Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama:
Muhamad Ridho (DBD 113 102)
Rudi Cahyono (DBD 113 160)
Albertus Bayu (DBD 113 )
Rijona (DBD 113 )
Definisi Placer
Placermerupakan hasil erosi dari logam primer yang
HAL-HAL YANG
MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN PLACER
KLASIFIKASI PLACER
BERDASARKAN GENESANYA
Berdasarkan keterkaitan placer
dengan teknis eksplorasi dan
penambangannya, Macdonald (1983)
membagi lingkungan pengendapan
placer atas: benua, transisi dan laut;
dimana yang pertama terdiri atas:
sublingkungan eluvial, koluvial,
fluviatil, gurun, dan glasial.
Placerresidual
Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan
terakumulasi langsung di atas batuan sumbernya
(contoh : urat mengandung emas atau kasiterit)
yang telah mengalami pengrusakan/penghancuran
kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan batuan yang
lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk pada
permukaan tanah yang hampir rata, dimana
didalamnya dapat juga ditemukan mineral-mineral
ringan yang tahan reaksi kimia (misal : beryl).
PLACERELUVIAL
Partikel mineral/bijih pembentuk jenis
cebakan ini diendapkan di atas lereng bukit
suatu batuan sumber. Di beberapa daerah
ditemukanplacer eluvial dengan bahanbahan pembentuknya yang bernilai
ekonomis terakumulasi pada kantongkantong (pockets) permukaan batuan dasar.
Placersungai
ataualuvial
Placerpantai
Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai
oleh pemusatan gelombang dan arus air laut di
sepanjang pantai. Placerpantai (beachplacer)
terjadi pada kondisi topografi berbeda yang
disebabkan oleh perubahan muka air laut,
dimana zona optimum pemisahan mineral berat
berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai
terbuka. Konsentrasi partikel mineral/bijih juga
dimungkinkan padaterracehasil bentukan
gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang
dikandung jenis cebakan iniadalah: magnetit,
ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil,
xenotim dan zirkon.
Placer Eoulin
Merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin.
Placer ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir
sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir
diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata
kurang dari 26 cm/tahun. Sedangkan cara transportasi
oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu
secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan
(traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara
melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di
permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi
meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
Pengendapan oleh angin, Jika kekuatan angin yang membawa
material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material
(pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.