Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(EYD)
Kelompok:
1. Abdul Aziz
2. Astono Tri Sampurno
3. Gioferrara Alfath V.D
4. Irman Setya Haryadi
1623001
1623009
1623004
1623005
Ejaan
Ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Pemakaian Huruf
2.
Penulisan Kata
3.
4.
1. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas
C. Huruf Konsonan
D. Huruf Diftong
G. Huruf Kapital
Huruf
Huruf
H. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Contoh : majalah Bahasa dan Sastra
2.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh : Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini
Catatan:
1.
H. Huruf Tebal
1.
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks
dan lampiran.
2. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
C. Bentuk ulang
bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda
hubung diantara unsur-unsurnya.
Contoh: anak-anak berjalan-jalan
catatan:
a) bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan
mengulang unsur pertama saja.
Contoh : surat kabar surat-surat kabar
b) bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya
adjective ditulis dengan mengulang unsur pertama atau
unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Contoh : orang besar orang-orang besar
orang besar-besar
c) awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk
ulang.
Contoh: kekanak-kanakan, perundang-undangan
D. Gabungan kata
1. Unsur gabungan kata lazim disebut kata majemuk, ditulis terpisah.
Contoh : orang tua
kambing hitam
2. Gabungan kata yamg dapat menimbulkan kesalah pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian
unsur yang bersangkutan.
Contoh : ibu-bapak kami ibu bapak-kami
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah benar-benar padu, ditulis serangkai.
Contoh : kacamata
E. Suku kata
1. Pemenggalan kata dalam kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat hurufvokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh : bu-ah
ma-in
b. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal.
Contoh : pan-dai
sau-da-ra
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan tersebut.
Contoh : ba-pak
mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara dua huruuf konsonan tersebut.
Contoh : ap-ril
makh-luk
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih dan masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan
yang
pertama dan kedua.
Contoh : ul-tra
in-stru-men
catatan :
1) gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal
contoh : bang-krut
bang-sa
2) pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di
awal atau akhir baris.
Contoh : itu i-tu
setia se-ti-a
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk
dasar dan imbuhan atau partikel itu.
Contoh : ber-jalan
mem-bantu
catatan :
1) pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan,
dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh : me-nya-pu
G. Partikel
1. Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Contoh : bacalah buku itu baik-baik!
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh : jika ayah membaca di teras, adik pun membaca di
tempat itu.
Catatan :
partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu, ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
3. Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
a. Bilangan utuh
contoh : lima belas (15)
b. Bilangan pecahan
contoh : seperenam belas (1/16)
8. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an
contoh : tahun 1990-an (tahun sembilan belas sembilan
puluhan)
9. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks, kecuali dalam dokumen resmi,
seperti angka dan kuitansi.
10. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
maka penulisannya harus tepat.
Baik, Bu.
Tanda Pisah
Tanda Elipsis ()
Tanda Petik ()
balikan
Kedua,
asar
saah
saat
manfaah
manfaat
rayah
rakyat
mana
makna
ruku
rukuk
aa (Belanda) menjadi a
misal: paal
baal
pal
bal
aki
effect
efek
commission
komisi
ferrum
ferum
ummat
umat
tammat
tamat
tetapi:
mass
massa
Catatan:
1.
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia tidak perlu diubah.
Misalnya:
Bengkel, kabar, nalar, paham, perlu, sirsak
2.
advokat
presentase
structural
TERIMA KASIH