Вы находитесь на странице: 1из 50

KELOMPOK 1

ABD HAKIM
RAHMAYANI
ABDUL JALIL
AGUS MARGANA WOMAL
AGUS PANJI VERDHA
DITA AULIYA SARI
EKA ELFAN
ERNI
LD. MUH. CHAIRUN
LA ODE ZAMZIBAR

FondasiD AN
PEN G G ALIAN

fondasi
fondasi adalah suatu bagian system rekayasa yang
meneruskan beban yang di topang oleh fondasi dan
beratnya sendiri dan kedalam tanah dan batuan yang
terletak dibawahnya
agar bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak
timbul penurunan yang terlalu besar, maka fondasi
bengunan harus mencapai lapisan tanah yang cukup
padat

PEN TIN G N YA REKAYASA fondasi


Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung
oleh suatu fondasi. fondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan
beban yang ditopang oleh fondasi dan beratnya-sendiri kepada dan ke dalam tanah
dan batuan yang terletak di bawahnya. Tegangan-tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah - merupakan tambahan kepada beban-beban yang
sudah ada dalam massa tanah dari bobot-sendiri bahan dan sejarah geologisnya.
Istilah struktur-atas umumnya dipakai untuk menjelaskan bagian sistem yang
direkayasa
yang membawa beban kepada fondasi atau struktur-bawah. lstilah struktur-atas
mempunyai arti khusus untuk bangunan-bangunan dan jembatan-jembatan; akan
tetapi, fondasi terse but dapat juga hanya menopang mesin-mesin, mendukung
peralatan industrial (pipa, menara, tangki), bertindak sebagai alas untuk papan iklan,
dan sejenisnya. Karena sebab-sebab inilah maka lebih baik melukiskan suatu fondasi
itu sebagai bagian tertentu dari sistem rekayasaan komponen-komponen pendukung
beban yang mempunyai bidangantara (interfacing) lerhadap tanah.

Langkah langkah kira-kira persyaratan


m inim um untuk m erancang suatu fondasi
1. Tentukan lokasi tapak dan posisi dari muatan. Perkiraan kasar
dari beban-beban fondasi biasanya disediakan oleh nasabah atau
dihitung-sendirinya (in-house). Tergantung dari kepelikan sistem
beban atau tapak, maka dapat dimulai membuat tinjauan
kepustakaan untuk mengetahui bagaimana orang lain berhasil
mengadakan pendekatan atas masalah yang sejenisSecond
bullet point here Third bullet point here
2. Pemeriksaan fisik atas tapak tentang adanya setiap masalah
geologis atau masalahmasalah lain, bukti-bukti dari kemungkinan
adanya permasalahan. Lengkapilah halhal ni dengan segala data
pertanahan yang telah diperoleh sebelumnya

Lanjutan
3. Menetapkan program eksplorasi lapangan dan penyusun
pengujian pelengkap lapangan yang perlu atas dasar temuan,
serta menyusun program uji laboratorium.
4. Tentukan parameter rancangan tanah yang perlu bcrdasarkan
pengintegrasian data uji, asas-asas ,ilmiall, dan pertimbangan
rekayasa. Hal ini mungkin melibaikan analisis komputer yang
bersifat sederhana atau rumit. Untuk masalah-masalah yang
kompleks, bandingkanlah data yang dianjurkan deagan
kepustakaan yang pernah diterbitkan atau gunakanlah
konsultan geoteknis yang lain agar hasil-hasilnya memberikan
perspektif menurut sumber luar.

Lanjutan
5. Buatlah rancangan fondasi dengan mcnggunakan parameterparameter tanah menurut langkah nomor 4. fondasi tersebut
seharusnya bersifat ekonomis dan mampu untuk dibangun
oleh karyawan konstruksi yang tersedia. Perhitungkanlah
toleransi-toleransi konstruksi yang praktis dan praktekpraktek konstruksi yang bersifat lokal. Laksanakan interaksi
yang erat dengan semua pihak yang berkepentingan
(nasabah, para perekayasa, arsitek, kontraktor) sehingga
sistem struktur-bawah itu tidak dirancang secara berlebihan
dan risiko dijaga agar berada pada tingkat-tingkat yang dapat
diterima. Pada langkah ini dapat dipakai perangkat komputer
secara sangat lu as (atau semua sama sekali tidak).

