Вы находитесь на странице: 1из 51

Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD)
Kelompok:
1. Abdul Aziz
2. Astono Tri Sampurno
3. Gioferrara Alfath V.D
4. Irman Setya Haryadi

1623001
1623009
1623004
1623005

Ejaan

Ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Dalam EYD ada beberapa hal yang akan dibahas, yaitu


1.

Pemakaian Huruf

2.

Penulisan Kata

3.

Pemakaian Tanda Baca

4.

Penulisan Unsur Serapan

1. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia


terdiri atas huruf yang berikut:

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas

* Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda


aksen () jika ejaan kata menimbulkan keraguan
Misalnya:
Kami menonton film seri (sri).
Pertandingan itu berakhir seri.

C. Huruf Konsonan

D. Huruf Diftong

E. Gabungan Huruf Konsonan

G. Huruf Kapital

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur


pertama kata pada awal kalimat.
Contoh :
Dia mengantuk.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Contoh :
Adik bertanya, Kapan kita pulang?

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam


ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh :
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya

4.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar


kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
aContoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim
Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak
diikuti nama orang. Contoh : Tahun ini dia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama

jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang


dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Contoh : Wakil Presiden Adam Malik
Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama


jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.Contoh: Siapakah gubernur yang
baru dilantik itu?

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama


orang.
Contoh : Wage Rudolf Supratman,
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Sunda
Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama


bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar
kata turunan.

Contoh : Pengindonesiaan kata asing


8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya,, dan peristiwa sejarah.
Contoh : tahun Hijriah
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi dan
huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama
diri geografi.

Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah


geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh : berlayar ke teluk

Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama


geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh : garam inggris

10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua


unsur
nama
negara,
lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata
seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Contoh : Republik Indonesia
Huruf

kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata


yang bukan nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contoh : beberapa badan hukum

11.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap


unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa
12.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan


nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh :

14.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.


Contoh : Sudahkah Anda tahu?
15.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Contoh : Kapan Bapak Berangkat? tanya Harto.

H. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Contoh : majalah Bahasa dan Sastra
2.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk


menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata.
Contoh : Huruf pertama kata abad adalah a.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh : Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini

Catatan:
1.

Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa


Indonesia, penulisannya diberlakukan sebagai kata
Indonesia
Contoh: Negara itu telah mengalami empat kali
kudeta.

2. Dalam penulisan tangan, huruf atau kata yang akan


dicetak miring digarisbawahi

H. Huruf Tebal
1.

Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks
dan lampiran.

2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau


mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata tetapi
menggunakan huruf miring.
Contoh :
Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah
Seharusnya: Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah

2. Penulisan Kata

A. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar, ditulis sebagai satu


kesatuan.
Contoh: Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
B. Kata Turunan
1.Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan huruf dasarnya.
Contoh : berjalan, dipermainkan
2. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar
yang bukan Bahasa Indonesia.
Contoh : di-upgrade

3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata,


awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: sebar luaskan
4, Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi

5. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai


dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh : pascasarjana
Catatan:
1) jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya
kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur
itu.
Contoh: pro-barat
2) jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk
kepada tuhan yang diikuti oleh kataberimbuhan,
gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai
dengan huruf kapital.
Contoh : marilah kita bersyukur kepada tuhan yang
maha pengasih.

3) jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada


tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu
ditulis sebagai serangkai.
Contoh: tuhan yang mahakuasa menentukan arah hidup kita.
4) bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam
bahasa indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan
sebagai bentuk dasar.
Contoh : sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang
kontra.

C. Bentuk ulang
bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda
hubung diantara unsur-unsurnya.
Contoh: anak-anak berjalan-jalan
catatan:
a) bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan
mengulang unsur pertama saja.
Contoh : surat kabar surat-surat kabar
b) bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya
adjective ditulis dengan mengulang unsur pertama atau
unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Contoh : orang besar orang-orang besar
orang besar-besar
c) awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk
ulang.
Contoh: kekanak-kanakan, perundang-undangan

