Вы находитесь на странице: 1из 67

Koagulasi-Flokulasi

Minggu ke-3

Koagulasi-Flokulasi (KF)
KF merupakan 2 proses yang terangkai menjadi
kesatuan proses tak terpisahkan.
Proses koagulasi merupakan proses destabilisasi
koloid dan partikel akibat pengadukan cepat dan
penambahan koagulan
Koagulasi merupakan proses pencampuran
koagulan dalam air melalui pengadukan cepat
Sedangkan proses flokulasi, merupakan
penggabungan inti flok menjadi flok berukuran
besar yang memungkinkan mengendap

Proses Koagulasi - Flokulasi


Proses Koagulasi terjadi pada
pengadukan cepat
Proses Flokulasi terjadi pada
pengadukan lambat

Adsorpsi dari Penambahan


Polimer

Dosis Koagulan
Untuk menentukan dosis koagulan
yang tepat dengan analisis JARTEST
Yang mempengaruhi dosis koagulan :
kekeruhan air/warna
pH
temperatur
lama pengadukan

JARTES

Kategori Koagulan
Koagulan primer
Coagulan aid

Koagulan primer (1)


Tawas atau alum, Al2(SO4)3 14H2O
(dalam bentuk batuan, serbuk,
cairan)
Keistimewaan koagulan cair: tidak
perlu dilarutkan terlebih dahulu

Dosis alum dapat dikurangi


dengan cara
1. Penurunan kekeruhan air baku
2.Sedimentasi dan Filtrasi
3.Pengaturan pH
4.Penambahan polimer
Alum dilarutkan dalam air dengan kadar
3-7% (5% rata-rata) untuk pembubuhan.
Kadar maksimum aplikasi 12-15%

Pengaruh dosis
Pengaruh dosis

Dosis
Kurang

Dosis
Tepat

Dosis
Lebih

Penurunan

Buruk

Baik

Sedang

kekeruhan

Buruk

Baik

Sedang

Penurunan warna

Buruk

Baik

Sedang

Penurunan algae

Sedang

Lama

Pendek

Frekuensi pencucian

Tinggi

Rendah

Tinggi

filter

Terbuang

Baik

Buruk

Sisa aluminium
Nilai rupiah

Koagulan Primer (2)


Garam Feri
Ada 4 macam garam feri:
Ferros sulfate (copperas) FeSO4
7H2O
Chlorinated copperas
Ferric sulfate Fe2(SO4)3 2H20
Ferric Chlorida FeCl3 6H20

Perbandingan Garam Feri dan


Alum
Fe(OH)3 sulit larut dibanding dengan Al(OH)3
Koagulasi optimum untuk Al(OH)3 pada pH 6,5
7,5 dan Fe(OH)3 pada pH 5,5 9,0
Koagulasi tetap berlangsung pada pH 4 untuk
Ferric sulfate dan pH 5 untuk Ferric chlorida
Flok koagulan Ferri lebih berat daripada alum
Flok Fe(OH)3 tidak larut pada pH tinggi
Koagulan ferri dapat dipakai untuk menurunkan
warna pada pH tinggi (termasuk besi, mangan,
kesadahan)
Koagulan ferri merupakan hasil samping industri
baja

Coagulant aid
Fungsi: membantu karakteristik
pengendapan dan daya lekat flok,
menaikkan kecepatan filtrasi, dan
mengurangi dosis koagulan. Ada 2
jenis coagulant aid, yaitu:
Sintesis
Alami

Sintesis
Cationic
Anionic
Ampholytic poly electrolytes

Alami
Adsorbent-weighting agents
Natural polyelectrolytes

Adsorbent-weighting agents
Bentonic clays (10-50 mg/L)
Fungsi:
Membantu penurunan warna dan
koagulasi kekeruhan rendah (<10
NTU) dan koagulasi bahan organik
Membantu perbesaran kisaran pH
optimum

Natural polyelectrolytes

Biji tanaman biji kelor


Dapat digunakan sebagai koagulan primer
Biji tanaman untuk kekeruhan 50-7500 NTU
Dosis efektif (2-20 mg/L)
Tidak ekonomis untuk kekeruhan < 300 NTU
Dapat menghemat 40-54% alum
Menjadi rusak setelah 3 bulan (kecuali
dengan pengawet)
Chitosan juga merupakan cationic
polyelectrolytes

Koagulasi dan Alkalinitas


Aluminium sulfat memerlukan alkalinitas (seperti
kalsium bikarbonat dalam air untuk terbentuk
flok)
Al2(SO4)3.18H20 + 3 Ca(HCO3) => 2 Al(OH)3
+CaSO4 + 18 H2O + 6CO2
CaSO4 + Na2CO3 => CaCO3 + Na2SO4
Bila alkalinitas alaminya kurang, perlu dilakukan
penambahan Ca(OH)2:
Al2(SO4)3.18H20 + 3 Ca(OH)3 => 2 Al(OH)3 + 3CaSO4 +
18 H2O

Tidak ada CO2 terbentuk, tapi masih ada CaSO4

Ferrous Sulfate dan Kapur


Ferrous Sulfate bereaksi dengan
kalsium karbonat, namun reaksinya
lambat
Bila ditambahkan kapur, reaksinya
berlangsung cepat
Kesadahan yang terbentuk lebih kecil
dari alum

Tipe pengadukan cepat dan


lambat
Pengadukan hidrolis
Pengadukan pneumatis
Pengadukan mekanis

Kriteria Pengadukan
Pengadukan Cepat
Waktu detensi: 1-7
detik
Ada juga yang 10-60
detik
Kecepatan: 100 rpm
Gradien kecepatan:
1000 700 per detik

Pengadukan Lambat
Waktu detensi: 10-60
menit
Kecepatan
pengadukan: 20-30
rpm
Gradien kecepatan:
10-50 per detik

Jenis Pengadukan
Pengadukan hidrolis
Pengadukan mekanis materi
koagulasi fokus pada pengadukan
mekanis
Pengadukan pneumatis

Pengadukan Hidrolis
Tipe hidrolis
Dalam pipa : digunakan pipa GIP
dengan diameter sesuai kebutuhan.
Jarak sampai bak penampung 5-20
meter
Terjunan: tinggi terjunannnya
sekurnag-kurangnya 50 cm

Pengadukan mekanis
Tipe mekanis
Impeller: diperhitungkan juga daya
motor

Dimensi bak pengaduk


Volume yang diperlukan
Vol = Q x td
Tenaga yang diperlukan
P = G2 x x V
= kekentalan air

Pengadukan Pneumatis
Pengadukan pneumatis dengan
menambahkan udara dalam air
Hitung kedalaman pencelupan
difuser dengan persamaan:
P=81,5 .Qa. Log {(h+34)/34}

Perencanaan pengadukan
mekanis
Faktor penting dalam perancangan alat pengadukan
mekanis adalah G (gradien kecepatan) dan td (waktu
detensi)

Menurut Reynold dan Richards (1996) keterkaitan


antara waktu detensi dan Gradien kecepatan adalah:
Waktu pengadukan
(td) (detik)

Gradien kecepatan
(per detik)

20

1000

30

900

40

790

50

700

Tenaga pengadukan (P)


Tenaga pengadukan adalah tenaga yang
digunakan untuk melakukan pengadukan
Tenaga ini dihasilkan oleh peralatan
mekanis, hidrolis, atau gelembung udara
Besarnya tenaga pengadukan
mempengaruhi besarnya gradien
kecepatan (G)
P = . G2 . V
: viskositas absolut air (N. detik/m 2)
V: volume air yang diaduk (m3)

Diameter Impeller
Diameter impeller ditentukan
berdasarkan nilai KT (konstanta
pengaduk untuk aliran turbulen)
serta dapat juga berdasarkan nilai
Nre
1
D=

P
K T n 3

Cek Nre untuk pengadukan


cepat
Check kondisi aliran dengan
menghitung bilangan Nre
Nre= (n.D2.r)/
Nre lebih besar dari 10.000
perencanaan OK
Nre lebih kecil dari 10.000
rencanakan ulang

Contoh Soal 1
(Seperti Reynold & Richards, 1996 halaman
192)
Sebuah bak pengaduk berbentuk bujur
sangkar digunakan untuk mengaduk air
dengan debit 7500 m3/hari. Kedalaman
air sama dengan 1,2 kali lebar.
Diharapkan dalam bak tersebut terjadi
pengadukan dengan nilai gradien
kecepatan 800 m/detik-m dengan waktu
tinggal hidrolik td = 45 detik. Suhu air
adalah 25oC dan kecepatan putaran
poros alat pengaduk adalah 100 rpm.

