Sercel, AG or I/O


transducer)

Navigation Pass Thru

RS232 level

Tipe konektor Fire pulse Out

Military Circular Style

Record Out

100 msec TTL atau closure

Fire Out prediksi

5 msec TTL high going

Field time break out

Analog Summed Sensor atau


Hydrophone

String navigasi I/O

RS232

Serial Status String (out)

RS232

Fitur Programmable di Menu


Aim Point

100 msecs setelah trigger (800 msecs


untuk Radio Link)

Lebar fire pulse

1 - 255 msecs

Limit error Delta


Q/C

0.1 - 5.0 msecs

Level deteksi Auto


Fire

0 - 10 volts

Gain sinyal sensor

0 - 60 dB

Sensor Detection
Look Window

2 - 50 msecs

HotShot

HotShot merupakan kontroller sumber seismik


offshore. LongShot didesain untuk keperluan
check shot, VSP, dan survei small array zona
transisi

Spesifikasi umum
Jumlah gun

1 4 gun (bisa ditambah


sampai 16)

Tipe gun

Bolt, Sleeve, G dan G.I.

Tipe sensor

Shuttle, Accelerometer,
Hydrophone, PCB

Resolusi timing

0.1 msecs

Akurasi
PIN I/Osambungan radio

50 usecs

Software kontrol

Windows 98 dan diatasnya

Sensor IN

Military Style

Trigger IN

Closure,TTL Low atau Optoisolate

Hydrophone (1 -5 chans) IN

Diferensial

Tekanan manifold (1 chan) IN

4 - 20ma

Kedalaman gun (1 9 chans) IN

Freq Coded (Sercel, AG or I/O


transducer)

Tipe konektor Fire pulse Out

Military Style

Record Out

200 msec TTL atau closure

Fire Out prediksi

5 msec TTL high going

Field time break out

Analog Summed Sensor atau


Hydrophone

Fitur Programmable di Menu


Aim Point

100 msecs setelah trigger (800 msecs


untuk Radio Link)

Lebar fire pulse

1 - 255 msecs

Limit error Delta


Q/C

0.1 - 5.0 msecs

Level deteksi Auto


Fire

0 - 10 volts

Gain sinyal sensor

0 - 60 dB

Sensor Detection
Look Window

2 - 50 msecs

Sensor Peak
Threshold

0 - 10 volt

Tipe Sensor Pick

Threshold, Peak atau Zero Cross

Alat
Akuisisi
Microseism
ic

SYTMIS 1DBSS-3DBSS

Probe seismik dan mikroseismik SYTMIS 1D-3DBSS


didesain untuk memonitor geohazard alami dan
operasi industri bawah tanah. Alat ini
menawarkan cara unik untuk mengukur dan
mengkarakterisasi proses fracturing dan interaksi
batu-fluida dalam sebuah wilayah pengamatan
geologi, untuk mendeteksi akselerasi dan migrasi
kritis dari mikroseismis yang terkluster sehingga
dapat menambah kapabilitas antisipasi dan
peramalan sebelum kejadian besar

SYTMIS 1D-3DBSS dibuat untuk instalasi


sementara atau permanen di dalam borehole
untuk monitoring yang senyap dan memiliki
karakteristik metrologi yang tinggi. Alat ini juga
menawarkan signal to noise ratio dan dynamic
range yang tinggi.

Tergantung pada aplikasi dan kondisi lapangannya,


SYTMIS memiliki beberapa versi :
Satu atau tiga geophone kecil berbandwidth lebar atau
akselerometer untuk mengukur gerak tanah dinamis
Amplifier yang memiliki output dual analog,
pembangkitan sinyal terkalibrasi untuk diagnosis
otomoatis dan pengaturan gain dari jauh
Inklinometer biaxial untuk mengukur kemiringan
bataun host berdasarkan waktu
Alat orientasi 3D untuk pemulihan orientasi yang
mudah untuk semua sensor terintegrasi dengan
berdasar ke arah vertikal dan Utara

SYTMIS 1D-3DBSS juga tersedia dengan versi


daya sangat rendah. Alat ini tidak membutuhkan
perawatan karena stabilitas jangka panjangnya
dan keandalan yang sangat baik. Setiap alat juga
bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan
keadaan tempat pengukuran

Aplikasi lapangan :
Pertambangan
Tempat longsor
Bendungan
Penyimpanan geologi dan reservoir
Sistem geothermal
Respon desain struktur
Sesar dan seismisitas

Sensor vibrasi
Geophone
Standar

VLP (Very Low Power)

GS11D: 4.5 Hz, 10 Hz, 14 GS11D: 4.5 Hz, 10 Hz, 14


Hz : 32 V/m/s 380
Hz : 32 V/m/s 380
GS20DH: 28 Hz and 40
Hz : 36 V/m/s 600

GS20DH: 28 Hz and 40
Hz : 36 V/m/s 600

Akselerometer
Standar

VLP (Very Low Power)