D. Gabungan kata
1. Unsur gabungan kata lazim disebut kata majemuk, ditulis terpisah.
Contoh : orang tua
kambing hitam
2. Gabungan kata yamg dapat menimbulkan kesalah pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian
unsur yang bersangkutan.
Contoh : ibu-bapak kami ibu bapak-kami
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah benar-benar padu, ditulis serangkai.
Contoh : kacamata
E. Suku kata
1. Pemenggalan kata dalam kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat hurufvokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh : bu-ah
ma-in
b. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal.
Contoh : pan-dai
sau-da-ra
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan tersebut.
Contoh : ba-pak
mu-sya-wa-rah

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara dua huruuf konsonan tersebut.
Contoh : ap-ril
makh-luk
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih dan masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan
yang
pertama dan kedua.
Contoh : ul-tra
in-stru-men
catatan :
1) gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal
contoh : bang-krut
bang-sa
2) pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di
awal atau akhir baris.
Contoh : itu i-tu
setia se-ti-a
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk
dasar dan imbuhan atau partikel itu.
Contoh : ber-jalan
mem-bantu
catatan :
1) pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan,
dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh : me-nya-pu

2) akhiran i tidak dipisahkan pada pergantian baris.


3) pemenggalan kata bersisipan dilakukan pada kata dasar.
Contoh : ge-lem-bung
4) pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu
konsonan.
Contoh : beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih, dan salah satu
unsurnya itu dapat tergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur itu dipenggal seperti
pada kata dasar.
Contoh : bio-grafi bi-o-gra-fi
kilo-meter ki-lo-me-ter
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua
unsur atau lebih, dipenggal pada baris di antara unsur-unsurnya (tanpa
tanda pisah). Untuk nama yang berupa singkatan tidak dipisah.

F. Kata depan di, ke, dan dari


kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yamg mengikutinya, kecuali di dalam gabungan
kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
seperti kepada, dan daripaada.
Contoh : kain itu disimpan di dalam lemari.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan :
kata yang dicetak miring dalam kalimat berikut,
ditulis serangkai.
Contoh : kami percaya sepenuhnya kepadanya.

G. Partikel
1. Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Contoh : bacalah buku itu baik-baik!
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh : jika ayah membaca di teras, adik pun membaca di
tempat itu.
Catatan :
partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu, ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
3. Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.

H. Singkatan dan akronim


1. Singkatan ialah bentuk pendek dari suatu, terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan tersebut.
Contoh : W.R. Supratman wage rudolf supratman
M.Si
magister sains
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf
awal kata, tulis dengan kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh : DPR dewan perwakilan rakyat
SD sekolah dasar
c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf, diikuti dengan tanda titik.
Contoh : jmlh.
Jumlah
tgl.
Tanggal
d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas huruf diakhiri dengan tanda titik.
Contoh : dll. Dan lain-lain
yth. Yang terhormat
Catatan :
singkatan tersebut dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam
pembuatan catatan rapat dan kuliah.

1) singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim


digunakan dalam surat menyurat), masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Contoh : a.N.
Atas nama
2) lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang, tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh : cu kuprum
cm sentimeter
rp
rupiah
2. Akronim ialah singkatam dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur
nama diri, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh : LIPI lembaga ilmu pengetahuan indonesia
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur,
ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh : bulog badan urusan logistik
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh : pemilu pemilihan umum

I.Angka dan bilangan


bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai
sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan, lazim digunakan
angkaarab atau angka romawi.
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara
berurutan
seperti dalam rincian atau paparan.
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
3. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
4. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas,
dan isi; satuan waktu; nilai uang; dan jumlah.
5. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
6. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat dalam
kitab suci.
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

a. Bilangan utuh
contoh : lima belas (15)
b. Bilangan pecahan
contoh : seperenam belas (1/16)
8. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an
contoh : tahun 1990-an (tahun sembilan belas sembilan
puluhan)
9. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks, kecuali dalam dokumen resmi,
seperti angka dan kuitansi.
10. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
maka penulisannya harus tepat.

J. Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan nya


kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti
ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Contoh : buku ini boleh kaubaca
K. Kata si dan sang
kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh : surat itu dikmbalikan kepada si pengirim.

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK (.)

Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau


seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.

Memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya,namun tidak dipakai jika bilangan
itu tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya :
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Tanda Koma (,)

Diantara unsur-unsur dalam perincian atau


pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas,pena, dan tinta.

Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak


kalimat didahului induk kalimatnya,namun tidak dipakai
jika anak kalimat mengiringi induk kalimatnya
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda Titik Koma (;)

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan


setara.
Misalnya :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

Sebagai pengganti kata hubung untuk memisahkan


kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya :
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk
di bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran Pilihan Pendengar.

Tanda Titik Dua (:)

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.


Misalnya :
a.Ketua: Ahmad Wijaya
b.Sekretaris: S.Handayani
c.Bendahara:B.Hartawan

Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku


dalam percakapan.
Misalnya :
Ibu: Bawa kopor ini, Mir!
Amir:

Baik, Bu.

Ibu: Jangan lupa. Letakkan baik-baik!"

Tanda Hubung (-)

Menyambung unsur-unsur kata ulang.


Misalnya :
Kemerah-merahan

Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur


bahasa asing.
Misalnya :
di-smash

Tanda Pisah

Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi


penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya :
Kemerdekaan bangsa itusaya yakin akan tercapai
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

Diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti


sampai.
Misalnya :
1910-1945

Tanda Elipsis ()

Dalam kalimat terputus-putus.


Misalnya :
Kalau begituya, marilah kita bergerak.

Menunjukkan bahwa dalam kalimat atau naskah ada


bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
Sebab-sebab kemerosotanakan diteliti labih
lanjut.

Tanda Tanya (?)

Pada akhir kalimat tanya.


Misalnya :
Kapan ia berangkat?

Di dalam tanda kurung menyatakan bagian kalimat yang


disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Misalnya :
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)

Tanda Seru (!)

Sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan


atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan,ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang
kuat.
Misalnya :
Bersihkan kamar itu sekarang juga!

Tanda Kurung ((...))

Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Misalnya :
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK
(Daftar Islam Kegiatan) kantor itu.

Mengapit keterangan yang bukan bagian integral pokok


pembicaraan.
Misalnya :
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

Tanda Kurung Siku ([...])

Mengapit huruf,kata, atau kelompok kata sebagai


koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang
lain.
Misalnya :
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah


bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat
halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan
disini.

Tanda Petik ()

Mengapit petikan langsung yang berasal dari


pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
Saya belum siap,kata Mira,tunggu sebentar!

Mengapit judul syair,karangan, atau bab buku yang


dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
BacalahBola Lampudalam buku Dari Suatu Masa,
dari Suatu Tempat.

Tanda Petik Tunggal ()

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.


Misalnya :
Tanya Basri,Kau dengar bunyikring-kringtadi?

Mengapit makna,terjemahan, atau penjelasan kata


ungkapan asing.
Misalnya :
feed-back

balikan

Tanda Garis Miring

Dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan


penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya :
No.7/PK/1973

Sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.


Misalnya :
harganya Rp150,00/lembar

Tanda Penyingkat atau Apostrof

Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.


Misalnya :
Malam xlah tiba. (xlah=telah)

Penulisan Unsur Serapan

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam


bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar:
Pertama,

unsur asing yang belum sepenuhnya terserap


ke dalam bahasa Indonesia, seperti resuffle, shuttel
cock, dan de lhomme par lhomme. Unsur-unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara
pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara
asing.

Kedua,

unsur asing yang penulisannya dan


pengucapannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah


sebagai berikut:
a (ain Arab dengan a) menjadi a
misal: asr

asar

saah

saat

manfaah

manfaat

(ain Arab) di akhir suku kata menjadi k


misal:

rayah

rakyat

mana

makna

ruku

rukuk

aa (Belanda) menjadi a
misal: paal
baal

pal
bal

Konsonan ganda menjadi tunggal, kecuali kalau dapat


membingungkan. Misalnya:
accu

aki

effect

efek

commission

komisi

ferrum

ferum

ummat

umat

tammat

tamat

tetapi:
mass

massa

Catatan:
1.

Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia tidak perlu diubah.
Misalnya:
Bengkel, kabar, nalar, paham, perlu, sirsak

2.

Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai


bagian dari abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf
itu diindonesiakan menurut kaidah yang dipaparkan, kedua huruf itu
dipergunakan dalam penggunaan tertentu saja, seperti dalam pembedaan
nama dan istilah khusus.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan di


atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran asing serta
penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu
diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti
standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara
utuh di samping kata standar, efek, dan implemen.
-aat (Belanda) menjadi at
advokaat

advokat

-age menjadi ase


percentage

presentase

-al (Inggris), -eel (Belanda), -all (Belanda) menjadi al


structural, structureel

structural

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться