Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Wr Wb
Seminar Kelompok 1
Kep. Maternitas
Hiperemisis Gravidarum
3. Labia Minora.
Suatu lipatan tipis dari kulit bagian dalam bibir
besar.Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung
banyak glandula sebasea dan juga ujung-ujungnya
saraf yang menyebabkan bibir kecil amat sensitif.
4. Klitoris.
Kira-kira sebesar kacang hijau, tertutup oleh
preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis,
korpus
klitoridis,
dan
dua
krura
yang
meggantungkan klitoris ke os pubis.
5. Vulva.
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari
muka kebelakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris,
kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan dibelakang
oleh perineum.
6. Bulbus vestibuli sinistra et dekstra.
Terletak di bawah selaput lendir vulva, dekat ramus
7. Introitus vagina.
Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbedabeda. Pada seorang virgo selalu dilindunggi oleh
labia minora, jiika bibir ini dibuka, maka barulah
dapat dilihat ditutupi oleh selaput dara.
8. Perinium.
Yang
terletak
antara
vulva
dan
anus,
panjangnya rata-rata 4 cm.
3. Tuba Valloppii.
Tuba valopi terdiri atas pars interstisialis ( bagian
yang terdapat di dinding uterus), pars hismika
(merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya), pars ampullaris (bagian yang b
erbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi), infundibullum (bagian ujung
tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbria.
4. Ovarium (indung telur).
Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur
kanan dan kiri, yang dengan mesovarium
menggantung di bagiam belakang ligamentum
latum, kiri dan kanan. Ovarium kurang lebih
sebesar ibu jari dengan panjang kira-kira 4 cm,
lebar kira-kira 1,5cm.
h.
2. Perubahan Fisik
a. Amenorhoe
b. Nausea dan emesis
c. Mengidam
d. Tidak tahan bau-bauan
e. Pingsan
f. Sering miksi
g. konstipasi
h. Membesarnya payudara
i. Menurunnya berat badan karena mengalami susah
makan
j. Merasa pusing dan mual2
k. Mudah merasa lelah
l. Muntah di pagi hari
m. Pigmentasi kulit yaitu, chloasma gravidarus sekitar
dinding perut dan payudara
Etiologi
Penyebab hiperemis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. Tidak
ada
bukti
bahwa
penyakit
ini
disebabkan oleh suatu factor toksik;
juga
tidak
ditemukan
kelainan
biokimiawi pada permulaan penyakit
ini, perubahan-perubahan anatomic
pada otak, jantung, hati dan urat saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain serta inanisi, bukan
karena zat toksik (sites dan Bernstein,
3. Factor
psikologik
memegang
peranan yang pentin pula pada
penyskit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap
kehamilan
dan
persalinan,
takut
terhadap
tangguangg jawab sebagai ibu
dapat menyebabkan konflik metal
yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai eksperesi tidak
sadar terhadap keseganan menjadi
hamil, atau sebagai pelarian dari
Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal
dunia
karena
hiperemesis
gravidarum
menunnjukan kelainan pada berbagai alat
dslam tubuh yang juga dapat ditemukan
pada malnutrisi oleh bermacam sebab.
1. Hati
Pada
hiperemesis
gravidarum
tanpa
komplikasi hanya ditemukan degenarasi
laemak tanpa nekrosis, degenerasi lemak
tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan itu
agaknya tidak menyebabkan kematian dan
dianggap sebagai akibat muntah yang terus
menerus. Dapat ditambakan bawa separoh
2. Jantung
Jantung menjadi lebi kecil dari pada biasa
dan berat atropi ini sejalan dengan
lamanya
penyakit.
Kadang-kadanf
ditemuka pendarahan subendokardial.
3. Otak
Adakalanyta
terdapat
bercak-bercak
pendarahan pada otak, dan kelainan
seperti pada ensepalopati. Wernicke pun
dapat dijumpai ( dilatasi kapiler dan
pendarahan
kecil-kecil
didaerah
korporamamilaria, ventrikel ke 3 dan ke 4
).
4. Ginjal
Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I.
Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum ini
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah
menyebabkan
dehidrasi,
sehingga
cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida
darah
turun.
Selain
itu,
dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
Manifestasi Klinis
Menurut gejala-gejalanya, hiperemesis
gravidarum dapat dibagi dalam tiga
tingkat
Tingkat I
Muntah
yang
terus
menerus
mempengaruhi
keadaan
umum
penderita; yang merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badannya
turun, dan ia merasa nyeri di
epigastrium.
Nadinya
meningkat
sekitar 100/ menit, takanan darah
Tingkat II
Penderita tampak lebih lemah lagi dan apatis, urgor
kulit lebih mengurang, lidah kering dan tampak
kotor, nadi kecil dan cepat, kadang-kadang suhunya
naik sedikit, dan mata sedikit ikteris. BB turun, mata
menjadi cekung, tensi turun; hemokonsentrasi,
uliguria dan konstipasi ditemukan. Aseton dapat
tercium
dalam
hawa
pernafasannya
karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat ditemukan
dalam air kencing.
Tingkat III
Keadaan umum lebih payah. Munta-muntah
berhenti, kesadaran menurun dari somenolen
sampai koma nadi lebih kecil dan lebih cepat, suu
lebih meningkat, tensi lebih menurun. Komplikasi
fatal terjadi dalam susunan saraf pusat yang dikenal
sebagai ensefalopati wernicke: terdapat nistagmus
Komplikasi
Ensefalopati wernicke dengan gejala
nistagmus, diplopia dan perubahan
mental,
serta payah hati dengan
gejala timbulnya ikteru, Dehidrasi
berat,
ikterik,
takikardia,
suhu
meningkat,
alkalosis,
kelaparan
gangguan
emosional
yang
berhubungan dengan kehamilan dan
hubungan keluarga, menarik diri dan
depresi (manjoer, 2001)
Pemeriksaan Diagnostic
1. USG (dengan menggunakan waktu
yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi
abnormalitas
janin,
melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,
BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT
dan kadar LDH.
Pencegahan
1. Memberikan penerangan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan
sehari hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tapi sering
Penatalaksanaan
Obat obatan
Sedativa : Phenobarbital
Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
Anti histamin : Dramamin, avomin
Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin
hidrokhloride atau khlorpromasin
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi
cerah dan peredaran udara yang baik.
Catat cairan yang keluar masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita
mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan
Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah
dan konflik
Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5%
dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari)
Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B
kompleks, Vitamin C)
Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino
secara intravena
Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum membaik dapat
ASKEP
Hiperemesis Gravidarum
Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama : mual, muntah, kelemahan
3. Data Subyektif
Kunjungan
Apakah kunjungan ini adalah kunjungan
awal
atau
kunjungan
akhir
Alasan
Kunjungan :Alasan kunjungan ini apakah
karena ada keluhan kehamilan atau hanya
ingin memeriksakan keluhannya.
4. Data objektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik
secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi,
pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan
laboratorium.
Pemeriksaan Umum
a. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan sekali pada
kunjungan
pertama
Ibu hamil dengan tinggi badan < 145 tergolong
resiko tinggi.
b. Berat badan
Ditimbang
tiap
kali
kunjungan
untuk
mengetahui pertambahan berat badan ibu.
Normalnya penambahan berat badan tiap
minggu adalah 0,5 kg dan penambahan berat
c. Tekanan darah
Dilakukan untuk mengetahui kondisi
ibu, normalnya 120/80 mmHg. Apabila
darahnya lebih dari 140/90 mmHg
kemungkinan preeklamsia.
d. Nadi Untuk mengetahui kerja jantung
ibu normalnya 30 90 x/menit
e. Suhu tubuh yang normal adalah 36,5
37,50C. Suhu tubuh lebih dari 37,50C
perlu diwaspadai adanya infeksi.
f. Pernapasan
Untuk
mengetahui
fungsi
sistem
pernafasan. Normalnya 16-24 x/menit
5. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat (> 100 kali per menit).
6. Integritas ego
Konflik
interpersonal
keluarga,
kesulitan
ekonomi,
perubahan
persepsi
tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
7. Eliminasi
Pcrubahan
pada
konsistensi;
defekasi,
peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
8. Makanan / cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) ,
nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10
Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb
dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
9. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
10. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus
dan dapat jatuh dalam koma
11. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu
membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
12. Interaksi
sosial
Perubahan
status
kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.
2. Cemas
berhubungan
dengan
Koping tidak efektif; perubahan
psikologi kehamilan
a. Kontrol lingkungan klien dan batasi
pengunjung
b. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
c. Berikan support psikologis
Alhamdulilah Selesai
Terima kasih
Semoga Bermanfaat
Wasaalamualaikum Wr. Wb