Вы находитесь на странице: 1из 22

MANAJEMEN MUTU

Manajemen dan Keamanan Fasilitas


Prodi S1 Keperawatan Reguler
Jakarta, 2015

1. Florencia Irene

6. Hilda Agustina

2. Fuji Arti

7. Iga Sukanti

3. Gina Khoirunisa Sarta

8. Juni Andriati

4. Hardiani Ambarwati

9. Kharisma Azizah

5. Henny Kurniati

10. Leicha Lintaryanti

Standar management dan keamanan


fasilitas berdasarkan akreditasi

GAMBARAN UMUM
Organisasi pelayanan kesehatan berperan menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan
suportif bagi pasien, keluarganya, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas fisik,
medis, peralatan lainnya, dan sumber daya manusianya harus dikelola secara efektif. Manajemen
yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pengawasan multidisiplin sebagai berikut:
1) Pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan sedemikian rupa
sehingga
2) dapat mendukung pelayanan klinis yang disediakan secara aman dan efektif.
3) Semua staf diberi penyuluhan mengenai fasilitas, bagaimana cara mengurangi risiko, dan
bagaimana cara
4) untuk memantau dan melaporkan situasi-situasi yang berisiko.
5) Suatu kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem penting dan mengidentifikasi
6) perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Kepemimpinan dan Perencanaan


MKF 1 Rumah sakit mematuhi undang-undang, peraturan, dan persyaratan
inspeksi fasilitas yang relevan.

Maksud dan tujuan

Yang menjadi pertimbangan pertama bagi setiap fasilitas fisik adalah undangundang, peraturan, dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan fasilitas
tersebut. Persyaratan tersebut dapat berbeda-beda, tergantung pada usia dan
lokasi fasilitas serta faktor-faktor. Bila rumah sakit dianggap tidak memenuhi
syarat, pemimpinanlah yang bertanggung jawab merencanakan dan memenuhi
persyaratan tersebut dalam kurun waktu yang ditentukan.

MKF 2 Rumah sakit menyusun dan mengurus rencana tertulis yang menggambarkan proses untuk mengelola
resiko yang bisa timbul bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staff.

Maksud dan tujuan :


Perencanaan diperlukan untuk mengelola risiko-risiko di lingkungan perawatan pasien dan tempat kerja staf. Rumah
sakit menyusun satu rencana induk atau beberapa rencana terpisah yang meliputi sebagai berikut:

Keselamatan dan Keamanan


Keselamatan, Sejauh mana bangunan, wilayah, dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko
bagi pasien, staf, atau pengunjung. Keamanan, Perlindungan terhadap kerugian, kerusakan, gangguan, atau
akses atau penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.

Bahan berbahaya
Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan radioaktif dan lainnya dikendalikan, dan limbah berbahaya
ditangani secara aman.

Keadaan Darurat
Respons pada wabah, bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan berjalan efektif.

Penanganan Kebakaran
Properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap.

Peralatan medis
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa dengan cara yang mengurangi risiko.

Sistem utilitas : Listrik, air dan sistem utilitas lainnya dipelihara untuk mengurangi risiko kegagalan operasi.

MKF

Perencanaan

dan

pelaksanaan

program

untuk

mengelola risiko-risiko dalam lingkungan perawatan diawasi oleh


satu atau lebih individu yang memiliki kualifikasi untuk hal
tersebut.

MKF 3.1 : Suatu program pemantauan menyediakan data


insiden, cedera, dan kejadian-kejadian lain yang mendukung
perencanaan dan pengurangan risiko lebih lanjut.

