Injection Process

Untuk
Produksi

Cycle Time

LANGKAH KE 1

TEMPERATUR SETTING
SET TEMPERATUR BARREL DENGAN TEMPERATUR MENURUN
SECARA BERTAHAP DARI NOZZLE SAMPAI DEKAT HOPPER.
SET TEMPERATUR NOZZLE SESUAI DENGAN TEMPERATUR
MASSA YANG DISARANKAN (190 O C ~ 200 O C) SEDANG
PADA POSISI DEKAT HOPPER TEMPERATUR DISET 30 O C ~
50 O C LEBIH RENDAH DARI TEMPERATUR NOZZLE.

LANGKAH KE 2

CUSHION SETTING
SET POSISI SWITCHOVER DARI PROSES FILLING KE
PROSES HOLDING UNTUK CUSHION, KIRA-KIRA 5 ~
10 MM SEBELUM POSISI SCREW MAJU PALING
DEPAN.

LANGKAH KE 3

RPM SETTING
SET RPM SCREW SESUAI DENGAN YANG
DISARANKAN OLEH PEMBUAT RESIN,UNTUK PVC
30 RPM ~ 60 RPM ( TERGANTUNG DIA.SCREW ).

Rumus RPM dan Cap.

Charging

N (RPM) = 60.H..1/(.D)
No. Type
1
2
3
4
5

IS 550 G
IS 350 G
IS 220 G
Nan Rong
250
Nan rong

Screw
RPM
dia.
31
80
40
70
72
50

Cap.
92 kg/h
86 kg/h
65 kg/h

47

55

38 kg/h

52

65

46 kg/h

LANGKAH KE 4

BACK PRESSURE SETTING

SET BACK PRESSURE .BACK PRESSURE TINGGI AKAN MENAMBAH FRIKSI DAN
MEMPERCEPAT PROSES PLASTISISASI JUGA DAPAT MENAMBAH BEBERAPA
PERSEN VOLUME SHOT.DAN SEBALIKNYA DENGAN BACK PRESSURE RENDAH
VOLUME SHOT JUGA BERKURANG DAN PROSES PLASTISISASINYA LAMBAT
SEHINGGA MATERIAL AKAN LEBIH LAMA TINGGAL DALAM BARREL.
DAN BISA MENYEBABKAN BERCAK-BERCAK PUTIH,ADA GAS YANG TERJEBAK
AKIBAT DARI KONDISI SCREW YANG KOSONG.
UNTUK SETELAN DISARANKAN BACK PRESSIURE SEBESAR 5 ~ 8 BAR.

LANGKAH KE 5

HOLDING PRESSURE SETTING

SET HOLDING PRESSURE 0 bar DULU

LANGKAH KE 6

SHOOT VOLUME SETTING

Atur shoot volume dengan mengeset
posisi screw untuk pengisian sekitar 80%
dari volume produk

LANGKAH KE 7

INJECTION PRESSURE SETTING

SET NORMAL INJECTION PRESSURE DAN TAMBAH
SEDIKIT DEMI SEDIKIT SAMPAI DIDAPAT PRESSURE
YANG CUKUP BESAR DAN DIMANA TIME TIDAK
BERKURANG LAGI.(Set pressure pada situasi dimana
filling time yang paling rendah)

Injection Pressure Graph

60%

65%

70%

75%

80%

85%

90%

10,7

10,67

10,63

10,73

10,73

10,75

10,75

10,77

10,70

10,70

10,66

10,73

10,80

10,72

10,73

10,69

10,69

10,69

10,66

10,79

10,81

10,77

10,71

10,72

10,65

10,61

10,75

10,78

10,72

10,72

10,71

10,72

10,72

10,76

10,76

avg

10,71

10,70

10,67

10,73

10,73

10,76

10,76

LANGKAH KE 8

INJECTION SPEED
SETTING
SET KECEPATAN MAX.
INJEKSI SESUAI
DENGAN PROFIL
PENGISIAN.UNTUK PVC
10 ~ 40 %. LIHAT
SKETS.JUGA SET
LANGKAH SWITCH
OVER TIAP KECEPATAN.

Teori Mekanika Fluida

KECEPATAN INJEKSI
Salah satu dari bagian yang terpenting dari Cycle time adalah waktu injeksi (filling
time)(detik).
Dalam prinsip waktu injeksi adalah sama dengan shotweight (g) dibagi oleh
kapasitas injeksi (g/detik).

Shotweight ditentukan oleh berat produk,runner dan sprue .Sedang kapasitas injeksi
ditentukan oleh mesin, setting dan compound-nya. Yang terakhir ini memerlukan
penjelasan seperti yang dimaksud dengan aliran plastik melalui pipa kapiler.

Teori Mekanika Fluida

Gaya F, adalah gaya yang dibutuhkan untuk mendesak material melalui kapiler
dengan tahanan spesifik R adalah tergantung pada :
1.Viscositas material atau tipe material dan temperatur material
2.Tahanan(geometri) dari kapiler dan temperatur kapiler.
3.Kecepatan piston. Viscositas dari termoplastik tidak hanya tergantung pada
temperatur tetapi juga pada kecepatan.
Persamaan hubungan dua belah pihak juga berlaku untuk proses injeksi dari mesin
injeksi. Bagaimanapun dalam mesin injeksi ada beberapa batasan, contoh gaya F
(tekanan hidrolik) mempunyai limit (1200 ~ 1600 bar, tergantung pada beberapa tipe
mesin).
Perlu diperhatikan juga bahwa tekanan dan kecepatan saling berkaitan (jika tekanan
rendah kecepatan akan turun,tetapi jika tekanan terlalu tinggipun kecepatan akan
rendah).
Juga tidak mungkin merubah tahanan sebesar yang diinginkan,karena ditentukan
oleh ukuran produk dan sistim pengisian (feeding system).
Bagaimanapun kecepatan yang terlalu tinggi atau tahanan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan lokal burning (ada yang terbakar pada daerah tertentu, sesuai dengan
tempat terjadinya panas friksi.
Sehingga untuk ekonomisnya kecepatan injeksi harus setinggi memungkinkan, tetapi
sesuai dengan limit mesin dan proses.

PROFIL KECEPATAN INJEKSI

Disamping kecepatan
injeksi biasa, profil
kecepatan injeksi juga
sangat penting.
Dengan profil
kecepatan injeksi gatemarking dapat
dipengaruhi .
Untuk profil kecepatan
injeksi disarankan
seperti berikut

Injection Speed Setting

Digunakan untuk
mengisi sprue,
dengan kecepatan
tinggi
Ini memungkinkan
sprue akan menjadi
panas dan tahanan
aliran menjadi
kecil.

Injection Speed Setting

Digunakan untuk memasukkan

material lewat gate agar terjadi
dimana material dibentuk berupa
gelembung kecil setelah keluar dari
gate. Kulit dari gelembung ini yang
kontak dengan dinding cetakan yang
dingin, membeku secara cepat
sementara di pusat inti masih mencair.
Sebagaimana material selanjutnya
diinjeksikan, yang mengalir didalam
bagian pusat. Aliran material ini
mengalir kearah depan dan kearah
luar .Aliran kearah luar kontak dengan
dinding dan membentuk bagian kulit
selanjutnya,sementara itu aliran yang
kearah depan membentuk inti cair
baru hal ini disebut juga aliran
fountain.
Kecepatan pada step ini harus dijaga
agar tidak terjadi jetting

Injection Speed Setting

Dalam step 3 gelembung

tadi akan membesar,
sebaiknya kecepatan tidak
terlalu cepat, karena
gelembung yang dibentuk
pada step 2 akan
diinjeksikan kedalam cavity
disamping material yang
masih ada di gate.
Setelah step 3 kecepatan
baru dapat ditingkatkan
lagi.

LANGKAH KE 9

SHOOT VOLUME
SETTING
INJEKSIKAN MATERIAL
SEDIKIT DEMI SEDIKIT
SAMPAI MENCAPAI 99 %
BERAT SHOT.
TAMBAHKAN SUCKBACK
UNTUK MENCEGAH
MATERIAL KELUAR DARI
NOZZLE AKIBAT DARI
BACK PRESSURE KETIKA
PROSES PLASTISISASI.

LANGKAH KE10

HOLDING TIME SETTING.

SET HOLDING TIME BERDASARKAN
DARI KALKULASI WAKTU PEMBEKUAN
GATE ATAU DINDING PRODUK YANG
PALING TIPIS.

LANGKAH KE 11

Final Holding Pressure.

NAIKKAN HOLDING
PRESSURE SECARA
BERTAHAP SEBESAR
10 % SAMPAI DI DAPAT
PRODUK YANG BAIK
,TIDAK ADA YANG
MENCIUT.
UNTUK HOLDING
PRESSURE YANG
BERPROGRAM ,UNTUK
SETTING-NYA LIHAT
SKETS BERIKUT.

Rumus Holding time

Untuk rectangular Gate

tH = h2
.ln (1.2732. (Tm-Tw) )
aeff.9.8696
(Ts-Tw)

untuk Round Gate

tH = r2
.ln (1.6023. (Tm-Tw) )
aeff.5.784
(Ts-Tw)
Dimana :
TH = Holding time (s)
Tm = Temperatur leleh plastik (C)
Tw = Temperatur cetakan (C)
Ts = temperatur Solidifikasi (C)
aeff = Thermal diffusifity (mm2/s)
h = kedalaman Gate (mm)
r = Radius Gate (mm)

LANGKAH KE 12

Cooling Time Setting

SET COOLING TIME KALAU BISA
BERDASARKAN PERHITUNGAN DAN
DISETEL SAMPAI MENDAPATKAN
WAKTU YANG IDEAL.

RUMUS COOLING TIME

Untuk PLATE
tH = h2
.ln (1.2732. (Tm-Tw) )
aeff.9.8696
(Ts-Tw)

untuk TUBULAR
tH = r2
.ln (1.6023. (Tm-Tw) )
aeff.5.784
(Ts-Tw)
Dimana :
TH = Holding time (s)
Tm = Temperatur leleh plastik (C)
Tw = Temperatur cetakan (C)
Ts = temperatur Solidifikasi (C)
aeff = Thermal diffusifity (mm2/s)
h = kedalaman Gate (mm)
r = Radius Gate (mm)

LANGKAH 13

Movement Setting
SET POSOSI BUKA,KECEPATAN BUKA,POSISI
TUTUP DAN KECEPATAN MENUTUP JUGA
EJECTOR SECEPAT MEMUNGKINKAN.

Screw

Screw and Barrel

Melting process

Melt

Melt