KB12VB: 10 V.g-1, 0.15 260 Hz at 3 dB

KB12VB: 10 V.g-1, 0.15 260 Hz at 3 dB

B&K4513: 500 mV.g-1, 1


- 12,000 Hz at 1 dB

B&K4513: 500 mV.g-1, 1


- 12,000 Hz at 1 dB

Amplifier Built-In
Standar

VLP

Jumlah Output
Analog

2, remote control gain


from Junction Box

1 or 2, fixed gain,

Low gain/High
gain geophone

10/30 dB - 20/40 dB 30/50 dB - 40/60 dB 1%

40dB or 50dB
1% single

Akselerometer

10/30 dB - 20/40 dB 30/50 dB 1%

20/40dB or
30/50dB 1%
dual

Bandwidth
Standar

VLP

Geophone

0 Hz - 10 kHz at -3 dB

0Hz - 6kHz at
-3dB

KB12VB
accelerometer

0.8 Hz - 550 Hz at -3 dB

B&K4513
5Hz - 10 kHz at -3 dB
accelerometers

5Hz - 6kHz at
-3dB

Offset Maksimal/Peak-to-peak noise


Standar

VLP

Geophone

25 mV / 5 mV at 60 dB

40mV / 10mV at
50 dB

Accelerometer

40 mV / 25 mV at 50 dB

40 mV / 25 mV
at 50 dB

Arus dan Voltase Minimal


Standar

VLP

Geophone

8,5 Vdc - quiescent current: 8 Vdc quiescent current:


10 mA
1 mA

Accelerom
eter

9,5 Vdc - quiescent current: 9 Vdc quiescent current:


15 mA
1.1 mA

Sinyal
output
Vout

5,5 V

5,5 V

Impedansi 1 , max. current 40 mA 4 , max. current 10


output
mA persegi ganda
Sinyal diagnosis diri Gelombang
Standar

VLP

Durasi

10 ms and 100 ms

10 ms and 100 ms

Amplitudo

2.5 V high gain


channel
1.25 V low gain
channel

1.25 V low gain


channel

Kabel Output
Standar

VLP

Tipe/pan 5 twisted pairs, dual


jang
shielded / 75m

3 atau 5 twisted pairs, dual


shielded

Panjang
maks.

Sampai 750 m
(Tergantung spesifikasi
kabel)

Sampai 1500 m
(Tergantung spesifikasi
kabel) opsional
Inklinometer

Tipe/Jarak jangkau

Teknologi MEM biaxial /


15

Resolusi/Non-linearitas

5 / 0.05%

Kebutuhan

Instalasi sub-vertikal

Sensor orientasi 3D opsional


Tipe/Jarak jangkau

multi accelerometers magnetometers / 180

Akurasi

0.5

Output

digital, specific junction box,


dibutuhkan notebook dan
software untuk pengukuran oleh
operator

Spesifikasi casing
Dimensi

Suhu

Tipe :
1DBSS: 40 mm / 530 mm /
Diameter/panjang 2.6 Kg
/massa
3DBSS: 70 mm / 675 mm /
4.5 Kg
3DBSS: 85 mm / 675 mm /
6 Kg with KB12VB
Operasional/Peny -20C sampai + 50C /
impanan
-20C sampai +70C

Casing : PVC berlapis densitas tinggi


Sealing : 20 bar, kedalaman maksimal 150 m

Dafta
r
Harga

Daqlink III
Geophone SM24

Daqlink III

Kurang lebih setara dengan Rp 520.805.819,-

Geophone SM-24

Kurang lebih setara dengan Rp 814.630,-

AKUSISI DATA

Dalam praktikum ini, kami melakukan


pengukuran dengan menggunakan metode
SEISMIK REFRAKSI

Petunjuk metode seisfrak


1. Ikuti instruksi dosen, asisten, dan teknisi dengan
baik
2. Catat hal-hal yang berhubungan dengan sumber
noise, seperti arus sungai, kendraan, dsb
3. Test line dengan sumber palu, tidak pakai bahan
peledak
4. Hati-hati dalam menghubungkan kabel

Alat-alat yang Digunakan

Daqlink III
Geophone
Palu
Piringan Besi
Kabel trigger
Kabel geophone
Laptop
Aki

Prosedur Pengambilan data


Pemasangan patok (penentuan koordinat x,y,z
dari tiap titik geophone maupun shot point)
Pemasangan geophone
Pemasangan trigger source (dalam praktikum ini
kami menggunakan palu)
Persiapan alat seismik
Penembakan
Pencatatan, pengamatan, dan pengolahan data
seismik yang teramati

Hal yang harus diperhatikan


dalam akuisisi
Analisa noise yang dapat terjadi
Susunan geophone (array geophone)
Pada praktikum ini kami memasang 24 buah
geophone dengan jarak 1 meter)
Test kedalaman dan trigger source
Jarak titik tembak
Geometri penembakan
Filter (low cut dan high cut)
Sampling rate frekuensi

Daqlink III
DAQlink merupakan seismometer 24-bit, yang
mempunyai 24 channel. Beberapa unit DAQlink
dapat dihubungkan untuk memperluas channel.
Dan bisa dikoneksikan ke konfigurasi internet
standar.

Konfigurasi DAQlink
Konfigurasi DAQlink terdiri dari perangkat sbb :
unit DAQlink
Komputer, untuk dihubungkan ke DAQlink untuk
analisis via software
GPS Garmin GPS unit
Software Vscope untuk analisis data DAQlink
Connection Cables, yang mencakup:
- Power cable (11-18 VDC)
- Ethernet cable
- Analog input connector

Konfigurasi DAQlink
Dalam penggunannya, DAQ link membutuhkan 2
hal utama:
Koneksi ethernet dalam komputer
Setting software Vscope yang digunakan untuk
menganalisis data

Setting DAQlink III


Mengkoneksi DAQlink ke dalam komputer
menggunakan patch cable
Koneksi power cable ke DAQlink (bila lampu hijau,
daya yang dihasilkan power sebesar 12 volt, bila
kuning, 12-10 volt, bila merah, dibawah 10 volt)
Koneksikan trigger cable ke source
Koneksikan analog input cable (geophone)

Setting DAQlink III


Set alat DAQlink agar siap digunakan
Startup software (Vscope)
Ketika menggunakan lebih dari satu unit DAQlink,
pastikan mereka terhubung dengan software
Setting ip address dan parameter GPS yang akan
dipakai dalam software Vscope sebelum memulai
akuisisi

Konfigurasi Unit DAQlink III

PENGOLAHAN DATA

Langkah-Langkah
Pengolahan Data

PENGOLAH
AN DATA

Jenis Jenis
Gelombang Seismik
yang Terekam pada
Geophone

Hasil Picking

LANGKAH-LANGKAH
PENGOLAHAN DATA

Komputer
Buat Project baru melalui
menu file dan sub menu new
project

2. Tambahkan trace seismik (file segy) dengan


cara klik tombol 2D seperti dibawah ini

3. Pilih segy yang akan


ditambahkan pada project

4. Pilih icon wiggle


untuk
menampilkan trace seismik

5. Pilih Seismic Data Plot Parameters


untuk mengatur Automatic Grain
Control. Pilih Apply Scaling dan
ubah Win Length menjadi 50ms agar
Seismic Trace mudah dibaca

6. LAKUKAN PICKING DENGAN KLIK


TOOLBAR FIRST BREAK PICKING.
KEMUDIA KLIK TOOLBAR MANUAL
FIRST PICKING.

JENIS JENIS GELOMBANG


SEISMIK YANG TEREKAM PADA
GEOPHONE

Ground roll : Gelombang permukaan yang


menjalar di permukaan dalam bentuk gelombang
Rayleigh yang menghasilkan ganguan terhadap
geophone.
Direct wave : Geolombang yang merambat dari
sumber, langsung menuju penerima melalui
lapisan pertama
Multiple : Pengulangan gelombang refleksi,
refraksi maupun direct akibat terperangkapnya
gelombang seismik dalam air atau lapisan lunak

Refracted wave : Gelombang yang menjalar di


lapisan kedua saat sudut dating lebih besar dari
sudut kritis.
Head wave : Gelombang yang melewati lapisan
pertama lalu merambat sepanjang lapisan ke dua

Multiple

D
ire
ct

Refracte
d Wave

W
av
e

Head Wave

Ground Roll

HASIL PICKING DATA

INTERPRETASI

1. Setelah didapat data dari pengolahan,


data disimpan dalam format .fbp

2. File .fbp yang sudah disimpan


dibuka pada Microsoft Excell

3. Data diatur sedemikian rupa


agar enak dilihat

4. Buat grafik berdasarkan data. Plot


sumbu x grafik sebagai jarak receiver
dan sumbu y grafik sebagai waktu
tempuh gelombang

5. Cari perbedaan gradient yang


signifikan pada setiap grafik. Di sini
hanya diambil beberapa contoh untuk
v1 dan v2 seperti pada gambar

6. V=1/gradien
Didapat data sebagai berikut sesuai
dengan rumus hagiwara yang telah
diterangkan sebelumnya

7. Setelah didapat kedalaman, buatlah


grafik kedalaman terhadap rentang
geophone sehingga didapatkan data
seperti dibawah ini

Metode ini dapat digunakan untuk


merepresentasikan bagian bawah permukaan
bumi secara sederhana.
Selain Metode Hagiwara, juga terdapat metode
GRM, Hagedoorn, dan Palmer

TERIMA
KASIH
Ada pertanyaan?

Penanya

Pertanyaan

Jawaban

Вам также может понравиться