DEMENSIA

Latar Belakang
Demensia

terjadi 1 (satu) kasus baru setiap 4 (empat)

detik, (Greenblat, 2012).
Wilayah Asia tenggara tertinggi pada usia 75 79
tahun dengan estimasi prevalensi 6,4 % (WHO, 2013)
Ggn mental emosional di Indonesia Tahun 2013
adalah 6,0

Pengertian

Demensia adalah satu penyakit yang diakibatkan oleh

gangguan dan degenerasi sel-sel otak secara
abnormal yang meliputi penurunan kemampuan daya
ingat, disorientasi pada waktu, orang dan tempat,
serta hilangnya fungsi-fungsi intelektual lainnya
(Carson, 2000).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan demensia:

Genetik
Penggunaan alkohol
Cedera kepala
Penyempitan pembuluh darah otak, yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak.
Kerusakan jaringan otak yang berlangsung
secara pelan dan bertahap
Gangguan neurotransmitter (acetilcholine,
norephinephrine dan glutamate).

Tanda dan Gejala

Sukar melaksanakan kegiatan sehari-hari
Daya ingat menurun atau hilang
Tidak mengenal waktu, tempat dan orang.
Sulit belajar dan mengingat informasi baru
Pelupa (lupa barang miliknya, atau kejadian masa lalu)
Cepat marah dan sulit diatur.
Sering mengulang kata-kata
Kurang konsentrasi
Kurang kebersihan diri
Tremor
Kurang koordinasi gerakan
Gangguan keseimbangan (rentan terhadap kecelakaan: misalnya jatuh).

Pengkajian Pada Demensia

Kaji data objektif demensia:
a. Kurang konsentrasi
b. Kurang kebersihan diri
c. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
e. Tremor
f. Kurang kordinasi gerak
g. Aktifitas terbatas
h. Sering mengulang kata-kata.
Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah: apakah
lansia mengalami kebingungan, kecemasan,
menunjukkan afek yang labil/ datar/ tidak sesuai.

Data subjektif didapatkan melalui

wawancara dengan menggunakan
Mini Mental State Examination (MMSE).
Untuk pemeriksaan fungsi kognitif:
MMSE dilakukan untuk mengkaji fungsi
kognitif yang mencakup: orientasi,
registrasi, atensi dan kalkulasi serta
mengingat dan bahasa.

Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir : pikun

Tindakan keperawatan :
Memberi kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya
misalnya : tempat tidur, lemari, pakaian dll.
Memberi kesempatan pada pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan
jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota
keluarga terdekat
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengenal dimana dia berada
Memberi pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar
Mengobservasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
Memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat
dilakukannya
Membantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilih
Memberi pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya
Menanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya
Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari

Diagnosa pasien lansia ditegakkan apabila pasien

lansia mengalami minimal dua dari gejala di bawah
ini:
Masalah kognitif, afektif dan intelektual akibat
degenerasi sel-sel otak
Penurunan kemampuan daya ingat
Disorientasi waktu, orang dan tempat
Sukar melaksanakan kegiatan sehari-hari
Hilangnya fungsi-fungsi intelektual.

Farmakoterapi
Benzodiazepine
Salah satu pengobatan demensia adalah dengan
menggunakan obat sedatif atau hipnotik
(benzodiazepine).
Antipsikotik dosis rendah
contoh Haloperidol, risperidon
Antioxidants
Contoh : Jenis obat ini adalah vitamin E dosis tinggi
1000 units yang diberikan 2 kali sehari.