Вы находитесь на странице: 1из 32

Cementing

Apriandi Rizkina Rangga


Wastu, ST

Cementing

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu


proses pencampuran (mixing) dan pendesakan
(displacement) bubur semen (slurry) melalui casing
sehingga mengalir ke atas melewati annulus di
belakang casing sehingga casing terikat ke formasi
Tujuan Cementing
Melekatkan casing pada dinding lubang sumur
Melindungi casing dari masalah masalah mekanis
sewaktu operasi pemboran (seperti getaran)
Melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat
korosi
Memisahkan zona yang satu dengan zona yang lain

Jenis Cementing
Primary Cementing : Penyemenan
pertama kali yang di lakukan setelah
casing di turunkan dalam sumur. Pada
primary cementing , penyemenan casing
pada dinding lubang sumur dipengaruhi
oleh jenis casing yang akan di semen.
Penyemenan Conductor casing :
mencegah terjadinya kontaminasi fluida
pemboran (lumpur pemboran) terhadap
lapisan tanah permukaan

Penyemenan Surface Casing :


melindungi air tanah agar tidak
tercemar dari fluida pemboran,
memperkuat kedudukan surface
casing sebagai tempat BOP,
menahan beban casing yang
terdapat di bawahnya dan untuk
mencegah terjadinya aliran fluida
pemboran atau fluida formasi yang
akan melalui surface casing.
Penyemenan Intermediate Casing :
menutup tekanan formasi abnormal
atau mengisolasi daerah lost

Penyemenan Production Casing :


mencegah terjadinya aliran antar
sumur formasi ataupun aliran fluida
formasi yang tidak di inginkan yang
akan memasuki zona produktif,
mengisolasi zona produktif yang
akan di produksikan fluida formasi
(perforated completion), dan
mencegah terjadinya korosi pada
casing yang di sebabkan oleh
material-material korosif.

SISTIM PENYEMENAN

Poor
Boy

Primary
Stinger

Open Hole 26
Casing 20
Open Hole 26
Casing 20

Cementing System by S Djoko

Open Hole 26
Casing 20

Open Hole
17 Casing
3

Sistem Penyemanan

Penyemenan Poor Boy Yaitu penyemenan dengan


menggunakan Tubing sebagai pengantar Cement Slurry
kedalam lubang sumur, biasanya dipakai untuk
penyemenan Stove Pipe dan Conductor Casing .Pada Stove
Pipe dengan memasang Pipa Tubing pada annulus lubang
yang pertama dibor dengan Stove Pipe, sedangkan untuk
Conductor Casing dengan memasukkan Pipa Tubing
kedalam Casing dan digantung dengan Cementing Head.
Penyemenan Dengan Stinger Yaitu penyemenan
dengan menggunakan Stinger dan Drill Pipe (DP),
sedangkan Shoe yang dipakai adalah Duplex Shoe.
Biasanya dipakai untuk penyemanan Conductor Casing
karena Casing ini memiliki ukuran diameter besar sehingga
dengan system ini diperlukan volume displace sedikit
( sepanjang DP) dan waktunya lebih cepat.

Dual Stage Cementing


Dual Stage digunakan
bila tekanan
System

formasi tidak cukup kuat untuk


menahan tekanan hydrostatik bubur
semen yang akan dipompakan di
annulus
Cementing
Accessories
Tambahan :
1. DSCC (dual stage cementing
collar)
2. ECP (external casing packer)
3.Flexible Plug
4.Trip Plug
5. Shut Off Plug

Cementing System by S Djoko

Penyemenan Multi StageYaitu


penyemenan Casing dalam satu trayek
dilakukan lebih dari satu kali dengan
cara bertahap/bertingkat, menggunakan
peralatan khusus yaitu DSCC, Plugs
khusus, dan Float Collar khusus.
Pertimbangan dilakukan penyemenan
Multi Stage adalah Casing yang disemen
panjang dan atau adanya zona loss pada
lubang sumur tersebut. Biasanya untuk
penyemenan Intermediate dan Production
Casing.

Jenis Cementing

Secondary Cementing / Remedial Cementing


adalah penyemenan ulang untuk
menyempurnakan primary cementing atau
memperbaiki penyemanan yang rusak.
Secondary cementing dilakukan apabila
pengeboran gagal mendapatkan minyak dan
menutup kembali zona produkti yang di
perforasi.
Secondary Cementing di bagi 3 bagian
Squeeze Cementing
Re cementing
Plug Back Cementing

Squeeze Cementing

Tujuan
Mengurangi water oil ratio, water gas ratio atau
gas oil ratio
Menutup formasi yang sudah tidak lagi produktif
Menutup zona lost circulation
Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing
Memperbaiki primary cementing yang kurang
memuaskan
Operasi squeeze cemeting dilakukan selama
operasi pemboran berlangsung,komplesi maupun
pada saat workover.

Metode Squeeze Cementing


1. Braden Head Squeeze
Metode ini di gunakan dengan cara menempatkan cement slurry di depan perforasi
dan di sebut balancing plug setelah slurry dicampur, slurry kemudian di pompa ke
dalam tubing dan di ikuti oleh sejumlah fluida work over yang sudah di hitung
sehingga membentuk suatu keseimbangan (kesamaan tinggi) kolom slurry di dalam
tubing dan annulus. Tubing di angkat di atas cement slurry dan tubing di lakukan
sirkulasi balik untuk membersihkan kelebihan cement. Tekan squeeze di berikan
untuk menekan slurry ke dalam perforasi, setelah final squeeze pressure didapat,
tubing kemudian di turunkan untuk sirkulasi balik kelebihan cement, sampai cement
plug masih tinggal beberapa feetdi atas perforasi.
Keuntungan Braden head squeeze
. Tidak di perlukan peralatan khusus
. Resiko casing pecah terhindar
. Bisa melakukan squeeze job pada casing berdiameter kecil.
Kerugian Braden head squeeze
. Perlu test tubing
. Tidak dapat men test kebocoran casing
. Casing terkena tekanan squeeze

2. Packer squeeze
. Perkiraan tekanan squeeze akan melebihi kekuatan
casing
. Casing sudah tua dan bisa saja ada kebocoran diatas
perforasi yang akan di squeeze
. Terdapat perforasi atau casing bocor yang pernah di
perbaiki di atas perforasi yang akan di squeeze.
Packer yang di pakai dari jenis retrievable packer yang
di turunkan bersama tubing dan diset secara mekanikal.
Prosedur Squeeze cementing dengan retrievable packer:
1. Packer di pasang di ujung tubing dan di bawah
packer di pasang tail pipe dengan panjang secukupnya
yang akan memungkiinkan sirkulasi semua objek di
depan peforasi.
2. Ujung tail pipe di tempatkan tepat di atas perforasi
dan setelah packer di set, tubing dan casing di test
dengan tekanan.

4. Katup by pass di tutup, untuk mengisolir annulus dari


tubing, kemudian cement di pompa kedalam perforasi..
5. Setelah final squeeze pressure tercapai, katup by
pass di buka dan kelebihan atau sisa cement di dalam
tubing di sirkulasi balik dengan meng unset packer
terlebih dahulu.
Keuntungan squeeze dengan packer.
a. Casing dan tubing bisa di test dari kebocoran
b. Casing terlindung dari tekanan squeeze yang tinggi
c. Cement tetap berada di dalam tubing di atas packer
d. Bisa melakukan squeeze dengan tekanan tinggi
Kerugian-kerugianya.
a. Biaya tinggi
b. Resiko packer terjepit/stuck
c. Resiko meninggalkan ikan dalam sumur seperti

RE- cementing
RE cementing dilakukan untuk
menyempurnakan primary cementing
yang gagal dan untuk memperluas
perlindungan casing di atas top semen

Plug-Back Cementing
Adalah suatu operasi di mana suatu
bubur cement ( Cement slurry ) di
tempatkan pada kedalaman tertentu
pada suatu sumur minyak, gas atau
Geothermal.
Plug back Cementing di lakukan pada
saat :
Pengeboran
Penyelesaian sumur
Kerja ulang / Work over

Plug back cementing dilakukan untuk


1. Menutup atau meninggalkan sumur
(abandonment well)
2. Melakukan directional drilling sebagai landasan
whipstock, yang dikarenakan adanya perbedaan
compressive strenght antara semen dan formasi
maka akan mengakibatkan perubahan arah
pada bit
3. Menutup zona air di bawah zona minyak agar
water oil ratio berkurang pada open hole
completion.
Kekurangan pada plug back cementing
4. tidak dapat digunakan untuk mengetest
kebocoran pada casing, tetapi lebih baik
dariSqueeze cementing.

Squeeze

Annular

Pipe
Ram

Cementing System by S Djoko

Cement
Retainer

Annular

Pipe
Ram

Plug
Cement

Annular

Pipe
Ram

Komposisi dan Pembuatan Semen

Semen yang digunakan dalam industri


perminyakan adalah semen Portland.
Semen Portland mempunyai 4
komponen
1. Tricalcium Silicate
2. Dicalcium Silicate
3. Tricalcium Aluminate
4. Tetracalcium Aluminoferrite

Semen Portland terbagi 2 material


1. Material Calcareous
Materi ini berisi kalsium karbonat dan
kalsium oksida dari limestone dan
batuan semen.
2. Material Argillaceous
Materi ini berisi clay atau mineral clay

Klasifikasi Semen

API telah melakukan pengklasifikasian semen kedalam


beberapa kelas guna mempermudah pemilihan dan
penggolongan semen yang akan digunakan,
pengklasifikasian ini berdasarkan pada kondisi sumur,
temperature, tekanan dan kandungan yang terdapat pada
fluida formasi.
Klasifikasi semen yang dilakukan API terdiri dari:
Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0
(permukaan) sampai 6.000 ft. semen ini terdapat dalam
tipe biasa (ordinary type) saja, dan mirip dengan semen
ASTM C-150 tipe I.
Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai
6.000 ft, dan tersedia dalam jenis yang tahan terhadap
kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate dan
high sulfate resistant)

Semen kelas D digunakan untuk


kedalaman dari 6.000 ft sampai 12.000 ft,
dan untuk kondisi sumur yang mempunyai
tekanan dan temperature tinggi. Semen ini
tersedia juga dalam jenis moderate dan
high sulfate resistant.
Semen kelas E digunakan untuk
kedalaman dari 6.000 ft sampai 14.000 ft,
dan untuk kondisi sumur yang mempunyai
tekanan dan temperature tinggi. Semen ini
tersedia juga dalam jenis moderate dan
high sulfate resistant
Semen kelas E digunakan untuk
kedalaman dari 10.000 ft sampai 16.000
ft, dan untuk kondisi sumur yang

Semen kelas F digunakan untuk kedalaman dari


10.000 ft sampai 16.000 ft, dan untuk kondisi
sumur yang mempunyai tekanan dan
temperature tinggi. Semen ini tersedia dalam
jenis high sulfate resistant.
Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0
sampai 8.000 ft, dan merupakan semen dasar.
Bila ditambahkan retarder semen ini dapat
dipakai untuk sumur.
Semen Kelas H digunakan dari kedalaman 0
sampai 4000 ft, dan merupakan semen dasar.
Dengan penambahan accelerator dan retarder,
semen ini dapat digunakan pada range
kedalaman dan temperatur yang besar. Semen
ini hanya tersedia dalam jenis moderate sulfate
resistant.

Sifat Fisik Semen

Densitas
Densitas suspensi semen sangat di pengaruhi
terhadap tekanan hidrostatis suspensi semen di
dalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup
menahan tekanan suspensi semen, maka akan
menyebabkan formasi pecah sehingga terjadi lost
circulation.
Densitas suspensi semen yang rendah sering
digunakan dalam operasi primary cementing dan
remedial cementing guna menghindari terjadinya
fracture pada formasi yang lemah
Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan :
1. Menambahkan clay atau zat zat kimia silikat
jenis extender
2. Menambahkan bahan-bahan yang dapat
memperbesar volume semen, seperti pozzolan

Thickening Time
Thickening Time adalah waktu yang diperlukan semen
untuk mengeras atau mencapai konsistensi sebesar
100 UC (unit of Consistency) dan semen tidak dapat
di pompa lagi. Thickening time sangat penting. Waktu
pemompaan harus lebih kecil dari Thickening Time,
karena bila tidak akan menyebabkab semen akan
mengeras lebih dahulu sebelum seluruh semen sampi
target berikutnya.
Untuk memperlambat Thickening time dengan
menggunakan additive retarder : kalsium
lignosulfonate, carboxymethyl hydroxyethyl
cellulose dan senyawa senyawa asam organik
Untuk mempercepat Thickening time dengan
menggunakan additive accelerator : kalsium klorida,
sodium klorida, gipsun, sodium silikat dan air laut

Filtration loss
Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari
semen ke dalam formasi permeabel yang dilaluinya.
Filtrat yang hilang tidak boleh karna dapat menyebabkan
flash set. Jika semen mengalami flash set maka akan
mengajibatkan friksi di annulus dan dapat
mengakibatkan pecahnya formasi. Primary cementing
150-250 cc / 30 menit. Squeeze Cementing 55-65 cc / 30
menit .
Water Cement Ratio (WCR)
Water Cement Ratio adalah perbandingan air yang di
campur terhadap bubuk semen sewaktu semen di buat
Kadar air minimum : banyak air yang di tambahkan
tanpa dapat menyebabkan konsisten lebih dari 30 UC.
Bila air yang di tambahkan lebih kecil dari kadar
minimumnya, maka akan terjadi friksi yang cukup
besar di annulus sewaktu semen di pompakan dan
juga menaikkan tekanan di annulus

Waiting On Cement (WOC)


Waiting on Cement adalah waktu yang dihitung saat
wiper plug di turunkan sampai plug dibor kembali
untuk operasi selanjutnya. WOC di tentukan oleh
tekanan dan temperatur sumur, WCR, Compressive
Strenght dan aditif aditif yang dicampurkan ke dalam
semen.
Permeabilitas
Permeabilitas diukur pada semen yang mengeras, dan
bermakna dengan permeabilitas batuan tersebut yang
berarti kemampuan untuk fluida. Pada cementing
permeabilitas yang di inginkan adalah tidak ada atau
sekecil mungkin karna jika besar dapat menyebabkan
terjadinya kontak fluida antara formasi dengan
annulus, dan strenght semen berkurang sehingga
semen tidak sesuai dengan keinginan yaitu menyekat

Compressive Strenght dan Shear


Strenght
Compressive Strenght adalah kekuatan
semen dalam menahan tekanantekanan yang berasal dari formasi
maupun dari casing.
Shear Strenght adalah kekuatan
semen dalam menahan berat casing.
Compressive strenght menahan
tekanan dalam arah horizontal
sedangkan shear strenght itu dalam
arah vertikal

Aditif yang di gunakan dalam semen

Accelerator
Retarder
Extender
Weighting Agent
Dispersant
Fluid loss Control Agent
Lost Circulation Agent
Specially Additives

Accelerator : mempercepat proses pengerasan pada


semen.
Contohnya : kalsium klorida, sodium klorida, gipsun,
sodium silikat dan air laut.
Retarder : memperlambat proses pengerasan pada
semen.
Contohnya : kalsium lignosulfonate, carboxymethyl
hydroxyethyl cellulose dan senyawa senyawa asam
organik.
Extender : untuk menaikkan volume pada semen
namun mengurangi densitas semen tersebut.
Contohnya : Bentonite, Sodium silikat, Pozzoloan,
Expanded Perlite, Gilsonite.
Weighting Agents : untuk menaikkan densitas semen.
Contohnya : hematite, ilmenite, barite,pasir.
Dispersant : untuk mengurangi viskositas pada semen.
Contohnya : Polymelamine Sulfonate dan Polynapthena
Sulfonate.

Lost Circulation Control Agent : mengontrol


hilangnya semen ke dalam formasi yang lemah
atau bergoa.
Contohnya : gilsonite, cellophone flakes, gipsum,
bentonite dan nut shell.
Special Additive
Silika : penyemenan agar stenght semen tidak
hilang pada temperatur tinggi.
Mud Kill : menetralisir bubur semen terhadap zat
zat kimia dalam lumpur pemboran.
Radioactive Tracers : memudahkan operasi
logging dalam menentukan posisi semen dan
mengetahui kualitas ikatan semen.
Antifoam Agents : untuk mencegah hilangnya
tekananan pemompaan.

Peralatan Penyemenan

casing shoe
casing collar
shoetrack
centralizer
scratcher
cementing head

Вам также может понравиться