Вы находитесь на странице: 1из 88

OBAT ANESTESI UMUM

1. Pendahuluan
1.1. Definisi dan sejarah
Anestesia

Definisi
Istilah anestesia dikemukakan n pertama
kali oleh O.W. Holmes Tidak ada rasa sakit
Anestesi dibagi dalam 2 kelompok:
1. Anestesi lokal hilang rasa sakit tanpa
hilang
kesadaran
2. Anestesi umum hilang rasa sakit disertai
hilangnya kesadaran.

Sejarah anestesi
Sejak dulu sudah dikenal tindakan anestesi yg
digunakan untuk mempermudah tindakan
operasi.
Mesir narkotik
Cina Canabis indica, pemukulan dgn tongkat
1776 anestetik gas pertama, N2O
ditemukan, kurang efektif
1795 eter untuk anestesia inhalasi
ditemukan zat zat anestetik lain spt dikenal
saat ini.

Teori Anestesia umum


Sampai saat ini mekanisme
terjadinya anestesia belum jelas,
maka timbul berbagai teori
berdasarkan sifat sifat obat
anestetik, misalnya:
Penurunan transmisi sinaps
Penurunan konsumsi oksigen
Penurunan aktivitas listrik SSP

1.2 Teori Anestesia Umum

Teori Koloid
Dengan pemberian zat anestetik
terjadi penggumpalan sel koloid yg
menimbulkan anestesia yang bersifat
reversibel diikuti dengan proses
pemulihan.
Christiansen ( 1965) pemberian
eter dan halotan penghambatan
gerakan dan aliran protoplasma
dalam amoeba.

Teori lipid
Ada hubungan antara kelarutan zat
anestetik dalam lemak dan
timbulnya anestesia.
Makin larut anestetik dalam lemak,
makin kuat sifat anestetiknya.
Hanya cocok untuk beberapa zat
anestetik yang larut dalam lemak.

Teori Adsorbsi dan Tegangan


Permukaan
Teori ini menghubungkan potensi zat
anestetik dengan kemampuan
menurunkan tegangan permukaan.
Pengumpulan zat anestetik pada
permukaan sel menyebabkan proses
metabolisme dan transmisi neural
terganggu sehingga timbul
anestesia.

Teori Biokimia
Pemberian zat anestetik in vitro
menghambat pengambilan oksigen
di otak dengan cara menghambat
sistem fosforilasi oksidatif.
ini mungkin hanya menyertai
anestesia, bukan penyebab
anestesia.

Teori Neurofisiologi
Pemberian zat anestetik akan
menurunkan transmisi sinaps di
ganglion cervicalis superior
Dan menghambat formasio
retikularis ascenden untuk berfungsi
mempertahankan kesadaran.

Teori Fisika
Ada hubungan potensi anestetik dengan aktivitas
termodinamik dan ukuran molekul zat anestetik
tersebut.
Anestesia terjadi karena molekul yg inert dari zat
anestetik akan menempati ruang dalam sel yang
tidak mengandung air, dan pengisian ini akan
menimbulkan gangguan permeabilitas membran
terhadap molekul dan ion Yang penting untuk
fungsi sel.
Zat anestetik dengan air di dalam SSP dapat
membentuk mikro-kristal ( Clatharates) sehingga
mengganggu funsi sel otak.

1.3 Stadium Anestesi


Umum

Semua zat anestetik umum menghambat


SSP secara bertahap.
Mula mula fungsi yg kompleks yg dihambat
Terakhir yg dihambat adalah medula
oblongata tempat pusat vasomotor dan
pusat pernafasan.
Guedel ( 1920) membagi anestesia umum
dengan eter dalam 4 stadia.
Stadium 3 dibagi menjadi 4 tingkat.

Stadium I ( Analgesia)
Dimulai saat pemberian zat anestetik
sampai hilangnya kesadaran.
Penderita masih dapat mengikuti
perintah
Rasa sakit hilang ( analgesia)
Dapat dilakukan pembedahan ringan
spt mencabut gigi, biopsi kelenjar ,
dsb

STADIUM II
( Delirium/Eksitasi)
Dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan
stadium pembedahan.
Terlihat jelas adanya eksitasi dan gerakan spontan,
penderita tertawa, berteriak, menangis, menyanyi,
pernafasan tidak teratur, kadang apneu dan
hiperpneu, tonus otot rangka meninggi,
inkontinensia urin dan alvi, muntah, midriasis,
hipertensi, takikardi.
Itu semua karena adanya hambatan pada pusat
hambatan.
Stadium ini bisa menimbulkan kematian, harus
cepat dilewati.

Stadium III ( Pembedahan)


Dimulai dengan teraturnya pernafasan sampai
pernafasan spontan hilang.
Tanda-Tanda yang harus dikenali:
1. Pernafasan yg tidak teratur menghilang dan jadi
teratur dan spontan.
2. Refleks kelopak mata dan konjungktiva hilang.
3. Kepala dan anggota tubuh dapat digerakkan
dengan bebas tanpa tahanan.
4. Gerakan bola mata spontan tanpa menurut
kehendak tanda spesifik permulaan stadium
III

4 Tingkat pada Stadium III


Tingkat 1
Pernafasan teratur, spontan, gerak bola mata
spontan , miosis, pernafasan dada dan perut
seimbang, belum tercapai relaksasi otot lurik
sempurna.
Tingkat 2
Pernafasan teratur tapi kurang dalam
dibanding tingkat 1, bola mata tidak bergerak,
pupil mulai melebar, relaksasi otot sedang,
refleks larink hilang shg bisa dikerjakan
intubasi.

Tingkat 3
Pernafasan perut lebih nyata krn mulai
terjadi paralisis otot intercostal,
relaksasi otot lurik sempurna, pupil
lebih lebar tapi belum sempurna.
Tingkat 4
Pernafasan perut sempurna, tekanan
darah mulai menurun, pupil sangat
lebar, refleks cahaya hilang.

Stadium IV ( Paralisis Medula


Oblongata)
Dimulai dengan melemahnya
pernafasan perut dibading stadium III
tingkat 4.
Kolaps pembuluh darah tek darah
tak dapat diukur
Berhentinya denyut jantung
Dapat disusul dengan kematian.
Pada stadium ini kelumpuhan
pernafasan tak dapat diatasi dengan
pernafasan buatan.

1.4 . Efek Samping Obat


Anestetik Umum

Anestetik Inhalasi

Delirium, muntahaspirasi
Depresi miokard ( Enfluran, Halotan)
Takikardi ( Enfluran, Isofluran, N2O)
Halotan: Sensitisasi otot jantung thd
katekolamin penggunaan adrenalin,
noradrenalin, isoproterenol bersamaan
Halotan aritmia ventrikel.
Halotan: berbahaya bagi penderita yg
khawatir berlebihan krn kadar katekolamin
yg tinggi.

Depresi pernafasan
Gangguan fungsi hati ringan
Oliguria reversible
Metoksifluran Nefrotoksis: dapat
menimbulkan kerusakan pada tubuli
ginjal dan gagal ginjal.
Suhu badan menurun, menggigil
pasca operasi krn vasodilatasi dan
penekanan termoregulasi.

Peningkatan tekanan intra kranial ( Enfluran,


N2O, Halotan, Isofluran, Metoksifluran)
Teratogenik ( Enfluran, Halotan, N2O)
Tidak dianjurkan pada kehamilan trimester
pertama.
Pemberian anestetik inhalasi pada partus
lama bisa menimbulkan depresi neonatal.
Kadar anestetik inhalasi yang tinggi ( kecuali
N2O) relaksasi otot uterus perdarahan
pasca persalinan.

Anestetik Parenteral
Barbiturat Kantuk, menguap, batuk
dan spasme laring.
Hipotensi pd pasien hypovolemik dan
pada penderita dgn kontraktilitas
jantung yg menurun.
Apneu dan depresi pernafasan
suntikan IV cepat atau dosis berlebih.
Nekrosis jaringan dan gangren
extravasasi atau masuk dl arteri.

1.5. Farmakokinetik
Anestesi Inhalasi

Dalamnya anestesi umum


berbanding langsung dengan
tekanan parsial zat anestetik dalam
otak.
Kecepatan induksi dan waktu
pemulihan tergantung dari
kecepatan perubahan tekanan
parsial ini.

Faktor faktor yang mempengaruhi tekanan


parsial anestetik gas dalam arteri dan otak
ialah:
1. Tekanan parsial anestetik gas yang
diinspirasi
2. Ventilasi paru paru
3. Pemindahan anestetik gas dari alveoli ke
aliran darah
4. Pemindahan anestetik gas dari aliran darah
ke seluruh jaringan

Tekanan Parsial Anestetik Gas Yg


diinspirasi
Tekanan ini dapat diatur melalui vaporizer
atau alat lain agar sama dengan tekanan
parsial dalam arteri.
Untuk mempercepat induksi, kadar anestetik
gas yg diinspirasi harus lebih tinggi dari
tekanan parsial yg diharapkan dalam jaringan.
Setelah tekanan parsial yg diinginkan
tercapai, tekanan parsial dalam udara
inspirasi diturunkan untuk mempertahankan
anestesia.

Ventilasi Paru
Hiperventilasi mempercepat
masuknya anestetik gas ke sirkulasi
dan jaringan.
Hal ini terlihat nyata pada anestetik
yg lebih larutdalam darah spt halotan
dan dietileter.
Untuk gas yg tidak larut dalam darah
spt siklopropan, N2O dan etilen,
pengaruhya tidak begitu nyata krn
kadar di darah arteri cepat

Pemindahan anestetik gas dari


alveoli ke aliran darah
Membran alveoli dengan mudah
dapat dilewati anestetik gas secara
difusi dari alveoli ke aliran darah dan
sebaliknya.
Bila ventilasi alveoli terganggu spt pd
emfisema paru, maka proses ini akan
terganggu.

Faktor yg mempengaruhi difusi


anestetik gas
1. Kelarutan anestetik gas dalam darah
2. Kecepatan aliran darah melalui paru
3. Tekanan parsial anestetik gas dalam
arteri dan vena

Kelarutan anestetik gas dalam


darah
Kelarutan ini dinyatakan sbg Blood:Gas partition
coefficient, yaitu perbandingan konsentrasi anestetik
gas dalam darah dengan konsentrasi dalam gas yg
diinspirasi setelah tercapai keseimbangan.
Lamanya dicapai keseimbanganantara tekanan
parsial di alveoli dan darah tergantung dari kelarutan
dalam darah ini.
Bila kelarutannya tinggi, atau zat anestetik mudah
larut dalam darah, maka dibutuhkan waktu lebih
lama, sebab untuk obat ini darah merupakan
reservoar, dengan demikian induksi berjalan lambat.

Kecepatan aliran darah di


paru
Kecepatan pemindahan anestetik gas
dari udara inspirasi ke darah
tergantung dari kontak udara
inspirasi dengan aliran darah.
Bertambah cepat aliran darah paru
bertamabah cepat pemindahan dari
udara inspirasi ke darah.

Pemindahan anestetik gas dari aliran


darah ke seluruh jaringan tubuh
Tekanan parsial di dalam jaringan juga
meningkat secara bertahap sampai
tercapai tekanan parsial yg sama dgn
tekanan parsial dalam arteri.
Hal ini tergantung pada bbrp hal:
1. Kelarutan zat anestetik ke dalam jaringan
2. Aliran darah dalam jaringan
3. Tekanan parsial zat anestetik dalam
darah arteri dan jaringan.

1.6. Cara Pemberian


Anestetik

1. Open drop method


Digunakan
untuk
anestetik
yg
menguap
peralatan sederhana dan tidak mahal
Zat anestetik diletakkan pada kapas
yg diletakkan di depan hidung
pederita.
Kadar zat anestetik yg dihisap tidak
diketahui
Boros krn zat anestetik menguap ke
udara .

2. Semiopen drop method


Hampir sama dgn open drop, hanya
untuk mengurangi terbuangnya zat
anestetik digunakan masker.
CO2 yg dikeluarkan sering terhisap
kembali hipoksia
Untuk menghindari hipoksia
dialirkan O2 melalui pipa dibawah
masker.

