Вы находитесь на странице: 1из 30

CARA MENYUSUN HASIL

DAN PEMBAHASAN

Oleh:
Kelompok 11
1. Annisa Kurniasih
(150341608045)
2. Tristanti Rakhmaningrum (150341603788)

HASIL
BAGIAN INI MERUPAKAN
TAHAP REDUKSI DATA, YAITU
PROSES MEMFOKUSKAN DAN
MENGABSTRAKSIKAN DATA
MENJADI INFORMASI YANG
BERMAKNA

JURNAL / KARYA
ILMIAH

HAS
IL
SKRIPSI / TESIS

HASIL

Penelitia
n
Kuantitat
if
Penelitia
n
Kualitatif

Penelitian Kuantitatif
Hasil penelitian untuk penelitian kualitatif
harus disajikan dalam bentuk daftar (tabel),
grafik, foto/gambar, atau bentuk lain,
ditempatkan dekat dengan pembahasan,
agar pembaca lebih mudah mengikuti
uraian.
Hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk
yang paling jelas: daftar/tabel saja, atau
gambar/grafik saja, dan tidak menggunakan
semua bentuk untuk satu hasil yang sama.

Pembuatan dan penomoran Tabel dan


Gambar mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan
pada lampiran.
b.Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi
kiri dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d.Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g.Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah
dua spasi.

h.

Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan


judul tabel, dengan
ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau
lebih, maka spasi
yang digunakan adalah satu spasi. Baris
terakhir judul terletak dua spasi di atas garis
batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah
baris terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian
pertama menunjukkan nomor bab tempat
tabel itu dimuat, dan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel
itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada
bab itu.

i.

Tabel yang memerlukan kertas yang lebih


besar dari halaman naskah dapat diizinkan,
tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat

2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik,
peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga
garis batas tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar
dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan; sedangkan
untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur
ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak
sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar,
dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi
yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir
judul terletak dua spasi di atas gambar.

2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.


Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut
adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari
halaman naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada
tempat kosong di bawah gambar

Penelitian Kualitatif
Hasil penelitian yang berupa uraian atau
bersifat kualitatif sebaiknya disusun
dengan sistematika yang menunjukkan
urutan pemikiran, sehingga mudah diikuti
pembaca.

Tinjauan
Umum
Objek
Penelitia
n

SKRIPSI/T
ESIS
Hasil Uji
Hipotesi
s

Deskrips
i
Variabel
yang
Diteliti

Tinjauan Umum Objek


Penelitian

Deskripsi Variabel yang


Diteliti

Hasil Uji Hipotesis

PEMBAHAS
AN

Konsep Dasar Pembahasan Hasil Penelitian


Mengapa
perlu
adanya
pembahasa
n?

Hal ini bertujuan untuk:


Untuk memperoleh jawaban dari masalah
penelitian, atau memberikan informasi
bagaimana tujuan dari penelitian yang
dilakukan tercapai.
Memberikan penafsiran-penafsiran dari
temuan yang diperoleh dalam proses
penelitian.
Menghubungkan dan menyatukan antara
temuan penelitian dengan teori-teori yang
telah ada.
Memodifikasi teori yang sudah ada atau
menyusun teori baru
Menjelaskan kesimpulan-kesimpulan lain dan

Apa yang
perlu
dibahas?

1. Mengaitkan dengan tujuan penelitian.


2. Uraian data hasil praktikum.
3. Implikasi data yang diperoleh bagi ilmu
pengetahuan atau pemanfaatannya.
4. Perbandingan antara hasil penelitian
yang diperoleh dengan hasil penelitian
orang lain yang telah dipublikasikan.
5. Faktor kesalahan dan keterbatasan saat
praktikum.
6. Rujukan dicantumkan pada akhir
kalimat atau awal teori yang diambil.

Aspek Teoritis

Aspek
Metodologis

perlu dijelaskan dan dibandingkan


antara premis-premis yang sudah
digunakan untuk membangun
hipotesis dengan kenyataan empiris di
lapangan.
perlu adanya kajian hasil penelitian
yang dipengaruhi oleh kontribusi
langkah-langkah metodologis yang
sudah dilakukan

Pembahasan

Aspek Teoritis

Aspek Metodologis

Tahapan Penulisan Pembahasan


Menampilkan informasi latar belakang
Menampilkan ringkasan hasil penelitian
Memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai
dengan hipotesis
Menghubungkan hasil penelitian dengan teori dan hasil
penelitian terdahulu yang akurat dan relevan
Menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama alasan jika
hasil tersebut tidak sesuai dengan teori dan penelitian
terdahulu
Menjelaskan implikasi data yang diperoleh bagi ilmu
pengetahuan atau pemanfaatannya.
Menjelaskan faktor kesalahan dan keterbatasan yang
dilakukan saat melakukan percobaan

Bila telah tercapai, memberikan penjelasan atas


keutamaan hasil penelitian dalam menjawab
tujuan penelitian
Bila belum tercapai secara keseluruhan atau
sama sekali. Perlu memberikan penjelasan
dengan merujuk pustaka yang relevan.
pembahasan juga perlu dilakukan dengan melihat
ke depan. Melihat ke depan dapat dilakukan
dengan menjelaskan implikasi yang dapat timbul
dari hasil penelitian dan saran yang perlu
diajukan berkaitan dengan implikasi tertentu

Contoh Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh di Rumah Sakit
Umum Daerah Pangkep periode 2007 2010,
menunjukkan dari 12 kematian maternal lebih banyak
terjadi pada umur berisiko tinggi yaitu 10 orang
(83,33%).
Keterkaitan umur dan faktor risiko di jelaskan oleh
Rochjati P (2003), bahwa kurun waktu reproduksi sehat
atau dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah umur 20 sampai 30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di
bawah 20 tahun ternyata dua sampai lima kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada
usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat
kembali sesudah usia sampai 35 tahun.
Usia di bawah 20 tahun pada kehamilan atau
melahirkan sangat mudah memiliki beberapa risiko,
selain itu pada usia ini keadaan alat reproduksi belum
siap menerima kehamilan sehingga akan meningkatkan
keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia dan

Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih rentan


terjadi berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi
dan eklampsia, ini disebabkan oleh karena terjadinya
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan
jalan lahir tidak lentur lagi, selain itu juga diakibatkan
karena tekanan darah yang meningkat seiring
pertambahan usia sehingga dapat berakibat pada
kematian maternal ( Rochjati P, 2003).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Tambunan JN (2007) menunjukkan dari 7 kasus
kematian maternal 5 orang (71,43 %) adalah ibu
dengan faktor risiko usia yakni kurang dari 20 tahun
dan usia lebih besar dari 35 tahun. Sedangkan 2
orang (28,57 %) berada dalam kategori usia dengan
risiko rendah yaitu berada pada usia 20 35 tahun.
Hasil menunjukkan adanya kesesuaian antar hasil
yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan pada
tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya bahwa
risiko tinggi kematian maternal terjadi pada umur ibu

TERIMA
KASIH

Вам также может понравиться