Klasifi
kasifondasi
fondasi dapat digolongkan berdasarkan di mana beban itu
ditopang oleh tanah yang menghasilkan :
fondasi dangkal- dinmakan sebagai alas , telapak, telapak
tersebar atau fondasi rakit (mats). Kedalamanya pada
umumnya D/B 1 tetapi mungkin agak lebih ( lihat gambar
1-1a)
fondasi dalam tiang pancang , tembok/tiang yang di bor
atau kaison yang di bor . D/B 4 dengan suatu tiang pancang
yang digambarkan pada gambar 1-1b

G am bar klasifi
kasifondasi

Tabeljenis fondasidan pem akaian khasnya

Add a Slide Title - 4

Persyaratan um um fondasi
Kedalaman harus cukup dalam
1. mencegah desakan tanah (kesegala
arah)
2. Stabilitas system fondasi harus aman
terhadap
- jungkir/ rotasi/ guling
- Sliding dan
- Keruntuhan kapasitas dukung tanah
3. Deformasi /settlement

Kapasitas D aya dukung fondasi


KAPSITAS DUKUNG ULTIMIT

a. General shear failure


general shear failure adalah keruntuhan pada tanah atau masa
batuan pendukung jika kuat geser batas tanah telah terlampaui di
seluruh permukaan bidang longsor pada saat bangunan runtuh akibat
pergerakan yang berlebihan
b. Local shear failure
adalah keruntuhan pada tanah atau massa batuan pendukung jika
kuat geser batas telah melampaui pada bagian permukaan bidang
longsor pada saat bangunan runtuh akibat pergerakan yang berlebihan
c. Punch failure
adalah keruntuhan akibat pergerakan yang berlansung singkat
dengan beban tiba-tiba

G eneralshear failure
Kondisi kesetimbangan
plastis
Muka tanah disektar
menggembung
Keruntuhan (slip)
Terjadi pada tanah
kompresibilitas
Kekuatan batas bias
diamati dengan baik

Localshear failure

Terjadi desakan besar


dibawah fondasi
Fondasi miring
Terjadi pada tanah yang
kompresibilitas tinggi
Kekuatan batas sulit
dipastikan

Punching shear failure


Desakan dibawah fondasi
Pergeseran vertical disepanjang
tepi
Tak terjadi miring
Muka tanah tak menggembung
Penurunan besar
Terjadi pada tanah dengan
kompreibilitas rendah
Kekuatan batas tak bisa
dipastikan

Persam aan kapasitas dukung

Localshera failure

Catatan
- Kondisi tanah tersebut
homogeny
- Nc, Nq, Ny, Nc, Nq, Ny
= factor- factor tanah
yang tergantung pada
(sudut gesek intern
tanah ) tergazhi 1943

Sifat G eoteknis pengujian laboratorium


penurunan rata-rata den korelasikekuatan
Berikut ini akan disajikan definisi-definisi tanah yang
lebih umum dan hubungan volumetric gravimetriknya
Gambar 2-1 menunjukkan dan mendefinisikan sejumlah
istilah yang digunakan dalam hubungan-hubungan
berikut:
Angka pori e. Perbandingan volume rongga Vv
terhadap volume butir tanah Vs "pada suatu volume
bahan dan biasanya dinyatakan sebagai pecahan.

G am bar blok diagram

Faktor-faktor U tam a Yang M em pengaruhi


Sifat-sifat Rekayasa Pada Tanah
Sementasi dan Penuaan Alami
Semua tanah mengalami sementasi alami pada titik-titik partikelnya. Tampaknya
proses penuaan itu menambah efek sementasi dengan besarnya yang bervariasi. Efek ini
sudah sejak sangat lama diakui berkenaan dengan tanah-tanah kohesif akan tetapi baru
belakangan ini gejalanya dianggap sangat penting pada deposit-deposit tak berkohesi.
Efek sementasi dan penuaan pada pasir tidaklah terlalu kentara dibandingkan dengan
efek tersebut pada lempung, namun dernikian efek itu sebagai akumulasi kestatistikan
pada kontak-kontak butiran yang jumlahnya sangat banyak yang mempunyai arti penting
dalam perancangan suatu fondasi. Harus berhati-hati untuk memastikan dengan benar
tentang efek-efek kuantitatif karena gangguan contoh dan kuantitas butiran yang relatif
kecil pada suatu contoh laboratorium dibandingkan dengan jumlah-jumlah ditapak, dapat
menimbulkan kesukaran dalam membuat suatu ukuran nilai yang tak lebih banyak
daripada sekedar suatu perkiraan. Pengamatan di lapangan telah benar-benar
mengesahkan konsep tentang proses sementasi dan penuaan. Secara khusus, depositdeposit tanah-lus (loess) menggambarkan efekefek kemanfaatan dari proses sementasi di
mana tanggul-tanggul/peninggian vertikal dengan mudah dapat digali.

Konsolidasi Belebihan
Suatu tanah dapat dikatakan terkonsolidasi normal (ne)
kalau massa tekanan beban tanah penutup (overburden =
kolom tanah yang menutupi bidang yang sedang dibahas) dan
pernah dikenakan padanya adalah yang terbesar. Pengalaman
menunjukkan bahwa tegangan- tegangan terdahulu pada suatu
elemen tanah menghasilkan suatu jejak atau riwayat tegangan
yang terus dipertahankan oleh struktur tanah itu sampai sua tu
keadaan tegangan yang baru dan melampaui tegangav
maksimum yang sebelumnya. Tanah dinamakan terkonsolidasilebih (atau dalam keadaan prakonsolidasi) kalau riwayat
tegangannya melibatkan
keadaan tegangan yang lebih besar daripada beban tanah
penutup yang ada.

Cara Pembentukan Deposit


Deposit-deposit tanah yang terangkut, khususnya oleh air, cenderung mempunyai
ukuran
butir kecil dan pada mulanya agak longgar dengan rasio rongga yang besar. Deposit
tersebut cenderung mempunyai komposisi agak seragam tetapi mungkin berlapis
dengan bahan sangat halus yang berseling dengan lapisan pasir yang tipis; pasirnya
terangkut dan diendapkan pada waktu masa air pasang/naik ketika kecepatan arus
mampu menghanyutkan ukuran butiran yang lebih besar. Deposit-deposit ini
cenderung menjadi stabil dan dapat menjadi sangat padat (rapat) dalam kurun-waktu
geologis mulai dari tekanan kolom tanah penutup berikutnya maupun karena proses
sementara dan proses penuaan.
Komposisi deposit-deposit tanah berkembang karena alat angkutnya berupa
gletser, cenderung untuk lebih bervariasi. Deposit-deposit ini dapat mengandung
lensa-lensa pasir atau lempung yang besar. Tidaklah mengherankan bila deposit
gletser itu mengandung banyak kerakal dan bahkan batuan bongkah yang
menggantung (suspended). Endapanendapan gletser dapat mempunyai nama-nama
tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku-ajar geologi seperti morain, esker, dan
sebagainya; tetapi untuk pekerjaan fondasi yang paling penting ialah keseragaman
dan mutu deposit itu. Deposit yang seragam dan rapat biasanya tidak menyulitkan.
Deposit dengan komposisi yang tak-menentu mungkin memuaskan untuk dipakai,
tetapi sifat-sifat tanah mungkin sangat sukar untuk diperoleh. Batuan bongkah dan
lensa-lensa dengan karakteristik yang sangat berbeda dapat menyebabkan kesukaran
konstruksi.

Mutu Lempung
Istilah "lempung" lazimnya dipakai untuk menggambarkan deposit tanah kohesif
dengan kehadiran mineral lempung yang cukup sehingga pengeringan menghasilkan
pengkerutan dengan pembentukan belah-belah atau retak-retak sedemikian rupa sehingga
dapat terjadi pelesetan blok. Manakala pengeringan menyebabkan belah-belah karena
pengkerutan dalam tanah deposit maka kita berhadapan dengan "lempung retakan". Bahan
ini dapat menyulitkan dalam pembuatan contoh di lapangan karena bahan itu dapat sangat
keras dan retakan itu dapat menyulitkan perolehan kembali contoh. Pada pengujian
kekuatan secara alboratoris, retakan-retakan itu dapat menentukan bidang-bidang patahan
dan menghasilkan prakiraan kekuatan yang rendah (atau pengujian potongan-potongan
dapat menghasilkan prakiraan yang terlalu tinggi) bila dibandingkan dengan pengujian
langsung-di-tempat, di mana efek ukuran dapat menjembatani atau membatasi
ketaksinambungan itu. Selama pelaksanaan konstruksi terdapat potensi besar untuk
penurunan kekuatan, di mana pembukaan suatu penggalian mengurangi tekanan kolom
tanah penutup sehingga terjadi pemuaian sepanjang retakan. Air hujan atau bahkan
kelembaban setempat yang kemudian
terjadi dapat memasuki retakan sehingga terjadi pelunakan pada bagian dalam maupun
pada bagian permukaan.

Air Tanah
Air tanah dapat merupakan gejala geologis; akan tetapi air tanah itu dapat juga berasal
lebih belakangan seperti curah hujan yang baru terjadi atau pipa air yang patah. Suatu
penambahan dalam kandungan air cenderung untuk mengurangi kekuatan geser dari tanah
kohesif. Penambahan yang memadai dapat mengurangi kekuatan geser menjadi nol-untuk
tanah tak-kohesif maka hasil akhirnya ialah suatu cairan yang pekat. Kehadiran pasir jenuh
dalam keadaan yang longgar dapat menjadi cairan pekat karena terjadinya kejutan
mendadak.
Gejala ini dinamakan "pencairan" (liquefaction) dan teramat penting pada waktu
mempertimbangkan struktur-struktur besar (seperti bangunan pusat tenaga) dalam
daerahdaerah
yang rentan terhadap gempa.

U JIIN D EKS TAN AH LABO RATO RIU M RU TIN


Kandungan Air w
Penentuan kandungan air dibuat pada contoh-contoh
tanah yang didapat untuk mencapai kadar air alami wN.
Yang lazim dibuat ialah pengujian cairan (w L) dan uji
keplastikan (wp) atas tanah-tanah kohesif, baik untuk
kajian klasifikasi maupun kajian korelasi. Penentuan
kandungan air juga lazim dilakukan pada kajian
peningkatan mutu tanah (pengompakan, pemakaian
bahan tambahan, dan sebagainya).

Batas Atterberg
Batas-batas kecairan dan keplastikan secara rutin ditentukan untuk tanah-tanah
kohesif. Dari kedua batasan ini dapat dihitung indeks plastisitas seperti dinyatakan
pada Gambar 2-2a. Pentingnya ketiga istilah ini dinyatakan dalam Gambar 2-2a
bersamaan dengan efek kualitatif paada waktu menambah baik lp atau wL atas sifatsifat tanah kohesif tertentu. Indeks plastisitas lazim dipakai dalam kaitan kekuatan;
batas cairan juga dipakai-terutama untuk perkiraan konsolidasi.
Nilai-nilai batas keplastikan dan kecairan bersama-sama dengan w_,1; berguna
untuk membuat prakiraan apakah suatu massa tanah kohesif itu bersifat
prakonsolidasi. Karena suatu tanah prakonsolidasi lebih rapat, maka rasio rongganya
lebih kecil pada tanah yang dicetak-ulang untuk pengujian batas Atterberg. Kalau
tanah itu berlokasi di bawah muka air tanah (MAT) dan keadaannya jenuh, maka
dapat diharapkan bahwa rasio rongga yang lebih ke~i~ akan mempunyai ruang air
lebih sedikit dan nilai wN-nya akan lebih kecil. Dari keadaan ini kita dapat
mendeduksi bahwa kalau

Ukuran Butir
Pengujian sebaran ukuran butir dipakai untuk klasifikasi tanah. Suatu
penyaring tanah dipakai untuk memungkinkan drainase air pori di bawah
suatu kemiringan hidrolik dengan erosi bagian-bagian halus tanah yang
dibuat sesedikit mungkin. Seringkali uji ukuran butir dilakukan untuk
menentukan fraksi-fraksi (atau persentase) D8 5 , D60, D 1o

M ETO D E K LA S IFIK A S I TA N A H D A LA M
P ER A N C A N G A N fon d asi
Perekayasa fondasi perlu mengklasifikasikan tanah-tanah tapak yang akan
dipakai sebagai fondasi karena beberapa sebab:
1. Agar mampu menggunakan dasar data buatan orang lain dalam meramal
perilaku/ unsur-kerja fondasi.
2. Guna membina dasar data lokal buatan sendiri mengenai kesuksesannya
(atau kegagalannya). Untuk menyimpan catatan permanen yang dapat
dimengerti orang lain seandainya kelak timbul persoalan dan badan
( organisasi) luar diperlukan untuk menyelidiki perencanaan aslinya.
3.

Agar mampu memberi sumbangan kepada wujud pengetahuan tentang


peristilahan umum lewat makalah-makalah jurnal atau sajian-sajian
konferensi. Bagaimana pun kalau kita akan turut menggunakan sumbangan
orang lain. maka kita seyogyanya memberi sumbangan kepada dasar ilmu
pengetahuan secara umum. dan tidak hanya bertindak sebagai "pengambil".

PERISTILA AN KLASIFIKASITAN AH
Beberapa di antara istilah klasifikasi tanah disajik.an
dalam Tabel2-l dan telah dipakai baik oleh para
perekayasa dan tenaga kerja konstruksi, atau cenderung
untuk berlaku secara lokal. Sebagian kecil istilah/nama ini
akan ditegaskan di sini bagi kemudahan para pembaca.

PEN YELID IKAN , PEN G AM BILAN CO N TO H


BAH AN D AN PEN G U KU RAN TAN AH D I
TEM PAT
Data Yang di perlukan
Penyelidikan kondisi bawah tanah di tempat merupakan
prasyarat bagi perancangan elemen bangunan bawah
(substructure). Selain itu, informasi yang memadai
diperlukan untuk pengkajian kemungkinan (feasibility) dan
ekonomi dari proyek yang diusulkan. Dinas bangunan umum
mungkin memerlukan data tanah bersama dengan
rekomendasi konsultan geoteknik sebelum mengeluarkan izin
bangunan. Hal ini berlaku khususnya jika ada kemungkinan
bahwa proyek tersebut membahayakan kesehatan atau
keselamatan umum atau merusak lingkungan.

M etode Penyelidikan Tanah


Metode penyelidikan bawah tanah yang paling banyak digunakan untuk
tempat yang padat dan kebanyakan penyelidikan lapangan yang diperluas
adalah pemboran lubang ke dalam tanah ntuk mengumpulkan contoh bahan
yang digunakan untuk pengujian visual maupun pengujian laboratorium.
Beberapa prosedur biasanya digunakan untuk membor lubang dan untuk
mendapatkan contoh bahan tanah. Hal ini akan dibicarakan lebih terperinci
kelak.
Pada umumnya kita dapat menggolongkan eksplorasi tapak seperti pada
Tabel 3-1, yaitu tempat cti mana contoh-contoh terganggu maupun yang takterganggu terkumpul. Atas ctasar pemboran pendahuluan (atau pengetahuan
sebelumnya tentang tapak) maka ctiambillah keputusan apakah perancangan
tapak itu akan ctidasarkan kepada informasi tambahan dari pengujian-pengujian
langsung-di-tempat atau akan mengambil contoh "takterganggu" untuk uji
laboratorium - a tau pada kasus-kasus yang biasa, memakai suatu kombinasi
(informasi dan pengujian Iaboratorium).

SAM PLIN G TAN AH (BO R)


Tidak ada kriteria yang pasti untuk menentukan jumlah
titik bor yang representative pada suatu proyek bangunan
. Pada tanah yang memiliki formasi relative homogen , 3
titik pengeboran mungkin suda cukup memadai ; namun
lima titik pengeboran mungkin lebih memadai. Sebagai
pedoman , jarak antara lubang bor satu dengan yang lain
untuk beberapa jenis bangunan dapat di lihat pada table
dibawah

STAN D AR PEN ETRATIO N TEST


SPT telah dipakai dalam kaitan dengan berat satuan,
kerapatan nisbi D,, sudut gesekan dalam t/>, dan
kekuatan kompresi tak terdrainase Qu. Karena sebabsebab yang tercantum dalam pasal-pasal terdahulu maka
nilai kaitan-kaitan tersebut diragukan khususnya

STAN D AR PEN ETRATIO N TEST

KO REKSIN ILAISPT
Skempton (1986) menyarankan persamaan untuk koreksi
N dari lapangan dengan memperhatikan pengaruh
prosedur pengujian, diameter lubang bor dan panjang
batang bor

KO REKSIN ILAIN -SPT

KO REKSIN ILAIN -SPT

CO N E PEN ETRATIO N TEST (CPT)


Cone penetration test (CPT) adalah usaha untuk
mendapatkan besaran tahanan ujung , yaitu kemampuan
tanah untuk menerima desakan torak seluas 10 cm2 dan
tahanan gesek antara tanah dengan selimut /selubung
labung seluas 150 cm2

CO N E PEN ETRATIO N TEST (CPT)


tahap-tahap pengukuran uji kerucut statis (sondir)
adalah sebagai berikut :

Selanjutnya dalam pem bahasan fondasi


diantaraya
1. Uji beban plat (palte load test)
2. Pengujian baling baling lapanagan (FVT)
3. Uji geser lubang bor (BST)
4. Uji dilanometer rata (DMT)
5. Uji pengukur tekanan

D ALAM BAB SELAN JU TN YA D IAN TARAN YA


M EBAH AS
- DAYA DUKUNG fondasi
- PENURUNUNAN fondasi
- MEMPERBAIKI TANAH LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN fondasi
- FAKTOR-FAKTOR UNTUK YANG DI PERTIMBANGKAN DALAM
MEMBUAT fondasi
- PERENCANAAN fondasi TELAPAK SEBAR
- fondasi TELAPAK DAN BALOK KHUSUS DI ATAS fondasi ELASTIS
- fondasi RAKIT

Bab- bab tersebut dibahas dalam kajian yang lebih


dalam mengenai fondasi

referensi
Joseph E.Bowles,P.E.,S.E (1980), Analisis dan desain
fondasi, Erlangga, Jakarta.

SEKIAN
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться