Вы находитесь на странице: 1из 61

PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI

TKP 492114 2016/2017

I. PENDAHULUAN
A. PENGGOLONGAN SUMBERDAYA MINERAL

KULIAH KE 01

B. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM


C. MINERAL LOGAM
D. PROSES NILAI TAMBAH

TAHAPAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN


PROSPEKTING
EKSPLORASI
Kadar ...?
STUDI KELAYAKAN (Evaluasi)

Tidak Ekonomis

Ekonomis

Arsip

PERENCANAAN TAMBANG
.. ?
.
de
o
t
Me

TAMBANG TERBUKA
TAMBANG BAWAH TANAH

PEKERJAAN PERSIAPAN
PENAMBANGAN
PENGOLAHAN
PEMURNIAN (Smelter)
PEMASARAN

BEBERAPA ISTILAH UU No 4 Thn 2009


Pertambangan,
Adalah, Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Mineral,
Adalah, Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik
dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
Adalah, Bahan anorganik homogen yang terbentuk secara alami dan seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya serta
memiliki struktur kristal dan karakteristik yang tercermin dalam bentuk
dan sifat fisiknya.
IUP (Izin Usaha Pertambangan),
Adalah
izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.

Eksplorasi,
Adalah,
informasi
sebaran,
informasi

Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh


secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Studi Kelayakan,
Adalah,
Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis
mengenai dampak lingkungan serta perencanaan
Pasca Tambang.
Penambangan,
Adalah,
Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi
mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
Pengolahan dan Pemurnian,
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral
dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh
mineral ikutan.

Penjualan,
Adalah,
pertambangan

Kegiatan usaha pertambangan


mineral atau batubara.

untuk

menjual

hasil

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),


Adalah,
Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha
dan/atau kegiatan.
Reklamasi,
Adalah,
pertambangan
lingkungan dan

Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha


untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Pasca Tambang (Kegiatan Pasca Tambang),


Adalah,
Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan
fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di
seluruh
wilayah penambangan.

Pertambangan Mineral,
Adalah, Pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di
luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Mineral Logam.
Adalah, Mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap
logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik.
Batuan,
Adalah,

Massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive)
maupun lepas (loose).

Konsentrat,
Adalah, Produk konsentrasi yang kaya akan mineral berharga sebagai hasil
pemisahan dari pengolahan mineral bijih.
Bijih,
Adalah,

Kumpulan mineral yang mengandung satu logam atau lebih yang


dapat diolah secara menguntungkan.

Nilai Tambah,
Adalah, Pertambahan nilai mineral sebagai hasil dari proses pengolahan dan
atau pemurnian terhadap mineral.
Peningkatan Nilai Tambah,
Adalah, Peningkatan nilai mineral melalui kegiatan pengolahan dan atau
pemurnian sehingga menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan
budaya.
Produk Samping,
Adalah, Produk pertambangan selain produk utama pertambangan yang
merupakan sampingan dari proses pengolahan dan pemurnian yang
memiliki nilai ekonomis.
Terak,
Adalah,

Material sisa dari proses peleburan atau pemurnian logam yang


terapung pada permukaan logam cair yang terbentuk dari campuran
imbuh, pengotor bijih/logam, abu bahan bakar dan bahan pelapis
tanur.

Alumina,
Yaitu,
Bahan penting dalam seluruh lempung, dengan rumus Al2O3, yang
menentukan kelayakannya dalam bata api dan dinding tanur; Senyawa
oksida aluminium satu-satunya (Al2O3) yang biasanya diperoleh dari
pengolahan bijih aluminium (bauksit).

Aluminium,
Yaitu,
Logam ringan berwarna putih keperakan dengan simbol kimia
Al, berat jenis 2,70; aluminium biasanya dihasilkan dari
pengolahan bijih bauksit.
Aluminium Silikat,
Yaitu,
Senyawa antara logam aluminium dengan silikat (asam silisik)
yang terdapat di alam seperti pada mineral Kaolinit
[Al4(OH8).Si4O10], dan Nefelin [KNa3(AlSiO4)4).

A. PENGGOLONGAN SUMBERDAYA MINERAL


1. Menurut Pemanfaatannya
Sumberdaya Mineral dan Energi dapat dikelompokkan atas tiga golongan,
yaitu,
a. Bahan galian Logam / Bijih (Ore),
Adalah,
Merupakan bahan galian yang bila diolah dengan
teknologi tertentu
akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya,
Contoh,
Timah, Besi, Tembaga, Nikel, Emas, Perak, Seng, dll,
b. Bahan galian Energi,
Adalah,
Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk
energi,
Contoh,
Batubara dan Minyak Bumi,
c. Bahan galian Industri (Non-logam),
Adalah,
Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk
industri,
Contoh,
Asbes, Aspal, Bentonit, Batugamping, Dolomit,
Diatomae, Gipsum, Halit, Talk, Kaolin, Zeolit, Tras.

2. Menurut UU No.11 tahun 1967,


Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam UndangUndang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan,
yaitu,
a. Golongan Bahan Galian Strategis (Golongan A), berarti strategis
untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara;
b. Golongan Bahan Galian Vital (Golongan B), berarti dapat
menjamin hajat hidup orang banyak;
c. Golongan Bahan Galian Yang tidak termasuk dalam Golongan A
atau B. berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran
yang bersifat internasional.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada, yaitu,
. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (ganesa);
. Penggunaan bahan galian bagi industri;
. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
. Penyebaran pembangunan di Daerah

a. Golongan bahan galian yang strategis adalah, yaitu,


. Minyak Bumi, Bitumen Cair, Lilin Bumi, Gas Alam;
. Bitumen Padat, Aspal;
. Antrasit, Batubara, Batubara Muda;
. Uranium, Radium, Thorium Dan Bahan-bahan Galian Radioaktip
Lainnya;
. Nikel, Kobalt;
. Timah.
b. Golongan bahan galian yang vital adalah, yaitu,
. Besi, Mangan, Molibden, Khrom, Wolfram, Vanadium, Titan;
. Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng;
. Emas, Platina, Perak, Air Raksa, Intan;
. Arsin, Antimon, Bismut;
. Yttrium, Rhutenium, Cerium Dan Logam-logam Langka Lainnya;
. Berillium, Korundum, Zirkon, Kristal Kwarsa;
. Kriolit, Fluorpar, Barit;
. Yodium, Brom, Khlor, Belerang;

c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B,


yaitu,
. Nitrat-nitrat, Pospat-pospat, Garam Batu (Halite);
. Asbes, Talk, Mika, Grafit, Magnesit;
. Yarosit, Leusit, Tawas (Alum), Oker;
. Batu Permata, Batu Setengah Permata;
. Pasir Kwarsa, Kaolin, Feldspar, Gips, Bentonit;
. Batu Apung, Tras, Obsidian, Perlit, Tanah Diatome, Tanah Serap
(Fullers Earth);
. Marmer, Batu Tulis;
. Batu Kapur, Dolomit, Kalsit;
. Granit, Andesit, Basal, Trakhit, Tanah Liat, dan Pasir sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b
dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

3. Menurut UU RI No 4 Tahun 2009,


Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara,
BAB VI - USAHA PERTAMBANGAN Pasal 34,
Ayat (1),
Usaha pertambangan dikelompokkan atas:
a. Pertambangan Mineral; dan
b. Pertambangan Batubara.
Ayat (2),
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
digolongkan atas,
c. Pertambangan Mineral Radioaktif,
d. Pertambangan Mineral Logam,
e. Pertambangan Mineral Bukan Logam; dan
f. Pertambangan Batuan,
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
. Batubara.

Pertambangan Mineral dan/atau Batubara Dikelola Ber-AZAS-kan, yaitu,


Manfaat, Keadilan, dan Keseimbangan,
Keberpihakan Kepada Kepentingan Bangsa,
Partisipatif, Transparansi, dan Akuntabilitas,
Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan,
TUJUAN pengelolaan mineral dan batubara adalah,
Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing,
Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup,
Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri,
Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional,
Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar- besar kesejahteraan rakyat; dan
Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.

PP RI No 23 TAHUN 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara,
Pasal 2,
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara ditujukan
untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
Ayat 1,
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang,
a. Mineral Radioaktif,
b. Mineral Logam,
c. Mineral Bukan Logam,
d. Batuan,
e. Batubara.
Keterangan masing-masing komoditas tambang tersebut adalah,
f. Mineral radioaktif meliputi,
1. Radium,
2. Thorium,
3. Uranium,
4. Monasit, dan
5. Bahan galian radioaktif lainnya;

b. Mineral logam,
1. Litium,
2. Berilium,
3. Magnesium,
4. Kalium,
5. Kalsium,
6. Emas,
7. Tembaga,
8. Perak,
9. Timbal,
10. Seng,
11. Timah,
12. Nikel,
13. Mangaan,
14. Platina,
15. Bismuth,
16. Molibdenum,
17. Bauksit,
18. Air raksa,
19. Wolfram,
20. Titanium,

21. Barit,
22. Vanadium,
23. Kromit,
24. Antimoni,
25. Kobalt,
26. Tantalum,
27. Cadmium,
28. Galium,
29. Indium,
30. Yitrium,
31. Magnetit,
32. Besi,
33. Galena,
34. Alumina,
35. Niobium,
36. Zirkonium,
37. Ilmenit,
38. Khrom,
39. Erbium,
40. Ytterbium,

41. Dysprosium,
42. Thorium,
43. Cesium,
44. Lanthanum,
45. Niobium (Radium),
46. Neodymium,
47. Hafnium,
48. Scandium,
49. Aluminium,
50. Palladium,
51. Rhodium,
52. Osmium,
53. Ruthenium,
54. Iridium,
55. Selenium,
56. Telluride,
57. Stronium,
58. Germanium, dan
59. Zenotin;

c. Mineral bukan logam meliputi,


01. Intan,
02. Korundum, 03. Grafit,
04. Pasir Kuarsa
05. Arsen, 06. Fluorspar,
07. Kriolit,
08. Yodium,
09. Brom,
10. Klor, 11. Belerang, 12. Fosfat,
13. Halit,
14. Asbes, 15. Talk, 16. Mika,
17. Magnesit,
18. Yarosit, 19. Oker,
20. Fluorit,
21. Ball Clay,22. Fire Clay, 23. Zeolit,
24. Kaolin,
25. Feldspar, 26. Bentonit, 27. Gipsum, 28. Dolomit,
29. Kalsit,
30. Rijang, 31. Pirofilit, 32. Kuarsit,
33. Zirkon, 34. Wolastonit, 35. Tawas, 36. Batu Kuarsa,
37. Perlit,
38. Garam Batu, 39. Clay, Dan40.Batu Gamping
untuk Semen;

d. Batuan meliputi,
01. Pumice, 02. Tras, 03. Toseki, 04.Obsidian,
05. Marmer, 06. Perlit,
07. Onik,
08. Tanah diatome,
09. Slate,
10. Granit, 11. Granodiorit, 12. Andesit,
13. Gabro, 14. Peridotit, 15. Basalt, 16. Trakhit,
17. Leusit, 18. Tanah liat,
19. Tanah urug, 20. Batu apung,
21. Opal,
22. Kalsedon,
23. Chert,
24. Kristal kuarsa,
25. Jasper, 26. Krisoprase, 27. Gamet, 28. Kayu terkersikan, 29. Giok, 30.
Agat,
31. Diorit,
32. Topas,
33. Batu gunung quarry besar, 34. Kerikil galian dari bukit,
35. Kerikil sungai,
36. Kerikil sungai ayak tanpa pasir,
37. Batu kali,
38. Pasir urug,
39. Pasir pasang,
40. Kerikil berpasir alami (sirtu),
41. Batu gamping,
42. Urukan tanah setempat,
43. Tanah merah (laterit), 44. Bahan timbunan pilihan (tanah),
45. Tanah serap (fullers earth), 46. Pasir laut, dan
47. Pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral
bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan; dan
e. Batubara meliputi Bitumen padat, Batuan aspal, Batubara, dan Gambut.

B. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM


Mineral,
Adalah, Merupakan suatu sumberdaya mineral yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia yang tetap, dan dapat berupa unsur tunggal atau
persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya terbentuk dari bahan
anorganik, homogen, dapat berupa gas, padat, dan atau cair.
Proses pembentukan mineral ini harus berasal dari alam, bukan dari hasil
laboratorium, misalnya di alam zat dengan komposisi SiO2 adalah mineral Kuarsa,
sedangkan apabila dibuat secara kimia, maka namanya adalah Silisium dioksida.
Mineral logam,
Adalah, Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya, dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Logam
Adalah,

Unsur yang jumlahnya cukup banyak di bumi ini, jenis-jenis logam


memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing, sampai saat ini terdapat
65 jenis logam yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya sedikit
yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.

Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 jenis, baik yang
berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari Alloy (campuran dari dua buah logam
atau lebih dan zat lainnya).
Perbedaan Mineral Logam & Non-logam
Mineral Logam
Adalah, Bahan tambang yang berwujud bijih (dapat menghantarkan listrik) atau
mineral yang mengandung unsur logam.
Atau,
Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya. Dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Contoh, Bijih Besi, Nikel, Emas, Tembaga, Timah, Bijih Bauksit dll.
Jenisnya, 1. Logam Murni
2. Logam Campuran
Mineral Non logam,
Adalah, kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara
maupun mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan listrik).
Contoh, Batu Kapur, Belerang, Pasir, Kaolin, Asbes, Mika, Tanah Liat, Intan dll.

Perbedaan Mineral Logam dan Non Logam


Mineral logam,
Dapat menghantarkan listrik,
Memerlukan proses yang panjang untuk mencari atau ditemukan,
Pengusahaannnya membutuhkan modal yang besar,
Memerlukan teknologi yang modern atau cukup rumit,
Membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
Sangat cocok digunakan untuk mendorong pertumbuhan investasi asing
atau dalam negeri
Mineral non logam,
Tidak dapat menghantarkan listrik,
Mudah dicari atau ditemukan,
Pengusahaannnya tidak membutuhkan modal yang besar,
Teknologinya tidak rumit,
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
Sangat cocok digunakan untuk mendorong perekonomian rakyat.

Logam Murni dan Logam Campuran,


Logam Murni,
Adalah, Logam yang digunakan dalam kondisi murni tanpa campuran dan hanya
terdiri dari satu jenis atom.
Contoh, Emas murni, Timah murni, Tembaga murni, Seng murni dan Aluminium
murni.
Gunanya, - Kaleng Minuman menggunakan Aluminium murni,
- Kabel Listrik menggunakan Tembaga murni
Logam murni biasanya memiliki kadar kemurnian 99,9%, titik lebur tinggi,
merupakan penghantar listrik yang baik, dan memiliki daya tahan terhadap karat.
Logam murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang
diinginkan.
Logam non ferro dapat digunakan dalam kondisi murni, seperti Platina, Emas dan
Perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya
ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga
dapat digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal, ketiga
jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses, laboratorium, dan keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.

Logam Campuran (Logam Paduan atau Alloy),


Adalah, Logam yang penggunaannya dalam kondisi tidak murni atau dipakai
dalam kondisi dicampur yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang
merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur
satu sama lain dalam keadaan cair.
Contoh, Campuran Tembaga, Timah dan Seng pada pembuatan kapal, biasanya
bahan campuran ini lebih tahan menghadapi proses perubahan atau
korosi.
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni
karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan
dan kemudahan sebagai material pabrikasi seperti kekerasan pada logam
paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat
diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangi, titik lebur dapat diturunkan atau
dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.
Sifat-sifat logam paduan ini tidak dimiliki logam murni sehingga logam murni
dapat ditambahkan unsur logam lainnya untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan
dari sifat-sifat tersebut seperti sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih
baik.
Logam paduan merupakan kombinasi dari dua atau lebih larutan atau senyawa,
dan paling tidak salah satunya adalah logam dan akan menghasilkan suatu
Logam baru yang memiliki sifat-sifat tertentu.

Klassifikasi Mineral Logam


Klasifikasi mineral logam merupakan proses penggolongan mineral logam
berdasarkan ciriciri atau karakteristik yang ada pada mineral tersebut. karena setiap
mineral logam mempunyai karakteristik yang berbedabeda. Pada klasifikasi
mineral logam, banyak terdapat halhal yang harus diamati, antara lain,
Sifat umum,
Genesa,
Komposisi kimia,
Cara penambangan,
Tempat terdapatnya, dan
Manfaatannya.
Komoditas mineral logam dapat diklassifasikan berdasarkan beberapa pertimbangan
(belum ada ketentuan yang pasti), tetapi secara garis besar mineral logam dapat
diklassifikasi berdasarkan, yaitu,
a. Klassifikasi Klasik,
b. Klasisifikasi berdasarkan unsur logamnya,
c. Klassifikasi berdasarkan manfaatnya.

a. Klassifikasi Klasik,
1. Precious Metals (Logam Mulia),
.Emas,
.Perak,
.Platina,
.Air Raksa.
2. Ferrous Metals (Logam Besi),
.Besi,
.Nikel,
.Mangaan,
.Crom,
.Wolfram,
.Molibdenit.
3. Non Ferrous Metals (Logam bukan Besi),
.Timah Putih,
.Bauksit,
.Tembaga,
.Timah Hitam,
.Seng,
.Bismut
.Antimon,
.Titan.

b. Klassifikasi Berdasarkan Unsur logamnya,


3. Logam radioaktif
1. Logam besi
. Khrom (Cr),
4. Logam mulia,
. Kobalt (Co),
. Emas (Au),
. Besi (Fe),
. Perak (Ag),
. Mangan (Mn),
. Platina (Pt).
. Molibdenum (Mo),
5. Logam ringan,
. Nikel (Ni),
. Alumunium (Al)
. Wolfram (W).
. Titanium (Ti),
2. Logam dasar,
. Antinom (Sb),
. Bismut (B),
. Tembaga (Cu),
. Timbal (Pb),
. Seng (Zn),
. Air raksa (Hg),
. Timah putih (Sn).

c. Klassifikasi Bahan Galian Logam berdasarkan cara Pemanfaatan


1. Komoditas Mineral Logam Besi dan Panduan Besi,
Yaitu, Logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya,
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Fe, Mn, Mo, Cr, Co, Ni,
W, V.
2. Komoditas Mineral Logam Dasar,
Yaitu,
Logam yang umum terdapat, secara kimia logam dasar
merupakan logam yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi
dengan HCl membentuk hidrogen. Logam ini biasa disebut logam
aktif.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Cu, Pb, Zn, Sb, Bi, Hg, Sn.
3. Komoditas Mineral Logam Muia,
Yaitu,
Logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak
dibutuhkan, Jenis logam ini disebut logam mulia karena tahan
terhadap korosi maupun oksidasi.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Au, Ag, Pt.
4. Komoditas Mineral Logam Ringan dan Logam Langka/Jarang.
Yaitu,
Logam yang secara relatif ditemukan dalam jumlah sedikit dan
tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan
terkonsentrasi dalam jumlah banyak.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Al, Be, Li, Mg, Ti, Ta, Nb,
Cd, Ga, In, Y, Th, Zr, U, Re.

NO

MINERAL LOGAM

UNSUR

SENYAWA

GOL/MINERAL

Radio aktif
1

Radium,

Ra

RA

Torium,

Th

RA

Uranium,

RA

Monasit,

Logam Ce

(Ce,La,Di)PO4

RA

Mineral logam
1

Litium,

Li

LR

Berilium,

Be

LR

Kalium,

LR

Magnesium,

Mg

LR

Kalsium,

Ca

Emas (Aurum),

Au

LM

Tembaga (Cuprum),

Cu

LD

Perak (Argentum),

Ag

LM

Timbal (Plumbum),

LD

NO

MINERAL LOGAM

12

Nikel,

Ni

LB

13

Mangaan,

Mn

LB

14

Platina,

Pt

LM

15

Bismuth,

Bi

LD

16

Molibden (um),

Mo

LB

17

Bauksit,

18

Air Raksa (Hydrargyrum),

Hg

LD

19

Wolfram (Tungsten),

LB

20

Titanium,

Ti

LR

21

Barit (Barium),

Ba

22

Vanadium,

23

Kromit,

24

Antimon (Stibium),
Kobalt,

UNSUR

Logam Al

SENYAWA

(Al2O(OH)4)

Sb

LR

LB

V
Logam Cr

GOL/MINERAL

FeCr2O4

LB
LD
LB

NO

MINERAL LOGAM

28

Galium,

Ga

LR

29

Indium,

In

LR

30

Yttrium (Itrium)

LR

31

Magnetit,

32

Besi (Ferrum),

33

Galena,

Logam Pb

PbS

LD

34

Alumina,

Logam Al

Al2O3

LR

35

Niobium,

Nb

LR

36

Zirkonium,

Zr

LR

37

Ilmenit,

38

Krom,

Cr

39

Erbium,

Er

40

Ytterbium (Iterbium),

Yb

Dysprosium (Disprosium),

UNSUR

Logam Fe

SENYAWA

Fe3O4

LB
LB

Fe

Logam Ti

GOL/MINERAL

FeTiO2

LB
LB

NO

MINERAL LOGAM

44

Lanthanum,

La

45

Radium (Radio-aktif),

Ra

46

Neodymium,

Nd

47

Hafnium,

Hf

48

Scandium,

Sc

49

Aluminium,

Al

50

Palladium,

Pd

51

Rhodium,

Rh

52

Osmium,

Os

53

Ruthenium,

Ru

54

Iridium,

Ir

55

Selenium,

Se

56

Telluride,

Te

Stronium (Strontium),

UNSUR

SENYAWA

GOL/MINERAL

Idem No 35 (Niobium)

LR

Contoh-contoh Bahan Galian Logam


No

LOGAM BESI (LB)

LOGAM DASAR (LD)

LOGAM RINGAN (LR)

LOGAM MULIIA (LM)

Besi

Fe

Air Raksa

Hg

Emas

Au

Aluminium

Al

21

Osmium

Os

Ilmenit

Fe

Antimoni

Sb

Perak

Ag

Alumina

Al

22

Paladium

Pd

Kobalt

Co

Bismuth

Platina

Pt

Barit

Ba

23

Radium

Ra

Krom

Cr

Galena

Pb

Bauksit

Al

24

Rodium

Rh

Kromit

Cr

Seng

Zn

Berillium

Be

25

Rutenium

Ru

Magnetit

Fe

Timbal

Pb

Disprosium

Dy

26

Skandium

Sc

Managn

Mn

Timah

Sn

Erbium

Er

27

Selenium

Se

Molibdenun

Mo

Tembaga

Cu

Galium

Ga

28

Sesium

Cs

Nikel

Ni

Germaium

Ge

29

Strontium

Sr

10

Wolfram

Hafnium

Hf

30

Tantalum

Ta

11

Vanadium

Indium

In

31

Telluride

Te

12

Iridium

Ir

32

Tantanium

Ti

13

Kadmium

Cd

33

Torium

Th

14

Kalium

34

Xenotin

15

Kalsium

Ca

35

Ytterbium

Yb

Beberapa Catatan,
Logam Dasar & Logam Mulia satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk
urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan. Khusus untuk Emas selain
terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga bisa terdapat
sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau
tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif.
Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia
khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunung api dan populer disebut
Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi
kriteria-kriteria pembentukkannya.
Logam Tanah Jarang biasanya dikenal sebagai Logam Ringan atau Logam
Jarang (Rare Earth Elements, unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71),
Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain-lain.
Kegunaan unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti
barang elektronik, katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas
dan lain-lain.

C. MINERAL LOGAM
Logam atau Metal (bahasa Yunani Metallon) menurut ilmu Kimia,
Adalah, sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan
logam serta bersifat penghantar listrik dan panas yang baik;
Contoh, Besi, Timah, Tembaga, Emas dan Perak.
Logam pada umumnya mudah ditempa dan liat serta Logam diekstrak dari
bijihnya.
Sifat-sifat logam
Sifat kimia,
Logam biasanya cenderung untuk membentuk Kation dengan menghilangkan
Elektronnya, kemudian berreaksi dengan Oksigen di udara untuk membentuk
Oksida basa (2 Ca + O2

2 CaO)
Sifat fisika,
Yaitu,
Konduktivitas listrik, konduktivitas termal, massa jenis,
tingkat
kekerasan, dan titik lebur.
Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada non-logam,
perbedaannya sangat besar, mulai dari Litium sebagai logam dengan massa
jenis paling kecil sampai Osmium sebagai logam dengan massa jenis paling
besar.

Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik.


o Atom-atom dari berbagai unsur umumnya tidak stabil (kecuali gas mulia)
dalam kondisi normal. Agar stabil, atom mengalami berbagai perubahan
kimia yang mempengaruhi jumlah elektronnya. Misalnya, suatu atom
dapat melepas atau menangkap elektron atau berbagi elektron untuk
mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil.
o Ketika hal ini terjadi, unsur cenderung bergabung dengan unsur-unsur
lainnya. Unsur kimia yang saling bergabung ini kemudian membentuk
senyawa kimia, proses pembentukan ion disebut ionisasi.
o Anion bermuatan negatif (Ion bermuatan negatif), sedangkan kation
bermuatan positif (ion bermuatan positif).
o Anion terbentuk dengan menangkap satu atau lebih elektron, kation
terbentuk dengan melepas satu atau lebih elektron.
o Anion terutama berasal dari unsur non logam, kation terutama berasal dar
unsur logam.
o Anion tertarik pada medan listrik positif, kation tertarik pada medan listrik
negatif.

Beberapa Istilah Logam,


Logam alkali,
Yaitu,
Logam dari kelompok IA pada system periodik seperti Litium, Natrium,
Kalium, Rubidium, Sesium dan Fransium yang merupakan
pembentuk hidroksida alkali yang kuat.
Logam Beharga (Logam Mulia),
Yaitu,
Kelompok logam atau paduannya yang tahan terhadap korosi dan
oksidasi, misalnya Au, Ag, dan Pt.
Logam bukan Besi (Logam Non-besi),
Yaitu,
Logam-logam kecuali Besi, misalnya Aluminium, Tembaga, Nikel,
Kobal, dan lain-lain.
Logam Dasar,
Yaitu,
Logam yang secara kimiawi lebih aktif dari pada Emas, Perak dan
Platina, kebalikan dari logam mulia.
Logam Leleh,
Yaitu,
Logam yang dipanaskan sampai berubah menjadi cair (fluida).

Logam Berat,
Adalah, Unsur logam yang mempunyai Massa Jenis lebih besar dari 5 g/cm3
atau berat molekulnya tinggi, dalam kadar rendah logam berat pada
umumnya sudah beracun bagi mahluk hidup (manusia dan hewan)
dan tumbuhan.
Contoh, Cd, Hg, Pb, Fe, Co, Zn, dan Ni, dimana Cd, Hg, dan Pb pada
tingkatan tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
Senyawa logam berat banyak digunakan untuk kegiatan industri sebagai
bahan baku, katalisator maupun sebagai additive. Limbah yang mengandung
logam berat ini akan terbawa oleh sungai dan karenanya limbah industri
merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi pencemaran
laut.
Dalam perairan, logam-logam ditemukan dalam bentuk,
Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam yang membentuk kompleks
dengan senyawa organik dan anorganik.
Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kompleks metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan
tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang
terakumulasi
Kondisi perairan yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan
berpengaruh nyata terhadap ekosistem perairan baik perairan darat maupun
perairan laut.

Jenis-jenis Logam Paduan (Alloy),


1. Amalgam,
Adalah, Campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah
Merkuri atau Air Raksa.
. Amalgam dapat berbentuk padat maupun cair tergantung jumlah air raksa
yang digunakan.
. Amalgam umumnya digunakan untuk menambal gigi yang berlubang dan
dapat juga digunakan sebagai pelapis cermin.
. Perak, timah putih, seng, dan emas merupakan jenis logam yang biasa
digunakan sebagai campuran di dalam amalgam.
. Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan
membentuk amalgam (AuHg). Merkuri atau raksa digunakan sebagai bahan
utama karena kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk
logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam,

2. Kuningan (Brass),
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan Seng dengan kandungan
tembaga antara 60-96%.
. Manfaatanya sangat banyak, yaitu untuk barang-barang hiasan, sekrup, alatalat musik, dan paku-paku kecil.
. Dalam perdagangan dikenal 3 jenis bentuk kuningan, yaitu,
. Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%,
. Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%,
. Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%.
. Ada 2 Jenis komposisi Kuningan, perbedaannya terletak pada struktur mikro
logam kuningan (kekuatan dan keuletan), yaitu,
. Alpha Brass atau Yellow Brass (unsur Seng tidak lebih dari 36%),
komposisi Cu dan Zn = 70 % : 30 %.
. Alpha-Betha Brass (unsur Seng lebih dari 36%).
. Alpha Brass, digunakan dalam teknik antara lain untuk tube (pipa) catriges
(selongsong/selubung) dan disebut juga Yellow Brass.

3. Perunggu (Bronze),
Adalah, Campuran antara Tembaga dengan unsur kimia/logam lainnya yang
biasanya dengan Timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain
seperti Mangan, Alumunium, atau Silikon.
. Sifat-sifat Perunggu antara lain,
. Keras, tahan korosi dan mudah dibentuk,
. Titik leburnya beragam, tergantung dengan perbandingan komponen
penyusunnya, umumnya titik lebur 950 C,
. Tidak dapat ditarik magnet tetapi jika dalam pembuatannya diberi unsur
besi atau nikel maka juga dapat ditarik magnet,
. Perunggu ini lebih kuat dari pada logam tembaga, dan
. Perunggu juga tahan terhadap korosi akibat air laut,
. Selain dengan timah logam lain yang dapat dicampurkan juga yaitu,
. Dengan Mangan (Mn) disebut Manganeze Bronze,
. Dengan Aluminium (Al) disebut Aluminium Bronze,
. Dengan silikon (Si) disebut Silikone Bronze,
. Dengan Timah (Sn) disebut Tin Bronze,
Pada umumnya, didalam perunggu terkandung logam Tembaga sebesar 88%
dan Timah atau logam lainnya sebesar 12%.

Manfaat Perunggu antara lain,


untuk membuat uang logam yang bernilai rendah,
Secara luas digunakan dalam industri,
Banyak digunakan sebagai kincir kapal dan bagian lain dari kapal yang
berhubungan dengan air laut,
Untuk pembuatan prasasti, alat musik gong dan alat gamelan, serta
digunakan untuk membuat medali.
Perunggu digunakan secara luas dalam industri (peralatan, senjata dan
material bangunan) dan sangat penting pada masa lampau, bahkan pernah
suatu masa disebut sebagai Zaman Perunggu.
Dengan Aluminium (Al) disebut Aluminium Bronze, komposisi Cu : Sn : Al =
80 % : 10 % : 10 %,
Dengan silikon (Si) disebut Silikone Bronze, Komposisi Cu : Sn : Si = 80 % :
15 % : 5 %, banyak digunakan untuk membuat rol berbentuk batangan, fungsi
Si untuk membuat daya tahan terhadap asam
Dengan Timah (Sn) disebut Tin Bronze, komposisi Cu : Sn = 80 % : 20 %,
banyak digunakan sebagai senjata, patung dan lonceng.

4. Solder (Patri),
Adalah, Campuran antara Timah dan Timbal yang memiliki titik lebur yang
rendah dan digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam
barang-barang elektronik.
Adalah, Merupakan alat bantu untuk merakit atau membongkar rangkaian
elektronika pada papan PCB.
. Solder mengubah energi listrik menjadi energi panas. Solder banyak jenis dan
beragam bentuknya,
. Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan
kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau
terputus agar dapat tersambung kembali.
5. Kupro-nikel,
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan nikel yang digunakan untuk
membuat uang logam berwarna perak.

6. Stainless Steel (Baja Tahan Karat),


Adalah, Campuran antara logam Besi dengan logam Kromium, dimana
kandungan Kromium sebesar 10,5 % untuk mencegah proses korosi
(pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida Kromium, lapisan oksida inilah
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum).
. Stainless steel ini banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan alatalat dapur seperti kompor, sendok, wajan, panic dan sebagai bahan dalam
pembuatan pagar.
7. Duralumin (Logam Dural),
Adalah, Campuran antara logam Aluminium (Al) dengan Logam Tembaga (4%)
ditambah sedikit Si, Fe dan magnesium (Mg).
. Logam Dural (Al-Cu), dimana jika komposisi Cu 4,5% dan Mg 1,5%, fungsi
logam Mg akan memperkuat paduan Al-Cu tetapi menyebabkan lebih sulit
dibentuk.
. Logam Dural digunakan untuk membuat paku keling, mur atau baut, bagianbagian dari pesawat terbang, velg roda mobil.
. Logam dural (Al-Cu) ditambah dengan 2% Nikel dipakai untuk komponen
yang bekerja pada temperatur tinggi, misalnya piston, cylinder head motor
bakar.

8. Baja,
Adalah,
.

.
.

Campuran amtara Logam Besi dengan Karbon yang memiliki sifat


tahan karat dan banyak digunakan di bidang industri dan kontruksi.
Baja (Besi Hitam) biasanya digunakan sebagai komponen utama pada mesin,
rangka mobil, kapal, kereta, perkakas, senjata, dan sebagai rangka
bangunan.
Baja merupakan logam paduan antara logam besi (Fe) sebagai bahan utama
dengan karbon (C) sekitar 0,2 % hingga 2,1 %.
Selain Karbon, dalam baja juga terkandung Mangan (Mn), Fosfor (P), Sulfur
(S), Silicon (Si), dan sebagian kecil Oksigen (O), Nitrogen (N), serta
Alumunium (Al).
Peningkatan kualitas baja biasanya dilakukan dengan penambahan Nikel (Ni),
Krom (Cr), Molybdenum (Mo), Boron (B), Titanium (Ti), Vanadium (V), dan
Niobium (Nb).
Fungsi unsur karbon dalam baja adalah sebagai bahan pengeras dan
meningkatkan kekuatan tariknya sehingga dapat mencegah pergeseran atomatom dalam logam baja. Hal ini disebabkan karena karbon dapat mengisi
ruang kosong antar atom besi pada ikatan logam sehingga lebih rapat dan
keras.

9. Baja Ringan (Galvanum),


Adalah, Merupakan logam baja tipis yang dilapisi oleh campuran logam yang
terdiri atas alumunium (Al) sebanyak 55%, seng (Zn) sebanyak 43%,
dan silicon (Si) sebanyak 1,6%.
. Digunakan sebagai atap rumah material galvanum lebih ramah lingkungan,
anti karat, dan memiliki ketahanan sangat tinggi.
10. Monel,
Adalah,

Campuran antara logam Nikel (Ni = 67%) dengan logam Tembaga (Cu
= 28%) dan ditambah lagi dengan logam lain ferro, Mn, dan Si.

. Penggunaan logam Monel banyak untuk industri kimia, bahan makanan


dikarenakan sifat tahan korosinya yang sangat baik di samping sifat kekuatan
dan keuletannya dan tahan temperatur tinggi.
. Logam monel dapat bertahan sifat fisis dan mekanisnya sampai temperatur
kerja 750C.

11. Baja Putih (Babbit),


Adalah, Paduan logam berwarna putih dengan unsur utama timah putih atau
timbal (timah hitam) dan sejumlah kecil antimon, tembaga dan logam
lain,
. Babbit digunakan untuk bantalan poros atau untuk pelapisan pada sebuah
komponen mekanik pada sebuah mesin.
. Dengan sifatnya yang keras dan tahan akan keausan akibat gesekan
membuat logam ini banyak di gunakan pada permukaan bearring atau
permukaan yang membutuhkan tingkat rotasi atau gesekan pada
permukaannya (dalam dunia mekanik).
. Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy
atau ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam
(lead, Pb), Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu),
. Logam paduan ini ditemukan oleh ISAAC BABBIT di USA (pada tahun 1839).
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing
(bantalan) adalah bagian mesin yang berfungsi meneruskan atau
memindahkan beban antara dua permukaan yang saling bergesekan.

D. PROSES NILAI TAMBAH


Pembangunan nasional yang terus berlanjut di berbagai sektor, telah mendorong
sektor industri (manufaktur), termasuk industri pengguna mineral (logam dan
non-logam) maupun batubara, tumbuh sesuai dengan dinamika pembangunan
itu sendiri. Tidak mengherankan jika kebutuhan, khususnya kebutuhan berbagai
jenis mineral logam, terus meningkat. Namun sayangnya, banyak dipasok dari
luar negeri (Impor).
Sebuah ironi pun terjadi di Indonesia yang memiliki sumberdaya mineral yang
cukup besar di dunia dan sebagai penghasil berbagai jenis mineral terkemuka.
Indonesia menempati posisi sebagai produsen tingkat dunia (Data statistik
Ekonomi dan Moneter, BI, 2006)
Kedua untuk komoditas Timah,
Keempat untuk komoditas Tembaga,
Kelima untuk komoditas Nikel,
Ketujuh untuk komoditas Emas,
Di satu sisi Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor mineral (dalam
bentuk bahan mentah), akan tetapi di sisi lain menjalankan peran pula sebagai
negara pengimpor mineral (dalam bentuk bahan setengah jadi maupun bahan
jadi). Dari data statistik ekspor maupun impor, dari tahun ke tahun tidak kunjung
menurun atau bahkan cenderung meningkat, baik dari segi jumlah maupun
nilainya.

Angka Ekspor berbagai komoditi mineral dan batubara yang tinggi


secara umum memang telah berdampak positif pada penyerapan
tenaga kerja, penerimaan negara, dan lain-lain.
Angka Impor yang juga tidak kalah tinggi, telah berdampak negatif, jika
dihitung pasti lebih besar dari dampak positif yang diperoleh.
Aktivitas Ekspor komoditi dalam bentuk material kasar, bongkahan atau
mentah (raw materials) telah menghasilkan devisa bagi negara, tetapi
mengimpor komoditi dalam bentuk bahan setengah jadi atau bahan jadi
juga menyedot devisa dari menjual komoditi yang diekspor. Bukan tidak
mungkin lebih besar daripada sekedar memperoleh devisa dari menjual
komoditi yang diekspor.
Harga komoditi yang diimpor lebih mahal daripada yang diekspor, yang
notabene komoditi tersebut juga berasal dari lndonesia.
Dalam bahasa yang berbeda, negara pengolah bahan tambang
memperoleh nilai tambah dari bahan tambang yang diimpor dari
lndonesia, dan mampu mengembangkan industri pengolahan beserta
efek ganda (multiplier effects) atas keberadaan industri pengolahan
tersebut.

Amanat dari salah satu pasal pada UU no.4/2009 tentang


Pertambangan Mineral dan Batubara yang diimplementasikan oleh
Permen ESDM No.7/2012, perlu dilakukan peningkatan nilai Tambah
mineral dengan tujuan agar kegiatan pertambangan di Indonesia
memiliki rantai yang panjang, dan tidak sekedar menjual bahan tambang
mentah, yang mengakibatkan terjadinya deplesi dan pengurasan
terhadap sumberdaya mineral di Indonesia.
Faktor-faktor penghambat yang berperan dalam added value mineral
logam tersebut diantaranya,
Sumber energi,
Infrastruktur yang minim, dan
Kurangnya modal bagi pengusaha tambang skala kecil dan
menengah.
Solusi yang diharapkan pemerintah harus memberi insentif bagi para
pengusaha yang siap Mendirikan Smelter di wilayah pertambagan
Indonesia.
Nilai Tambah (Added Value) Mineral Logam
Adalah, Pertambahan Nilai atau harga suatu mineral logam yang terjadi
akibat upaya peningkatan kualitas, sehingga mineral tersebut
menjadi Komoditas yang diperlukan untuk industri hilir.

Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara telah dimandatkan
oleh pemerintah dalam beberapa ketentuan, yaitu,
UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102
dan pasal 103.
Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
Kemudian direvisi menjadi PP No.24/ 2012.
Kemudian diperjelas lagi dengan diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012
pada bulan Februari 2012 lalu,
Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian, maka pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan
peningkatan nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya.
Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di bidang
pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan selambatlambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang berjalan (existing)
setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada tahun 2014.

Upaya peningkatan kualitas mineral logam disebut Proses Nilai


Tambah yang dapat dilakukan mulai dari usaha eksplorasi,
penambangan, pengolahan, pemurnian dan pengangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pertambahan nilai tambah
mineral logam meliputi, yaitu,
Potensi sumberdaya mineral,
Effisiensi dan jenis teknologi yang dipakai,
Pengangkutan dan Infrastruktur antara lokasi potensi sumberdaya
mineral, Proses nilai tambah dan Pasar.
Kualitas produk yang diperoleh, dan
Panjang-pendeknya proses nilai tambah.
Nilai Tambah dapat terwujud dalam bentuk Finansial, Ekonomi,
PDB, Lapangan kerja dan Ketahanan mineral.
Upaya Peningkatan Nilai Tambah melalui proses Pengolahan dan
Pemurnian hasil tambang (baik yang dilakukan satu tahap maupun
berberapa tahap) yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
komoditas sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih
tinggi dari sebelumnya, serta aktivias yang ditimbulkan akan
memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan sosial baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Beberapa komoditas mineral logam telah diolah menjadi produk akhir yang
dapat digunakan langsung sebagai bahan baku industri adalah Bijih Timah,
Bijih Nikel dan Bijih Tembaga,
Beberapa contoh sektor industri menggunakan produk akhir logam hasil
olahan,
Industri Kesehatan,
Industri Manufaktur,
Industri Mesin dan Logam Dasar,
Industri Pertahanan.
Aktivitas kegiatan pengolahan dan pemurnian dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan yaitu,
Memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam jumlah besar;
Untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi logam di dalam negeri;
Teknologi pengolahan dan/atau pemurnian sudah pada tahap teruji;
Produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai bahan baku industri
kimia dan pupuk dalam negeri;
Produk akhir sampingan hasil pengolahan dan/atau pemurnian untuk bahan
baku industri kimia dan pupuk dalam negeri;
Sebagai bahan baku industri strategis dalam negeri yang berbasis mineral;
Memberikan efek ganda baik secara ekonomi dan negara; dan/atau
Untuk meningkatkan penerimaan negara.

Peningkatan nilai tambah (PNT) produk pertambangan sangat penting


mengingat selama ini peran produk Indonesia hanya sebagai produsen
atau penjual bahan galian tambang tanpa diolah.
Fungsi Teknologi adalah untuk membuat bahan baku yang berasal dari
mineral logam untuk keperluaan bagi Industri Hilir.
Faktor-faktor yang membuat putusnya proses nilai tambah mineral
logam antara lain,
Belum dikuasainya teknologi,
Belum tersedianya modal,
Ingin memperoleh hasil yang cepat,
Kebijakan Pemerintah.
Keuntungan Proses Nilai tambah yang sempurna, yaitu,
Nilai tambah yang diperoleh cukup tinggi,
Menunjang pembangunan industri hilir,
Menyerap tenaga kerja pada proses nilai tambah dan pada industri,
Menambah devisa bagi negara,
Menambah diversifikasi pemanfaatan mineral.

Pengertian nilai tambah yang umum dikenal menggunakan Parameter


Ekonomi sebagai acuan adalah,
Perbedaan antara nilai output dan nilai input atau peningkatan
harga material yang dihasilkan dari proses pengolahan mineral dan
logam persatuan berat logam/mineral.
Pengertian nilai tambah juga dikaitkan dengan Kepentingan Lain yang
lebih luas, seperti,
Peningkatan GDP,
Peningkatan lapangan kerja baru,
Multiplier effect sektor lain,
Penguasaan IPTEK,
Kemudahan dan kecepatan proses,
Peningkatan ketahanan nasional,
Setiap manfaat ekonomi, sosial dan peradaban yang dihasilkan dari
kegiatan produksi (pengolahan mineral dan logam lebih lanjut)
dikategorikan sebagai peningkatan nilai tambah.

Isu peningkatan nilai tambah hasil tambang telah lama bergaung


meskipun hanya di kalangan terbatas. Kesadaran bahan tambang
perlu diolah terlebih dahulu, agar terjadi peningkatan nilai tambah yang
setinggi- tingginya di dalam negeri, dan tidak diekspor begitu saja seolah
menjual tanah air, sebenarnya telah lama disadari.
Kesadaran pentingnya peningkatan nilai tambah hasil tambang ini
semakin menguat akhir-akhir ini, harapan yang akan dicapai adalah,
Agar terjadi peningkatan pendapatan daerah maupun pusat,
Peningkatan kesempatan kerja,
Dorongan terhadap terciptanya peluang usaha di sektor lain,
Penguasaan ilmu dan teknologi,
Mengurangi ketergantungan luar negeri dalam penyediaan bahan
baku untuk industri hilir, yang bahan dasarnya tersedia sebagai
bahan tambang di Indonesia, dirasakan sangat mendesak.

Beberapa kalangan telah dengan tegas mengatakan untuk secepatnya


melarang ekspor bahan tambang secara langsung ke luar negeri, karena
ujung-ujung hanya akan memberikan manfaat yang besar di pihak
pengimpor karena mendapat kesempatan melakukan usaha peningkatan
nilai tambah di negaranya, sementara Indonesia hanya mendapatkan
penghasilan dari penjualan bahan tambang saja.
Usaha peningkatan nilai tambah hasil tambang di Indonesia
tampaknya belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik karena
beberapa kendala, diantaranya adalah,
Belum terbangunnya kesadaran akan manfaat dan pentingnya
usaha peningkatan nilai tambah bahan tambang di dalam negeri di
semua pemangku kepentingan.
Belum ada kajian yang komprehensif mengenai rantai kebutuhan dan
penyediaan bahan untuk produksi barang jadi di Indonesia.
Kajian mengenai peluang yang dapat dilakukan bagi bahan tambang
di Indonesia untuk ditingkatkan nilai tambahnya masih sangat minim.

Untuk dapat menjadi barang jadi, bahan tambang memerlukan rantai


proses yang cukup panjang dengan masing-masing tahap proses
merupakan proses peningkatan nilai tambah, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar berikut.

Life Cycle dari Proses dan Produksi Berbasis Mineral dan Logam

Proses added-value mineral tidak terlepas dari alur proses pengolahan


dan ekstraksi bahan galian bijih yang telah cukup lama dikenal dalam
kegiatan industri metalurgi. Secara skematis jalur utama proses
pengolahan bahan galian bijih ditunjukkan dalam Gambar, dimana
pada pandangan konvensional semua jalur proses diarahkan menjadi
hasil akhir logam murni atau paduannya.

Jalur Utama Proses Pengolahan Bahan Galian

Masing-masing
tahap
pemrosesan
tersebut memiliki tingkat
pertambahan kualitas dari produk yang dihasilkan. Meskipun hanya
pengolahan mineral seperti pencucian dan pengayakan (screening) pada
mineral aluvial, bisa dimungkinkan terjadi peningkatan nilai tambahnya
karena pengurangan kandungan clay-nya dan mineral berharga
terkonsentrasi pada fraksi ukuran tertentu. Peran sampling dan
analisisnya sangat menentukan dalam merancang langkah-langkah
pengolahan yang tepat. Proses ekstraksi lebih lanjut yang melibatkan
proses kimia dan/atau suhu tinggi pada umumnya memerlukan investasi
yang tinggi sehingga perlu dipertimbangkan keekonomiannya apabila
skala produksinya tidak cukup tinggi.

Harga Mineral Logam

Harga Patokan Mineral (HPM) logam mengacu pada publikasi harga


mineral logam yang berlaku secara internasional yaitu,
1. London Metal Exchange (LME),
2. London Bullion Market Association (LBMA),
3. Asian Metal (AM),
4. Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX).
. Harga internasional tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain,
. Kadar,
. Faktor koreksi,
. Faktor recovery,
. Biaya pengolahan.
. Peraturan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
630.K/32/DJB/2015 Tentang Formula Penetapan Harga Patokan Mineral
Logam.

Komoditas mineral logam tersebut wajib dijual seharga hasil perhitungan


berdasarkan formula tersebut atau lebih mahal. Tidak diijinkan menjual
komoditas yang telah dipatok formula harganya lebih murah dari formula
tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada penerimaan yang
diterima oleh negara.
Dalam pengawasannya, pemegang IUP Operasi Produksi mineral
logam dan/atau IUPK Operasi Produksi mineral logam wajib
menyampaikan laporan setiap bulan mengenai pelaksanaan penjualan.
Pada laporan tersebut memuat, yaitu,
Harga jual,
Volume penjualan,
Kualitas komoditas,
Titik serah terima,
Biaya penyesuaian dan Negara atau daerah tujuan penjualan, yang
dilengkapi dengan salinan dokumen/bukti pendukung (invoice, Bill of
Loading atau certificate of weight, sertifikat hasil analisis kualitas
mineral logam, time sheet pengapalan, dll).

Вам также может понравиться