Вы находитесь на странице: 1из 30

DRUG INDUCED RENAL

DISEASE
Fina Aryani, M.Sc.,
Apt
Sekolah Tinggil Ilmu
Farmasi Riau

Patofisiologi
Manusia
memiliki
sepasang
ginjal
yang
terletak di belakang perut
atau abdomen.
Ginjal terletak di kanan
dan kiritulang belakang,
di bawahhatidanlimpa.
Di bagian atas (superior)
ginjal
terdapatkelenjar
adrenal(juga
disebut
kelenjar suprarenal).

Cont
Pada orang dewasa, setiap
ginjal
memiliki
ukuran
panjang sekitar 11 cm dan
ketebalan 5 cm dengan
berat sekitar 150 gram.
Ginjal
memiliki
bentuk
seperti
kacang
dengan
lekukan yang menghadap ke
dalam.
Di
tiap
ginjal
terdapat
bukaan
yang
disebut
hilus
yang
menghubungkan
arteri
renal,venarenal, danureter.

Fungsi Ginjal
Fungsi ekskresi

Penyakit Ginjal
GGA

Penyebab Penyakit Ginjal


GGA

Gejala dan Tanda Penyakit


Ginjal
GGA

Obat Yang Menyebabkan Gangguan


Ginjal
Obat dapat mengakibatkan gangguan fungsi
ginjal melalui 2 cara:
Kerusakan

Obat yg menyebabkan
nefrotoksisitas :

AINS
Radiocontrast media
Kaptopril
Siklosporin
Aminoglikosida
Cisplatin
Analgetik non-narkotik (asetaminofen, aspirin, ibuprofen)
Rifampisin
Litium
Simetidin

NB: Hindari penggunaan obat yg memberikan efek nefrotoksik pada


penderita gangguan ginjal.

Penilaian Terhadap Fungsi


Ginjal
Kreatinin

1. Kreatinin Serum
Kreatinin diekskresikan sebagian besar oleh filtrasi
glomerular dan sebagian kecil disekresi/reabsorbsi
oleh tubulus.
Nilai kreatinin serum yg normal berbeda menurut
jenis kelamin, usia dan ukuran.
Perubahan secara cepat pada fungsi ginjal tidak
segera diikuti dengan peningkatan pd kadar
kreatinin.
Kreatinin serum tidak akan meningkat scr bermakna
sampai tjd kerusakan ginjal serius shg penyakit
ginjal tahap awal sering tdk terpantau bila
perhitungan kreatinin serum diterapkan.

Cont..Kreatinin Serum
Kreatinin serum meningkat pada gagal ginjal.
Namun ada beberapa faktor yg mempengaruhi
kadar kreatinin serum:
1. Diet
2. Saat pengukuran
3. Usia penderita
4. Jenis kelamin
5. Berat badan
6. Latihan fisik
7. Keadaan pasien
8. Obat

2. Klirens Kreatinin (KLkr)


Eksresi utama kreatinin oleh filtrasi glomerular
shg LFG dapat diperkirakan melalui
penentuan laju klirens kreatinin endogen.
Nila klirens kreatinin berbeda menurut usia,
jenis kelamin, dan luas permukaan tubuh.
LFG berkurang sesuai peningkatan usia
(terutama pada pria)
Pengukuran klirens kreatinin :
a. Pengumpulan urin selama 24 jam
b. Rumus Cockkroft dan Gault

a. Pengumpulan Urin selama 24 jam


Merupakan metode paling tepat untuk
pengukuran klirens kreatinin.
Pengumpulan urin selama jangka waktu 24
jam
KLkr = (U x V)/S ml/menit
U : Kadar kreatinin urin (mikromol/liter)
V : laju aliran urin (ml/menit)
S : kadar kreatinin serum (mikromol/liter)
Kepatuhan pasien dalam pengumpulan urin
selama 24 jam mjd permasalahan

b. Rumus Cockroft and Gault


Merupakan metode yang lebih cepat dalam
mengukur kreatinin serum
Lebih tepat menggunakan berat badan ideal,
namun BB penderita dapat digunakan.
1,23 x (140-usia) x
KL
kr
Pria
BB

Kreatinin serum

1,04 x (140-usia) x
KL
kr
Wanita
BB
Kreatinin serum
=

Kreatinin serum (mikromol/liter), BB (kg)

Persamaan Cockroft and Gault tidak dapat


digunakan, apabila :

3. Urea
Urea disintesa dalam hati dan eliminasi dalam
urin yang disaring oleh glomerulus dan sebagian
direabsorbsi oleh tubulus.
Pada orang sehat, kadar urea dalam darah
berfluktuasi sesuai asupan protein.
Kadar urea darah meningkat : perdarahan, shock,
muntah yg berlebihan, kekurangan air dan/atau
garam, peradarahan saluran cerna, infeksi berat,
terapi steroid dan tetrasiklin dosis tinggi.
Kadar > 10 mmol/liter mencerminkan gangguan
ginjal.

Pemilihan obat pada penderita


dengan gangguan ginjal
Gagal ginjal berkaitan dengan sejumlah kondisi
klinis, misal ketidakseimbangan pH dan kelainan
elektrolit.
Penderita umumnya mengeluhkan gatal, kram,
peripheral tingling, mual dan muntah
pengobatan secara simptomatik.
Penderita juga dapat menderita berbagai jenis
penyakit sistemik yg mungkin perlu diobati
juga.
Jadi pasien dg gangguan ginjal sering kali
diobati dengan sejumlah obat.

Permasalahan penggunaan obat pada penderita


gangguan ginjal :

Pedoman pemilihan obat pada


penderita dengan gangguan ginjal
1

Prinsip penyesuaian dosis pada


gangguan ginjal

Rute eliminasi
Indeks terapi
Penyesuaian dosis
Obat yang bersifat nefrotoksik

Karakteristik obat yang


ideal

Stage gangguan ginjal


Tingkat

LFG

Kreatinin
serum
(perkiraa
n)

Ringan

20-50
ml/menit

150-300
mol/L

Sedang

10-20
ml/menit

300-700
mol/L

Berat

< 10
ml/menit

> 700
mol/L

Klirens kreatinin
normal : 120
ml/menit
Gangguan ginjal
< 30 ml/menit
Gagal ginjal
terminal < 10
ml/menit

Case study

Ibu NP
Usia : 35 th
Tinggi : 157,5 cm
Berat : 63 kg
Kreatinin serum : 64
mol/L
Hitung klirens
kreatinin pasien
tersebut
menggunakan BBI.

Bapak SP
Usia : 87 tahun
Tinggi : 152, 4 cm
Berat : 50 kg
Kreatinin serum : 110 mol/L
Pengobatan : temazepam 10
mg p.o prn malam, digoksin
250 gram pada pagi hari.
Hitung klirens kreatinin
pasien tersebut
menggunakan BBI.
berilah komentar thdp
pengobatan Bapak SP.

KASUS
TN JE, umur 71 tahun, berat 78 kg 25 hari yang
lalu datang ke rumah sakit dengan gejala CHF dan
dilakukan operasi terhadap katub aorta & mitral.
Pada saat operasi terjadi komplikasi, yaitu terjadi
hipotensi (tekanan darah 70/50 mmHg) selama 1
jam. 3 hari sesudah operasi mengalami infeksi
luka operasi dan diberikan gentamicin. Hari ini
Pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan
terhadap
perkembangan
kesehatannya. Terjadi peningkatan BUN dan
kreatinin serum serta overload volume.

Tatalaksana Terapi Kasus PAM

Problem
Vital Sign
Tekanan darah : 154/70
(tinggi) (Normal : 120/80 mmHg)
RR: 26
(tinggi) (Normal: 13 18 kali/menit)
Suhu : 37,7 oC
Berat : 84 kg

Data Laboratorium
Na:138 mEq/L
normal
( Normal : 135 145 mEq/L )
BUN: 52 mg/dL (pada saat MRS 15 mg/dL) ( Normal : 20 mg/dl )
K: 3,8 mEq/L normal
( Normal : 3,5 5,0 mEq/L )
SCr : 2,4 mg/dL (pada saat MRS 1,3 mg/dL) ( Normal : 0,5 1,2 mg/dL )
Cl : 104 mEq/L
GDS : 146 mg/dL
( Normal : 60 100 mg/dL )
CO2 : 25 mEq/L
( Normal : 35 45 mEq/L )
Hb : 9,0 g/dl
WBC : 9,9 x 103/mm3

( Normal : 13 16 g/dL )

Assessment/Actions
Diagnosa : GGA Akut
Problem medis :
o Gentamisin menyebabkan terjadinya
Acute Tubular Necrosis (ATN)
o Allopurinol menyebabkan terjadinya
Glomerulonefritis

DRP

Adanya obat yang lebih efektif, yaitu penggunaan


prasozin yang tidak efektif
Action : prasozin diganti dengan valsartan atau captopril
karena valsartan merupakan golongan ARB yang
bersifat hepatoprotektor. Dan juga efek nya lebih
bagus.
Obat yang tidak aman bagi pasien, yaitu gentamisin
dan allopurinol yang menginduksi renal disease
Action : gentamisin dapat diganti dengan obat golongan
sefalosporin, seperti sefazolin. Sedangkan allopurinol
diganti dengan oksipurinol.

Dosis terlalu tinggi, yaitu dosis


digoksin pada pasien dengan gangguan
ginjal 0,25 mg per hari
Action : dosis digoksin diturunkan
menjadi separuhnya, yaitu 0,125 mg
per hari. Hal tersebut diketahui
karena Cl Cr pasien 31,1 ml/menit

Monitoring
Monitoring ED Antibiotik
Monitoring kondisi fisik pasien, keluhan serta
kondisi luka operasi
Monitoring kondisi umum pasien, antara lain
suhu, kecepatan nafas, denyut nadi, TD
Monitoring efek samping antibiotik
Monitoring BUN, Scr, Cl
Monitoring efek samping obat
Monitoring hiperurisemia, hipotensi,

Вам также может понравиться