Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INTERNSHIP
RSUD SEJIRAN SETASON
TAHUN 2016
Morbili
Pembimbing
Dr. Erwin Sumardi
Disusun oleh
Dr. Irene Resti Rosari
IDENTITAS PASIEN
NO MEDREK : 055245
NAMA : An. Amora
TANGGAL LAHIR : 24 juni 2013
USIA
: 3 tahun
STATUS : PEKERJAAN : TANGGAL KEDATANGAN : 10 oktober
2016
JAM KEDATANGAN : 17.05 wib
DATA PENDUKUNG
Riwayat Pengobatan
Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien
tidak ada
menderita keluhan serupa pasien.
yang
Lain-lain
Kondisi lingkungan sekitar rumah dan PAUD
dimana teman pasien menderita keluhan
yang serupa dan pasien sering kontak
dengan penderita
SUBJEKTIF
Demam sejak 3 hari yang lalu, demam dirasakan hilang
timbul.
nafsu makan menurun, cepat haus, dan rewel.
terdapat bercak-bercak kemerahan yang tidak hilang jika
ditekan disertai gatal di belakang telinga dan di perut serta
punggung os saat diperiksa oleh dokter IGD RSUD.
Tidak ada riwayat perdarahan gusi ataupun mimisan
sebelumnya. Tidak ada sesak nafas, nyeri dada, nyeri
perut, mual, muntah, BAB dan BAK normal.
1 minggu sebelumnya os mengalami batuk pilek dengan
batuk berdahak warna kuning kental.
Riwayat imunisasi lengkap dan riwayat terakhir mendapat
vitamin A tidak diketahui.
OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Kesan umum
Keadaan umum : TSS
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Suhu
nadi
pernafasan
: 38.00C
: 96 kali/menit
: 24 kali/menit
Status Generalis
Kepala
: Normocephali, CA - /- , SI -/ Leher
: tidak ada pembesaran KGB
Thoraks
: Pulmo; WH +/+, RH +/+
Status Dermatologis
Efloresensi : Lesi makulopapular eritematous dengan
bentuk tidak teratur, ukuran bervariasi 0,5 cm hingga
1,5 cm, tepi rata, dan batas tidak jelas.
Lokasi
: regio auricula posterior, abdomen, dan
vertebra.
Hasil Laboratorium
Hemoglobin : 10,2 gr%
Leukosit
: 19.100 mm3
Trombosit
: 158.000 mm3
Hematokrit : 37%
morbili dapat diawali dengan gejala batuk pilek dikarenakan infeksi virus
yang ditularkan melalui droplet dan kontak pada epitel saluran nafas
nasofaring ataupun konjungtiva yang menyebabkan konjungtivitis
kemudian terjadi multiplikasi virus. Kemudian penyebaran infeksi ke KGB
regional
menyebabkan
terjadinya
viremiaprimer.Setelahviremiaprimer,terjadimultiplikasiekstensifdariv
iruscampakyangterjadipadajaringanlimfatik regional maupun jaringan
limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi dilokasi
pertama infeksi. Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia
sekunder yang ekstensif dan menyebabkan terjadinya infeksi campak
secara umum. Kulit, konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang
jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat terinfeksi pula. Dari hari
ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam darah, saluran nafas, dan
organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya menurun
secara cepat dalamwaktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak
akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit,dan makrofag.
Gejala klinis seperti batuk pilek, demam, dan konjungtivitis tampak dalam
2 sampai 4 hari setelah masa inkubasi virus. Bercak koplik dapat muncul
hari ke 10 infeksi yang kemudian menjadi ruam di kulit pada hari ke 14
awal muncul di belakang telinga, lateral atas leher hingga kemudian
menyebar seluruh wajah , dada, punggung, abdomen, dan terakhir bagian
kaki.
Diagnosa : Morbili
PLAN
Medikamentosa
IVFD RL 15 tpm.
Paracetamol syr 3x1 cth
Vitamin A 200.000 IU
Non-medikamentosa
Minta ibu untuk segera membawa anaknya kembali dalam waktu dua hari untuk melihat apakah luka pada mulut dan sakit mata
anak sembuh, atau apabila terdapat tanda bahaya.
Pasien harus dirawat di ruang Isolasi
Imunisasi: semua anak serumah umur 6 bulan ke atas. Jika bayi umur 69 bulan sudah menerima vaksin campak, penting untuk
memberikan dosis kedua segera setelah bayi berumur lebih dari 9 bulan.
Perbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
Kontrol kembali jika obat sudah habis atau belum membaik setelah diberikan terapi untuk mengevaluasi progresivitas penyakit.
Definisi
Campak
(Measles)
Adalah
penyakit
menular yang disebabkan oleh virus
Myxovirus viridae. Penularan infeksi terjadi
karena
menghirup
percikan
ludah
penderita campak sewaktu bersin atau
batuk. Pada anak yang sehat dan bergizi
baik penyakit ini jarang berakibat serius.
Epidemiologi
Penyakit campak merupakan salah satu penyebab utama
kematian anak usia kurang dari 5 tahun.
Sekitar 50% dari setiap 1,6 juta/tahun kematian anak
disebabkan oleh infeksi campak.
Di seluruh dunia terdapat 158 000 anak penderita
campak, 430 orang di antaranya meninggal.
Pada tahun 2011 dijumpai 3846 orang yang terserang
campak di Indonesia dengan persentase kematian 9,22%.
Jumlah kematian yang berkaitan dengan campak menurun
79% dari 546.800 pada tahun 2000 menjadi 114.900 pada
tahun 2014 dan diperkirakan 17,1 juta nyawa
terselamatkan sejak tahun 2000 karena meningkatnya
vaksinasi.
Gestasi
Bayi prematur memiliki titer yang lebih rendah daripada
bayi cukup bulan. Transfer maternal antibodi terbesar
diperkirakan terjadi pada 4 minggu sebelum bayi siap
dilahirkan. Transfer IgG dimulai sekitar usia kehamilan 8-12
minggu, diperkirakan pada usia 28 minggu hanya sekitar
50% titer IgG ibu yang diterima bayi
Jenis Kelamin
Bayi laki-laki memiliki titer maternal antibodi campak lebih
rendah dibanding bayi perempuan. Transfer IgG melalui
plasenta memerlukan reseptor pada jaringan plasenta dan
juga dipengaruhi oleh pH plasenta, pengikatan optimal
terjadi pada pH 5-6,5. Perbedaan kondisi keasaman pH
pada plasenta akibat perbedaan jenis kelamin janin
diperkirakan memengaruhi transfer tersebut
Usia Ibu
Disebutkan dalam penelitian bahwa tubuh akan
terproteksi selama 21 tahun dan selanjutnya antibodi
menurun sampai tidak terdeteksi lagi sehingga dengan
pertambahan usia ibu pada saat mengandung maka
titer IgG akan semakin menurun.
Paritas
Semakin banyak jumlah anak yang telah dilahirkan ibu,
semakin rendah titer maternal antibodi campak yang
ditransfer pada bayi yang dilahirkan berikutnya.
Multiparitas berhubungan terbalik dengan titer
maternal antibodi campak, tetapi masih belum jelas
apakah multiparitas tersebut mempengaruhi titer awal
antibodi ataukah efisiensi transfer plasenta.
Penyakit Ibu
Rata-rata transfer maternal antibodi dari ibu yang
sakit malaria lebih rendah dibanding kelompok
kontrol karena terdapat malaria plasenta dan
hipergamaglobulinemia maternal. Demikian juga
pada ibu yang menderita hipertensi, preeklampsi,
eklampsia,
maupun
perdarahan
selama
kehamilannya
akan
memengaruhi
transfer
maternal antibodi melalui plasenta. Bayi yang lahir
dari ibu yang menderita penyakit mempunyai titer
maternal antibodi campak lebih rendah dibanding
bayi yang lahir dari ibu tanpa penyakit penyerta.