Вы находитесь на странице: 1из 21

Kimia Fisika

Koloid
(2)
Oleh
Sri Sukadarti

Larutan adalah campuran homogen dimana


tidak tejadi pengendapan zat terlaut dan zat
terlarut ada dalam bentuk ion-ion atau
molekul-molekul kecil. Contoh, NaCl dan gula
membentuk larutan sejati dalam air.
Suspensi terbentuk bila padatan halus seperti
pasir ditambahkan ke dalam air dan akan
terjadi pengendapan. Partikel-partikel pasir
masih kelihatan dan akan mengendap secara
perlahan-lahan.
Koloid merupakan keadaan intermediet antara
larutan dan suspensi
Koloid adalah dispersi partikel-partikel satu
substansi (fasa terdispersi) dalam substansi
lainnya (medium perdispersi atau fasa
kontinu).

Kabut (fog) adalah contoh koloid yang terdiri


dari titik-titik air yang amat kecil(fasa
terdispersi) dalam udara (fasa kontinu,
pendispersi).
LLarutan
- 1 Fase

Koloid
- 1(2) Fase

Suspensi
-2 Fase

- Jernih
-Homogen

- Keruh
- Antara homogen
dan heterogen
Diameter partikel
1nm< d< 100 nm

-Keruh
- Heterogen

-Diameter
partikel < 1
nm
- Tidak dpt
disaring

-Dapat disaring
dengan penyaring
ultra

Diameter
partikel
> 100 nm
-Dapat disaring
dg penyaring
biasa

Jenis-jenis koloid
Koloid merupakan sistem campuran yang metastabil ,
dalam koloid ada dua fase yaitu :
- Fase terdispersi : Zat yang terlarut.
- Fase pendispersi /fase kontinyu : Zat yang melarutkan
( solven)
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Emulsi (fase terdispersi cair)


a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium
pendispersi padat Contoh: Jelly, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium
pendispersi cair Contoh: susu, mayonais,
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium
pendispersi gas Contoh: hairspray dan obat
nyamuk
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium
pendispersi padat (aerosol)
Contoh: Batu apung, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium
pendispersi cair (aerosol)
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Sifat-sifat koloid sol


1. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid
yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak
acak/
tidak beraturan). Dengan mikroskop ultra dapat dilihat
bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak
membentuk
zigzag. Gerak Brown terjadi pada pendispersi gas dan
cair.
- Semakin kecil ukuran partikel semakin cepat gerak
Brown
-. Semakin tinggi suhunya semakin besar gerak
Brown.

3. Adsorpsi koloid
Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk
mengadsor
psi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel
netral atau bermuatan (kation atau anion) karena
mempunyai permukaan yang sangat luas. Contoh :
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya
menyerap ion S2.
4. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid.
Semua partikel koloid memiliki muatan sejenis (positif
dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar
partikel koloid.

Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan


kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keselu
ruhan bersifat netral.
Cara partikel koloid mendapatkan muatan listrik.
-Proses adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari
fase pendispersinya. Partikel sol Fe(OH)3 kemampuan untuk
mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga
bermuatan positif.
-Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses
ionisasi gugus-gugus yang ada pada permukaan partikel
koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/
deterjen

-Koloid protein adalah jenis koloid sol yang


mempunyai
gugus yang bersifat asam (-COOH) dan basa (NH2). Kedua
gugus ini dapat terionisasi dan memberikan
muatan pada
molekul protein. Pada pH rendah , gugus NH2
akan
menerima proton dan membentuk gugus NH3+.
Pada pH tinggi, gugus COOH akan
mendonorkan proton
dan membentuk gugus COO-. Pada pH
tertentu (

Koloid sabun dan deterjen


Pada sabun dan deterjen terdapat surfaktan yang
merupakan garam karboksilat dengan rumus R-COONa+.
Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non polar.
Gugus R- atau ekor non-polar tidak larut dalam air
(Hidrophobi) sehingga akan terorientasi ke pusat.
Sedang gugus COO- karena ionik bersifat hidrofilik
( senang dengan air) .
Koloid hidrofilik: koloid yang memiliki daya tarik kuat
antara fasa terdispersi dan fasa kontinunya (air).
Koloid hidrofobik: koloid yang memiliki daya tarik
lemah antara fasa terdispersi dan fasa kontinu (air).
Koloid jenis ini umumnya tidak stabil, dalam waktu yang
cukup lama, fasa terdispersi bergabung dan akhirnya
mengendap.

Kestabilan koloid
Terdapat beberapa gaya pada sistem koloid yang menen
tukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut :
Gaya pertama ialah gaya tarik menarik yang dikenal
dengan gaya London Van der Waals. Gaya ini
menyebabkan partikel partikel koloid berkumpul
membentuk agregat dan akhirnya mengendap.
Gaya kedua ialah gaya tolak menolak. Gaya tolak menolak
tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.
Gaya ketiga ialah gaya tarik menarik antara partikel koloid
dengan medium pendispersinya gaya ini dapat
menyebabkan terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya
ini juga dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid secara
keseluruhan
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah
muatan permukaan koloid.

Lapisan bermuatan ganda


Pada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai
muatan
yang sejenis yang didapatkannya dari ion yang
diadsorpsi
dari medium pendispersinya. Apabila dalam
larutan ditambahkan larutan yang berbeda muatan dengan
system
koloid, maka sistem koloid itu akan menarik
muatan yang
berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan
ganda.
Adanya lapisan ini menyebabkan secara
keseluruhan bersifat netral.

Elektroforesis
Yaitu, pergerakan partikel partikel koloid dalam medan
listrik ke masing masing elektrode. Prinsip kerja ini
digunakan untuk menangkap debu/logam dalam udara
buangan industri dengan alat Cottrell.
Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan
membentuk endapan, berarti zat terdispersi tidak lagi
membentuk koloid.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
- Mekanik : yaitu dengan cara pemanasan, pendinginan,
pengadukan .

- Kimia. Dengan penambahan elektrolit (asam,


basa, atau garam). Contoh: susu + asam >
menggumpal
air kotor + tawas > menggumpal
Pemurnian koloid sol
1. Dialisis
Pemisahan koloid dari zat-zat lain dengan
membran
semipermeabel . Contoh : pencucian darah
2. Elektrodialisis
adalah proses dialisis di bawah pengaruh medan
listrik. Cara
kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui
dua layer

Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti
kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu
besar
dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Perlu
penyaring ultra yang berpori lebih kecil , misal
membran.
EMULSI
Emulsi merupakan jenis koloid dimana fase
terdispersinya
merupakan zat cair. berdasarkan medium
pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:
- Emulsi gas (aerosol cair), contoh : hairspray, obat
nyamuk semprot

Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang
tercampur, tetapi tidak dapat saling
melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar
&zat cair non-polar. Contoh : Susu cair

adalah
partikel minyak yang terdispersi dalam
air .
Beberapa sifat emulsi yang penting:
- Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak oleh
pemanasan, proses sentrifugasi,
pendinginan, penambahan elektrolit, dan

- Emulsi Padat atau Gel


Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat
padat,
dapat juga dianggap sebagai hasil bentukkan dari
penggumpalan sebagian sol cair.
Ada dua bentuk gel : Gel elastis dan gel non elastis.
Karena ikatan partikel pada rantai sol cair adalah
adalah gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat,
sehingga gel ini bersifat elastis. Contoh : gelatin
Gel non-elastis
Karena ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang
cukup kuat, maka gel ini dapat bersifat non-elastis
Contoh : Silica gel ( dibuat dari HCl pkt + Na.Silikat)

Beberapa sifat gel yang penting adalah:


- Hidrasi
Gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat
diubah
kembali ke bentuk awalanya, tetapi gel elastis
yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis
dengan
menambahkan zat cair.
- Menggembung (swelling)
Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan
menyerap air
apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga
volum gel
akan bertambah dan menggembung.

Tiksotropi
Beberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol
cair apabila diberi agitasi atau diaduk
KOLOID BUIH
Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi
gas dan medium pendisperasi zat cair atau zat
padat.
Contoh buih cair: - Buih hasil kocokan putih
telur
Beberapa sifat buih cair yang penting:
Struktur buih cair dapat berubah dengan
waktu, karena:
- pemisahan medium pendispersi (zat cair) ,
karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh
berbeda,

Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari:


-Industri makanan : Pembuatan mentega ,
susu , santan
- Kebutuhan rumah tangga : sabun, deterjen,
cat
- Kosmetika : pasta gigi, hairspray, krim
- Lingkungan : penjernihan air
- Pertanian : pestisida
Soal :
- Mengapa deterjen dapat membersihkan
pakaian kotor ?
- Bagaimana mengendapkan kotoran dalam air
kotor yang berupa koloid dengan tawas ?

Вам также может понравиться