Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Liken Amiloidosis
Mariane Devi
112014078
Dokter pembimbing : dr Chadijah Rifai Latief, Sp KK
Ilmu Kepaniteraan Kulit dan Kelamin RSUD Koja
Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana
Identitas pasien
Nama : Tn. MM
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Hobi
: Pendidikan : SD
Alamat : Tanjung Priok
Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 5 Oktober 2016 di Poli Kulit
RSUD Koja
Keluhan utama : gatal pada lutut kiri sejak 5 bulan yang lalu.
Keluhan tambahan : pasien sulit tidur karena gatal
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Keadaan Gizi : Kurang
Tinggi Badan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Berat badan
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Mata : Pupil isokor, CA -/- , SI -/- , ODS katarak
THT : Normotia, serumen -, sekret -, tonsil T1-T1, faring
hiperemis
Mulut : Caries dentis -
Status Dermatologikus
Lokasi : lutut kiri
Distribusi : regional
Bentuk : teratur
Effloresensi
Primer : Papul-papul hiperpigmentasi berkelompok
Sekunder : erosi, likenifikasi
Resume
Os laki-laki berusia 75 tahun datang dengan keluhan gatal pada
lutut kiri sejak 5 bulan yang lalu. pada lutut kiri terdapat bintilbintil yang letaknya berdekatan satu dengan yang lainnya dan
teraba kasar. Pasien mengaku awalnya bintil-bintil tersebut tidak
seluas sekarang, namun semakin meluas setelah digaruk terus
menerus. Gatal yang dirasakan sepanjang hari. Pasien baru
berobat ke puskesmas dan diberi obat minum dan salep ,
keluhan gatal berkurang namun kembali lagi setelah obat habis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan papul-papul hiperpigmentasi
berkelompok dengan erosi dan likenifikasi pada lutut kiri
Pemeriksaan Penunjang
Belum dilakukan pemeriksaan
Diagnosis banding
Liken planus
Liken simpleks kronik
Diagnosis kerja
Liken amiloidosis
Penatalaksanaan
Cetirizine tab 1 x 1
Dexosimethason dan vasellin dibuat dalam bentuk salep
Prognosis
Ad vitam: ad bonam
Ad fungtionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam: dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
I. Definisi
Liken Amiloidosis adalah kondisi kulit yang ditandai dengan
timbulnya papula likenoid hyperkeratotik yang diskret,
pruritik, yang dapat bergabung menjadi plak abu-abu
kecoklatan.
Umumnya lesi berlokasi di permukaan ekstensor ekstremitas
bawah dan ekstremitas atas. Lesi disebabkan oleh adanya
tumpukan amiloid di dalam kulit sebagai akibat kelainan
metabolisme, tanpa disertai amiloidosis sistemik dan
penyakit kulit lainnya.
II. Etiologi
Konsep Saltzer
amiloidosis disebabkan oleh proliferasi sel-sel yang mensintesis protein. Hasil sintesis berupa protein
akan ikut sirkulasidarah kemudian bertumpuk di daerah-daerah yang diserang
Ras
Liken amiloidosis cenderung terjadi pada keturunan cina daripada ras lain.
Jenis kelamin
Liken amiloidosis cenderung lebih banyak terjadi pada laki-lakidaripada pada perempuan.
Umur
Liken amiloidosis cenderung terjadi pada umur 50 60 tahun.
III. Etiopatogenesis
penumpukan amiloid dalam jaringan kulit belum diketahui
sampai sekarang.
Disangka banyak faktor yang mempengaruhinya.
Pada penyakit ini terdapat tumpukan fibril amiloid dalam
jaringan kulit. Amiloid terdiri dari protein, glikoprotein, dan
bahan dasar.
Histopatologi
tampak massa amiloid pada papila dermis; epidermis
akantosis, hiperkeratosis, dan hiperpigmentasi pada bagian
basal
Melalui pemeriksaan histologi pada jaringan yang terkena,
penumpukan amiloid diidentifikasikan dengan pewarnaan
kongomerah dan dilihat melalui cahayaterpolarisasi, dimana
penumpukan tersebut dikenal dengan refraksigandahijauapel
Biopsidilakukan pada organ yang terkena. Semua
penumpukan amiloid menyimpan komponenPamiloidserum
(SAP atau serumamyloidPcomponent), sebuah protein
sirkulasi dari kelompok pentraksin. Pemindaian radionuklida
SAP telah dapat melokalisasi penumpukan amiloid pada
pasien
PROGNOSA
BONAM
Pengobatan dimaksudkan untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi rasa ketidaknyamanan
pasien. Umumnya pengobatan selalu memberikan hasil yang
baik
Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA
Edukasi: penyakit ini bersifat kambuhan, setelah mendapat
pengobatan maka lesi dan pruritus dapat kambuh kembali
dalam jangka waktu tertentu
Menghindari garukan
Medikamentosa
kortikosteroid topikal atau intralesi.
pemberian antihistamin yang bersifat sedatif.
Ada laporan keberhasilan pengobatan dengan pemberian
etretinate, CO2, laser, dermabrasi, dimetil sulfoksida (DMSO)
topikal, dan fototerapi (UVB atau PUVA).
THANK YOU