Maksud dan Tujuan MKF 3 dan MKF 3.1


Program manajemen risiko lingkungan/fasilitas di suatu rumah sakit besar ataupun kecil
perlu dipimpin dan diawasi oleh satu orang atau lebih. Dalam rumah sakit kecil,
seseorang dapat ditunjuk untuk bekerja paruh waktu. Dalam rumah sakit yang lebih
besar, dapat saja beberapa teknisi atau individu yang terlatih khusus lainnya yang
ditugasi. Program pengawasan meliputi :
Perencanaan semua aspek program
Pelaksanaan program
Edukasi staf
Pengujian dan pemantauan program
Secara berkala menilai ulang dan merevisi program
Penyerahan laporan tahunan kepada badan pemerintahan mengenai efektivitas
program dan
Pengorganisasian dan pengelolaan yang konsisten dan terus-menerus.

Keselamatan dan Keamanan


MKF 4 Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan suatu program untuk
menciptakan lingkungan fisik yang aman dan terlindung.
o MKF 4.1 Rumah sakit menginspeksi semua bangunan perawatan pasien dan

memiliki rencana untuk mengurangi risiko yang sudah jelas dan menciptakan
fasilitas fisik yang aman bagi pasien, keluarga pasien, staf dan pengunjung.
o MKF 4.2 Rumah sakit merencanakan dan menganggarkan peningkatan atau

penggantian sistem-sistem utama, bangunan, atau komponen-komponen


berdasarkan pemeriksaan fasilitas dan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan.

Maksud dan Tujuan :


Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyusun Rencana Perbaikan Fasilitas (Facility
Improvement Plan), yang mencakup inspeksi menyeluruh terhadap fasilitas. Semuanya
dicatat dari perabot rusak yang tajam yang dapat melukai orang hingga lokasi-lokasi
yang memungkinkan orang terjebak saat kebakaran atau situasi di mana tak ada lagi
area aman yang dapat terpantau. Inspeksi berkala ini didokumentasikan dan digunakan
untuk membantu merencanakan dan melaksanakan perbaikan; juga membantu dalam
penyusunan anggaran perbaikan atau penggantian fasilitas jangka panjang. Setelah itu,
dengan pemahaman atas segala risiko yang ada di fasilitas fisiknya, rumah sakit dapat
menyusun rencana proaktif untuk menekan risiko-risiko tersebut demi pasien, keluarga
pasien, staf dan pengunjung.

Bahan-bahan Berbahaya
MKF 5 Rumah sakit memiliki rencana untuk inventarisasi, penanganan,
penyimpanan,

dan

penggunaan

bahan-bahan

berbahaya

serta

pengendalian dan pembuangan bahan-bahan dan limbah berbahaya.

Maksud dan Tujuan :


Rumah sakit mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan-bahan
dan limbah berbahaya sesuai rencana. Bahan-bahan dan limbah semacam
itu meliputi bahan-bahan kimia, kemoterapi, bahan-bahan dan limbah
radioaktif, gas dan uap berbahaya, serta limbah medis dan menular lainnya.

Kesiapan Menangani Bencana


MKF 6 Rumah sakit menyusun dan menjalankan rencana dan program
pengelolaan keadaan darurat untuk merespons keadaan darurat, epidemi,
bencana alam dan lainnya yang mungkin terjadi di masyarakat.
o MKF 6.1 Rumah sakit menguji responsnya terhadap keadaan darurat,

epidemik dan bencana.

Maksud dan Tujuan :


Keadaan darurat, epidemik dan bencana dalam masyarakat dapat melibatkan
rumah sakit secara langsung, seperti kerusakan pada area perawatan pasien
sebagai akibat gempa atau flu yang membuat staf tidak dapat datang bekerja.

PENANGANAN KEBAKARAN
MKF 7 Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk memastikan bahwa
semua penghuni gedung selamat dari bahaya api, asap, atau keadaan darurat lainnya dalam
fasilitasnya.
o MKF 7.1 Rencana tersebut meliputi pencegahan, deteksi dini, perubahan, pengurangan
bahaya kebakaran, dan penyediaan jalan keluar yang aman dari fasilitas sebagai respons
terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
o MKF 7.2 Rumah sakit menguji secara berkala rencana penanganan kebakaran dan asap,
termasuk semua alat yang berkaitan dengan deteksi dini dan pembatasan, dan
mendokumentasikan hasil-hasil ujinya.
o MKF7.3 Rumah sakit menyusun dan melaksanakan rencana untuk membatasi kegiatan
merokok bagi staf dan pasien hanya di luar wilayah perawatan pasien.

