Вы находитесь на странице: 1из 27

ISOLASI TRIMIRISTIN PADA

BIJI BUAH PALA


MEJA 1 DAN 2

MEJA 1 DAN 2

MEJA 1 :
1. ADEKA RACHMAN

MEJA 2 :
1. ALEXANDER RAMSKY L

2.
3.
4.
5.
6.

2. DILLA SALWA NUR R


3. FARISTIAN
4. GUSTRI ANDA APRILIA
S
5. MERGITA ANGELA P
6. DESI YUSTYANI

DIFIA KURNIAWATI
FEBBY ANGGIE N
JAMES
MARIA SERLINA
JEKI KURNIAWAN

TUJUAN

Tujuan dari praktikum isolasi


trimiristin dari biji buah pala
adalah untuk memahami teknik
filtrasi,
rekristalisasi
dan
pengukuran titik leleh.

METODE

Metode
yang
digunakan
dalam
praktikum
isolasi
trimiristin dari biji buah pala
adalah metode isolasi padat
cair dengan metode sokletasi.

PRINSIP

Prinsip kerja yang digunakan dalam


praktikum adalah untuk mengisolasi
trimiristin dari biji buah pala dengan
ekstraksi
padat-cair,
menguji
kemurnian trimiristin dengan titik
leleh serta memurnikannya dengan
teknik kristalisasi.

DASAR TEORI

Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai


mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan,
contohnya minyak jagung, minyak kacang dan lain-lain. Pada umumnya
lemak atau minyak tidak terdiri dari satu macam trigliseida melainkan
campuran dari trigliserida. Karena alasan ini, komposisi lemak dan minyak
dinyatakan dalam persentase macam-macam asam yang diperoleh dari
hidrolisis
Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan
oleh pelarut organic tak polar. Lipid ini merupakan komponen tak larut air.
Cara penggolongannya agak tidak biasa, karena lipid tidak mempunyai sifat
kimia dan sifat struktur yang khas, satu-satunya kesamaan yang yang
mempertalikan senyawa dalam golongan ini adalah cara mengisolasinya dan
asal mula biogenetiknya

Trimiristin

Merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan


lemak yang ditemukan pada biji buah pala (myristica
fragrans). Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala
merupakan lemak yang juga dapat ditemukan beberapa jenis
sayuran yang kaya akan minyak dan lemak terutama pada
biji-bijian. Trimiristin merupakan bentuk kental dan tidak
berwarna serta tidak larut dalam air. Beberapa perbedaan
trigliserida mungkin karena gliserol mempunyai tiga fungsi.
Fungsi hidroksil dan juga mengandung lemak alami yang
mempunyai rantai panjang dan sejumlah ikatan rangkap
yang berhubungan satu sama lain. Trimiristin terkandung
sekitar 25% dari berat kering biji buah pala.
Trimiristin adalah suatu bentuk ester dari gliserol dan
tidak larut dalam air serta merupakan bentuk kental yang
tidak berwarna yang terdapat pada biji buah pala. (Wilcox,
1995)

SOKLETASI

Soxhletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu


komponen yang terdapat dalam zat padat dengan penyarian
berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga
semua komponen yang diinginkan akan terisolasi (Freiser, 1957).
Prinsip kerja soxhletasi yaitu penarikan komponen kimia
yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
didalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian
rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif didalam simplisia dan jika cairan penyari telah
mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali
ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi terlah mencapai 2025 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
(Ansel, 1989).

KRISTALISASI

Suatu produk kristal yang terpisah dari campuran


reaksi, biasanya terkontaminasi dengan zat-zat yang tidak
murni. Pemurnian dilakukan dengan cara kristalisasi, dari
sebuah pelarut yang tepat. Secara garis besar, proses
kristalisasi terdiri dari beberapa tahap :
1. Melarutkan zat dalam pelarut pada suhu tinggi.
2. Menyaring larutan yang tidak larut.
3. Melewatkan larutan panas untuk menghilangkan pada kristal tak
dingin dan endapan.
4. Mencuci kristal untuk menghilangkan cairan asli yang masih
melekat.
5. Mengeringkan kristal untuk menghilangkan bekas akhir dari
pelarut.

REKRISTALISASI

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian


zat padat dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali.
Rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjutan dari
kristalisasi. Rekristalisasi hanya efektif apabila digunakan
pelarut yang tepat. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam memilih pelarut yang cocok untuk
kristalisasi dan rekristalisasi.
Pelarut yang baik adalah pelarut yang akan melarutkan
jumlah zat yang agak besar pada suhu tinggi, namun akan
melarutkan dengan jumlah sedikit pada suhu rendah dan
harus mudah dipisahkan dari kristal zat yang dimurnikan.
Selain itu, pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan
dimurnikan dengan cara apapun.

PENENTUAN TITIK LELEH

Jumlah terendah terakhir dari temperatur dimana kristal


terakhir meleleh disebut titik leleh. Pemurnian titik leleh oleh
pengotor adalah konsentrasi dari efek yang berbeda dalam
tekanan uap dari campuran padat dan larutan. Titik leleh dari
substansi murni adalah temperatur padatan dan cairan memiliki
tekanan uap yang sama. Metode yang sering digunakan adalah
melting point aparatus. Sampel diletakkan pada kaca, lalu
diatas penangas otomatis, titik leleh akan diukur dengan
termometer yang ada disebelahnya.(Gibson, 1956)
Titik leleh dicapai saat pola molekul pecah dan padatan
berubah menjadi cair. Senyawa Kristal murni biasanya memiliki
titik leleh tajam, yaitu meleleh pada suhu yang sangat kecil 0,510C.
Titik leleh suatu Kristal adalah suhu dimana padatan mulamula menjadi cair,di bawah 1 atm. Senyawa murni keadaan
padat menjadi cair sangat tajam (0,5 0C) sehingga suhu ini
berguna untuk identifikasi(Wilcox,1995).

METODOLOGI
A. ALAT

1. Labu Alas Bulat


2. Kondensor
3. Klem dan Statif
4. Water Bath
5. Selang
6. Konektor
7. Corong
Buchner
8. Kompa vacum

9. Cawan
10. Gelas Ukur
11.
12.
13.
14.
15.

Beaker Glass
Gelas Arloji
Timbangan
Kertas Saring
Desikator

16. Sifon
Dll.

METODOLOGI
B. BAHAN

1. Biji buah pala


(dihaluskan)
2. Diklorometan/ Kloroform
3.
4.
5.
6.

Aseton
Es batu
Batu didih
dll

PROSEDUR KERJA

Disiapkan alat dan bahan sampel yang akan diekstrak terlebih dahulu
diserbukkan lalu ditimbang sebanyak 20 gram kemudian serbuk yang telah
ditimbang dimasukkan kedalan kertas saring untuk dilakukan
pembungkusan dan diikat serapi mungkin (tinggi sampel bungkusan tidak
boleh lebih dari pi[pa sifon), selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan
penyaring atau pelarut yang sesuai pada isolasi trimiristin serbuk pala ini
menggunakan pelarut kloroform. Kemudian labu alas bulat ini ditempatkan
diatas water bath dan di klaim dengan kuat. Lalu sifon yang telah diisi
sampel bungkusan dipasang pada alas bulat. Setelah itu, kondensor
dipasang tegak lurus dan diklaim pada statif yang kuat. Aliran air dan
pemanas dilanjutkan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif sampai yang
diinginka (satu jam terjadi 4x)

HASIL DAN DATA


PERHITUNGAN

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu isolasi trimiris pada buah pala,
menggunakan metode isolasi padat cair dengan metode sokletasi. Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi padat cair adalah satu atau
beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan
bahan pelarut. Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyaringan berulang-ulang
dengan pelarut yang sama sehingga semua komponen yang digunakan
dalam sampel terisolasi dengan sempurna.
Pada proses sokletasi, dalam labu alas bulat ditambahkan batu didih
fungsinya yaitu untuk meratakan panas, sehingga panas menjadi homogeny
pada seluruh bagian dan untuk menghindari titik lewat didih.

PEMBAHASAN

Setelah proses sokletasi ditambahkan aseton pada filtrat yang diperoleh


dari hasil sokletasi, fungsi aseton pada filtrate pala adalah sebagai pelarut
kristalisasi.
Dan menggunakan es batu untuk memudahkan pendinginan dan
memudahkan proses kristalisasi.
Proses pendinginan dan pembentukan Kristal harus didiamkan 1 hari
dulu, ksrena filtrat masih sangat banyak dan belum terbentuk Kristal.
Setelah 1 hari dan disaring, dimasukkan desikator selama 1 hari lagi untuk
memperoleh Kristal yang maksimal.
Kenapa memakai pelarut kloroform dalam sampel pala dan memakai
pelarut n-heksan pada sampel jagung? Karena sesuai prinsip like disolve
like, karena berbeda kelarutan dilihat karakteristiknya.

PEMBAHASAN

Syarat pelarut yang digunakan dalam proses


sokletsi adalah :
1. Pelarut yang mudah menguap, contohnya nheksan, eter, kloroform, alkohol, petroleum
eter, dll.
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang
diinginkan
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan di
ekstraksi
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat
setelah pengocokan
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan

KELEBIHAN

Dibandingkan dengan destilasi atau


metode sokletasi lebih efisien karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa
dalam bahan alam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien
3. Pelarut lebih sedikit dibandig dengan
refluks
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit
5. Sampel diekstraksi dengan sempurna
dilakukan berulangkali.

refluks,
organik

metode

karena

KELEMAHAN

1. Tidak

baik dipakai untuk mengektraksi bahanbahan tumbuhan yang mudah rusak atau
senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
2. Harus
dilakukan
identifikasi
setelah
penyaringan
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih
rendah sehingga mudah menguap.

SOKLETASI DIHENTIKAN
APABILA

1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna


lagi
2. Sampel yang diletakkan diatas kaca
arloji tidak menimbulkan bercak lagi
3. Hasil sokletasi diuji dengan pelarut
tidak
mengalami
perubahan
yang
spesifik.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

LAMPIRAN

LAMPIRAN

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться