Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENDAHULUAN
A. PENGGOLONGAN SUMBERDAYA MINERAL
KULIAH KE 01
Tidak Ekonomis
Ekonomis
Arsip
PERENCANAAN TAMBANG
.. ?
.
de
o
t
Me
TAMBANG TERBUKA
TAMBANG BAWAH TANAH
PEKERJAAN PERSIAPAN
PENAMBANGAN
PENGOLAHAN
PEMURNIAN (Smelter)
PEMASARAN
Eksplorasi,
Adalah,
informasi
sebaran,
informasi
Studi Kelayakan,
Adalah,
Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis
mengenai dampak lingkungan serta perencanaan
Pasca Tambang.
Penambangan,
Adalah,
Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi
mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
Pengolahan dan Pemurnian,
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral
dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh
mineral ikutan.
Penjualan,
Adalah,
pertambangan
untuk
menjual
hasil
Pertambangan Mineral,
Adalah, Pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di
luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
Mineral Logam.
Adalah, Mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap
logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik.
Batuan,
Adalah,
Massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive)
maupun lepas (loose).
Konsentrat,
Adalah, Produk konsentrasi yang kaya akan mineral berharga sebagai hasil
pemisahan dari pengolahan mineral bijih.
Bijih,
Adalah,
Nilai Tambah,
Adalah, Pertambahan nilai mineral sebagai hasil dari proses pengolahan dan
atau pemurnian terhadap mineral.
Peningkatan Nilai Tambah,
Adalah, Peningkatan nilai mineral melalui kegiatan pengolahan dan atau
pemurnian sehingga menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan
budaya.
Produk Samping,
Adalah, Produk pertambangan selain produk utama pertambangan yang
merupakan sampingan dari proses pengolahan dan pemurnian yang
memiliki nilai ekonomis.
Terak,
Adalah,
Alumina,
Yaitu,
Bahan penting dalam seluruh lempung, dengan rumus Al2O3, yang
menentukan kelayakannya dalam bata api dan dinding tanur; Senyawa
oksida aluminium satu-satunya (Al2O3) yang biasanya diperoleh dari
pengolahan bijih aluminium (bauksit).
Aluminium,
Yaitu,
Logam ringan berwarna putih keperakan dengan simbol kimia
Al, berat jenis 2,70; aluminium biasanya dihasilkan dari
pengolahan bijih bauksit.
Aluminium Silikat,
Yaitu,
Senyawa antara logam aluminium dengan silikat (asam silisik)
yang terdapat di alam seperti pada mineral Kaolinit
[Al4(OH8).Si4O10], dan Nefelin [KNa3(AlSiO4)4).
PP RI No 23 TAHUN 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara,
Pasal 2,
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara ditujukan
untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
Ayat 1,
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang,
a. Mineral Radioaktif,
b. Mineral Logam,
c. Mineral Bukan Logam,
d. Batuan,
e. Batubara.
Keterangan masing-masing komoditas tambang tersebut adalah,
f. Mineral radioaktif meliputi,
1. Radium,
2. Thorium,
3. Uranium,
4. Monasit, dan
5. Bahan galian radioaktif lainnya;
b. Mineral logam,
1. Litium,
2. Berilium,
3. Magnesium,
4. Kalium,
5. Kalsium,
6. Emas,
7. Tembaga,
8. Perak,
9. Timbal,
10. Seng,
11. Timah,
12. Nikel,
13. Mangaan,
14. Platina,
15. Bismuth,
16. Molibdenum,
17. Bauksit,
18. Air raksa,
19. Wolfram,
20. Titanium,
21. Barit,
22. Vanadium,
23. Kromit,
24. Antimoni,
25. Kobalt,
26. Tantalum,
27. Cadmium,
28. Galium,
29. Indium,
30. Yitrium,
31. Magnetit,
32. Besi,
33. Galena,
34. Alumina,
35. Niobium,
36. Zirkonium,
37. Ilmenit,
38. Khrom,
39. Erbium,
40. Ytterbium,
41. Dysprosium,
42. Thorium,
43. Cesium,
44. Lanthanum,
45. Niobium (Radium),
46. Neodymium,
47. Hafnium,
48. Scandium,
49. Aluminium,
50. Palladium,
51. Rhodium,
52. Osmium,
53. Ruthenium,
54. Iridium,
55. Selenium,
56. Telluride,
57. Stronium,
58. Germanium, dan
59. Zenotin;
d. Batuan meliputi,
01. Pumice, 02. Tras, 03. Toseki, 04.Obsidian,
05. Marmer, 06. Perlit,
07. Onik,
08. Tanah diatome,
09. Slate,
10. Granit, 11. Granodiorit, 12. Andesit,
13. Gabro, 14. Peridotit, 15. Basalt, 16. Trakhit,
17. Leusit, 18. Tanah liat,
19. Tanah urug, 20. Batu apung,
21. Opal,
22. Kalsedon,
23. Chert,
24. Kristal kuarsa,
25. Jasper, 26. Krisoprase, 27. Gamet, 28. Kayu terkersikan, 29. Giok, 30.
Agat,
31. Diorit,
32. Topas,
33. Batu gunung quarry besar, 34. Kerikil galian dari bukit,
35. Kerikil sungai,
36. Kerikil sungai ayak tanpa pasir,
37. Batu kali,
38. Pasir urug,
39. Pasir pasang,
40. Kerikil berpasir alami (sirtu),
41. Batu gamping,
42. Urukan tanah setempat,
43. Tanah merah (laterit), 44. Bahan timbunan pilihan (tanah),
45. Tanah serap (fullers earth), 46. Pasir laut, dan
47. Pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral
bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan; dan
e. Batubara meliputi Bitumen padat, Batuan aspal, Batubara, dan Gambut.
Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 jenis, baik yang
berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari Alloy (campuran dari dua buah logam
atau lebih dan zat lainnya).
Perbedaan Mineral Logam & Non-logam
Mineral Logam
Adalah, Bahan tambang yang berwujud bijih (dapat menghantarkan listrik) atau
mineral yang mengandung unsur logam.
Atau,
Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya. Dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Contoh, Bijih Besi, Nikel, Emas, Tembaga, Timah, Bijih Bauksit dll.
Jenisnya, 1. Logam Murni
2. Logam Campuran
Mineral Non logam,
Adalah, kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam, batubara
maupun mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan listrik).
Contoh, Batu Kapur, Belerang, Pasir, Kaolin, Asbes, Mika, Tanah Liat, Intan dll.
a. Klassifikasi Klasik,
1. Precious Metals (Logam Mulia),
.Emas,
.Perak,
.Platina,
.Air Raksa.
2. Ferrous Metals (Logam Besi),
.Besi,
.Nikel,
.Mangaan,
.Crom,
.Wolfram,
.Molibdenit.
3. Non Ferrous Metals (Logam bukan Besi),
.Timah Putih,
.Bauksit,
.Tembaga,
.Timah Hitam,
.Seng,
.Bismut
.Antimon,
.Titan.
NO
MINERAL LOGAM
UNSUR
SENYAWA
GOL/MINERAL
Radio aktif
1
Radium,
Ra
RA
Torium,
Th
RA
Uranium,
RA
Monasit,
Logam Ce
(Ce,La,Di)PO4
RA
Mineral logam
1
Litium,
Li
LR
Berilium,
Be
LR
Kalium,
LR
Magnesium,
Mg
LR
Kalsium,
Ca
Emas (Aurum),
Au
LM
Tembaga (Cuprum),
Cu
LD
Perak (Argentum),
Ag
LM
Timbal (Plumbum),
LD
NO
MINERAL LOGAM
12
Nikel,
Ni
LB
13
Mangaan,
Mn
LB
14
Platina,
Pt
LM
15
Bismuth,
Bi
LD
16
Molibden (um),
Mo
LB
17
Bauksit,
18
Hg
LD
19
Wolfram (Tungsten),
LB
20
Titanium,
Ti
LR
21
Barit (Barium),
Ba
22
Vanadium,
23
Kromit,
24
Antimon (Stibium),
Kobalt,
UNSUR
Logam Al
SENYAWA
(Al2O(OH)4)
Sb
LR
LB
V
Logam Cr
GOL/MINERAL
FeCr2O4
LB
LD
LB
NO
MINERAL LOGAM
28
Galium,
Ga
LR
29
Indium,
In
LR
30
Yttrium (Itrium)
LR
31
Magnetit,
32
Besi (Ferrum),
33
Galena,
Logam Pb
PbS
LD
34
Alumina,
Logam Al
Al2O3
LR
35
Niobium,
Nb
LR
36
Zirkonium,
Zr
LR
37
Ilmenit,
38
Krom,
Cr
39
Erbium,
Er
40
Ytterbium (Iterbium),
Yb
Dysprosium (Disprosium),
UNSUR
Logam Fe
SENYAWA
Fe3O4
LB
LB
Fe
Logam Ti
GOL/MINERAL
FeTiO2
LB
LB
NO
MINERAL LOGAM
44
Lanthanum,
La
45
Radium (Radio-aktif),
Ra
46
Neodymium,
Nd
47
Hafnium,
Hf
48
Scandium,
Sc
49
Aluminium,
Al
50
Palladium,
Pd
51
Rhodium,
Rh
52
Osmium,
Os
53
Ruthenium,
Ru
54
Iridium,
Ir
55
Selenium,
Se
56
Telluride,
Te
Stronium (Strontium),
UNSUR
SENYAWA
GOL/MINERAL
Idem No 35 (Niobium)
LR
Besi
Fe
Air Raksa
Hg
Emas
Au
Aluminium
Al
21
Osmium
Os
Ilmenit
Fe
Antimoni
Sb
Perak
Ag
Alumina
Al
22
Paladium
Pd
Kobalt
Co
Bismuth
Platina
Pt
Barit
Ba
23
Radium
Ra
Krom
Cr
Galena
Pb
Bauksit
Al
24
Rodium
Rh
Kromit
Cr
Seng
Zn
Berillium
Be
25
Rutenium
Ru
Magnetit
Fe
Timbal
Pb
Disprosium
Dy
26
Skandium
Sc
Managn
Mn
Timah
Sn
Erbium
Er
27
Selenium
Se
Molibdenun
Mo
Tembaga
Cu
Galium
Ga
28
Sesium
Cs
Nikel
Ni
Germaium
Ge
29
Strontium
Sr
10
Wolfram
Hafnium
Hf
30
Tantalum
Ta
11
Vanadium
Indium
In
31
Telluride
Te
12
Iridium
Ir
32
Tantanium
Ti
13
Kadmium
Cd
33
Torium
Th
14
Kalium
34
Xenotin
15
Kalsium
Ca
35
Ytterbium
Yb
Beberapa Catatan,
Logam Dasar & Logam Mulia satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk
urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan. Khusus untuk Emas selain
terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga bisa terdapat
sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau
tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif.
Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia
khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunung api dan populer disebut
Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi
kriteria-kriteria pembentukkannya.
Logam Tanah Jarang biasanya dikenal sebagai Logam Ringan atau Logam
Jarang (Rare Earth Elements, unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71),
Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain-lain.
Kegunaan unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti
barang elektronik, katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas
dan lain-lain.
C. MINERAL LOGAM
Logam atau Metal (bahasa Yunani Metallon) menurut ilmu Kimia,
Adalah, sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan
logam serta bersifat penghantar listrik dan panas yang baik;
Contoh, Besi, Timah, Tembaga, Emas dan Perak.
Logam pada umumnya mudah ditempa dan liat serta Logam diekstrak dari
bijihnya.
Sifat-sifat logam
Sifat kimia,
Logam biasanya cenderung untuk membentuk Kation dengan menghilangkan
Elektronnya, kemudian berreaksi dengan Oksigen di udara untuk membentuk
Oksida basa (2 Ca + O2
2 CaO)
Sifat fisika,
Yaitu,
Konduktivitas listrik, konduktivitas termal, massa jenis,
tingkat
kekerasan, dan titik lebur.
Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada non-logam,
perbedaannya sangat besar, mulai dari Litium sebagai logam dengan massa
jenis paling kecil sampai Osmium sebagai logam dengan massa jenis paling
besar.
Logam Berat,
Adalah, Unsur logam yang mempunyai Massa Jenis lebih besar dari 5 g/cm3
atau berat molekulnya tinggi, dalam kadar rendah logam berat pada
umumnya sudah beracun bagi mahluk hidup (manusia dan hewan)
dan tumbuhan.
Contoh, Cd, Hg, Pb, Fe, Co, Zn, dan Ni, dimana Cd, Hg, dan Pb pada
tingkatan tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
Senyawa logam berat banyak digunakan untuk kegiatan industri sebagai
bahan baku, katalisator maupun sebagai additive. Limbah yang mengandung
logam berat ini akan terbawa oleh sungai dan karenanya limbah industri
merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi pencemaran
laut.
Dalam perairan, logam-logam ditemukan dalam bentuk,
Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam yang membentuk kompleks
dengan senyawa organik dan anorganik.
Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kompleks metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan
tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang
terakumulasi
Kondisi perairan yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan
berpengaruh nyata terhadap ekosistem perairan baik perairan darat maupun
perairan laut.
2. Kuningan (Brass),
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan Seng dengan kandungan
tembaga antara 60-96%.
. Manfaatanya sangat banyak, yaitu untuk barang-barang hiasan, sekrup, alatalat musik, dan paku-paku kecil.
. Dalam perdagangan dikenal 3 jenis bentuk kuningan, yaitu,
. Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%,
. Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%,
. Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%.
. Ada 2 Jenis komposisi Kuningan, perbedaannya terletak pada struktur mikro
logam kuningan (kekuatan dan keuletan), yaitu,
. Alpha Brass atau Yellow Brass (unsur Seng tidak lebih dari 36%),
komposisi Cu dan Zn = 70 % : 30 %.
. Alpha-Betha Brass (unsur Seng lebih dari 36%).
. Alpha Brass, digunakan dalam teknik antara lain untuk tube (pipa) catriges
(selongsong/selubung) dan disebut juga Yellow Brass.
3. Perunggu (Bronze),
Adalah, Campuran antara Tembaga dengan unsur kimia/logam lainnya yang
biasanya dengan Timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain
seperti Mangan, Alumunium, atau Silikon.
. Sifat-sifat Perunggu antara lain,
. Keras, tahan korosi dan mudah dibentuk,
. Titik leburnya beragam, tergantung dengan perbandingan komponen
penyusunnya, umumnya titik lebur 950 C,
. Tidak dapat ditarik magnet tetapi jika dalam pembuatannya diberi unsur
besi atau nikel maka juga dapat ditarik magnet,
. Perunggu ini lebih kuat dari pada logam tembaga, dan
. Perunggu juga tahan terhadap korosi akibat air laut,
. Selain dengan timah logam lain yang dapat dicampurkan juga yaitu,
. Dengan Mangan (Mn) disebut Manganeze Bronze,
. Dengan Aluminium (Al) disebut Aluminium Bronze,
. Dengan silikon (Si) disebut Silikone Bronze,
. Dengan Timah (Sn) disebut Tin Bronze,
Pada umumnya, didalam perunggu terkandung logam Tembaga sebesar 88%
dan Timah atau logam lainnya sebesar 12%.
4. Solder (Patri),
Adalah, Campuran antara Timah dan Timbal yang memiliki titik lebur yang
rendah dan digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam
barang-barang elektronik.
Adalah, Merupakan alat bantu untuk merakit atau membongkar rangkaian
elektronika pada papan PCB.
. Solder mengubah energi listrik menjadi energi panas. Solder banyak jenis dan
beragam bentuknya,
. Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan
kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau
terputus agar dapat tersambung kembali.
5. Kupro-nikel,
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan nikel yang digunakan untuk
membuat uang logam berwarna perak.
8. Baja,
Adalah,
.
.
.
Campuran antara logam Nikel (Ni = 67%) dengan logam Tembaga (Cu
= 28%) dan ditambah lagi dengan logam lain ferro, Mn, dan Si.
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara telah dimandatkan
oleh pemerintah dalam beberapa ketentuan, yaitu,
UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102
dan pasal 103.
Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
Kemudian direvisi menjadi PP No.24/ 2012.
Kemudian diperjelas lagi dengan diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012
pada bulan Februari 2012 lalu,
Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian, maka pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan
IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan
peningkatan nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya.
Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di bidang
pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan selambatlambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang berjalan (existing)
setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada tahun 2014.
Beberapa komoditas mineral logam telah diolah menjadi produk akhir yang
dapat digunakan langsung sebagai bahan baku industri adalah Bijih Timah,
Bijih Nikel dan Bijih Tembaga,
Beberapa contoh sektor industri menggunakan produk akhir logam hasil
olahan,
Industri Kesehatan,
Industri Manufaktur,
Industri Mesin dan Logam Dasar,
Industri Pertahanan.
Aktivitas kegiatan pengolahan dan pemurnian dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan yaitu,
Memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam jumlah besar;
Untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi logam di dalam negeri;
Teknologi pengolahan dan/atau pemurnian sudah pada tahap teruji;
Produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai bahan baku industri
kimia dan pupuk dalam negeri;
Produk akhir sampingan hasil pengolahan dan/atau pemurnian untuk bahan
baku industri kimia dan pupuk dalam negeri;
Sebagai bahan baku industri strategis dalam negeri yang berbasis mineral;
Memberikan efek ganda baik secara ekonomi dan negara; dan/atau
Untuk meningkatkan penerimaan negara.
Life Cycle dari Proses dan Produksi Berbasis Mineral dan Logam
Masing-masing
tahap
pemrosesan
tersebut memiliki tingkat
pertambahan kualitas dari produk yang dihasilkan. Meskipun hanya
pengolahan mineral seperti pencucian dan pengayakan (screening) pada
mineral aluvial, bisa dimungkinkan terjadi peningkatan nilai tambahnya
karena pengurangan kandungan clay-nya dan mineral berharga
terkonsentrasi pada fraksi ukuran tertentu. Peran sampling dan
analisisnya sangat menentukan dalam merancang langkah-langkah
pengolahan yang tepat. Proses ekstraksi lebih lanjut yang melibatkan
proses kimia dan/atau suhu tinggi pada umumnya memerlukan investasi
yang tinggi sehingga perlu dipertimbangkan keekonomiannya apabila
skala produksinya tidak cukup tinggi.