a) Mencegah kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan


dan penanganan bahan-bahan

berpotensi mudah terbakar secara

aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar, seperti oksigen.


b) Menangani bahaya yang terkait dengan konstruksi apa pun di atau
yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien.
c) Menyediakan jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi apabila
MKF 7
terjadi kebakaran.
sampai
MKF 7.2 d) Menyediakan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap,
alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols) dan
e) Menyediakan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan
kimia pemadam api (chemical

suppressants), atau sistem sprinkler.

a) Berlaku bagi semua pasien, keluarga, staf dan pengunjung dan


MKF 7.3

b) Melarang merokok di fasilitas rumah sakit atau membatasi merokok


secara minimal di luar wilayah perawatan pasien yang berventilasi ke
arah luar.

PERALATAN MEDIS
MKF 8 Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan
program

untuk

menginspeksi, menguji, dan memelihara

peralatan medis dan mendokumentasikan hasil-hasilnya.


o MKF.8.1 Rumah sakit mengumpulkan data pemantauan
untuk program pengelolaan

peralatan medis. Data tersebut

digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang


rumah sakit dalam meningkatkan atau mengganti peralatan.
o MKF 8.2 Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali
produk / peralatan.

a) Menginventarisasi peralatan medis.


b) Secara berkala menginspeksi peralatan medis.
MKF 8
Dan
MKF
8.1

c) Menguji peralatan medis sesuai kegunaan dan persyaratannya dan


d) Melakukan pemeliharaan preventif.

Rumah sakit memiliki proses untuk mengidentifikasi, mendapatkan


kembali, dan mengembalikan atau menghancurkan produk dan
peralatan yang ditarik dari peredaran oleh produsen atau pemasok.
MKF
8.2

Terdapat kebijakan atau prosedur yang membahas penggunaan produk


atau peralatan yang ditarik dari peredaran.

SISTEM UTILITAS
MKF 9 Air minum dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
seminggu, melalui sumber biasa atau alternatif, untuk memenuhi
kebutuhan penting perawatan pasien.
o MKF 9.1 Rumah sakit memiliki proses darurat untuk melindungi
penghuni jika terjadi gangguan, kontaminasi, atau kerusakan pada
sistem air dan listrik.
o MKF 9.2 Rumah sakit menguji sistem air dan listrik darurat secara
berkala sesuai dengan sistem tersebut dan mendokumentasikan
hasil-hasilnya.

Perawatan pasien, baik rutin maupun mendesak, disediakan selama 24 jam sehari, setiap
hari dalam seminggu dalam organisasi pelayanan kesehatan. Dengan demikian, sumber air
MKF 9

bersih dan daya listrik yang tidak terganggu sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
perawatan pasien. Sumber-sumber reguler dan alternatif dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
a)

Mengidentifikasi peralatan, sistem dan lokasi mana saja yang paling berisiko bagi pasien
dan staf

(misalnya, rumah sakit mengidentifikasi di mana dibutuhkan penerangan,

pendinginan,

penunjang

kehidupan,

dan

air

bersih

untuk

membersihkan

dan

mensterilisasi perlengkapan).
MKF 9.1

b)

Mengases dan meminimalkan risiko kegagalan sistem utilitas pada area-area tersebut.

c)

Merencanakan sumber-sumber listrik dan air bersih darurat bagi area-area dan
kebutuhan-kebutuhan tersebut.

dan MKF
9.2

d)

Menguji ketersediaan dan keandalan sumber listrik dan air darurat.

e)

Mendokumentasikan hasil-hasil ujian dan

f)

Memastikan bahwa pengujian sumber-sumber alternatif air dan listrik dilakukan


setidaknya setahun sekali atau lebih jika diatur oleh undang-undang, peraturan lokal atau
kondisi sumber listrik dan air.

MKF 10 Listrik, air, pembuangan, ventilasi, gas medis, dan sistem


utama lainnya secara berkala diinspeksi, dipelihara dan bila perlu
ditingkatkan.
o MKF 10.1 Ada individu atau lembaga yang ditunjuk untuk
memantau mutu air secara teratur.
o MKF 10.2 Rumah sakit mengumpulkan data pemantauan untuk
program manajemen sistem utilitas. Data tersebut digunakan
untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang rumah sakit
dalam meningkatkan atau mengganti sistem utilitas.

Maksud dan Tujuan MKF 10 sampai MKF 10.2

Pengoperasian utilitas dan sistem utama lainnya secara aman, efektif dan efisien di rumah
sakit merupakan hal yang penting bagi keselamatan pasien, keluarga pasien, staf, dan
pengunjung. Hal ini juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien. Mutu air
dapat berubah mendadak akibat banyak hal, beberapa di antaranya dapat berasal dari luar
rumah sakit, seperti pemutusan jalur suplai ke rumah sakit atau kontaminasi sumber air kota.
Mutu air juga merupakan faktor penting dalam proses perawatan klinis, seperti dialisis ginjal
kronis. Dengan demikian, rumah sakit menetapkan proses untuk memantau mutu air secara
berkala, termasuk pengujian biologis air yang digunakan dalam dialysis ginjal kronis secara
teratur. Frekuensi pemantauan sebagian didasarkan pada pengalaman sebelumnya dengan
masalah mutu air. Pemantauan dapat dilakukan oleh individu yang ditunjuk rumah sakit,
seperti misalnya staf laboratorium klinis, atau oleh badan kesehatan masyarakat atau
lembaga pengendalian air di luar rumah sakit yang dinilai kompeten untuk melakukan
pengujian tersebut. Rumah sakit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengujian
dilaksanakan sebagaimana harusnya.

PENDIDIKAN STAF
MKF 11 Rumah sakit mengedukasi dan melatih semua anggota staf mengenai
peran mereka dalam penyediaan fasilitas perawatan pasien yang aman dan efektif.
o MKF 11.1 Anggota staf dilatih dan berpengetahuan mengenai peran mereka
dalam rencana rumah sakit untuk menangani kebakaran, keamanan, bahanbahan berbahaya dan keadaan darurat.
o MKF 11.2 Staf dilatih untuk mengoperasikan dan menjaga peralatan medis dan
sistem utilitas.
o MKF 11.3 Rumah sakit melakukan uji pengetahuan staf secara berkala melalui
demonstrasi, simulasi, dan metode lainnya yang sesuai. Ujian ini kemudian
didokumentasikan.

Maksud dan Tujuan MKF 11 sampai MKF 11.3

Staf rumah sakit merupakan sumber kontak utama dengan pasien, keluarga pasien dan
pengunjung. Dengan demikian, mereka perlu dibekali edukasi dan dilatih untuk menjalankan
peran mereka dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko, melindungi orang lain dan diri
mereka sendiri, serta menciptakan fasilitas yang aman dan terlindung. Tiap rumah sakit harus
memutuskan jenis dan tingkat pelatihan bagi stafnya, kemudian melaksanakan dan
mendokumentasikan program pelatihan dan edukasi ini. Program tersebut dapat berupa edukasi
per kelompok, materi edukasi dalam bentuk cetakan, orientasi bagi staf baru, atau mekanisme
lainnya yang memenuhi kebutuhan rumah sakit. Program tersebut meliputi instruksi mengenai
proses pelaporan potensi risiko, pelaporan insiden dan cedera, serta penanganan bahan-bahan
berbahaya dan bahan-bahan lainnya yang berisiko bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Staf
yang bertanggung jawab untuk kegiatan kerja dan pemeliharaan peralatan medis menerima
pelatihan khusus. Pelatihan tersebut dapat berasal dari rumah sakit, dari produsen peralatan,
atau sumber lain yang memiliki pengetahuan.

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться