Вы находитесь на странице: 1из 19

Kelompok 1

Materi dan
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
SD
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Ahmad Mubarok
Ali Mambaudin
Budi Sulistyio
Daulat Tahta

Modul 1 : Bahasa dan Belajar Bahasa


Kegiatan Belajar 1
Hakikat Bahasa
1. Pengertian bahasa
Secara universal pengertian bahasa ialah suatu
bentuk ungkapan bahasa memiliki beberapa ciri
atau sifat, antara lain :
a. Bahasa itu sebuah sistem
Setiap bahasa mengandung sistem yaitu
sistem bunyi yang dapat ditangkap oleh panca
indra kita. Diberi makna tertentu atau
mewakili makna tertentu, maka tanda itu
disebut lambang.
b. Bahasa itu berwujud lambang
Bahasa adalah suatu sistem lambang dalam

c. Bahasa itu berupa bunyi


Bunyi yang tergolong bahasa adalah bunyi yang dihasilkan
oleh alat uap manusia (ujaran) yang mengandung makna
dan fungsi dalam komunikasi.
d. Bahasa itu bersifat arbitrer
Arbitrer berarti sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak
tepat atau mana suka.
e. Bahasa itu bermakna
Konsep sejenis bunga berwarna putih bentuknya mungil
mempunyai konsep sejenis bunga berwarna bentuknya
mungil mempunyai aroma yang wangi.
f. Bahasa itu bersifat konvensional
Masyarakat pemakai bahasa harus mematuhi konvensi
(kesepakatan) bahwa lambang tertentu digunakan untuk
mewakili konsep tertentu.
g. Bahasa itu bersifat unik
Makna bahasa bersifat unik adalah bahasa itu memiliki ciri
khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya.

h. Bahas itu bersifat universal.


Artinya setiap bahasa memiliki ciri-ciri yang sama
yang oleh setiap bahasa yang ada di dunia.
i. Bahasa itu bersifat produktif
Makna bahasa bersifat produktif adalah meskipun
unsur-unsur bahasa itu berjalan terbatas tetapi
dapat dibuat satuan bahasa yang tidak terbatas.
j. Bahasa itu bervariasi
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang
digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk
keperluan tertentu.
k. Bahasa itu bersifat dinamis
Setiap bahasa mengalami proses perkembangan
dan pertumbuhan.

2. Unsur bahasa
Bentuk bahasa terdiri atas dua unsur yakni unsur
segmental dan unsur suprasegmental. Unsur
segmental terdiri atas fonem, suku kata, morfem, kata
frasa, klausa, kalimat dan wacana.
a. Fonem adalah suatu bahasa yang terkecil dilambangkan
dengan huruf mulai dari A sampai dengan Z ditambah
kh, ng, ny, sy.
b. Morfem/ imbuhan
c. Kata (seluruh kosakata)
d. Frasa (gabungan kata yang menduduki sebuah fungsi
(subyek, obyek, predikat, keterangan)
e. Klausa kelompok kata/bahasa kalimat yang berpotensi
menjadi kalimat
f. Kalimat adalah kelompok kata yang memiliki kesatuan
arti
g. Wacana adalah bagian dari komunikasi berupa dialog
atau paragraf-paragraf.

Unsur suprasegmental berupa


intonasi.
Intonasi meliputi :
Tekanan
Nada
Durasi

Perkembangan Bahasa Indonesia


1. Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari

bahasa Melayu yang ditetapkan pada tahun 1901.


Pada tahun inilah Ch. A. van Ophuijsen membuat
ejaan resmi bahasa Melayu yang dimuat dalam
Kitab Logat Melayu.
2. Sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang

diberi nama Commissie voor de Volkslectuur


(Taman Bacaan Rakyat) didirikan pemerintah pada
tahun 1908. badan penerbit ini berubah menjadi
Balai Pustaka pada tahun 1917. Balai Pustaka ini
menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya
dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok
tanam, penuntun memelihara kesehatan, dll

Perkembangan Bahasa Indonesia


3. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari

beberapa daerah, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, dll.


berkumpul. Peristiwa ini dikenal dengan Sumpah
Pemuda. Salah satu butir dalam Sumpah Pemuda
sangat penting dalam perkembangan bahasa
Indonesia. Pada saat inilah bahasa Indonesia dianggap
sebagai bahasa persatuan.
4. Sebuah angkatan sastrawan muda yang dipelopori

oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, Armijn


Pane, dll. berusaha melawan kebijakan yang dibuat
oleh badan penerbit yang sudah ada, yaitu Balai
Pustaka. Kelompok sastrawan ini dikenal dengan nama
Pujangga Baru. Nama Pujangga Baru berasal dari nama
sebuah majalah yang terbit pada tahun 1933.

Perkembangan Bahasa Indonesia


5. Kongres Bahasa Indonesia I dilakukan di Solo pada

25-28 Juni 1938. Hasil kongres ini secara umum


menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia dilakukan secara
sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia
saat itu.
6. Kemerdekaan Indonesia juga menetapkan bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara. Hal ini


sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang
Dasar RI 1945 Pasal 36. Undang-Undang Dasar
1945 ini ditandatangani sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945 .

Perkembangan Bahasa Indonesia


7. Ejaan bahasa Melayu buatan van Ophuijsen pada

tahun 1901 sudah tidak dipakai dalam kaidah


bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan pada tanggal
19 Maret 1947 telah diresmikan penggunaan
Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai
pengganti Ejaan van Ophuijsen. Jadi, ejaan van
Ophuijsen sudah berlaku selama 46 tahun sebelum
diganti Ejaan Republik.
8. Pada tahun 1953 Kamus Bahasa Indonesia yang

pertama diterbitkan. Kamus ini dibuat oleh


Poerwadarminto. Dalam kamus itu tercatat jumlah
lema (kata) dalam bahasa Indonesia mencapai
23.000.

Perkembangan Bahasa Indonesia


9

Kongres Bahasa Indonesia II dilaksanakan pada 28


Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan. Hasil kongres
mengamanatkan untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat
sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai
bahasa negara.

10 Melalui pidato kenegaraan H. M. Soeharto selaku

Presiden Republik Indonesia di hadapan sidang DPR


pada tanggal 16 Agustus 1972, Ejaan Republik yang
dikenal juga sebagai Ejaan Soewandi diganti dengan
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
Selain itu, peresmian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57
tahun 1972.

Perkembangan Bahasa Indonesia


11. Pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 31 Agustus

1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Pada tahun 1976 Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa

Indonesia dan terdapat 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu


23 tahun hanya terdapat 1.000 penambahan kata baru.
13. Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada

tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1978. Kongres ini


bersamaan dengan 50 tahun Sumpah Pemuda. Selain
memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
bahasa Indonesia, hasil kongres ini juga memantapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia


14. Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan dalam rangka

memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Kongres


Bahasa Indonesia IV dilaksanakan di Jakarta pada 2126
November 1983. Hasil kongres menyebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih
ditingkatkan. Semua warga negara Indonesia agar
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
15. Kongres Bahasa Indonesia V dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus

pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta


tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam,
Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres
ini dilakukan di Jakarta pada 28 Oktober s.d. 3 November
1988. Kongres ini juga mempersembahkan karya besar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berupa Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia


16. Kongres Bahasa Indonesia VI dilaksanakan pada 28

Oktober s.d. 2 November 1993. Kongres ini pun tetap


dilaksanakan di ibukota, Jakarta dan belum pernah
dilaksanakan di daerah-daerah yang lain. Hasil kongres
mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa statusnya ditingkatkan menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia. Selain itu, juga mengusulkan agar UndangUndang Bahasa Indonesia disusun.
17. Kongres Bahasa Indonesia VII dilaksanakan 26-30

Oktober 1998 masih di Jakarta. Hasil kongres


mengusulkan agar dibentuk Badan Pertimbangan
Bahasa. Badan ini memiliki anggota dari tokoh
masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian
terhadap bahasa dan sastra.

Perkembangan Bahasa Indonesia


18. Kongres Bahasa Indonesia VIII dilaksanakan 1417
Oktober 2003 di Jakarta. Banyaknya negara yang
membuka studi mengenai Indonesia mendorong
panitia mengagendakan pembuatan bahan ajar
pelajaran Bahasa Indonesia untuk para penutur asing.
Hal ini dibuktikan dengan adanya 35 negara yang
telah memiliki pusat studi tentang Indonesia di
perguruan tinggi. Agar para penutur asing itu harus
bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
dibutuhkan pedoman buku ajar.
Selian itu, akan dikembangkan Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI tidak hanya
ditujukan bagi para warga asing yang akan bekerja di
Indonesia, tetapi juga warga Indonesia sendiri.

Perkembangan Bahasa Indonesia


19. Kongres Bahasa Indonesia IX dilaksanakan
pada 2831 Okober 2008 di Jakarta.
Hasil kongres ini menyatakan bahwa bentukbentuk pemakaian bahasa Indonesia yang
diajarkan di sekolah adalah bentuk-bentuk
pemakaian bahasa dari variasi bahasa baku.
Bentukan bahasa dari berbagai variasi,
misalnya berdasarkan dialek geografi, dialek
sosial, register (digunakan oleh profesi
tertentu, misalnya dokter, pengacara, dsb.)
dapat diperoleh siswa dalam berbagai
pemakaian bahasa di masyarakat.

USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA


INDONESIA
Ejaan-ejaan ini bahasa Indonesia mengalami beberapa usaha

untuk penyempurnaan. Perkembangan ejaan ini diawali dari cikal


bakal ejaan bahasa Indonesia yang berasal dari Kitab Logat
Melayu, yaitu ejaan van Ophuijsen hingga Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van
Ophuijsen merupakan tokoh yang telah merancang ejaan ini. Van
Ophuijsen tidak sendirian, ia dibantu oleh Engku Nawawi Gelar
Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim . Usaha ini
tidaklah sia-sia karena ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901. Ciriciri dari ejaan ini, yaitu
huruf j, misalnya jang, pajah, sajang, dsb.
huruf oe, misalkan goeroe, itoe, oemoer, dsb.
tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, misalkan
mamoer, akal, ta, pa, dinamai, dsb.

USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA


INDONESIA
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini dipilih pemerintah Indonesia di masa-masa awal
kemerdekaan untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen.
Ejaan ini resmi menggantikan ejaan Van Ophuijsen pada
tanggal 19 Maret 1947. Karena berdekatan dengan
proklamasi, ejaan ini disebut Ejaan Republik. Penamaan ini
sekaligus menunjukkan semangat kemerdekaan yang baru
berumur hamper dua tahun. Ciri-ciri ejaan ini yaitu
huruf oe diganti dengan u, misalkan guru, itu, umur, dsb.
bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, misalkan
tak, pak, rakjat, dsb.
kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, misalkan kanak2,
ber-jalan2, ke-barat2-an
awalan di- dan kata depan di ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya, misalkan dipasar, dipukul, dibaca

USAHA PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA


INDONESIA
3.

Ejaan Melindo
Melindo merupakan kepanjangan dari MelayuIndonesia. Ejaan
Melindo ini dikenal pada akhir tahun 1959. Peresmian ejaan ini
batal karena faktor perkembangan politik pada tahun-tahun
berikutnya. Ejaan dengan nama MelayuIndonesia ini tentu
tidak hanya berkaitan dengan Republik Indonesia, melainkan juga
dengan negeri tetangga kawasan Melayu, seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan bahasa Indonesia yang hingga kini masih berlaku adalah
ejaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Lebih dari 30 tahun
ejaan ini dipertahankan. Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu
almarhum Presiden Soeharto. Peresmian ini dikuatkan dengan
Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972
5. EYD berdasarkan Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009.

Вам также может понравиться