Lanjutan Soal 1
Tentukan:
a) Ukuran bak pengaduk
b) Tenaga yang dibutuhkan
c) Diameter impeller jika digunakan vane disc impeller 6
flat blades dan tangki memiliki 4 baffle tegak
d) Diameter impeller jika tidak menggunakan baffle tegak
e) Tinggi jatuhan minimum jika digunakan sistem jatuhan
hidrolik
f) Udara yang dibutuhkan jika pengadukan pneumatis
digunakan dan lokasi difuser 20 cm di atas dasar
tangki

Diketahui dari soal 1


Q = 7500 m3/hari
Kedalaman bak (Hb) = 1,2 Lebar bak
= 1,2 Lb
G= 800 m/dt-m
td = 45 detik
Suhu air : 25 oC
Kecepatan poros 100 rpm

Jawab Soal 1 (a)


Volume tangki = Q x td
= 7500 m3/hari x 1 hari/86400 dt x 45 dt
= 3,90 m3
Dimensi bak
Vol bak = Pb x Lb x Hb = Lb x Lb x 1,2 Lb
= 3,90 m
Lb = Pb = 1,48 m dan Hb = 1,2 x 1,48 =
1,78 m

Jawaban soal 1(b)


Tenaga yang dibutuhkan (P)
Pada suhu 25 oC nilai
= 0,0008949 N.dt/m2
(diperoleh dari buku Reynold and
Richards, 1996 )

P
= . G2 . V = 0,0008949 N.dt/m2 . (800/dt)2 . 3,90 m2
P = 2243,65 N.m/dt = 2243,65 watt

Jawaban soal 1 (c)


Pada suhu air 25oC, diketahui
massa jenis air = 997,07 kg/m3
Maka diameter Impeller adalah:

D=

1
5

K T n 3

kg.m
5,75(1,667 rps)3 997,07 kg / m 3 N .dt 2

2243,65N.m/dt

D 0,603m

D/Lb 0,603m / 1, 48m 0, 407 40,7%

1
5

Nre= (n.D2.r)/
Nre = [(1,667 rps)(0,603 m)2 (997,07 kg/m3)] / 0,0008949
N.dt/m2.
Nre = 675.338 >> 10.000 OK

Jawaban soal 1 (d)


Jika tanpa sekat (baffle) tegak,
tenaga yang dibutuhkan adalah 75% dari tenaga untuk tangki bersekat.
Jadi ni Kt= 0,75 x 5,75 = 4,31

kg.m

D
4,31(1,667 rps)3 997,07 kg / m 3 N .dt 2

2243,65N.m/dt

1
5

D 0,65m
D/Lb 0,65m / 1, 48m 0, 439 43,9%
Nre= (n.D2.r)/
Nre = [(1,667 rps)(0,65 m)2 (997,07 kg/m3)] / 0,0008949 N.dt/m2.
Nre = 784.717 >> 10.000 OK

Jawaban soal 1(e)


G 2 .td
H
.g

800 / dt 0,0008949 N .dt / m 2 .( 45dt )


H

997,07 kg / m 3 . 9,81m / dt 2

25773,12
2,63m
9781, 26

Jawaban soal 1 (f)


Hb = 1,78 m
Kedalaman dari difuser 20 cm dari dasar bak
H difuser = 1,78 0,2 = 1,58

P / 3904

Q _ udara

H _ difuser 10,4

log

Q _ udara

10,4

2243,65 / 3904

1,58 10,4

log

10, 4

3
Q _ udara 9,38m / menit

Flokulasi

3 Jenis
Flokulasi/Pengaduk
Lambat (PL)

Flokualasi hidrolis
Flokulasi mekanis
Flokulasi pneumatis

Flokulasi Hidrolis
Topik-1

Kelebihan PL hidrolis

Tidak perlu energi


listrik/peralatan mekanis
PL Hidrolis lebih sesuai untuk
negara berkembang karena

Kekurangan PL
Hidrolis

Jika debit berubah, maka PL


hidrolis tidak dapat bekerja
optimal
Perubahan kualitas air
Headloss besar

Perhitungan Gradien
Kecepatan
PL
Hidrolis
Untuk PL hidrolis

G=(Q ghL/uV)1/2 = (ghL/ut)1/2


Keterangan:
G= Gradien kecepatan (dt-1)
=massa jenis air (kg/m3)
h = headloss (m)
u = viskositas dinamis (kg/m.dt)
t=waktu detensi (dt)
Q= debit (m3/dt)
V=volume unit (m3)
g=konstanta gravitasi (9,81 m/dt2)

2 Jenis PL Hidrolis

Around the end


Over and under

Headloss di belokan

Rumus: h = k (v2/2g)

Rumus Perhitungan
Jumlah sekat
Untuk around the end
n={[(2 ut/(1,44 + f)] [(HLG)/Q]2}1/3

Untuk over and under


n={[(2 ut/(1,44 + f)] [(WLG)/Q]2}1/3
Keterangan:
n= jumlah sekat
H= kedalaman air (m)
L=panjang bak (m)
W=lebar bak (m)
f=koefisien friksi sekat

Kecepatan aliran antara 0,3 0,1 m/dt


Waktu detensi: 15-30 menit
G antara 100-10 /dt

Kriteria Perencanaan
Around The End

Jarak antara sekat harus lebih dari 45


cm
Jarak ujung baffle dengan dinding
lebih dari 60 cm
Kedalaman air lebih dari 1 m
Bahan untuk membuat sekat lebih
baik menggunakan sekat kayu
Sebaiknya tidak menggunakan sekat
dari bahan semen-asbes, karena
akan larut dalam pH rendah

Kriteria Perencanaan
Over and Under

Jarak antara sekat harus lebih dari 45 cm


Kedalaman air 2-3 kali 45 cm
Ruang bebas antara ujung sekat dengan
permukaan air atau ujung sekat bawah dan
dasar = 1,5 x jarak anatara sekat
Bahan untuk membuat sekat lebih baik
menggunakan sekat kayu
Sebaiknya tidak menggunakan sekat dari
bahan semen-asbes, karena akan larut
dalam pH rendah
Ada lubang untuk penguras

Flokulasi Mekanis
Topik-2

Komponen utama PL
mekanis

Impeler
Motor
Controller
Reducer
Sistem transisi

Perhitungan Gradien
Kecepatan
PL Mekanis

Untuk PL mekanis
G=[P / (u V)]1/2
Keterangan:
G= Gradien kecepatan (dt-1)
u = viskositas dinamis (kg/m.dt)
P=daya (watt, kg.m2/dt3)
V=volume unit (m3)
g=konstanta gravitasi (9,81 m/dt2)

Paddle pada pengaduk


mekanis

Paddle terdiri dari blade yang


dipasang secara vertikal dan
horisontal dengan kecepatan
rotasi 2-15 rpm
Kecepatan rotasi 10-150 rpm

Daya pada motor


penggerak
P=0,5 CD A v3

P=5,74 x 10-4 CD [(1-k)n]3 r3 A

Bila ketinggian blade ditetapkan sebesar b, maka:


P=1,44 x 10-4 CD [(1-k)n]3 b (r14-ro4)
Keterangan:
P= pasokan daya (ft-lb/sec atau hp=ft-lb/sec.550 atau kw=0,75 hp)
CD=1,8 untuk blade datar
=massa jenis air (0,99626 g/cm3)
A=luas blade
v=kecepatan relatif
k=perbandingan kecepatan fluida terhadap kecepatan impeller
n=banyaknya putaran per menit
r=radius efektif tangan blade
ro=radius poros ke tepi awal blade
r1=radius poros ke tepi akhir blade

Flokulasi Pneumatis
Topik-3

Flokulator Pneumatis

Flokulator ini memanfaatkan


energi dari proses aerasi melalui
difuser atau plat berlubang
Aliran airnya upflow

Gradien kecepatan PL
Pneumatis
Daya (P)= 81,5 Qa log [(h+34)/34]
Q/V=1/td = [P/(V)] / G td
Dimana:
Q=debit air
Qa= debit udara
h=kedalaman air
V = volume bak/tangki
= viskositas absolut (0,8746 x 10 -2
g/cm.det pada 26oC)

Latihan Soal

Latihan Soal PL
Hidrolis
Rancanglah suatu flokulator kanal bersekat
(baffled channel) aliran horisontal untuk
mengolah air dengan kapasitas 12.000 m3/hari.
Bak flokulator dibagi menjadi 3 ruang dengan
gradien kecepatan 75/dt; 35/dt; dan 20/dt.
Waktu flokulasi keseluruhan 24 menit dan suhu
air 25oC. Dinding kanal memiliki nilai koefisien
kekasaran f=0,3. Panjang flokulator ditetapkan
12 m dan kedalaman kanal 1,2 m

Penyelesaian soal PL Hidrolis


1. Dihitung flokulator pertama dengan G=75/dt dan td = td total / 3 = 24 / 3 = 8 menit
a) Vol tot = 24 menit x 12.000 m3/hari x 1 hari/1440 menit = 200 m3
b) Total lebar flokulator=W=V/(L x H)= 200 m3/(12 m x 1,2m)
W=13,89 m dibulatkan jadi 14 m
c) Lebar tiap kompartemen (W) = 14 m/ 3 =4,7 m
d) Pada suhu 25oC, nilai = 0,00089 Kg/m.dt
Dan = 997 kg/m3
e) Jumlah kanal dalam flokulator pertama
f)Jarak antar sekat = 12 / 31 = 0,39

g) Headloss pada flokulator =

t 2
h
G 0, 25m
g
Page 63

2 .t

(1,44 f )

HLG

1/ 3

31

Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk


kompartemen lain
Kompartemen kedua dicari G; td; jumlah sekat; jarak antar sekat; head
loss
Kompartemen ketiga dicari G; td; jumlah sekat; jarak antar sekat; head
loss
Total headloss dari seluruh kompartemen =.

Page 64

Soal Pengadukan Mekanis


Sistem IPAM memiliki flokulator mekanis untuk mengolah air dengan debit
12000 m3/hari. Flokulator terdiri dari tiga kompartemen dengan ukuran
yang sama, panjang total 18 m dan tinggi 4,5 m dan lebar 4,5 m.
Kompartemen pertama terdiri dari 4 buah paddle dengan jarak antar poros
sebesar 1,9; 1,7; 1,5; 1,3 m. Kompartemen kedua memiliki 3 buah paddle
dengan jarak poros sebesar 1,9; 1,7; 1,5 m, sedangkan kompartemen
ketiga memiliki dua buah paddle dengan jarak poros sebesar 1,9; 1,5 m.
Setiap paddle memiliki ukuran lebar 0,1 m dan panjang 4,5 m. Pada suhu
25oC, hitung kecepatan putar poros agar nilai G rata rata 25/dt.

Page 65

Penyelesaian (1)
Hitung tenaga untuk menghasilkan G = 25/dt dengan rumus
P = G2 x x V
Hitung kecepatan relatif tiap paddle pada kompartemen pertama hingga ketiga
dengan berbagai jarak tiap poros : v1 = 0,75 x (n rps) x 2 x jarak ke poros
Misal untuk jarak poros 1,9 m: v1 = 0,75 x (n rps) x 2 x 1,9 = 8,95 n (m/dt)
Dalam sistem flokulator di atas, hanya ada satu nilai n karena putaran
dihasilkan oleh satu poros.
Ukuran paddle adalah sama; L1 = 4,5 m; W1= 0,1 m
Ratio Li/Wi = 45.
Berdasarkan tabel disamping
Nilai Cd = 1,90

Page 66

Ratio Li/Wi

Cd

1,20

20

1,50

1,90

Penyelesaian (2):

1
C A v 3 ; P 203 N .m / dt
i
2 d

n=0,377 rps = 2,26 rpm


Jadi untuk menghasilkan nilai G rata-rata 25/dt,
maka paddle wheel harus diputar dengan
kecepatan 2,26 putaran per menit

Page 67

Вам также может понравиться