3. Semiclosed Method
Udara yg dihisap diberikan bersama oksigen
murni yg dapat ditentukan kadarnya
Dilewatkan pada vaporizer shg kadar zat
anestetik dapat ditentukan
Sesudah dihisap, udara nafas yang dikeluarkan
dibuang
Keuntungan:
1.dalamnya anestesia dapat diatur dengan
mengatur kadar zat anestetik
2. Hipoksia dapat dihindari dengan pemberian O2

4. Closed Method
Hampir sama dgn semiclosed
method
Udara ekspirasi dialirkan melalui
NaOH yg dapat mengikat CO2, shg
udara yg mengandung zat anestetik
dapat digunakan lagi.
Cara ini lebih hemat, aman, dan lebih
mudah.
Harga alat cukup mahal

Cara pemberian IV atau IM


Obat yang biasa digunakan secara IV
adalah Tiopental
Ketamin: dapat sevara IV atau IM

1.7 Medikasi Preanestetik

Tujuan medikasi
preanestetik
1. mengurangi kecemasan,
2. memperlancar induksi,
3. mengurangi keadaan gawat
anestesia,
4. Mengurangi timbulnya hipersalivasi,
badikardi dan muntah sesudah atau
selama anastesi
. Diberikan secara oral sebelum
anestesi
. atropin IV untuk cegah bradicardi

Golongan Obat Medikasi


Preanestetik
1.
.
.
.
.
.
.

Analgesik narkotik:
Morfin 8-10 mg IM
Meperidin 50-100 mg IM
Anileridin
Alfaprodin
Oksimorfon
Fentanil

2. Sedatif barbiturat
Fentobarbital dan
Sekobarbital
Diberikan secara oral atau IM
Dosis 100-200 mg pada dewasa
1 mg/kg bb pada bayi dan anak anak

3. Sedatif nonbarbiturat

Etinamat
Glutetimid
Kloralhidrat
jarang digunakan
untuk yg alergi thd barbiturat

4. Antikolinergik
Atropin 0,4-0,6 mg IM cegah
hipersekresi kelenjar ludah dan
bronkus
Skopolamin cegah hipersekresi
kelenjar ludah dan bronkus

5. Obat penenang
( Trangualizer)
Derivat fenotiazin : Prometazin,
triflupromazin, hidroksizin, droperidol
Mempunyai efek sedasi, antiaritmia,
antihistaminik, dan antiemetik
Biasanya dikombinasikan dgn
barbiturat dan analgesik narkotik

6. Golongan Benzodiazepin
Lorazepam :
Oral / parenteral : efek amnesia dan
sedasi
Dosis 0,05 mg/kgbb IM ( maksimum
4 mg)
2 jam sbl operasi
Midazolam:
Dosis 0,07 mg/kg bb IM
Amnesia dgn efek samping yg

2. Obat Anestetik Umum

Berdasarkan bentuk fisiknya dibagi jadi 3


gol:
1. Anestetik Gas
2. Anestetik menguap
3. Anestetik yg diberikan secara IV
Berdasarkan cara pemberian:
4. Cara Inhalasi
5. Cara IV

2.1. Anestetik Gas

Nitrogen monoksida ( N2O=


Gas Gelak)
Sifat fisik: gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
lebih berat dari udara, tidak mudah terbakar.
Sediaan: disimpan dalam cairan bertekanan tinggi dalam
tabung baja.
N2O selalu digunakan dalam campuran dengan O2
Sukar larut dalam darah, diekskresi dalam bentuk utuh
melalui paru paru.
Efek samping anestesia yg lama dgn N2O : mual, muntah
dan lambat sadar .
Status:
sbg anestetik tunggal pada persalinan dan pencabutan gigi.
Digunakan secara luas Sbg kombinasi dgn zat lain

Siklopropan
Siklopropan merupakan anestetik gas yg kuat,
berbau spesifik, tidak berwarna, lebih berat dari
udara, disimpan dalam bentuk cairan bertekanan
tinggi.
Gas ini mudah terbakar dan meledak digunakan
hanya dengan Close Method.
Relatif tidak larut dalam darah, menginduksi dengan
cepat, menyebabkan relaksasi otot dgn cukup baik,
dan sedikit mengiritasi sal nafas.
Tidak menghambat kontraktilitas otot jantung, curah
jantung dan tek arteri sedikit meningkat anestetik
terpilih pada penderita syok.

2.2. Anestetik Yg Menguap

Volatile anestetik mempunyai 3 sifat dasar:


1. Berbentuk cairan pada suhu kamar
2. Mempunyai sifat anestetik kuat pada kadar rendah
3. Relatif mudah larut dalam lemak, darah dan
jaringan.
Secara Umum Volatile Anestetik dibagi 2 gol:
4. Golongan Eter : Eter ( Dietileter)
5. Golongan Hidrokarbonhalogen: Halotan,
metoksifluran, etilklorida, trikloretil dan fluroksen

ETER ( DIETILETER)
Eter merupakan cairan tidak berwarna,
mudah menguap, berbau, mengiritasi saluran
nafas, mudah terbakar dan mudah meledak.
Merupakan anestetik yg sangat kuat
Sifat analgesiknya kuat sekali
Eter menyebabkan iritasi saluran nafas dan
merangsang sekresi kelenjar bronkus
Eter menekan kontraktilitas otot jantung
Eter tidak menimbulkan sensitisasi otot
jantung thd katekolamin

Eter menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah


kulit lembek, pucat, dingin, basah,
kemerahanterutama pada muka
Eter menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
ginjal laju GFR dan produksi urin menurun scr
reversibel
Eter menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak
Menyebabkan mual dan muntah krn iritasi lambung
Status: Jarang digunakan di negara maju, tapi di
pakai secara luas di Indonesia.
Anestetik ini cukup aman, hanya mempunyai bau yg
kurang menyenangkan

Enfluran
Enfluran adalah anestetik eter berhalogen
yg tidak mudah terbakar.
Enfluran cepat menimbulkan induksi tanpa
menimbulkan eksitasi
Sedikit mengiritasi sal nafas dan sedikit
meningkatkan sekresi kelenjar bronkus
Kadar tinggi menyebabkan depresi
kardiovaskular dan perangsangan ssp
dicegah dgn penggunaan dl kadar rendah
bersama N2O

Efek Samping: Menggigil karena hipotermi,


gelisah, delirium, mual muntah.
Enfluran dapat menyebabkan depresi
nafas dan menyebabkan kelainan ringan
fungsi hati.
Enfluran membahayakan penderita
penyakit ginjal
Enfluran jangan digunakan pada anak
dengan demam berumur kurang dari 3
tahun.

Isofluran ( Forane)
Isofluran adalah eter berhalogen yg tidak
mudah terbakar.
Isofluran berbau tajam yg menyebabkan
penderita menahan nafas dan batuk
Isofluran merelaksasi otot baik untuk
intubasi
Gangguan fungsi hati dan ginjal blm
pernah dilaporkan
Pada anestesi yg dalam tidak terjadi
perangsangan SSP

Halotan ( Fluotan)
Cairan tidak berwarna, berbau enak,
tidak mudah terbakar dan tidak
mudah meledak meskipun dicampur
dgn oksigen.
Halotan bereaksi dengan perak,
tembaga, baja, magnesium,
aluminium, brom, karet dan plastik.
Tidak reaktif pada Nikel, titanium dan
polietilen alat kusus Fluotec.

Halotan
Efek analgesik lemah tapi relaksasi
otot bagus
Depresi napas dapat terjadi
Halotan secara langsung menghambat
otot jantung dan otot polos pembuluh
darah serta menurunkan aktivitas
syaraf simpatis tekanan darah tak
terukur henti jantung.

Pemakaian berulang menimbulkan


kerusakan hati nekrosis
sentrolobuler
Halotan menghambat kontraksi
miometrium hati hati saat partus.
Status: Sangat populer dan
digunakan secara luas dalam
anestesi.

Metoksifluran
Cairan jernih, tidak berwarna, bau
manis spt buah, tidak mudah
meledak, tidak mudah terbakar di
udara atau dalam oksigen.
Pada kadar anastetik mudah larut
dalam darah.
Merupakan anestetik kuat
Sifat analgetik kuat

Tidak mengiritasi dan stimulasi


kelenjar bronkus, tidak menyebabkan
spasme laring dan bronkus aman
pada penderita astma
Metoksifluran bersifat hepatotoksik
tidak untuk penderita kelainan hati.
Obat ini dapat diberikan dengan cara
closed method atau semiclosed
method.
Untuk bayi bisa dengan cara open

Etilklorida
Cairan tidak berwarna, sangat
mudah menguap, mudah terbakar
dan mempunyai titik didih 12-13C.
Bila disemprotkan di kulit akan
segera menguap dan menimbulkan
pembekuan shg rasa sakit hilang.
Anestesi dengan etilklorida cepat
terjadi tetapi cepat pula hilangnya.

Induksi dalam 0,5-2 menit dan waktu


pemulihan 2-3 menit setelah anestesi
dihentikan.
Tidak dianjurkan untuk anestetik umum
hanya untuk induksi 20-30 tts pada masker
selama 30 detik
Digunakan pada anestetik lokal dgn cara
disemprotkan pada kulit sampai beku efek
samping: kulit beku sukar dipotong dan mudah
infeksi krn penurunan resistensi sel dan
melambatnya penyembuhan.

Trikloretilen
Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap,
berbau khas spt kloroform, tidak mudah terbakar
dan tidak mudah meledak.
Induksi dan pemulihan lambat krn sangat larut
dalam darah.
Analgesik cukup baik tapi relaksasi otot rangka
kurang baik.
Digunakan dalam operasi ringan dlm kombinasi
dgn N2O.
Tidak mengiritasi saluran nafas.
Meningkatkan sensitisitas jantung thd katekolamin.

Fluroksen
Merupakan eter berhalogen , dengan
sifat seperti eter mudah terbakar tapi
tidak mudah meledak.
Fluroksen menimbulkan analgesi yg
baik, tapi relaksasi otot sangat
kurang.

2.3. Anestetik Parenteral

Pemakaian obat anestetik intravena


untuk:
1. Induksi anestesia
2. Induksi dan pemeliharaan anestesia
debah singkat
3. Suplementasi hipnosis pada anestesia
atau analgetik lokal
4. Sedasi pada beberapa tindakan medik

Anestesia intravena ideal


1.
2.
3.
4.

Cepat menimbulkan efek hipnosis


Mempunyai efek analgesia
Disertai oleh amnesia pascaanestesia
Efek samping mudah dihilangkan oleh obat
antagonisnya
5. Cepat dieliminasi oleh tubuh
6. Tidak/sedikit mendepresi fungsi respirasi dan
cardiovascular
7. Pengaruh farmakokinetik tidak tergantung
pada disfungsi organ.

Barbiturat
Seperti anestetik inhalasi, barbiturat
menghilangkan kesadaran dengan blokade
sistem stimulasi di formasio retikularis.
Barbiturat menghambat pusat pernafasan
di medula oblongata.
Kontraksi otot jantung dihambat tapi tonus
vaskuler meninggi dan kebutuhan oksigen
badan berkurang.
Tidak menimbulkan sensitisasi otot jantung
thd katekolamin

Barbiturat untuk Anestesia


1. Natrium tiopental
2. Natrium tiamilal
3. Natrium metoheksital
Status:
. merupakan anestetik yg
dibutuhkan.
. Tiopental digunakan sebagai
standar
. Menimbulkan tidur sbl prosedur

Ketamin
Ketamin adalah larutan yang tidak
berwarna, stabil pada suhu kamar dan
relatif aman ( batas keamanan lebar)
Ketamin mempunyai sifat analgesik,
anestetik, dan kataleptik dgn kerja
singkat.
Sifat analgetik sangat kuat untuk sistem
somatik tapi lemah untuk sistem viseral.
Tidak menyebabkan relaksasi otot lurik

Meningkatkan tekanan darah, frekuensi


nadi dan curah jantung sampai 20%
Reflek farink dan laring tetap normal atau
sedikit meninggi
Status: merupakan anestetik yg
memuaskan bersama dgn diazepam untuk
kondisi tertentu.
Sangat berguna untuk trauma. Operasi
gawat darurat, pembersihan luka bakar,
prosedur radiologik pada anak.

Droperidol dan Fentanil


Fentanil dan domperidol tersedia dalam
kombinasi tetap, dan digunakan untuk
menimbulkan analgesia neuroleptik dan
anestesia neuroleptik.
Fentanil dan domperidol dpt diberikan dgn
aman pd penderita yg dgn anestetik umum
lainnya mengalami hiperpireksia maligna
Curah jantung menurun, resistensi perifer
meningkat pada permulaan dan kembali
normal bila diteruskan.

Apneu dpt terjadi krn depresi ssp


diatasi dgn mengontrol dan
memimpin pernafasan.
Status: neurolep analgesia dan
neurolep anestesi yg sederhana dan
aman. Depresi pernafasan besar tapi
dapat diperkirakan. Teknik ini
berguna pada orang tua, sakit berat

Diazepam
Obat ini menyebabkan tidur dan penurunan
kesadaran yg disertai nistagmus dan bicara
lambat, tapi tidak berefek analgesik.
Diazepam digunakan untuk menimbulkan
sedasi basal pada anestesia regional,
endoskopi dan prosedur dental, juga untuk
induksi anestesia pada penderita dengan
penyakit kardiovaskular.
Diazepam juga digunakan untuk medikasi
preanestetik dan untuk mengatasi konvulsi yg
disebabkan obat anestesi lokal.

Efek nonterapi diazepam


Dapat menimbulkan henti nafas dan kegagalan
sirkulasi pada org dewasa sehat yg mendapat suntikan
20mg Iv scr cepat.
Flebitis dan trombosis serta rasa nyeri pada
penyuntikan IV.
Dosis:
induksi 0,1-0,5 mg/kgbb
Medikasi preanestetik org sehat 0,2 mg/kgbb
Penderita Resiko tinggi 0,1 -0,2 mg/kgbb
Status:
Diazepam digunakan untuk medikasi preanestetik dan
induksi atau anestetik sendiri.

Etomidat
Etomidat ialah anestetik non barbiturat yg
terutama digunakan untuk induksi anestesia.
Tidak berefek analgesik
Berefek minimal thd saluran nafas dan
kardiovaskuler
Etomidat menurunkan curah jantung, isi
sekuncup dan tekanan arteri serta meningkatkan
frekuensi denyut jantung sbg kompensasi.
Etomidat menurunkan aliran darah otak ( 3050%), kecepatan metabolisme otak, dan tekanan
intrakranial berguna pada bedah syaraf.

Efek samping Etomidat


Menimbulkan rasa nyeri di tempat
suntik
Selama induksi dgn etomidat tanpa
medikasi preanestetik dpt terjadi
gerakan otot spontan pd 60%
penderita.
Apneu ringan selama 15-20 dtk
dapat terjadi terutama pada orang
tua.
Posologi: dosis induksi ialah 0,3

Propofol
Propofol secara kimia tidak ada hubungannya dengan anestetik iv lain.
Zat ini berupa minyak pada suhu kamar
Disediakan sebagai emulsi 1%
Efek Anestetik umum
Pemberian IV propofol ( 2mg/kg) menginduksi anestesi secara cepat spt
tiopental.
Rasa nyeri pada tempat suntikan tapi jarang trombosis dan phlebitis.
Tidak menimbulkan aritmia atau iskemik otot jantung.
Tidak merusak fungsi hati dan ginjal.
Aliran darah ke otak , metabolisme otak dan tekanan intra kranial akan
menurun
Status: merupakan anestetik baru. Cepatnya induksi dan recovery
berguna pada pasien awat jalan memerlukan prosedur yg relatif
singkat.

3. Pemilihan Sediaan

Pemilihan anestetik umum didasarkan


atas beberapa pertimbangan:
1. Keadaan penderita
2. Sifat anestetik umum
3. Jenis operasi yg dilakukan
4. Peralatan yg tersedia
5. Obat yang tersedia

Sifat Anestetik Ideal


Mudah didapat
Murah
Cepat melampaui stadium II
Tidak menimbulak efek samping pada organ vital
seperti hipersekresi saluran nafas dan sensitisasi otot
jantung thd katekolamin
5. Tidak mudah terbakar
6. Stabil
7. Cepat dieliminasi
8. Sifat analgesik cukup baik
9. Relaksasi otot cukup baik
10.Kesadaran cepat kembali
1.
2.
3.
4.

Anestetik pilihan
1. Pada operasi ringan spt ektraksi gigi dan incisi abces
yg tidak membutuhkan relaksasi otot sempurna:
N2O dan Trikloretilen
2. Operasi besar spt laparotomi yg perlu relaksasi otot
sempurna: Eter atau kombinasi dgn diazepam
3. Tindakan kauterisasi: Halotan krn tidak mudah
terbakar
4. Gangguan jantung: eter krn eter tidak menyebabkan
sensitisasi thd katekolamin
5. Pada penderita gangguan hati: hindari Metoksifluran
6. Eter dan tiopental mudah didapat shg digunakan
untuk berbagai operasi terutama di daerah.

Вам также может понравиться