Вы находитесь на странице: 1из 20

MASALAH-MASALAH ETIK MORAL YG MUNGKIN

TERJADI DALAM PRAKTIK BIDAN DITINJAU DARI


PERSPEKTIF KEADILAN GENDER & HAM
KEADILAN GENDER
Keadilan gender berarti kewajaran dan keadilan
pembagian keuntungan dan tanggung jawab antara lakilaki dan perempuan. Hal tsb sering membutuhkan
kebijakan dan program khusus untuk perempuan untuk
mengakhiri ketidak setaraan yang ada (WHO,2001).
KESETARAAN GENDER
Kesetaraan gender berarti perlakuan yg sama terhadap
laki-laki dan perempuan dlm hukum dan kebijakan, dan
akses yg sama terhadap sumber daya dan pelayanan,dlm
keluarga, masyarakat dan masyarakat yg luas(WHO,2001)

Deklarasi dan Platform Aksi Wina menyebutkan: hak


asasi perempuan dan anak perempuan adalah mutlak,
terpadu,dan merupakan bagian dari HAM(Wallstam 97)
> ICPD(International Conference on Population and
Development) Kairo 1994. Menyerukan agar setiap
negara meningkatkan status kesehatan, pendidikan dan
hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anakanak, dan mengintegrasikan program KB kedalam
agenda kesehatan perempuan yang lebih luas
(Wallstam,1997)

PENERAPAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN


- Klien sebagai mitra: semua tindakan harus dengan
persetujuan klien
- Memandang kehamilan dan persalinan sebagai proses
fisiologis
- Penerapan Etika:
. ANC : konseling sebelum pemeriksaan,menjelaskan
hasil pemeriksaan
. Kehamilan dan persalinan adalah fisilogis,tidak
melakukan intervensi yang berlebihan
. Persalinan:
Kala I : melibatkan suami dan keluarga
Kala II: posisi atas pilihan klien, intervensi atas indikasi
- Pelayanan KB. Bidan hanya melakukan konseling hak memilih ada pada pasien.
Memaksa salah satu ALKON melanggar HAM.

Masalah gender yang ada di masyarakat :


1.Lemahnya kemampuan perempuan dalam mengambil
keputusan
2.Memilih ALKON menunggu persetujuan suami
Bagaimana penyelesaiannya:
- Konseling pada suami dan keluarga
- Memberdayakan perempuan

KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER


- Kondisi yang adil dan setara dalam yan-keb.Bidan dan
klien sebagai mitra kerja yang saling menguntungkan
- Sumber daya yang selalu siap melayani
- Pemenuhan kebutuhan yang sesuai
- Penelitian untuk meningkatkan pelayanan
- Keterjangkauan
- Sikap bidan : tanggap, tidak membedakan
Pengarus utamaan gender:
- Klien dianggap sebagai mitra : menghormati martabat
klien,memberdayakan segala potensi yang ada
- Diikut sertakan dalam asuhannya

Hak Asasi Manusia.


Hak asasi manusia bersifat universal.
Dinikmatinya hak tsb secara penuh dan
setara oleh perempuan dan anak
perempuan merupakan kewajiban
Pemerintah dan PBB dlm mencapai
kemajuan perempuan.

UNDANG-UNDANG RI NO:36 TH 2009


Pasal 72
Setiap orang berhak:
a. Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan
seksual yg sehat,aman,serta bebas dari paksaan
dan/atau kekerasan dg pasangan yg sah.
b. Menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas
dari diskriminasi,paksaan,dan/
atau kekerasan yg menghormati nilainilai luhur yg tdk merendahkan martabat manusia
sesuai dengan norma agama.

Lanjutan pasal 72
c.Menentukan sendiri kapan dan berapa
sering ingin bereproduksi sehat secara
medis serta tdk bertentangan dg norma
agama
d.Memperoleh informasi,edukasi,dan
konseling mengenai kesehatan reproduksi
yg benar dan dpt dipertanggungjawabkan
Pasal 75.
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi

Lanjutan pasal 75
(2)Larangan sebgmn dimaksud pd ayat (1) dpt
dikecualikan berdasarkan :
a.indikasi kedaruratan medis yg dideteksi
sejak usia dini kehamilan,baik yg
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yg
menderita penyakit genetik berat dan/atau
cacat bawaan,maupun yg tdk dpt diperbaiki
sehingga menyulitkan bay tsb hidup diluar
kandungan; atau
b.kehamilan akibat perkosaan yg dpt
menyebabkan trauma psikologis

Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dlm pasal 75
hanya dapat dilakukan :
a.Sebelum kehamilan berumur 6 minggu
b.Oleh tenaga kesehatan yg memiliki
keterampilan dan kewenangan
c.Dgn persetujuan ibu hamil yg
bersangkutan
d.Dengan izin suami,kecuali korban
perkosaan
e. Penyedia layanan kes yg memenuhi syart

Lanjutan pasal 75
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pd
ayat(2) hanya dpat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan
pra tindakan dan diakhiri dg konseling
pasca tindakan yg dilakukan oleh konselor
yg kompeten dan berwenang.

Piagam IPPF Tentang Hak-hak Reproduksi dan Seksual


1.Hak untuk hidup
2.Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
3.Hak atas kesetaraan,dan terbebas dari segala bentuk
diskriminasi
4.Hak privasi
5.Hak kebebasan berfikir
6.Hak atas informasi dan edukasi
7.Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk
dan merencanakan sebuah keluarga

8.Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya


anak
9.Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
10.Hak untuk menikmati kemajuan pengetahuan
11.Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam
arena politik
12.Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan
pengobatan

Kerangka konsep asuhan kebidanan


Determinan :
Filosofi Asuhan
Kebidanan

Bidan sebagai
Pemberi asuhan

Perempuan
Sebagai penerima
Asuhan

Tercapainya :
Menigkatnya kepuasan
Dan keamanan bagi
Perempuan dan bayinya
(dalam mewujudkan
Keluarga bahagia dan
Berkualitas

Beberapa permasalahan etik dalam praktik bidan ditinjau


dari perspektif keadilan gender dan HAM :
1.Persetujuan dalam proses persalinan
2.Mengambil keputusan dalam perslinan..
3.Konsep normal pelayanan kebidanan
4.Perwatan intensif pada bayi
5.Pelaksanaan USG dalam kehamilan
6.Tehnik reproduksi dan kebidanan
7.Aborsi

Penerapan dalam praktik kebidanan


- Keluarga sebagi mitra, semua tindakan harus dengan persetujuan
klien
- Memandang kehamilan dan persalinan sebagai proses fisiologis
- Penerapan etika profesi bidan
- ANC konseling sebelum pemeriksaan, menjelaskan hasil
pemeriksaan
- Tidak melakukan intervensi yang berlebihan
- Persalinan Kala I melibatkan suami dan keluarga
Kala II posisi atas pilihan,intervensi atas indikasi
- Pelayanan KB : bidan hanya melakukan konseling,hak memilih ada
pada klien,memaksa salah satu alkon melanggar HAM

Langkah-langkah dalam penyelesaian konflik


( Etika Keperawatan, Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi )
1. Mengakui adanya konflik.
2. Mengidentifikasi konflik.
3. Mendengarkan semua pandangan.
4. Mengeksplorasi cara mengatasi konflik.
5. Mencapai kesepakatan solusi.
6. Menjadwalkan tindak lanjut, mengkaji wewenang
yang jelas.

Contoh model pengambilan keputusan masalah etik


(Etika Keperawatan Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi:Thompson
dan Jameton), dengan tahapan sebagai berikut :
1.Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi, apa
intinya, apa sumbernya, mengenali hakikat masalah.
2.Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan
fakta, meliputi semua data yang termasuk variabel
masalah yang telah dianalisis secara teliti.
3.Menganalisis data yang telah diperoleh dan
menganalisis kejelasan orang yang terlibat, bagaimana
kedalaman dan intensitas keterlibatannya, relevansi
keterlibatannya dengan masalah etika.

4.Berdasarkan analisis yang telah dibuat,mencari


kejelasan konsep etika yang relevan untuk
penyelesaikan masalah dengan mengemukakan konsep
filsafat yang mendasari etika maupun konsep sosial
budaya yang menentukan ukuran yang diterima.
5.Mengonsep argumentasi semua jenis isu yang didapati
merasionalisasi kejadian, kemudian membuat alternatif
tentang tindakan yang akan diambilnya.

6.Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua


alternatif diuji terhadap nilai yang ada di dalam
masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut
dinyatakan sah (valid) secara etis. Tindakan yg
dilakukan menggunakan proses yang sistematis.
7.Langkah terakhir adalah mengevaluasi, apakah tindakan
yg dilakukan mencapai hasil yg di inginkan mencapai
tujuan penyelesaian masalah,bila belum berhasil, harus
mengkaji lagi hal-hal apa yg menyebabkan kegagalan,
dan menjadi umpan balik untuk melaksanakan pemecahan/
penyelesaian masalah secara ulang.

Вам также может понравиться